Anda di halaman 1dari 5

Sub Judul : Air Hujan

Nama: La Ode Bachrul Hayat

NPM: 1806200684

Landasan Teori

Air hujan merupakan salah satu jenis air yang ada di bumi ini. Air hujan sendiri biasanya hanya
menjadi air limpasan bagi masyarakat luas sehingga untuk pengolahan lebih lanjut tidak
menjadi masalah utama bagi mereka yang penting adalah bagaimana air hujan tidak
menggenangi daerah sekitar pemukiman atau bangunan lainnya. Untuk Mall sendiri yang
merupakan ruang publik bagi masyarakat karena menjadi tempat pusat kegiatan jual beli di era
modern saat ini, maka mall harus bebas dari hal-hal yang mengganggu kenyamanan
pengunjungnya dan salah satunya yaitu genangan air hujan. Sehingga setiap bangunan
termasuk mall diharuskan memiliki saluran untuk mengalirkan air hujan ke badan air ataupun
jika ingin memanfaatkan air hujan yang ada bisa dengan membuat sumur resapan agar air hujan
tadi dapat dimanfaatkan kembali. Untuk peraturan yang mengatur dan mengharuskan adanya
sistem drainase air hujan di atur dalam PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2005 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 28
TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG PASAL 46 dan 42. Bunyi peraturannya seperti
berikut :

Pasal 42

Untuk memenuhi persyaratan sistem sanitasi, setiap bangunan gedung harus dilengkapi dengan
sistem air bersih, sistem pembuangan air kotor dan/atau air limbah, kotoran dan sampah, serta
penyaluran air hujan.

Pasal 46(1) Sistem penyaluran air hujan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 harus
direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan ketinggian permukaan air tanah,
permeabilitas tanah, dan ketersediaan jaringan drainase lingkungan/kota. (2) Setiap bangunan
gedung dan pekarangannya harus dilengkapi dengan sistem penyaluran air hujan.

(3) Kecuali untuk daerah tertentu, air hujan harus diresapkan ke dalam tanah pekarangan
dan/atau dialirkan ke sumur resapan sebelum dialirkan ke jaringan drainase lingkungan/kota
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (4) Bila belum tersedia jaringan drainase kota ataupun
sebab lain yang dapat diterima, maka penyaluran air hujan harus dilakukan dengan cara lain
yang dibenarkan oleh instansi yang berwenang.
(5) Sistem penyaluran air hujan harus dipelihara untuk mencegah terjadinya endapan dan
penyumbatan pada saluran.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan, pemasangan, dan pemeliharaan
sistem penyaluran air hujan pada bangunan gedung mengikuti pedoman dan standar teknis
yang berlaku.

Persyaratan penyaluran air hujan harus mengikuti: (1) SNI 03-4681-2000 Sistem plambing 2000,
atau edisiterbaru;

(2) SNI 03-2453-2002 Tata cara perencanaan sumurresapan air hujan untuk lahan pekarangan,
atau edisi terbaru;

(3) SNI 03-2459-2002 Spesifikasi sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan, atau edisi
terbaru;

(4) Standar tentang tata cara perencanaan, pemasangan, dan pemeliharaan sistem penyaluran
air hujan pada bangunan gedung; Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum
tertampung, atau yang belum mempunyai SNI, digunakan standar baku dan/atau pedoman
teknis.

Selain itu air hujan yang akan dialirkan ke badan air harus sesuai dengan baku mutu yang telah
ditetapkan oleh pemerintah yaitu Permenkes RI No.416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat-
syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih [10].

Sedangkan untuk pemanfaatan air hujan sendiri yaitu dengan menggunakan sumur resapan
sebagai alat untuk mengubahnya menjadi air bersih yang sesuai baku mutu. Mengenai susunan
dan teknis pemasangan sumur resapan telah diatur dalam PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN
HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PEMANFAATAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG LINGKUNGAN HIDUP TAHUN ANGGARAN 2013.

Permasalahan

Berdasarkan hasil survei kami di mall Cijantung, saya mendapati masih banyak genangan air di
halaman gedung serta di rooftop. Hal ini karena jumlah roof drain dan floor drain yang tidak
sesuai dengan luas bangunan. Sehingga banyak air hujan yang tidak masuk ke saluran drainase.
Selain itu mall Cijantung memiliki sumur resapan yang kadang digunakan ketika stok air dari
PDAM habis. Walaupun begitu, keadaan sumur resapan untuk air hujan ini agak
memprihatinkan karena sudah tidak sesuai dengan standard yang telah di cantumkan oleh
pemerintah. Ini tentunya membuat air hujan tidak dapat menyerap dengan baik.
Kajian Air Hujan

Air hujan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan selain karena bisa
membersihkan udara yang tercemar akibat polusi juga air hujan dapat menjadi sumber air
tanah ketika diserap oleh daerah penyangga resapan air. Namun sebagian masyarakat memilih
untuk menjadikan air hujan sebagai air limpasan saja, hal ini karena air hujan tidak bisa
langsung digunakan seperti halnya air tanah atau air dari PDAM. Untuk diperkotaan terutama
mall-mall, rata-rata mereka belum memanfaatkan penggunaan sumur resapan sebagai alat
untuk memanfaatkan air hujan yang ada, pihak mall akan menyalurkan air hujan ke saluran
perkotaan atau badan air terdekat. Selain itu penyaluran air hujan ini juga tidak dilakukan
pengolahan terlebih dahulu sebelum dialirkan ke saluran perkotaan atau badan air. Walaupun
normalnya air hujan memang aman untuk dibuang langsung ke badan air. Namun yang
terkadang menjadi masalah adalah sistem penyaluran air hujan tersebut menuju badan air,
karena pemasangan, jumlah, pemeliharaan dan teknis drainase air hujan yang terkadang tidak
sesuai dengan standard yang telah ditetapkan. Ini tentu dapat menyebabkan masalah bagi mall
seperti menggenangnya air hujan di halaman atau di rooftop atau masuknya air hujan ke dalam
gedung. Hal ini bisa mengganggu kenyamanan para pengunjung dan ini merupakan kerugian
bagi pihak mall sendiri. Oleh karena itu harus dilakukan pengamatan mengenai bangunan mall
untuk mengetahui apa dan berapa jumlah alat yang dibutuhkan. Faktor yang paling menentukan
jumlah dan teknis sistem saluran drainase air hujan ini adalah luas rooftop dan halaman serta
bangunan. Selain itu juga curah hujan patut diperhitungkan karena jika terjadi cuaca ekstrem
dimana air hujan memiliki curah hujan yang sangat tinggi maka sistem tadi harus sudah siap
menampung dan menyalurkan air hujan ke saluran perkotaan. Untuk alat yang dibutuhkan itu
antara lain:

a. Pompa drainase

Pompa ini berfungsi memompa air di penampungan sementara ke saluran kota langsung. Untuk
jenis pompanya submersible pump dengan sistem operasi automatic dengan bantuan level
kontrol yang ada di pompa dan sistem parallel alternatif

b. Pipa air hujan

Pipa ini berfungsi untuk mengalirkan air hujan dari atap ke riol bangunan. Pipa yang digunakan
yaitu PVC kelas 10 bar

c. Roof drain atau Floor drain


Roof drain dan floor drain fungsinya sama hanya letaknya yang berbeda. Fungsinya yaitu sebagai
tempat masuknya air hujan ke saluran drainase air hujan.

Selain alat juga diperlukan cara atau sistem untuk menyalurkan air tadi ke saluran perkotaan.
Untuk sistem drainase air hujan pada gedung mall dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Sistem gravitasi

Melalui pipa dari atap dan balkon menuju lantai dasar dan kemudian dialirkan langsung ke
saluran kota.

b. Sistem bertekanan

Air hujan yang telah disalurkan akan ditampung terlebih dahulu kemudian di pompa keluar
menuju saluran kota.

Untuk pengelolaan air hujan dengan cara sumur resapan, maka diperlukan alat dan
perancangan yang benar-benar matang. Dalam proses pembuatan sumur resapan terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya adalah komponen bangunan sumur resapan,
persyaratan lokasi pembuatan dan persyaratan konstruksi/desain dari sumur resapan itu sendiri.

a. Komponen bangunan sumur resapan:

1) saluran air sebagai jalan air yang akan dimasukkan ke dalam sumur;

2) bak kontrol yang berfungsi untuk menyaring air sebelum masuk sumur resapan;

3) pipa pemasukan atau saluran air masuk. Ukuran tergantung jumlah aliran permukaan yang
akan masuk;

4) sumur resapan; serta

5) pipa pembuangan yang berfungsi sebagai saluran pembuangan jika air dalam sumur resapan
sudah penuh.

b. Persyaratan lokasi:

1) sumur resapan dangkal harus berada pada lahan yang datar, tidak berada pada lahan yang
berlerang, curam, atau labil;

2) sumur resapan dangkal dijauhkan dari tempat penimbunan sampah, jauh dari septic tank
(minimal 10 meter diukur dari tepi) dan berjarak minimum 1 meter dari pondasi bangunan;

3) lokasi sumur resapan yang akan dibuat supaya dicatat koordinat geografisnya yang meliputi:
lintang dan bujur, ketinggian lokasi (dpl). Dengan menggunakan Global Positioning System (GPS)
atau dengan ekstrapolasi peta topografi yang tersedia. Data koordinat sumur resapan ini
selanjutnya diperlukan untuk menyusun sistem basis data pengelolaan lahan dan air sekaligus
memantau kinerja pelaksanaan kegiatan yang telah berjalan.

c. Persyaratan konstruksi/desain teknis sumur resapan:

1) bentuk sumur resapan dangkal boleh bundar atau empat persegi;

2) sumur resapan dangkal harus diberi penutup, dapat menggunakan pelat beton bertulang;

3) air hujan yang masuk ke dalam sumur resapan dangkalharus melalui bak kontrol sebagai
sedimen mengendap di bagian bawahnya;

4) saluran air hujan yang masuk ke dalam sumur resapandapat menggunakan pipa berdiameter
6 inchi;

5) jarak bak kontrol dengan sumur resapan dangkal kurang lebih 50 centimeter;

6) kedalaman sumur resapan dangkal sekitar antara 2–10meter diatas air tanah dangkal (sesuai
dengan kedalaman air tanahnya);

7) kontruksi bangunan pada dinding sumur resapan dangkal dapat menggunakan batako, bata
merah dengan komposisi ada sela-sela /pori-pori dengan bahan yang kasar (pecahan bata
merah, kerikil yang berongga);

8) bagian dasar sumur resapan dangkal diisi dengan pecahan batu, ijuk serta arang yang disusun
secara berongga;

9) bak kontrol dan sumur resapan dangkal dibersihkan setiap musim kemarau dan musim
penghujan dengan mengangkatbahan pengendap (arang aktif, pasir, kerikil dan ijuk).

Inilah beberapa penerapan pengelolaan air hujan bagi bangunan mall yang dapat diterapkan
untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul dikemudian hari. Selain itu kita dapat juga
mengambil keuntungan jika menggunakan sistem sumur resapan karena dengan begitu air
hujan tadi dapat kita gunakan kembali.

Anda mungkin juga menyukai