KAJIAN PUSTAKA
adanya perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, dan
model ini siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk
memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka. Model pembelajaran Teams
menambah motivasi dan rasa percaya diri, tidak bergantung pada guru,
materi siswa dan belajar dengan rileks. Menurut Huda (2013) dalam Teams
ditempatkan dalam satu kelompok yang terdiri dari siswa berkemampuan rendah,
sedang, dan tinggi. Dalam TGT setiap anggota ditugaskan untuk mempelajari
individual melalui game akademik nilai yang mereka peroleh dari game akan
beranggotakan 4-6 siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku atau
poin bagi skor tim mereka. Berbeda dengan kelompok kooperatif lainnya,
(TGT)
Teams Games Tournament membuat partisipasi aktif peserta didik pada tiap
A. Persiapan
2) Menempatkan siswa ke dalam tim. Guru menentukan jumlah tim, tiap tim
meja turnamen. Kemudian tuliskan nama siswa dari atas kebawah sesuai
pada meja turnamen sesuai dengan peringkatnya. Jika jumlah siswa dalam
kelas dapat dibagi 4 maka semua meja turnamen akan memiliki empat
peserta, tunjuklah empat siswa pertama dari daftar yang telah dibuat untuk
B. Tournamen
5) Setelah permainan selesai, para pemain mencatat nomor yang telah mereka
setiap tim yang mencapai skor dengan kriteria tertentu. Untuk menentukan
brsangkutan.
turnamen yang lebih tinggi satu tingkat, kecuali pemenang pada meja
memperoleh skor terendah dalam setiap meja turnamen akan turun satu
TGT tidak secara otomatis menghasilkan skor yang dapat digunakan untuk
menghitung nilai individual. Nilai para siswa haruslah didasarkan pada skor kuis
atau penilaian individual lainnya, bukan pada poin turnamen atau skor tim. Maka
penilaian individual dalam TGT dapat berupa kuis, ujian tengah semester, atau
ujian akhir semester. Akan tetapi, poin-poin turnamen para siswa dan/atau skor
tim dapat dijadikan sebagian kecil dari nilai mereka. Jika memberikan kuis,
(a) Kelebihan:
1 Dalam kelas kooperatif siswa memiliki kebebasan untuk
berinteraksi dan menggunakan pendapatnya.
2 Rasa percaya diri siswa menjadi tinggi
3 Perilaku mengganggu terhadap siswa lain menjadi lebih kecil.
4 Motivasi belajar siswa bertambah.
5 Pemahaman yang lebih mendalam terhadap materi pelajaran.
6 Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, toleransi, antara siswa
dengan siswa dan antara siswa dengan guru.
7 Kerjasama antar siswa akan membuat interaksi belajar dalam
kelas menjadi hidup dan tidak membosankan.
(b) Kekurangan:
1 Sering tejadi dalam kegiatan pembelajaran tidak semua siswa
ikut serta menyumbangkan pendapatnya.
2 Kekurangan waktu untuk proses pembelajaran.
3 Kemungkinan terjadinya kegaduhan kalau guru tidak dapat
mengelola kelas.
Penulis menyimpulkan kelebihan model TGT adalah meningkatkan aktivitas
belajar siswa dan interaksi siswa secara aktif, serta mengembangkan karakter
tanggung jawab dan toleransi antara siswa dengan siswa dan siswa dengan guru.
mengatur jadwal sedemikian rupa hingga menjadi efektif dan efisien, manajemen
kelas dikelola dengan benar, dan guru mengaktifkan siswa agar semua terlibat
digunakan guru dalam proses pembelajaran. Pembelajaran ini adalah salah satu
adalah model pembelajaran tradisional yang salah satu diantaranya adalah metode
alat belajar yang paling dominan. Dengan kata lain metode ini adalah sebuah
kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Menurut
guru untuk mengajari siswa dalam proses belajar melalui penerangan dan
ceramah adalah metode yang boleh dikatakan tradisional karena sejak dulu
metode ini telah digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak
siswa dan siswa sebagai pendengar yang bersifat pasif selama proses
hafalan dan metode yang digunakan adalah ceramah, contoh, dan latihan soal.
yaitu tidak memerlukan waktu yang lama karena hanya menjelaskan materi dan
dapat diikuti oleh siswa yang banyak sehingga waktu yang diperlukan lebih
konvensional yaitu siswa menjadi pasif, pembelajaran didominasi oleh guru dan
tidak banyak mendapat umpan balik atau cenderung searah, dan siswa kurang
Belajar merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan atau hasil belajar.
Dengan hasil belajar tujuan pendidikan dapat diukur apakah telah tercapai
bahwa “hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
Ranah Afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi,
atau nilai. Kemampuan afektif berhubungan dengan minat dan sikap yang
dapat berbentuk tanggung jawab, kerja sama, disiplin, komitmen, percaya diri,
bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau dikuasai peserta didik
perubahan pada diri siswa baik di bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Adapun indikator hasil belajar pada ranah kognitif diperoleh dari hasil belajar
siswa dalam menjawab soal tes yang diberikan oleh guru. Indikator hasil
belajar ranah afektif pada sikap percaya diri adalah berani menyatakan
diberikan. Indikator hasil belajar ranah afektif pada sikap bertanggung jawab
hasil belajar pada ranah psikomotor adalah, aktif berkomunikasi saat kegiatan
Menurut Djaali (2008: 121) “minat adalah rasa lebih suka dan rasa
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Menurut
Ahmadi (2009: 148) “Minat adalah sikap jiwa orang seorang termasuk ketiga
fungsi jiwanya (kognisi, konasi, dan emosi), yang tertuju pada sesuatu dan
ketrampilan dan tingkah laku akibat dari interaksi dengan lingkungannya. Dan
Hurlock (dalam Susanto, 2013: 62) menyebutkan ada tujuh ciri minat belajar
sebagai berikut:
sebagai berikut:
secara terus menerus, memperoleh kebanggaan dan kepuasan terhadap hal yang
budaya. Ketika siswa ada minat dalam belajar maka siswa akan senantiasa aktif
berpartisipasi dalam pembelajaran dan akan memberikan hasil belajar yang baik
2.2 Penelitian Yang Relevan
dari hasil angket menjadi 62,89% pada siklus I dan 82,48% pada siklus
II. Rata-rata nilai motivasi belajar dari hasil observasi siswa menjadi
64,42% pada siklus I dan 86,04% pada siklus II. Jumlah siswa yang
Minat berperan penting dalam proses belajar siswa. Guru yang menghadapi
kondisi kelas dengan siswa yang kurang termotivasi untuk belajar, hendaknya
mencari tahu terlebih dahulu penyebab siswa tersebut kurang memiliki minat
digunakan untuk dapat meningkatkan minat belajar siswa. Turunnya minat belajar
siswa berdampak pula pada hasil belajar siswa. Untuk mengatasi permasalahan
siswa nantinya akan diikuti dengan meningkatnya minat belajar akuntansi siswa
di SMK YPK Medan Tahun Ajaran 2019/2020 dapat meningkatkan minat dan