Anda di halaman 1dari 43

Konsep Keperawatan

pada Anak Sakit

Ns. Deby Kristiani, M.Sc


Outline
1. Pengertian Anak Sakit
2. Respons Anak terhadap Sakit
3. Konsep Hospitalisasi
4. Konsep Atraumatic Care
SEHAT atau SAKIT?
Anak Sakit
• Ingat.....Rentang sehat-sakit!
• Anak dikatakan sakit saat ada keluhan atau
tanda yang mengindikasikan anak mengalami
hal yang tidak menyenangkan, yang membuat
anak memiliki keterbatasan dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari, baik secara
fisik, psikis, dan sosial.
Rentang Sehat - Sakit
Anak Sakit – Prinsip yang perlu diingat:
• Sepanjang rentang sehat sakit, anak
membutuhkan bantuan (keluarga, perawat,
dokter, dll) baik secara langsung maupun tdk
langsung sehingga tumbuh kembangnya dapat
terus berjalan
• Anak bukan miniatur orang dewasa, anak
merupakan individu unik & mempunyai
kebutuhan sesuai tahap perkembangan
Cont’:
• Berfokus pada pertumbuhan & perkembangan

• Perawatan atraumatik

• Perawatan yang berpusat pada keluarga


Prinsip Pengkajian Nyeri pada Anak
(QUESTT)
• Question the child
• Use Pain Rating Scales
• Evaluate Behavior & Physiologic Changes
• Secure the Parents’ Involvement
• Take into consideration: Cause of Pain
• Take Action & Evaluate Results
Respons anak terhadap sakit:
Berbeda-beda, tergantung:
• Usia Perkembangan
• Pengalaman sebelumnya
• Perpisahan
• Kemampuan Coping (untuk anak usia sekolah dan remaja,
atau jika kemampuan mengendalikan emosi sudah tercapai)
• Keparahan penyakit (r/t level of pain)
• Sistem pendukung
Cont’
Mitos mengenai nyeri/ rasa sakit:

• Neonatal tidak merasakan/ mengalami nyeri

• Anak- anak tidak memiliki ingatan mengenai nyeri


Respons Bayi
• 0 – 6 bulan  menangis, gerakan tubuh yang
menyatakan bayi mengalami ketidaknyamanan
• 6 – 12 bulan  resisten (menolak), tidak
kooperatif
Cont’
Cara mengkaji nyeri pada bayi:
Cont’:
• Neonatus memiliki karakteristik wajah yang khas sebagai
respons terhadap nyeri, yaitu: alis sisi dalam mengerut ke
arah bawah, terdapat bagian menonjol di tengah antara
kedua alis yang mengerut, mata tertutup kencang, garis
nasolabial mengerut, mulut terbuka dan kaku, lidah kaku,
dan dagu membelendong
• Respons fisiologis = peningkatan tekanan darah dan
penurunan saturasi arterial
Respons Toddler
• Perilaku yang agresif
• Toddler biasanya bereaksi secara negatif terhadap semua
tindakan
• Toddler dapat melokalisasi nyeri/ sakit yang ia rasakan
• Menangis sambil berteriak dan menendang
Respons Anak usia Pre-school
• Berkata “awww”, “ohhhh”, atau “sakit”
“Pain is whatever the child experiencing it says it is”
• Meminta waktu untuk menunda tindakan
• Otot kaku dan clenching teeth
• Mempunyai ketakutan akan kehilangan anggota tubuh atau
“kebocoran” dalam dirinya
• Dapat melokalisasi nyeri dan menjelaskan sakit yang ia
rasakan dengan menggunakan Faces Pain Scale
Cont’:
Cont’:
Menggunakan Faces Pain Scale:
• Anak telah memahami konsep angka
• Ajarkan anak bagaimana menggunakan skala
• Minta anak untuk menunjuk gambar wajah
yang sesuai dengan kondisi yang dialaminya
• Angka dari gambar yang ditunjuk merupakan
gambaran skala nyeri anak
Respons Anak Usia Sekolah
• Takut akan menjadi cacat
• Menggunakan kata-kata untuk mengungkapkan
rasa nyeri yang dialami
• Ingin privasi dijaga
• Gunakan faces scale pain atau skala nyeri (>10
tahun) sebagai alat untuk mengkaji nyeri yang
sedang dirasakan
Respons Remaja
• Takut penyakit akan mengganggu atau
mempengaruhi citra tubuh
• Bertanya mengenai nyeri yang ia rasakan
• Ingin privasi dihargai dan dipertahankan
terjaga
Respons Keluarga
• Orangtua: tidak percaya, marah, takut, cemas,
frustasi, depresi

• Saudara (Siblings): takut tertular, merindukan


saudara, cemas akan kondisi saudaranya, merasa
orangtua berubah, cemburu dan marah,
gangguan peran dalam keluarga
Before continue, let’s watch this video!
Hospitalisasi
• 1/3 anak pernah dirawat sebelum dewasa
• Hospitalisasi merupakan pengalaman mendapatkan
perawatan di rumah sakit (in-patient)
• Stressor umum pada anak:
a. Perpisahan
b. Kehilangan kendali
c. Perubahan gambaran diri
d. Nyeri
e. Rasa takut
Cont’:
Fungsi Hospitalisasi:
• Menyediakan sarana untuk relaksasi sejenak dalam masa perawatan
• Merasa lebih aman dan nyaman
• Memfasilitasi agar stres karena perpisahan rendah
• Mengembangkan sikap positif terhadap orang lain
• Mencapai tujuan terapeutik
• Merawat anak-anak yang mengalami sakit dan keterlambatan/ kegagalan
perkembangan
• Preventif, promotif, rehabilitatif
Respons Anak terhadap hospitalisasi
(Bayi)
• Kecemasan atas perpisahan r/t perkembangan
basic trust
• 4 – 8 bulan: Depresi dan menarik diri
• 8 – 12 bulan: toleransi terbatas pada perpisahan
• Keterlambatan tumbuh kembang
• Ditunjukkan dengan menangis kencang dan over
dependence kepada pengasuh
Peran Perawat
• Meminimalkan perpisahan dengan keluarga
• Pemenuhan kebutuhan dasar
• Memperbolehkan ibu/ pengasuh untuk
mendampingi selama tindakan
• Menyediakan mainan yang dapat mengurangi
kecemasan
Respons Anak terhadap hospitalisasi
(Toddler)
• Protes: sering menangis, meronta-ronta, menolak tenaga
kesehatan, selalu mencari pengasuhnya, menunjukkan
ketidakpercayaan dengan marah dan menangis
• Despair: lemah, apatis, kehilangan nafsu makan, terlihat
murung, menangis terus-menerus, menggunakan mekanisme
coping: mengenyot jari atau memeluk erat mainan yang
disukai
• Denial: melupakan ketidakhadiran orangtua dengan bermain
• Regresi
Peran perawat
• Menyediakan rooming-in
• Menyediakan waktu berkunjung yang tidak terbatas
• Jangan berikan hukuman apapun pada anak
• Normalisasi
• Menyediakan permainaan
• Memberikan anak kesempatan untuk memilih
• Membangun trust dan kerjasama dengan orangtua
Respons Anak terhadap hospitalisasi
(Pre-School)
• Bereaksi hampir sama d. Displacement
seperti Toddler
e. Identification
• Menggunakan
f. Aggression
mekanisme pertahanan:
g. Denial
a. Regression,
h. Withdrawal
b. Repression
i. Fantasy
c. Projection
Peran perawat
• Meminimal stress karena perpisahan
• Mengajak orangtua untuk terlibat dalam perawatan anak
• Membantu anak untuk menerima perpisahan dengan memberikan
perhatian kepada anak
• Persiapan yang matang dalam melakukan prosedur
• Berikan informasi terkait prosedur, sesuai dengan daya kognitif anak
• Mendukung dan membantu anak dalam melakukan perawatan diri
dan perawatan mulut
• Jangan menyalahkan anak atas sakitnya
• Positive-reinforcement bagi anak dan keluarga
Respons Anak terhadap hospitalisasi
(Anak usia sekolah)
• Fokus kepada rasa takut, cemas, khayalan, dan privasi
• Menggunakan mekanisme pertahanan:
a. Regression
b. Negativism
c. Depression
d. Denial
e. phobia- unrealistic fear
Peran perawat
• Mempersiapkan anak untuk perawatan elektif
• Menghargai kebutuhan privasi anak
• Membantu anak dalam memenuhi kebutuhannya
• Jelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya
• Mendukung dan membantu anak dalam melakukan perawatan
diri dan perawatan mulut
• Mengajak orangtua untuk berpartisipasi dalam perawatan anak
• Memperbolehkan saudara dan teman untuk mengunjungi anak
Respons Anak terhadap hospitalisasi (Remaja)
• Fokus: mempertahankan privasi
• Cemas terhadap perpisahan dengan teman, keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan bermain
• Gangguan citra tubuh dan kebergantungan terhadap orang
lain
• Menunjukkan kecemasan dan ketidak amanan pada
lingkungan rumah sakit
• Marah dan perilaku tidak kooperatif
• Menggunakan mekanisme pertahanan: denial, withdrawal,
rejection, dan depression
Peran Perawat
• Mengorientasikan rumah sakit segera setelah anak dirawat
• Menggali riwayat sakit
• Menghargai privasi dan personal preference terkait
perawatan diri dan pola makan
• Menjelaskan prosedur tindakan dan mengajak anak untuk
bekerjasama
• Menyediakan kesempatan bagi anak untuk berinteraksi
dengan teman sebaya dan mengekspresikan perasaannya
• Membantu pemenuhan kebutuhan anak
Before continue, let’s watch this video!
Atraumatic Care (Perawatan Atraumatic)
• Perawatan Atraumatik adalah pemberian perawatan di
tatanan fasilitas kesehatan yang bertujuan untuk
meminimalisasi dampak fisik dan psikis yang dialami anak
dan keluarga pada masa perawatan (Donna Wong’s
Conceptual Model of Atraumatic Care)

• Prinsip:
a. Mencegah perpisahan anak dan keluarga
b. Memberikan kontrol/ autonomi
c. Meminimalisasi cedera fisik dan nyeri
Mencegah dan meminimalisasi
kecemasan karena perpisahan
• Family-Centered Care (FCC)  orangtua (keluarga) bukanlah
pengunjung!
• Normalisasi  mengizinkan orangtua untuk membawa barang-
barang dari rumah sesuai keinginan anak (jika memungkinkan)
• Jika memungkinkan, menugaskan perawat yang sama hingga
anak pulang
• Melanjutkan pembelajaran selama anak dirawat (Sesuai
keinginan anak)
• Mengizinkan teman untuk berkunjung atau menelpon
Cont’:
Konsep FCC
Mencegah dan meminimalisasi
Kehilangan Kendali
• Normalisasi  mempertahankan kebiasaan anak (jika
memungkinkan)
• Memberikan anak kesempatan untuk membuat keputusan
• Mengajak anak untuk menentukan waktu pemberian
tindakan
• Minimalisasi penggunaan restrain fisik
• Menjelaskan prosedur-prosedur tindakan sebelum
melakukan tindakan
Mencegah dan meminimalisasi
ketakukan akibat cedera fisik dan nyeri
• Persiapkan anak sebelum melakukan tindakan r/t nyeri
• Jika memungkinkan, berikan pilihan kepada anak
• Perbolehkan anak untuk mengekspresikan nyeri yang
dialami
• Berikan reward untuk keberanian anak
• Tanyakan persepsi anak mengenai tindakan atau perawatan
yang ia terima
• Berikan manajemen nyeri yang sesuai
Challenge: siapkah memberikan
pelayanan prima kepada anak-anak
sakit?
Referensi:
• Supartini, Y. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak. Edisi 1. Jakarta : EGC.
• Wong Donna L. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
• Wong, L.D. (2009). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, volume 2. Edisi 6.
Alih bahasa : Ester, M. Jakarta : EGC.
• Kyle Terri. (2014). Buku Praktik Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
• Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. Edisi kedua. Jakarta: EGC
• Betz Cecily L dan Sowden Linda. A. (2009). Buku Saku Keperawatan Pediatri.
Edisi 5. Jakarta: EGC
• http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Keperawatan-Anak-Komprehensif.pdf

Anda mungkin juga menyukai