Anda di halaman 1dari 12

Tugas Review

Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Indra Tjahaja Amir. MP

Disusun oleh :

Nama : Irfan Nurfaiq


NPM : 19025010069
Progdi : Agroteknologi
Kelas : B

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur


Fakultas Pertanian
Agroteknologi
2019
Perhitungan Pendapatan Nasional

A. Perekonomian Dua Sektor


Perekonomian dua sektor disebut juga perekonomian tertutup sederhana,
maksudnya adalah perekonomian ini diasumsikan tanpa adanya campur tangan
pemerintah. Dalam hal ini produsen menghasilkan barang atau jasa yang akan
dikonsumsi oleh konsumen.

Perekonomian dua sektor memiliki dua teori pendekatan diantaranya


pendekatan pengluaran dan pendekatan injeksi kebocoran.
1. Pendekatan Pengeluaran

Y=C+I
Y = Pendapatan Nasional
C = Konsumsi
I = Investasi

2. Pendekatan Injeksi Kebocoran

I=S
I = Investasi
S = Saving
B. Perekonomian Tiga Sektor
Perekonomian Tiga Sektor sering disebut juga perekonomian tertutup namun
berbeda dengan perekonomian dua sektor, dalam perekonomian tiga sektor telah
memasukkan unsur pemerintah, hal ini tercermin dari adanya pajak dan transfer.
Pajak sendiri terbagi menjadi dua yaitu pajak tetap (Tx = To) yang besarnya
tidak tergantung pada besarnya pendapatan dan pajak proposional (Tx = To + tY)
yang besarnya merupakan proporsi tertentu dari tingkat pendapatan.

Pendekatan pada perekonomian tiga sektor tidak jauh berbeda dengan


pendekatan pada perekonomian dua sektor, yaitu dengan tambahan pengeluaran
pemerintah.

Y=C+I+G
Y = Pendapatan Nasional
C = Konsumsi
I = Investasi
G = Pengeluaran Pemerintah

C. Perekonomian Empat Sektor


Perekonomian empat sektor disebut juga perekonomian terbuka karena telah
terbuka untuk perdagangan dengan negara lain dalam bentuk ekspor dan impor barang
atau jasa, serta ada peranan pemerintah.
1. Fungsi Ekspor
Fungsi ekspor merupakan variabel eksogen bagi pemerintah dan sangat
berpengaruh pada keadaan tingkat pendapatan nasional dan cadangan devisa.
Persamaan fungsi ekspor : X = Xo
2. Fungsi Impor
Fungsi impor terbagi menjadi dua yaitu impor otonom atau impor yang
nilainya tidak dipengaruhi oleh variable lain (M = Mo) dan impor yang nilainya
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan (M = Mo + mY)
D. Perhitungan Pendapatan Nasional
Perhitungan pendapatan nasional dapat dihitung melalui tiga cara yaitu cara
pengeluaran, cara produk neto, dan cara pendapatan.
1. Cara Pengeluaran (Expenditure Approach)
Menjumlahkan nilai-nilai barang jadi yang dihasilkan dalam perekonomian atau
dengan menjumlahkan pengeluaran atas barang-barang dan jasa yang diproduksi
dalam negara tersebut.

Y = C + I + G + (X-M)
Y = Pendapatan Nasional
C = Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
I = Pengeluaran Investasi Perusahaan
G = Pengeluaran Pemerintah
(X-M) = Ekspor Neto (selisih ekspor dengan impor)

2. Cara Produk Neto (Net Output)


Penggunaan cara ini dalam menghitung pendapatan nasional mempunyai dua
tujuan penting yaitu untuk mengetahui besarnya sumbangan berbagai sektor
ekonomi dalam mewujudkan pendapatan nasional dan untuk menghindari
penghitungan dua kali.

PN = P1.Q1 + P2.Q2. + P3.Q.3 + .......................... + Pn.Qn

3. Cara Pendapatan
Perhitungan pendapatan nasional dengan cara pendapatan pada umumnya
menggolongkan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi sebagai
berikut :
 Pendapatan para pekerja
 Pendapatan dari usaha perseorangan
 Pendapatan sewa
 Bunga neto
 Keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan

Y=r+w+i+p
r = Sewa tanah untuk pemilik tanah
w = Gaji/upah untuk para tenaga kerja
i = Bunga modal untuk pemilik modal
p = Laba untuk pemilik keahlian kewirausahaan
Konsep penghitungan pendapatan nasional ada dua yaitu konsep kewilayahaan dan
konsep kewarganegaraan. Konsep kewilayahan menghitung besarnya nilai produksi
barang dan jasa yang dihasilkan seluruh produk diwilayah tersebut baik warga negara
sendiri maupun WNA, penghitungan ini akan menghasilkan GDP. Sedangkan konsep
kewarganegaraan menghitung besarnya barang dan jasa yang dihasilkan warga negara
sendiri baik di dalam maupun diluar negeri, penghitungan ini menghasilkan GNP.

INFLASI DAN PENGANGGURAN

A. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus
menerus. Dari definisi tersebut, ada tiga komponen yang menjadi syarat terjadinya
inflasi, yaitu kenaikan harga, bersifat umum, dan berlangsung terus menerus.

B. Penghitungan Inflasi
1. Penghitungan inflasi didasarkan atas perubahan harga

Inflasi = (P1 – P0) / P0


P1 : Harga barang atau jasa di akhir periode
P0 : Harga barang atau jasa di awal periode

2. Penghitungan inflasi dengan barang dan jasa yang banyak

Inflasi = (IHK1Januari2008 – IHK1Januari2007) / IHKJanuari2007

C. Sebab-Sebab Timbulnya Inflasi


1. Pandangan Kaum Klasik Moneteris
Penyebab utama timbulnya inflasi adalah kenaikan atau pertumbuhan jumlah
uang beredar dan perubahan kecepatan uang adalah stabil/tetap.
2. Pandangan Keynes
Menurut keynes, perubahan jumlah uang beredar bukanlah satu-satunya
penyebab inflasi, tetapi juga dipengaruhioleh Pengeluaran Konsumsi (C),
Pengeluaran Investasi (I), dan Pengeluaran Pemerintah (G) serta Pengurangan
Pajak (T).

D. Jenis-Jenis Inflasi
1. Inflasi Tarikan Permintaan
Inflasi tarikan permintaan adalah inflasi yang terjadi akibat dari kenaikan
permintaan agregat, contohnya adalah ketika barang menjadi kurang dikarenakan
pemanfaatan sumber-sumber daya telah mencapai tingkat maksimum.

2. Inflasi Dorongan Biaya


Inflasi dorongan biaya adalah inflasi yang terjadi akibat adanya kenaikan
biaya produksi yang menyebabkan perusahaan mengurangi suplai barang dan jasa
mereka kepasar.
3. Inflasi Struktural
Inflasi struktural adalah inflasi yang terjadi akibat dari adanya berbagai
kendala atau kelakuan struktural yang menyebabkan penawaran dalam
perekonomian menjadi berkurang atau tidak responsif terhadap permintaan yang
meningkat.

E. Inflasi Berdasarkan Kelajuan Kenaikan Harga-Harga Yang Berlaku


1. Inflasi Merayap
 Proses kenaikan harga-harga yang lambat
 Tingkat inflasi tidak melebihi 3% setahun
2. Inflasi Sederhana
 Inflasi mencapai 5% - 10% dalam setahun
 Merupakan inflasi yang tidak mudah dikendalikan. Negara tidak
menghadapi hiperinflasi tetapi juga tidak mampu menurunkan inflasi pada
tingkat yang rendah.

3. Hiper Inflasi
 Inflasi dimana proses kenaikan harga-harga sangat cepat, yang
menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali lipat dalam
waktu yang singkat.
 Sering terjadi pada negara yang dalam keadaan perang atau kekacauan
politik.

F. Jenis Pengangguran Berdasarkan Penyebabnya


1. Pengangguran Normal
Pengangguran normal yaitu pengangguran sebanyak dua atau tiga persen dari
jumlah tenaga kerja (full employment). Para penganggur tidak ada pekerjaan
bukan karena tidak memperoleh pekerjaan, tetapi karena sedang mencari kerja
lain yang lebih bagus.
2. Pengangguran Siklikal
Pengangguran siklikal diakibatkan karena berkurangnya permintaan agregat
yang menyebabkan perusahan mengurangi pekerjaan atau menutup perusahaan.
3. Pengangguran Struktural
Pengangguran struktural disebabkan karena perubahan struktur ekonomi.
Contohnya adalah adanya barang baru yang lebih baik, ekspor produksi industri
sangat menurun karena persaingan yang lebih serius dari negara-negara lain.
Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industri menurun,
pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi pengangguran.
4. Pengangguran Teknologi
Pengangguran dapat ditimbulkan oleh adanya penggantian tenaga manusia
oleh mesin-mesin dan bahan kimia.

G. Jenis Pengangguran Berdasarkan Cirinya


1. Pengangguran Terbuka
Pengangguran ini tercipta sebagai akibat dari pertambahan lowongan kerja
yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Pengangguran ini menganggur
secara nyata dan penuh waktu.

2. Pengangguran Tersembunyi
Dibanyak NSB, seringkali didapati jumlah pekerja dalam suatu kegiatan
ekonomi adalah lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan supaya dapat
menjalankan kegiatan dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan
digolongkan dalam pengangguran tersembunyi.
3. Pengangguran Musiman
Pengangguran ini banyak disektor pertanian dan perikanan. Contohnya adalah
ketika musim kering petani sayur-sayuran tidak bisa bekerja sehingga terpaksa
menganggur.
4. Setengah Menganggur
Orang yang tidak menganggur, tetapi tidak pula bekerja penuh waktu dan jam
kerja jauh lebih rendah dari yang normal. Mereka mungkin bekerja hanya satu
hingga dua hari seminggu atau satu hingga empat jam sehari.

TEORI KONSUMSI, TABUNGAN DAN INVESTASI

A. Pengertian Konsumsi
Konsumsi adalah menghabiskan nilai guna suatu barang atau jasa dalam suatu
periode tertentu. Teori konsumsi memiliki dua fungsi yaitu fungsi konsumsi jangka
panjang dan fungsi konsumsi jangka pendek.

B. Fungsi Konsumsi
Menurut Keynes, ada hubungan antara konsumsi dan pendapatan, dimana
hubungan tersebut bersifat positif, karena semakin besar pendapatan maka semakin
besar pula pengeluaran konsumsi.
Secara matematis, fungsi konsumsi dapat dituliskan sebagai berikut :
C = Co + c Yd
C = Pengeluaran konsumsi
Co = Konsumsi otonom
C = Hasrat mengkonsumsi marginal
Yd = Tingkat pendapatan disposible (Yd = Y – Tx + Tr)

C. Hasrat Konsumsi Marginal


Hasrat melakukan konsumsi marginal disimbolkan dengan c atau MPC,
merupakan besarnya tambahan konsumsi (ΔC), hal ini sebagai akibat dari kenaikan
pendapatan (ΔY).
MPC = ΔC, dimana MPC<1
Semakin mendekati 1, maka semakin besar pula proporsi pendapatan yang
digunakan untuk menambah konsumsi.

D. Ketentuan Konsumsi Keynes


 Besarnya perubahan konsumsi tidak sebesar perubahan pendapatan
 MPC biasanya kurang dari 1 tapi lebih besar dari 0,5
 ΔC = C2 – C1
 ΔY = Y2 – Y1

E. Tabungan
Tabungan atau saving adalah sejumlah pendapatan yang disimpan karena tidak
habis digunakan untuk konumsi. Tabungan ditentukan oleh tingkat suku bunga (i)
yang berlaku sehingga (S) terhadap suku bunga selalu berbanding lurus. Tabungan
juga ditentukan oleh tingkat pendapatan yang berarti secara tidak langsung ditentukan
juga oleh tingkat konsumsi.

F. Fungsi Tabungan
Fungsi tabungan (S) atau saving merupakan sisa pendapatan yang tidak
dibelanjakan oleh konsumen atau secara matematis dapat dirumuskan sebagai
berikut :

S=Y–C
Y=C+S

G. Faktor Penentu Konsumsi dan Tabungan


 Kekayaan/warisan/tabungan masa lalu
 Tingkat suku bunga
 Sikap berhemat
 Gaya hidup
 Demonstration effect
 Kondisi perekonomian
 Nisbah/bagi hasil

H. Investasi
Investasi adalah kegiatan mendayagunakan dana/modal. Investasi dipengaruhi
oleh suku bunga, pendapatan, biaya investasi dan perkiraan. Misalkan suku bunga
tinggi akan tetapi perkiraan untung lebih tinggi maka investasi tetap jalan.

I. Fungsi Investasi
 I = Io : Fungsi investasi jangka panjang bersifat otonom.
 I = Io + iY : Fungsi investasi jangka pendek yang dipengaruhi oleh faktor
pendapatan.
 I = Io – ei : Fungsi investasi jangka pendek yang dipengaruhi oleh faktor suku
bunga dan harapan

J. Jenis-Jenis Investasi
1. Investasi Jangka Pendek
Investasi yang bertujuan untuk mendapatkan manfaat atau keuntungan
secara langsung dari dana yang dikeluarkan, misal : investasi untuk bisnis
rumah makan, reksadana pasar uang, obligasi, dll.
2. Investasi Jangka Panjang
Investasi yang bertujuan untuk menciptakan peluang dan prospek
keuntungan yang lebih besar, misal : investasi properti, reksadana saham,
saham, dll.

K. Faktor Yang Memengaruhi Investasi


Investasi dalam prosesnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah tingkat pengembalian yang diharapkan, biaya investasi, marginal efficiency of
capital, dan tingkat bunga.
SISTEM EKONOMI INDONESIA

A. Pengertian Sistem Ekonomi


Sistem ekonomi adalah sistem yang digunakan oleh suatu negara untuk
mengalokasiskan sumber daya yang dimilikinya baik kepada individu maupun
organisasi di negara tersebut. Perbedaan mendasar antara sebuah sistem ekonomi
dengan sistem ekonomi lainnya adalah bagaimana cara sistem itu mengatur faktor
produksinya.

B. Sistem Ekonomi Pancasila


Sistem ekonomi pancasila adalah sistem ekonomi suatu negara yang
menerapkan nilai-nilai dan bermoral pancasila sebagai sumber referensi kegiatan dan
kebijakan ekonomi.
Landasan pokok perekonomian Indonesia adalah pasal 33 ayat 1, 2, 3, dan 4
UUD 1945 hasil amandemen dengan bunyi sebagai berikut.
1. Ayat 1 : Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan.
2. Ayat 2 : Cabang – cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
3. Ayat 3 : Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
4. Ayat 4 : Perekonomian nasional diselenggarakan berasaskan atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan,
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

C. Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Pancasila

 Etika dan nilai agama terlibat dalam keputusan perekonomian.

 Kebijakan ekonomi mengedepankan nilai kemanusiaan.

 Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berasas kekeluargaan.

 Pengelolaan ekonomi dilakukan dengan pemufakatan lembaga perwakilan


rakyat.
 Cabang-cabang produksi yang penting bagi rakyat dikuasai oleh negara untuk
kemakmuran rakyat.

 Kekayaan alam di bumi Indonesia dikuasai oleh negara untuk kemakmuran


rakyat.

 Hak milik perseorangan diakui oleh negara dengan tidak bertentangan dengan
kepentingan umum.

 Daya kreasi ekonomi masyarakat tidak merugikan kepentingan umum.

 Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

D. Contoh Penerapan Sistem Ekonomi Pancasila

Indonesia sebagai negara yang menganut ideologi pancasila tentu


menggunakan pancasila sebagai sistem ekonominya. Penerapan sistem ekonomi
pancasila sendiri dapat dilihat dari adanya koperasi, BUMN, dan serikat buruh.

Anda mungkin juga menyukai