Anda di halaman 1dari 161

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang

diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, persalinan, nifas, bayi baru

lahir, sampai pada keluarga berencana. Asuhan kebidanan ini dilakukan agar

dapat mengetahui hal-hal apa saja yang terjadi pada seorang wanita sejak

hamil, bersalin, nifas, sampai dengan bayi yang dilahirkan (Srismuliany, 2015).

World Heath Organitation (WHO) melaporkan terjadinya kematian setiap

tahunnya, 99% di antaranya terjadi di Negara berkembang, indikator derajat

kesejatheraan masyarakat adalah angka kematian maternal dan perinatal.

Sedangkan, di Indonesia angka tersebut masih tinggi. Target Angka Kematian

Ibu (AKI) di Indonesia 2015 adalah 102/100.000 kelahiran ibu, kematian ibu

menurut WHO adalah kematian yang terjadi saat kehamilan, persalinan, atau

dalam 42 hari setelah persalinan (nifas) dengan penyebab yang berhubungan

langsung maupun tidak langsung dari kehamilan dan persalinannya. Faktor

esensial yang berpengaruh terhadap tingginya AKI adalah sikap dan perilaku

ibu selama hamil dan tingkat pengetahuan ibu terhadap kehamilanya. Faktor

yang melatar belakangi resiko kematian ibu kurangnya partisipasi masyarakat

yang disebabkan tingkat pendidikan ibu rendah, kemampuan ekonomi

keluarga yang rendah, serta dudukan social budaya yang tidak mendukung.

Faktor yang turut berperan yakni usia ibu ketika hamil dan melahirkan, ibu

yang terlalu muda (<20 tahun) dan terlalu tua (>35 tahun), frekuensi
2

melahirkan telah 4 kali atau lebih, dan jarak antar kehamilan <24 bulan,

termasuk kelompok beresiko tinggi dan berpotensi menambah AKI. (WHO,

2017)

Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) menyatakan bahwa Pada

Tahun 2015 AKI dan AKB di Indonesia sampai saat ini masih cukup tinggi.

Pada Tahun 2015 jumlah AKI sebesar 305/100.000 kelahiran hidup,

sedangkan AKB sebesar 22 per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab

langsung kematian maternal di Indonesia menurut Depkes adalah

perdarahan (28%), eklamsia (24%) , partus lama (14%), (24%), infeksi (11%),

komplikasi masa nifas (8%), emboli (5%), abortus (5%), trauma obstetric

(5%).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah jumlah

kematian ibu Pada Tahun 2017 sebanyak 61,78% dari 69,417 ibu hamil

penyebab kematian ibu yaitu perdarahan 11%, hipertensi dalam kehamilan

11%, infeksi 2%, gangguan sistem peredaran darah (jantung, storeke, dll) 3%,

gangguan metabolic (DM, dll) 1%, lain-lain 32 %. Pada Tahun 2018 jumlah

kematian ibu tercatat 56% dari 69,22 ibu hamil penyebab kematian ibu yaitu

perdarahan sebanyak 29%, hipertensi dalam kehamilan sebanyak 8%, infeksi

sebanyak 2%, gangguan sistem peredaran darah (jantung, stroke, dll) sebanyak

4%, gangguan metabolik (DM, dll) sebanyak 2%, lain-lain sebanyak 10%.

Sedangkan jumlah kematian bayi pada tahun 2017 yaitu sebanyak 537/54,272

kelahiran hidup dan tahun 2018 sebanyak 633/53,581 kelahiran hidup.


3

Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Palu Tahun 2017 jumlah kematian ibu

sebanyak 11 kasus dari 7053 kelahiran hidup, hal ini di sebabkan oleh

perdarahan (32%),Pre Eklamsi Berat (21%), hal-hal lain (47%).Pada Tahun

2018 jumlah kematian ibu sebanyak 4 kasus kematian dari 7106 kelahiran

hidup, hal ini di sebabkan oleh perdarahan 25% Eklamsi 50% hal-hal lain 25%

(Dinas Kesehatan Kota Palu 2018).

Data dari Puskesmas Singgani Tahun 2017, kunjungan ANC cakupan K1

sebesar 838 jiwa, K4 sebesar 801 jiwa, jumlah ibu bersalin sebanyak 765. KN

lengkap 753 jiwa sedangkan AKI di Puskesmas Singgani tercatat 1 orang dari

765 jiwa dengan penyebab kematian hemofilia dan AKB tercatat sebanyak 3

bayi dengan penyebab kematian sesak nafas,letak bokong dan BBLR jumlah

pemakaian kontrasepsi yaitu suntik sebanyak 1.260 jiwa,pil sebanyak 1.424

jiwa, IUD sebanyak 1.504 jiwa,implant 324 jiwa, MOP sebanyak 98 jiwa dan

MOP sebanyak 5 jiwa.

Pada Tahun 2018 jumlah ibu hamil di wilayah Puskesmas Singgani

sebanyak 829 orang, kunjungan K1 ibu hamil sebanyak 811 orang, kunjungan

K4 ibu hamil sebanyak 821 orang. Cakupan persalinan oleh Tenaga Bidan

(PN) adalah sebanyak 775 persalinan sedangkan 54 persalinan lainnya

dilakukan di Rumah Sakit atau tempat-tempat Praktek Kesehatan. Cakupan KF

1 sebanyak 775 orang, Cakupan KF 2 sebanyak 775 orang dan Cakupan KF 3

sebanyak 765 orang. Cakupan neonatal KN sebanyak 760 bayi dengan

kunjungan neonatal KN 1 sebanyak 777 bayi dan kunjungan neonatal lengkap

(KNL) sebanyak 776. Cakupan pencapaian peserta KB baru di wilayah


4

Puskesmas Singgani pada Tahun 2018 sebanyak 456 dan pencapaian peserta

KB aktif pada Tahun 2018 terdapat 543. jumlah kematian ibu maternal yang

terlaporkan adalah 1 kelahiran hidup dari 755 ibu bersalin, Angka Kematian

Ibu (AKI) di Puskesmas Singgani disebabkan oleh penyakit jantung dan

Angka Kematian Bayi (AKB) tidak ada.

Upaya pemerintah untuk Menekan AKI telah dimulai dengan beberapa

kebijakan strategis, di antaranya melalui Program Jaminan Persalinan

(Jampersal). Lewat program ini, perempuan melahirkan dibebaskan dari biaya.

Asal menggunakan fasilitas kelas tiga bila dirawat di RS. Pemerintah

menggandeng banyak RS di setiap daerah serta merangkul bidan yang

berpraktik untuk menjalankan Jampersal. Program ini meng-cover warga

masyarakat yang tak ter- cover asuransi lain seperti Jaminan Kesehatan

Masyarakat (Jamkesmas) atau asuransi lainnya. Tak hanya membebaskan biaya

persalinan, pelayanan kesehatan sebelum persalinan dan pasca persalinan juga

di gratiskan. Semua klaim biaya perawatan ibu hamil hingga melahirkan akan

ditanggung pemerintah. Caranya, RS atau bidan yang melakukan pelayanan

memberi klaim biaya penggantian kepemerintah.

Salah satu upaya terobosan meningkatkan indikator proksi (persalinan oleh

tenaga kesehatan) dalam penurunan AKB adalah Program Perencanaan

Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Program yang menggunakan

“stiker” ini, dapat meningkatakan peran aktif suami (suami Siaga), keluarga

dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman. Program ini juga

meningkatkan persiapan menghadapai alat atau obat kontrasepsi pasca


5

persalianan. Selain itu, Program P4K juga mendorong ibu hamil untuk

memeriksa kehamilan, bersalin, pemeriksaan nifas dan bayi yang dilahirkan

oleh tenaga kesehatan terampil termasuk skrining status imunisasi tetanus

lengkap pada setiap ibu hamil. Kaum ibu juga di dorong untuk melakukan

inisiasi menyusui dini (IMD) dilanjutkan pemberian ASI ekslusif selama 6

bulan. (Ringgi Suryani.2014)

Dari uraian di atas, saya tertarik melakukan Asuhan Kebidanan secara

berkesinambungan (Komprehensif) mulai dari masa kehamilan, persalinan,

nifas, perawatan bayi baru lahir dan keluarga berencana, yang saya lakukan

pada Ny. “T” umur 27 tahun GIIPIA0 di wilayah Puskesmas Singgani.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang sesuai

yakni, “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. “T” dari

Masa Kehamilan Trimester III, Persalinan, Masa Nifas, Bayi Baru Lahir dan

Keluarga Berencana di Puskesmas Singgani”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Memberikan Asuhan Kebidanan secara komprehensif sejak masa

hamil, bersalin, masa nifas, bayi baru lahir hingga dalam memberikan

pelayanan Keluarga Berencana (KB), menggunakan kerangka pikir

menajemen kebidanan.
6

2. Tujuan Khusus

a. melaksanakan Asuhan Kebidanan Antenatal Care pada Ny. T dengan

pendokumentasian 7 langkah Varney dan dituangkan dalam bentuk

SOAP.

b. melakukan Asuhan Kebidanan Intranatal Care pada “Ny.T” dan

didokumentasikan dalam bentuk SOAP

c. melakukan Asuhan Kebidanan Postnatal Care pada “Ny.T” dan

didokumentas ikan dalam bentuk SOAP

d. melakukan Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada bayi “Ny.T” dan

didokumentasikan dalam bentuk SOAP

e. melakukan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana pada “Ny.T” dan

didokumentasikan dalam bentuk SOAP

D. Manfaat

1. Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberi sumbangan yang sangat berharga

pada perkembangan ilmu pendidikan, terutama penerapan model

pembelajaran untuk meningkatkan hasil proses pembelajaran dan hasil

belajar.

2. Praktis

Bagi Penulis Meningkatkan pengalaman, wawasan, dan pengetahuan

mahasiswa dalam memberikan Asuhan Kebidanan secara Komprehensif

pada ibu Hamil, Bersalin, Nifas, Bayi Baru Lahir dan Keluarga Berencana
7

(KB), serta sebagai salah satu syarat tugas akhir dalam menyelesaikan

pendidikan Diploma III Kebidanan.


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir dan

Keluarga Berenana (kb)

1. Tinjauan Teori Kehamilan

a. Pengertian

Kehamilan adalah merupakan suatu proses fisiologik yang hampir

selalu terjadi pada setiap waktu. Kehamilan terjadi setelah bertemunya

sperma dan ovum, tumbuh dan berkembang di dalam uterus selama

259 hari atau 37 minggu atau sampai 42 minggu (Nugroho dan

Utama,2014)

Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan yang

terjadi pada wanita hamil bersifat fisiologis, bukan patologis. Asuhan

yang diberikan mengandung konsep asuhan sayang ibu sehingga

mengacu pada penggunaan cara sed erhana dan menghindari segala

bentuk prosedur serta intervensi yang tidak dibutuhkan. Asuhan yang

dilakukan ditunjang oleh pengobatan berdasarkan bukti (Evidence

based medicine) sehingga bersifat aman bagi keselamatan ibu (Anita,

2014).

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau

implementasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,

kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu ( 10


9

bulan atau 9 bulan) menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi

dalam 3 trimester, dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12

minggu (minggu ke-0 hingga minggu ke-12), trimester kedua 15

minggu (minggu ke-13 hingga minggu ke-27), dan trimester ketiga

13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2014)..

b. Tujuan Antenatal Care (ANC)

a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang bayi.

b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan

sosial ibu dan bayi.

c) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan dan pembedahan.

d) Mempersiapkan persalinan yang cukum bulan, melahirkan dengan

selamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e) Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI

esklusif.Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dapat menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. (DKK,

Diki Retno Yuliani, 2017)

c. Standar Pemeriksaan Kehamilan 14 T

1) Ukur Tinggi badan

2) Ukur Tekanan darah

3) Ukur tinggi fundus uteri


10

4) Pemberian imunisasi TT

5) Pemberian tablet zat besi, (minimal 90 tablet selama masa

kehmailan)

6) Test terhadap penyakit menular seksual/VDRL

7) Temu wicara/Konseling

8) Test/pemeriksaan Hb

9) Test pemeriksaan urine protein

10) Test reduksi urine

11) Perawatan payudara (tekan pijat payudara)

12) Pemeliharaan tingkat kebugaran (senam hamil)

13) Terapi yodium kapsul (khusus daerah endemic gondok)

14) Terapi obat malaria (Walyani, 2015)

d. Perubahan fisiologis ibu trimester III

1) Sistem reproduksi

a) Uterus

Estrogenmenyebabkan pertumbuhan uterus melalui

mekanisme hyperplasia (peningkatan jumlah sel) pada awal

kehamilan, tanpa dipengaruhi oleh pembesaran janin. Hal ini

menyebabkan uterus semakin kuat karena jumlah sel otot

meningkat, jaringan elastis dan fibrosa juga meningkat.

Sedangkan pembesaran uterus merupakan kombinasi antara

hipertrofi (peningkatan ukuran sel) dengan tekanan dari

internal akibat pembesaran uterus.


11

b) Servik

Akibat adanya vaskularisasi pelvis, servik menjadi edema,

hyperplasia dan hipertrofi kelenjar servik sehinggga mengalami

perubahan warna menjadi kebiruan.

c) Vulva/vagina

Peningkatan estrogen mengakibatkan hipervaskularisasi

yang menyebabkab vulva/vagina lebih merah sehinngga

tampak kebiru-biruan. Jaringan ikat vagina mengalami retensi

air dan elektrolit sehigga menjadi longgar. Mukosa menebal

sedangkan otot polos mengalami hipertrofi.

d) Payudara

Payudara akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan

selama masa kehamilan sebagai persiapan masa laktasi, ada

beberapa hormon yang mempengaruhi pertumbuhan payudara,

yaitu Estrogen, progesterone dan somatomammotropin.

Estrogen mempengaruhi sistem saluran kelenjar payudara

(menimbulakn hipertrofi), progesterone menambah sel-sel

asinus pada payudara, somatomammotropin mempengaruhi

pertumbuhan sel asinus sehingga terjadi produksi kasein,

laktabumin dan laktoglobulin. Sedangkan gabungan

progesteron dan somatomammotropin menyebabkan perubahan

pada timbunan lemak sekitar asinus/alveolus, hiperpigmentasi


12

areola mammae, penonjolan kelenjar Montgomery, dan

pembuluh darah sekitar payudara menonjol.

e) Sistem endokrin

Pada saat ovulasi, ovum dikeluarkan dari folikel de graaf.

Kemudian folikel mengalami bebrapa perubahan dan menjadi

korpus luteum menstruasi yang pada akhirnya mengalami

proses degenerasi dan regresi menyeluruh pada periode

menstruasi berikutnya. Saat terjadi kehamilan korpus luteum

akan dipertahankan oleh adanya hormone HCG menjadi korpus

luteum kehamilan. HCg dihasilakn oleh sinsitiotrofoblas

disekeliling blasttokis.korpus luteum kehamilan akan tetap

memproduksi progesterone untuk mempertahanlkan

endometrium hingga siap implantasi dan masa awal kehamilan.

f) Sistem imun

Hasil konsepsi merupakan setengah benda asing bagi tubuh.

Namun sebagian besar kehamilan, setelah melewati proses

yang kompleks,tidak akan menimbulkan reaksi atigen-antibodi,

sehingga hasil konsepsi dapat melakukan implantasi.

Penerimaan tersebut terbukti dengan makin berkurangnya

antibody, interefon alfa, dan kemampuan polimorfonukleus

untuk melekat pada diding pembuluh darah.


13

g) Sistem pencernaan

Peningkatan progesterone dan estrogen pada maasa

kehamilan menyebabkan penurunan tonus otot saluran

pencernaan, sehingga mortilitas seluruh saluran pencernaan

ikut menurun dan menimbulkan berbagai komplikasi ringan

sampai berat. Pengososngan lamung menjadi lebih lama,

sehingga ibu seringkali merasa perut penuh cukup lama.

h) Sistem perkemihan

Selama masa kehamilan, peningkatan progesterone akan

mengakibatkan pembesaran ureter dan kiri. Sedangkan

peningkatan vaskularisasi da volume interstitial akan

menyebabkan pembesaran pada ginjal kanan dan kiri. Biasanya

ureter dan gginjal kanan lebih besar dibandingkan ureter kiri,

hal ini dapat terjadi karena uterus lebih cenderung memutar ke

kanansehingga menekan ginjaldan uretersebelah kanan. Posisi

uterus yang cenderung ke kanan disebabkan oleh beberapa hal,

yaitu aktivitas orang cenderung menggunakan tangan kanan

atau karena di sebelah kiri terdapat kolon dan sigmoid sehingga

menghalangi rotasi uterus. Penekanan pada ginjal dan ureter

sebelah kanan menyebabkan aliran urin kurang lancer dan lebih

berpotensi mengalami infeksi.


14

i) Sistem pernafasan

Ibu hamilusia kehamilan >32 minggu seringkali merasakan

sesak nafas, hal ini terjadi karena uterus yang memebesar dan

menekan diafragma. Diafragma akan naik = 4 cm, melebar ke

samping 5-7 cm dan suduttulang kosta melebar dari 63o

menjadi 103o. kapasitas total paru turun + 5%. Selain rasa sesak

juga dapat disebabkann mukosa sistem respirasi yang hiperemi

dan edema serta hipersekresi sehingga banyak wanita hamil

mengeluh flek kronnis.

j) Sistem kardiovaskuler dan hemodinamik

Volume darah total ibu saat hamil meningkat 30-50% pada

kehamilan tunggal dan 50% pada kehamilan kembar.

Peningkatan volume daraah total pada ibu hamil di mulai awal

trimester pertama, meningkat pada pertengahan kehamilan dan

meelambat hingga usia 32 minggu.

Posisi terlentang pada akhir kehamilan ddapat menyebabkan

penekanan aliran balik vena, hingga menyebabkan pengisisan

jantung menurun dan curah jantung juga mnurun. Paa 10%

wanita dapat menyebabkan hipotensi arterial, yang bisah

sampai pingsan atau hilang kesadaran (sindrom hipotensi

terlentang). Tekanan darah arteri sbrakhialis biasanya menurun

hingga pertengahan kehamilan yaitu 24 minnggu (tekanan

sistolik turun 5-10 poin, tekanan diastolic turun sampai 10-15


15

poin), dan akan naik hhingga tekanan darah sebelum haml pada

saat kehamilan aterem. Penurunan ini perlu diperhitungkan

ketika melakukan penapisan terhadap kemungkinan adanya

hipetensi pada kehamilann.

k) Sistem pernafasan

Pada masa kehaamilann seringkali muncul masalaah

pemusatan perhatian, penurunan memori terkait dengan

kehamilan yang terbatas pada trimester ke tiga. Penurunan

tersebut tidak di sebabkan oleh depresi, kecemasan, kurang

tidur atau perubahan fisik lain yang dikaitakan dengan

kehamilan. Penurunan memori tersebut bersifat sementara dan

akan segerah pulih setelah bersalin. Sejak usia 12 minggu

sampai 2 bulan post partum ibu hamil mulai merasakan sulit

tidur, sering terbangun, jam tidur yang semakin sedikit serta

efesiensi tidur yang kurang akibat pengaruh kehamilan

terhadap sistem saraf pusat.

l) Sistem musculoskeletal

Peningkatan estrogen yang memiliki sifat retensi air dan

garam akan mengakibatkan persendian sakroiliaka,

sakrokoksigeus dan simpisis pubis semakin longgar dan

melunak. Hal tersebut dapat meringankan beban dan

mengurangin rasa sakit pada akhir kehamilan dan masa

persalinan. Simpisis pubis akan melebar 4 mm, sakrokogsigeus


16

tidak teraba, namun sebagai pengganti bagian belakang teraba

koksigis. Peningkatan estrogen juga menyebabkan relaksasi

otot pelvis. Meningkatnya pergerakan pelvic juga akan

menyebabbakan sakit punggung dan ligament pada kehamilan

tua. Semakin tua usia kehamilan, uterus akan semakin

memebesar dan berat sehingga sikap tubuh akan berubbah

menjadi sikap lordose dengan tulang belakang lordosis

kebelakang (seperti membusungkan dada). Sikap lordose

berguna mengimbangi pertambahan beban dari uterus sehingga

titik berat tubuh berubah agak kebelakang, yaitu kaki bagian

belakang. Lordosis tulang belakang menyebabakan tulang leher

sedikit fleksi anterior dn bahu akan jatuh, sehingga

mengakibatakan kekelelahan pada leher serta kelelehan pada

ektremitas atas. Lordosis juga memepengaruhi gaya berjalan,

sehingga menjadi seperti akan jatuh.

m) Sistem integument

Pada akhir bulan kedua sampai kehamilan aterem pituitary

melanosit stimulating hormone mengalami peingkatan yang

menyebabkan bermacam-macam peningkatan pigmentasi pada

tubbuh, nemun peningkatan pigmentasi bervariasi sesuai

dengan warana kulit dan ras. Tempat yang mengalami

hiperpigmentasi diantaranya areola mammae, garis tengah

abdomen (linea abdominal), perineum, aksila dan wajah.


17

Disuga area tersebu memiliki melanosit yang lebih banyak

sehingga lebih sensitive terhadap kenaikan hormone.

n) Sistem darah dan pemebekuan

Pada usia kehamilan 24-32 minggu biasnaya ibu anemia

fidiologis sebagai akibat adanya hemodelusi (pengenceran

darah). Hemoodelusi terjadi karena peninngkatan volume

plasma 50-75% tidak sebanding dengan peningakatan sel darah

merah yang hanya 18-33%. Hb normal + 11-13 gr%, dianggap

enemia jika Hb <11 gr% (anemia berat 5-6 gr%, sedang 7-8

gr%, ringan 9-10 gr%).

o) Metabolisme

Pada masa kkehamilan, metabolism basal meningat sekitar

20-25. Peningkatan asupan nutrisi selama hamil membuat kerja

sstem pencernaan berubah, disertai dengan perubahan

metabolism karbohidrat, lemak dan protein. HPL menjadikan

glukosa siap diserap tuuh untuk perkembangan otak janin dan

melindungi ibu dari defisiensi nutrisi. Konsentrasi glukosa

plasma puasa menurun selama trimester pertama, namun akan

meningkat kembali hingga ahamil atrem untuk mencukupi

kebutuhan energy dan pertumbuhan janin. Sekresi insulin naik

teratur pada kehamilan trimester kedua, kemudian turun

samapai taraf sebelum kehamilan pada akhir kehamilan. (DKK

Diki Retno Yuliani 2017).


18

e. Perubahan dan Adaptasi Psikologis Dalam Masa Kehamilan Pada

Trimester III

Trimester ketiga sering disebut sebagai periode penantian.

Sekarang wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari

dirinya, wanita hamil tidak sabar untuk segera melihat bayinya. Ada

perasaan tidak menyenangkan ketika bayinya tidak lahir tepat pada

waktunya. Fakta yang menempatkan wanita tersebut gelisah hanya

bisa melihat dan menunggu tanda-tanda gejala. Trimester ketiga

adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai

orang tua seperti terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi. Ibu

merasa canggung, jelek, dan tidak rapi, dan memerlukan lebih besar

perhatian dari pasangannya (Pantiawati,2014).

f. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester III

Kebutuhan fisik ibu hamil trimester III menuru yaitu :

1) Oksigen

Pada dasarnya kebutuhan oksigen semua manusia sama yaitu

udara yang bersih, tidak kotor atau polusi udara, tidak bau.Paru-

paru bekerja lebih berat untuk keperluan ibu dan janin. Pada hamil

tua sebelum kepala masuk panggul, paru-paru terdesak ke atas

sehingga menyebabkan sesak nafas.

2) Ibu yang sedang hamil memerlukan asupan gizi yang cukup guna

untuk :

a) Pertumbuhan dan perkembangan janin


19

b) Plasenta

c) Buah dada

d) Sumber tenaga

3) Eliminasi

Masalah eliminasi tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup

lancer. Dengan kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga

daerah kelamin menjadi basah. Situasi basah ini menyebabkan

jamur sehingga wanita mengeluh gatal dan mengeluarkan

keputihan. Rasa gatal sangat mengganggu sehingga sering di garuk

dan menyebabkan saat berkemih terdapat residu (sisa) yang

memudahkan infeksi kandung kemih.

4) Seksual

Masalah hubungan seksual merupakan kebutuhan biologis

yang tidak dapat ditawar, tetapi perlu diperhitungkan bagi mereka

yang hamil, kehamilan bukan merupakan halangan untuk

melakukan hubungan seksual. Pada hamil muda hubungan seksual

sedapat mungkin dihindari, bila terdapat keguguran berulang atau

mengancam kehamilan dengan tanda infeksi, perdarahan,

mengeluarkan air. Pada kehamilan tua sekitar 14 hari menjelang

persalinan perlu dihindari hubungan seksual karena dapat

membahayakan. Bila kurang higienis, bias terjadi ketuban pecah,

dan persalinan bisa terangsang karena, sperma mengandung

prostagladin.(
20

g. Tanda bahaya kehamilan lanjut

1) Tanda bahaya dalam kehamilan lanjut

a) Perdar ahan pervagina

(1) Plasenta previa

Plasenta previa adalah kondisi dimna plasenta

berimplantasi di segmen bawah rahim baik anterior

maupun posterior sehingga menutupi ostium uteri internal.

(2) Solusio plasenta

Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari tempat

implantasi sebeblum waktunya (sebelum janin lahir).

b) Hipertensi kehamiilan lanjut

(1) Hipertensi dalam kehamilan

Hipertensi yang terjadi setelah usia kehamilan >20 minggu.

Tanda gejalanya meliputi TD darah diastolic > 90 mmHg

dan sistolik > 140 mmHg, protein urine (-).

(2) Preeklampsia dan eklampsia

Preeklampsia belum diketahui secara pasti penyebabnya,

namun beberapa hal yang dihubungkan dengan terjadinya

preeclampsia yaitu nuliparitas/primigravida, penyakit

trofoblas, gamelli, riwayat penyakit hipertensi kronis,

penyakit ginjal kronis dan DM, riwayat preeclampsia pada

keluarga, riwayat preeclampsia sebelumnya, multipara yang


21

memiliki pasangan seks baru, isoimunisasi rhesus dan

masalah vaskuler.

Preekmlampsia ringan ditandai dengan kenaikan tekanan

darah pada usia kehamilan > 20 minggu, dengan diastolic >

90 mmHg, sisitolik > 140 mmHg, protein urine (+1), ema

ekstremitas dan atau wajah. Sedangakan preeklampsia berat

diatandai dengan diastolic >110 mmHg, sisitolik > 160

mmHg, protein urin (> +2), edema ekstremitas dan atau

wajah, oliguaria (<400 ml dalam 24 jam), nyeri

epigastrum/ulu hati, gangguan penglihatan/ penglihatan

kabur, hiperefleksia, nyeri kepala hebat dan menetap (tidak

berkurang dengan istirahat/ analgetik biasa), edema paru

(menyebabkan nafas pendek, sianosis, rhonkhi), mata

(spasme arteriolar, edema, ablasio retina), pertumbuhan

janin terhambat, otak edema serebri

a) Keluar cairan pervagina (ketuban pecah dini - KPD)

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum

waktunya tanpa disertai tanda inpartu bahkan sampai satu jam

berikutnya. KPD disebabakan oleh berkurangnya kekuatan

membrane atau meningkatanya tekanan intraueterin, atau bisah

disebabkan oleh dua-duanya. Tanda KPD meliputi riwayat

penegeluaran cairan tanpa disadari ibu dalam jumlah banyak


22

atau sedikit demi sedkit dan periksa denga kertas lakmus

(berubah jadi biru).

b) Gerakan janin tidak terasa

(1) Fetal distress

(2) Intra uterin fetal death (IUFD)

c) Nyeri perut bagian bawah (ruptura uteri)

Rupture uteri atau robekan uterus merupakan kondisi yang

sangat berbahaya dan mengancam jiwa baik ibu maupun janin.

Rupture uteri dapat terjadi pada korpus uteri, segmen bawah

rahim (SBR), servik uteri dan kolpoporeksis-kolporeksis

robrkan antara servik dan vagina. (DKK Diki Retno Yuliani,

2017)

h. Persiapan pada persalinan

1) Tanggal perkiraan persalinan, suami dan keluarga mendampingi

ibu saat bersalin

2) Siapkan donor

3) Siapkan biaya persalinan

4) Siapkan kendaraan

5) Rencana tempat bersalindan penolong persalinan

6) Penempelan stiker P4K

7) Siapkan KTP, KK, Kartu jaminan serta keperluan ibu dan bayi

8) Rencana KB. (DKK, Retno Yuliani, 2017)


23

2. Tinjauan Teori Persalinan

a. Pengertian

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan

janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal

adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup

bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang

kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Sujiyatini, 2014).

Persalinan merupakan proses membuka dan menipisya serviks dan

janin turun ke jalan lahir kemudian berakhir dengan pengeluaran bayi

yang cukup bulan atau hampir cukup bulan atau dapat hidup diluar

kandungan disusul dengaan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari

tubuh ibu melalui jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan

(kekuatan sendiri) (Marni,2015).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

urin) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan

melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa

bantuan (kekuatan sendiri) (Sumiaty, 2014).

b. Mekanisme persalinan

Mekanisme persalinan sebenarnya mengadu pada bagaiman janin

menyesuaikan dan melolokan diri dari panggul ibu, yang meliputi

gerakan:
24

1) Turunya kepala janin

Sebetulnya janin mengalami penurunan teruss menerus

dalam jalan lahir sejak kehamilan trimester III, antara llain

masuknya bagian terbesar janin kedalam pintu atas panggul

(PAP) yang pada primigravida 38 minggu atau selambat-

lambatnya awal kala II.

2) Fleksi

Pada permulaan persalinan kepala janin biasanya berada

dalam siikap fleksi. Dengan adanya his dan tahan dasar

panggul yang makin besar, maka kepala janin makin turun dan

semakin fleksi sehingga dagu janin menekan pada dada dan

belakang kepala (oksiput) menjadi bagian bawah. Keadaan ini

dinamakan fleski maksimal. Dengan fleksi maksimal kepala

janin dapat menyesuaikan diri dengan ukuran panggul ibu

terutama bidang sempit panggul yang ukuran panggul yang ibu

terutama bidang sempit panggul yang ukuran melintang 10 cm.

untuk dapat melewatinya maka kepala janin yang awalnya

masuk dengan ukuran diameter oksiput frontalis (11,5 cm)

harus fleksi secara maksimal menjadi diameter oksiput

bregmatik (9,5 cm).

3) Rotasi dalam/putaran paksi dalam

Makin turunya kepala janin dlam jalan lahir, kepala janin

akan berputar sedemikian rupa sehingga diameter terpanjang


25

rongga panggul atau diameter anterior posterior kepala janin

akan bersesuaian dengan diameter terkecil antero posterior

pintu bawah panggul (PBP). Hal ini mungkin karena kepala

janin tergerak spiral atau seperti sekrup sewaktu turun dalam

jalan lahir. Bahu tidak berputar bersama-sama denag kepala

akan membentuk sudut 45. Keadaan demikian disebut putaran

paksi dalam dan ubun-ubun kecil berada dibawah simfisis.

4) Ekstensi

Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai panggul,

terjadilah ekstensi atau depleksi dari kepala. Hala ini

disebabkan karena sumbuh jalan lahiir pada PBP mengarah

kedepan dan keatas, sehingga kepala harus mengadaka ekstensi

maka kepala akan tertekan pada pertemuan dan menembusnya.

Denga ekstensi inni maka sub.oksiput bertinfak sebagai

hipomochlion (sumbuh putar). Kemudia larilah berturut-turut

sinsiput (puncak kepala), dahi, hidung, mulut, dan akhir dagu.

Rotasi luar/putaran paksi luar Setelah ekstensi kemudian

diikiuti dengan putaran paksi luar yang pada hakikatnya kepala

janinn menyesuaiakan kembali dengan sumbuh panjang bahu,

sehimgga sumbuh panjang bahu denga sumbuh panjang kepala

janin berada pada suatu garis luurus Eksplusi Setelah putaran

paksi luar, bahu depan sampai dibawah sympisis dan menjadi

hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang menyusul dan


26

selanjutnya seluruh tubuh bayi lahir searah denagn paksi jalan

lahir (DDK Ai Yeyeh Rukiah, S.Si.T 2014).

c. Jenis-jenis persalinan

1) Jenis persalinan berdasarkan bentuk terjadinya

a) Persalinan spontann

Persalinan spontan adalah persalinan yang berlangsung dengan

kekuatan ibunya sendiri dan melalui jalan lahir

b) Persalinan buatan

Persalinan buatan adalah proses persalinan yang berlangsung

dengan bantuan tenaga dari luar, misalnya ekstraksi forceps

atau dilakukan operasi section caesaria

c) Persalinan anjuran

Persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk

persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsang

misalnya pemberian pitocin dan prostaglandin

2) Jenis persalinan menurut lama kehamilan dan berat janin

a) Abortus

Abortus adalah merupakan pengeluaran buah kehamilan

sebelum kehamilan 22 minngu atau bayi dengan berat badan

kurang dari 500 gram.

b) Partus immaturus

Pengeluaran buah kehamilan antara 22-28 minggu atau bayi

dengan berat badan antara 500-999 gram


27

c) Partus prematurus

Persalinan yang terjadi dalam kurun waktu antara 28 minnggu-

36 minggu dengan berat janin < 1000-2499 gram

d) Partus aterem

Persalinan yang terjadi antara umur kehamilan 37-42 minggu

dengan berat janin di atas 2500 gram

e) Partus serotinus atau postmatur

Kehmailan serotinus adalah kehamilan yang melewati 294 hari

atau >42 minggu lengkap yang ditandai dengan bertambahnya

berat janin dan tanda postmaturitas

f) Partus presipitatus

Persalinan yang berlangsung cepat < 3 jam. (Kurnia Dwi

Rimandini, SST, 2014)

d. Tahapan persalinan

1) Kala I

Pada kala I persalinan dimulainya proses persalinan yang

ditandai dengan adanya kontraksi yang teratur, adekuat, dan

menyebabkan perubahan pada servik hingga mencapai pembukaan

lengkap, fase kala I persalinan terdiri dari dua fase yaitu :

a) Fase laten

Dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan menekati 4 cm,

kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih dianatar 20-30

detik, tidak terlalu mules.


28

b) Fase aktif

Dimulai denga tanda-tanda kontraksi diatas 3 kali dalam 10

menit, lamanya 40 detik atau lebih mules, pembukaan 4 cm

hingga lengkap, penurunan bagian terbawah janin, waktu

pembukaan serviks sampai pembukaan lengkap 10 cm.

2) Kala II

Gejala dan tanda gejala kala II, telah terjadi pembukaan

lengkap, tampak bagian kepala janin melalui membuka introitus

vagina, ada rasa ingin meneran saat kontraksi, ada dorongan pada

rektum atau vagina, perineum terlihat menonjol, vulva dan spingter

ani membuka, peningkatan pengeluaran lendir dan darah.

Dimulai dari pembukaan 10 cm sampai bayi lahir. Proses ini

biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi. Pada

kala pengeluaran janin telah turun masuk runang panggul sehingga

terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris

menimbulkan rasa mengedan, karena tekanan pada rectum ibu

merasa seperti maubuang air besar dengan tanda anus membuka.

Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka,

perineum membuka. Perineum meregang. Dengan adanya his ibu

dipimpin untuk mengedan, maka lahir kepala di ikuti oleh seluruh

badan janin.
29

3) Kala III

Batasan kala III, masa setelah lahirnya bayi dan

berlangsungnya proses pengeluaran plasenta tanda-tanda lepasnya

plasenta :

a) Perubahan bentuk uterus

b) Tinggi fundus uteri

c) Tali pusat memanjang atau terjulur melalui vagina

d) Adanya semburan darah secara tiba-tiba

e) Tidak > 30 menit

Setelah bayi lahir uterus teraba keras engan fundus uteri

agak diatas beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi

untuk melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta

lepas dalm 6-15 menit setelah bayi lahir da keluar spontan atau

dengan tekanana pada fundus uteri. Penegeluaran plasenta,

disertai dengan penegluaran darah,komplikasi yang dapat

timbul pada kala III adalah perdarahan akibata atonia uteri,

retensio plasenta, perlukaan jalanlahir, tanda gejala tali pusat.

4) Kala IV

Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post

partum. Komplikasi yang dapat timbul pada kala IV adalah :

a) Sub involusi

b) Atonia uteri

c) Laserasi jala lahir


30

d) Sisa plasenta (DKK, Ai Yeyeh Rukiah, S.Si.T, 2014)

e. Partograf

a. Pengertian

Patograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif

persalinan. Tujuan utama dari pengunaan patograf adalah mencatat

hasil observasi dankemajuan persalinan dengan menilai

pembukaann serviks melalui pemeriksaan dalam mendeteksi

apakah proses persalinan berjalan secara normal dan dapat

melakuka deteksi dini setaip terjadinya partus lama. (DKK Ai

Yeyeh Rukiah, S.Si.T 2014)

Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif

persalinan. Partograf harus digunakan untuk semua ibu dalam fase

aktif kala satu persalian sebagai elemen penring asuhan

persaliana.partograf harus digunakan baik tanpa adanya penyulit.

Partograf akan membantu penolong persalinan dalam memantau,

mengevaluasi dan memebuat keputusan klinik baik persalinan

normal maupun yang disertai dengan penyulit. (Eka puspitasari

Dan Kurnia Dwi Rimandinni, SST.2014).

b. Tujuan

Terdapat beberapa tujuan dilakukannya pencatatan dengan

partograf, yaitu :

1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan

menilai pembukaan serviks melalui pemeriksaan dalam.


31

2) Medeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal.

Dengan demikian, dapat melakukan deteksi secara dini setiap

kemungkinan terjadinya partus lama

3) Data lengkapa yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu,

kondisi bayii, grafik kemajuan persalinan, bahan

medikamentosa yang diberikan, pemeriksaan labalatorium,

membuat keputusan klinik dan asuhan tindakan yang

dilakukan dimana semua itu dicatatkan secra rinci pada status

rekam medic ibu bersalin dan bayi baru lahir. (DKK, Ai

Yeyeh Rukiah, S.Si.T 2014)

c. Pengertian Asuhan Persalinan Normal (APN)

Asuhan Persalinan Normal adalah asuhan yang bersih dan

aman selama persalinan dn setelah bayi baru lahir serta upaya

pencegahan komplikasi terutama perdarahan pascapersalinan,

hipotermi dan asfiksia bayi baru lahir (DKK, Ai Yeyeh Rukiyah,

S.Si.T, 2014).

d. Factor-faktor yang mempengaruhi persalinan

Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

1) Tenaga (POWER)

a) His/kontraksi

His/kontraksi uterus adalah kontraksi otot=otot uterus

dalam persalinan. Kontraksi merupakan suatu sifat pokok

otot polos dan tentu saja hal ini terjadi pada otot polos
32

uterusnya yaitu miometrium. Pada minggu-mingu terakhir

kehamilan uterus semakin teregang oleh karena isinya

semakin bertambah. Peregangan ini menyebabakan makin

rentan terhadap perubahan hormonal yang terjadi pada

akhir kehamilan terutama perubahan hormonal. Penurunan

hoemonal progesteroon yang bersifat menenangkan otot-

otot uterus akan mudah direspon oleh uterus yang teregang

sehingga mudah timbul kontraksi. Peningkatan kontraksi

Broxton Hick pada akhir kehamilan disebut dengan his

pendahuluan/his palsu. Jika his pendahuluan semakin sring

dan semakin kuat maka akan menyebabkan perubahan

pada serviks, inilah yang disebut dengan his persalinan.

b) Kekuatan mengedan ibu

Setelah serviks terbka lengkap kekuatan yang sangat

penting pada eksplusi janin adalah yang dihasilkan olehh

peningkatan tekanan intra-abdomen yang diciptakan oleh

kontraksi otot-otot abdomen. Pada saat kepala sampai pada

dasar panggul, timbul suatu reflek yang mengakibatkan

pasien menutup glotisnya, mengontraksikan otot-otot

perutnya dan menekan diafragmanya ke bawah.

2) Janin dan plasenta (PASSENGER)

Bagian yang paling besar dan keras darijanin adalah kepala

janin. Posisi dan besar kepala janinn dapat memepengaruhi


33

jalnnya persalinan sehingga dapat memebahyakan hidup dam

kehidupan janin kelak, hidup sempurna, cacat atau akhirnya

meninggal. Biasanya apabila kepala janin sudah lahir, maka

bagian-bagian lain dengan mudah menyusul kemudian.

3) Jalan lahir (PASSAGE)

Tulang panggul dibentuk oleh dua tulang koksa (terbentuk

dari fusi tiga tulang : os pubis, os iskium, dan os ilium) yang

masing-masing membatasi bagian samping rongga panggul.

Tulang koksa berkonvergensi ke anterior untuk menyatukan

kedua sisi simfisis pubis, dan di posterior disatukan oleh

sacrum melalui sendi sakroiliaka. Bentuk rongga panggul pada

dasarnya menyerupai tabling, tetapi jalann lahir sedikit

melengkung ke depan pada ujung kaudalnya, membentuk sudut

sekitar 90o sehingga digambarkan sebagai “saluran berbentuk

J”atau”L” bila dipandang dari bidang sagital. Garis arkuata dan

promotorium sakralis membagi panggul menjadi panggul

“semu” di sebelah superior dan panggul “sejati” di sebelah

inferior. Bentuk ikat pinggang ini kritis bagi proses kecakapan

bagian terendah janin kedalam panggulsejati, karena

merupakan penentu pertama jalan lahir bayi.

4) Psikis ibu bersalin

Psikis ibu bersalin sangat berpengaruh dari dukumgan

suami dan anggota keluraga yang lain untuk mendampingi ibu


34

selama bersalin dan kelahiran anjurkan mereka berperan aktif

dalam mendukung dan mendampingi langkah-langkah yang

mungkin akan sangat membantu kenyamnan ibu, hargai

keinginan ibu untuk didampingi.

5) Penolong

Penolong persalinan adalah kesehatan yang mempunyai

legalitas dalam menolong persalinan antara lain dokter, bidan

serta mempunyai kompotensi dalam menolong persalinan,

menangani kegawatdaruratan serta rujukan jika diperlukan.

Penolong persalinan perlu selalu menerapkan upaya

pencegahan infeksi yang dianjurkan termasuk diantaranya cuci

tangan, memakai sarung tangan dan perlengkapan pelindung

pribadi serta pendokumentasian alat bekas pakai. (Ai Yeyeh

Rukiah, S.Si.T, 2014)

e. Kebutuhan dasar persalinan

Asuhan sayang ibu sebagai kebutuhan dasar dalam persalinan

1) Mendukung ibu dan keluarga baik secara fisik dan emisional

Selma persalinan dan kelahiran.

2) Mencegah membuat diagnose yang tidak tepat, deteksi dini dan

penanganan komplikasi selama persalinan dan kelahiran.

3) Merujuk ke fasilitas yang lebih lengkap bila terdeteksi

komplikasi
35

4) Memberikann asuhan yang akurat dengan meminimalkan

intervensi

5) Pencegahan infeksi yang aman untuk memeperkecil resiko

6) Pemeberitahuan kepada ibu dan keluarga bila akan dilakaukan

tindakan dan terjadii penyulit

7) Memeberikan asuhan bayi baru lahir secara tepat

8) Pemberian asi sedini mungkin

9) Aspek fisik dan psikologi

Kebutuhan dasar pada ibu bersalin dikala I, II, dan III, dank ala

IV itu berbeda-beda dan sebagai tenaga kesehatan maka harus

dapat memeberikan asuhan secara tepat agar kebutuhan-

kebutuhan ibu di kala I, II, dan III, dapat terpenuhi.

a) Kala I

Kebutuhan-kebutuhan yang harus terpenuhi di kala I yaitu :

(1) Mengatur aktivitas dan posisi ibu

(2) Membimbing ibu untuk rileks sewaktu ada his

(3) Menjaga kebersihan ibu

(4) Pemberian cairan dan nutrisi

(5) Kontak fisik

(6) Pijatan

b) Kala II

Kala II persalinan akann mengakibatkan suhu ubuh ibu

meningkat dan saat ibu mengejan selama kontraksi dapat


36

membuat ibu menjadi kelelahan. Disini bidan harus dapat

memenuhi kebutuhan selama kala II diantaranya :

(1) Menjaga kandung kemih tetap kosong

(2) Menjaga kebersihan ibu

(3) Pemeberian cairan dan nutrisi mengatur posisi

c) Kala III

Adapaun pemenuhan kebutuhan di kala III diantaranya :

(1) Menjaga kebersihan

(2) Pemeberian cairan dan nutria

(3) Kebutuhan istirahat

d) Kala IV

Kebuthan ibu bersalin kala IV :

(1) Hidrasidan nutrisi

(2) Bimbingan spiritual

(3) Ibu tetap didamping setelah bayi lahir

(4) Kebersihan tetap dijaga untuk mencegh infeksi

(5) Pengawasan kala IV

(6) Istirahat

(7) Memulai menyusui

(8) Membantu ibu ke kamar mandi

(9) Biarkan bayi berada dekat ibu untuk meningkatkan

hubungan ibu dan bayi untuk mempercepat pemberian

asi/kolostrum. (Kurnia Dwi Rimandini, SST, 2014)


37

f. Tehnik mengurangi rasa nyeri kala 1

1) Kehadiran pendamping selama proses persalinan, sentuhan

penghiburan dan dorongan orang yang mendukung, kehadirran

pedamping snagat besar artinya karena dapat membantu ibu

saat proses persalinan.

2) Perubahan posisi dan pergerakan, ibu mungkin memerlukan

bantuan untuk mencari dan menemukan posisi yang nyaman

untuk membantu ibu agar ibu tetap tenang dan rileks sedapat

mungkin bidan tidak boleh memaksakan posisi yang telah di

pilih ibu, bidan hanya menyarankan alternatif-alternatif apabila

tindakan ibu tidak efektif

3) Sentuhan dan masase, relaksasi sentuhan mungkin akan

membantu ibu rileks dengan cara pasangan menyentuh atau

mengusap bagian tubuh. Pemijatan secara lembut akan

membantu ibu merasa segar, rileks dan nyaman selama

persalinan. Ada dua tehnik pemijatan yang dilakukan dalam

persalinan :

a) Effleurage

Effleurage adalah tehnik pemijatan berupa usapan lembut,

lambat dan panjang atau tidak putus-putus dan dilakukan

dengan menggunakan ujung jari yang ditekan lembut dan

ringan kemudian lakukan usapan ringan dan tanpa tekanan


38

kuat, tetapi usahakan ujung jari tidak lepas dari permukaan

kulit.

b) Counterpressure

Counterpressure adalah pijatan tekanan kuat dengan cara

meletakkan tumit tangan atau bagian datar dari tangan.

Tekanan dapat diberikan dalam gerakan lurus atau

lingkaran kecil, tehnik ini efektif mengilangkan sakit

punggung akibat persalinan.

4) Pencelupan di dalam air, air dapat mengatasi rasa sakit karena

dapat menyebabkan relaksasi. Jika ibu merasa tegang,

kontraksi menjadi snagat menyakitkan sehingga dapat

menyebabkan pembukaan serviktidak lancer. Air mampu

membantu ibu lebih rileks dan lebih dapat mengendalikan diri

menghadapai kontraksi sehingga tidak terlalumenakitkan.

Selain itu di dalam air otot ibu mengendur.

5) Pengeluaran suara(pernafasan), teknik pernafsan yang tepat

dapat mengurangi rasa sakit persalinan.teknik pernafsan kala I

awal, dilakukan dengan cara tiap kali kontraksi dari awal

sampai akhir kontraksi ibu diminta untuk menarik naafas

dalam-dalam dan teratur melalui hidung dan keluarkan lewat

mulut. Pada puncak kontraksi bernafaslah dengan ringandan

pendek-pendek mealui mulut tetapi jangan terlalu lama karena

bisah mengakibatkan ibu kekurangan oksigen.


39

6) Visualisasi dan pemusatan perhatian (DKK, Ai Yeyeh Rukiah,

S.Si.T, 2014)

g. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Pemberian ASI awal dengan meletakkan bayi di dada ibu segerah

setelah lahir disebut Inisiasi Menyusui Dini (IMD).

1) Keuntungan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) untuk ibu dan bayi

yaitu :

a) Mendekatakan hubungan batin antara ibu dan bayi karena

pada IMD terjadi komunikasi batin yang sangat pribadi dan

sensitif.

b) Bayi akan mengenal ibunya lebih dini sehingga

memperlancar proses laktasi

c) Suhu tubuh bayi stabil karena hipotermia telah dikoreksi

panas tubuh ibunya.

d) Reflex oksitosin ibu akan berfunngsi secara maksimal.

e) Mempercepat produksi ASI karena mendpata rangsangan

ispan bayi lebih awal

2) Prosedur dan gambaran proses IMD, adalah sebagai berikut :

a) Tempatkan bayi diatas perut ibu dalam 1 jam pertama tanpa

pembatas kain di antara keduanya (skin to skin contact),

lalu selimuti ibu dan bayi dengan selimut hangat. Posisikan

bayi dengan keadaan tengkurap


40

b) Setelah bayi stabil dan mulai beradaptasi dengan

lingkungan luar uterus, bayi mulai mencari putting susu

c) Embusan angin dan panas tubuh ibu akan memancarkan

bau payudara ibu dan dengan insting bayi akan mencari

sumber bau tersebut

d) Dalam beberapa menit bayi akan merangkak ke atas dan

mencari serta merangsang, puting susu ibu, selanjutnya

bayi mulai mengisap

e) Selama periode ini, tangan bayi akan memamsase payudar

ibu dan selama itu pula reflex pelepasan hormone oksitosin

ibu akan terjadi. (Naomy Marie Tando, S.Sit, M.Kes, 2014)


41

3. Tinjauan Teori Nifas

a. Pengertian

Masa nifas (puerperium) merupakan masa pemulihan setelah

melauli masa kehamilan dan persalinan yang dimulai sejak setelah

lahirnya plasenta dan berakhir ketika alat-alat reproduksi kembali

dalam kondisi wanita yang tidak hamil, rata-rata berlangsung selama 6

minggu atau 42 hari. (Esti Handayani, 2016)

Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi yang

dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang umumnya

memerlukakan waktu b6-12 minggu. (Dr. Taufan Nugroho, MPH,

2014)

Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta

sampai alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara

normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari.

b. Perubahan fisiologis Masa Nifas

Ibu dalam masa nifas mengalami perubahan fisiologis. Stelah

keluarnya plasenta, kadar sirkulasi hormone HCG (human chorionic

gona bdotropin) human chorionic gonadotropin, estrogen dan

progesterone menurun. Human plasenta lactogen akan menghilang dari

peredaran darah ibu dalam 2 hari dan HCG dalam 2 minggu setelah

melahirkan. Kadar estrogen dan progesterone hampir sama dengan

kadar yang ditemukan pada fase folikuler dari siklus menstruasi berturt-

turut sekitar 3-7 hari.Perunahan-perubahan yang dapat terjadi :


42

1) Sistem kardiovaskuler

Denyut jantung, volume dan currah jantunf meningkata segerah

setelah melahirkan karena terhentinnya aliran darah ke plasenta

yang mengakibatakan beban jantung meningkat yang dapata diatasi

dengan haemokonsentrasi sampai volume darah kembali norml, dan

pembuluh darah kembali normal, dan pembuluh darah kembali ke

ukuran semula.

2) Lochea

Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan

vagina dalam masa nifas. Macam-macam lochea :

a) Lochea rubra (cruenta) berisi darah segar dan sisa-sisa selaput

ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan

mekonium, selama 2 hari post partum

b) Lochea sangulenta berwarna kuning bersih darah dan lender,

hari 3-7 hari post partum

c) Lochea serosa berwarna kuning caran tidak berdarah lagi, pada

hari ke 7-14 postpartum.

d) Lochea alba cairan putih, setelah 2 minggu

e) Lochea purulenta terjandi infeksi, keluar cairan seperti nanah

atau berbau busuk.

f) Lochea statis lochea tidaklancar keluarnya


43

3) Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sma uterus. Setelah persalinan

ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangann setelah

6 minggu persalinan serviks menutup

a) Vulva/vagina

Vulva/vagina mengalami openekanan serta peregangan yang

sangat besar selama proses melahirkan bayi, ddan dalam

beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ

intim ini tetapp berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 miiggu

vulva/vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae

dalam vagina secra berangsur-angsur akan muncul kembali

sementara labia menjadi lebih menonjol.

b) Perineum

Segerah setetelah melahirkan perineum menjadi kendur karena

sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak

maju. Pada postnatal hari ke 5. Perineum sudah mendapatkan

kembali sebagiab besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur

daripada keadaan sebelum melahirkan.

c) Payudara

Kadar prolaktin yang disekresi oleh kelenjar hypofisis anterior

meningkat secara stabil selama masa kehamilan, tetapi hormone

plasenta menghambat produksi asi. Setelah plaesnta,

konssentrasi estrogen dn progesterone menurun, prolaktin


44

dilepaskan dan sintesis ASI dimulai. Suplai darah ke payudara

meningkat dan menyebabkan pembengkakakn vascular

sementara. Air susu, saat diproduksi, disimpan di alveoli dan

harus dikelurakan dengan efektif dengan cara didiap oleh bayi

untuk pengadaan dan keberlangsungan laktasi. (Elisabeth Siwi

Walyani, Amd.Keb,2015)

c. Perunahan Psikologi Masa Nifas

Perubaahan psikologi sebenarnya sudahterjadi pada saat kehamilan.

Menjelang perslinan, perasaan senang dan cemas bercampur menjadi

satu. Perasaan senang timbul karena akan berubah pernah menjadi

seorang ibu dan segerah bertemu dengan bayi yang telah lama dinati-

nantikan. Timbulnya perasan cemas karena khawatir terhadap calon

bayi yang akan dilahirkan, apakah bayi akan lahir sempruna atau tidak.

Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas anatara lain

adalah sebagai berikut :

1) Fase taking in

Merupakan fase ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama

samapi hari ke dua stetelah melahirkan. Ibu terfokus pada dirinya

sendiri sehingga cenderung pasif terhadap liingkungannya.

Ketidaknyamanan yang dialami ibu lebih disebabkan karena proses

persalinan yang baru saja dilalluinya. Rasa mules, nyeri pada jalan

lahir, kurang tidur atau kelelahan, merupakan hal yang sering

dikeluhkan oleh ibu.


45

2) Fase taking hold

Merupakan fase yang berkaangsung antara 3-10 hari stetelah

melahirkan. Ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa

tanggung jawab dalam perawatan bayinya. Perasan ibu lebih

sensitive sehingga mudah tersinggung. Hal yang perlu diperhatikan

adalah komunikasi yang baik, dukungan dan pemebrian

penyukuhan atau pendidikan kesehatan tentang perawatan dirri dan

bayinya. Penuhi kebutuhan ibu yentang cara perawatan bayi, cara

menyususi yang baik dan benar, cara perawatan luka jalan lahir,

mobilisasi postpartum, senam nifas, nutrisi, istirahat, kebersihan diri

dan lain-lain.

3) Fase letting go

Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab sebagai seorang

ibu.fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai

dapat menyesuaiakan diri sengan ketergantungan bayinya dan siap

menjadi pelindung bagi bayinya.(Dewi Maritali,2014)

d. Kunjungan Ibu Postpartum

Kunjungan Waktu Tujuan

Waktu a. Mencegah terjadinya perdarahan pada masa


1 6-8 jam nifas
stelah b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain
persalinan perdarahan dan meberikan rujukan bila
perdarahan berlanjut
c. Memberikan konseling kepada ibu atau salah
satu anggota keluarga mengenai bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri
d. Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu
e. Mengajarkan ibu untuk mempererat hubungan
46

anatar ibu dan bayi baru lahir


f. Menjaga bayi ttap sehat dengan cara
mencegah hipotermi

6 hari a. Memastikan involusi uteri berjalan normal,


2 setelah berkontraksi, fundus di bawah umbilicus tidak
persalinan ada perdarahan abnormal, dan tidak ada bau
b. Menilai danya tanda-tanda emam, infeksi atau
kelainan pasca persalinan
c. Memastikan ibu menuyusui dengan baik dan
tidak ada tanda=tanda penyulit
d. Memberikan konseling kepada ibu mengenai
asuhan pada bayi, cara merawat tali pusat, dan
menjaga bayi agar tetap hangat

2 minggu a. Memastikan involusi uteri berjalan normal,


3 setelah uterus berkontraksi, fundus di bawah
persalinan umbilicus tidak ada perdarahan dan tidak ada
bau.
b. Menilai danya tanda-tnda demam, infeksi atau
kelainan pasca persalinan
c. Memastikan ibu menuyusui dengan baik dan
tidak ada tanda-tanda penyulit
d. Memberikan monseling pada ibu mengenai
asuhan pada bayi, cara merawat talipusat, dan
menjaga bayi agartetap hangat

6 minggu a. Menanyakan ppada ibu tentang penyulit-


4 setelah penyulit yang dialami atau bayinya
persalinan b. Memberikan konseling untuk KB secara dini

(Elisabeth Siwi Walyani, Amd.Keb,2015)

e. Kebutuhan Dasar Ibu nifas

1) Nutrisi dan cairan

Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, makan dengan

diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin

yang cukup, minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu

untuk minum setiap kali menyusui) pil zat besi harus diminum

untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin,

minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan

vitamin A pada bayinya melalui ASInya.


47

2) Ambulasi

Ibu yang baru melahirkan mungkin enggan banyak bergerak

karena merasa letih dan sakit. Namun ibu harus dibantu turun dari

tempat tidur dalam 24 jam pertama setelah kelahiran pervaginam.

Ambulasi dini sangat penting untuk mencegah trombosis vena.

Tujuan dari ambulasi dini adalah untuk membantu menguatkan

otot-otot perut dan dengan demikian menghasilkan bentuk tubuh

yang baik, mengencangkan otot dasar panggul sehingga mencegah

atau memperbaiki sirkulasi darah ke seluruh tubuh.

3) Eliminasi

Diuresis yang nyata akan terjadi pada satu atau dua hari pertama

setelah melahirkan, dan kadang-kadang ibu mengalami kesulitan

untuk mengosongkan kandung kemihnya karena rasa sakit, memar

atau gangguan pada tonus otot.

4) Kebersihan diri

Pada ibu masa nifas sebaiknya anjurkan kebersihan seluruh

tubuh. Mengajarkan pada ibu bagaimana membersihkan daerah

kelamin dengan air dan sabun. Pastikan bahwa ia mengerti untuk

membersihkan daerah disekitar vulva terlebih dahulu, dari depan

kebelakang anus. Nasehatkan ibu untuk membersihkan diri setiap

kali selesai buang air kecil dan besar.

5) Istirahat
48

Istirahat pada ibu selama masa nifas beristirahat cukup untuk

mencegah kelelahan yang berlebihan. Sarankan ia untuk kembali ke

kegiatan-kegiatan rumah tangga biasa perlahan-lahan, serta untuk

tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur. Kurang istirahat akan

mempengaruhi ibu dalam beberapa hal, mengurangi jumlah ASI

yang diproduksi, memperlambat proses involusi uterus dan

memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidak

mampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.

6) Seksual

Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu

darah merah berhenti dan ibu dapat memasukan satu atau dua

jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah

berhenti dan ibu tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk

memulai melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.

Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami

istri sampai masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6

minggu setelah persalinan. Keputusan tergantung pada pasangan

yang bersangkutan.

7) Keluarga berencana

Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2

tahun sebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus

menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin

merencanakan tentang keluarganya. Namun, petugas kesehatan


49

dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan

kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak

diinginkan.

Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi)

sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama meneteki. Oleh karena

itu metode amenorea laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama

kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan baru.

8) Senam nifas

Senam nifas pentingnya mengembalikan otot-otot perut dan

panggul kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan ini

menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa

sakit pada punggung. (Rukiyah 2014)

f. Tanda Bahaya Masa Nifas

Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan pada masa nifas adalah :

1) Demam tinggi >38oC

2) Perdarahan vagina luar biasa/tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari

perdarahan haid biasa/bila memerlukan penggantian pembalut 2x

dalam setengah jam), disertai gumpalan darah yang besar-besar dan

berbau busuk.

3) Nyeriperut hebat/rasa sakit dibagian bawah abdomen atau

punggung, serta ulu hati.

4) Sakit kepala parah /terus menerus dan pandangan nanar/masalah

penglihatan.Pembengkakan wajah, jari-jari atau tangan


50

5) Rasa sakit, merah atau bengkak dibagian betis disertai demam

6) Payudara memebengkak, kemerahan, lunak disertai demam

7) Puring payudara berdarah atau merkah, sehingga sulit untuk

menyusui

8) Tubuh lemas dan terasa seperti mau pingsan, merasa sangat letih

satau nafs terengah-engah

9) Kehilangan nafsu makan dalam waktu lama

10) Tidak bisah buang air besar selam tiga hari atau rasa sakit waktu

bunag air kecil

11) Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh banyinya atau

diri-sendiri
51

4. Tinjauan Teori Bayi baru lahir normal

a. Pengertian

Bayi yang baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam

presentase belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada

usia genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan

2500-4000 gram, nilai apgar >7 dan tanpa cacat bawaan. (Rukiyah,

2014).

Bayi baru lahir dengan berat badan 2500-4000 gram dengan masa

kehamilan 37-42 minggu.bayi lahir dengan usia 0-7 hari disebut

neonatal dini, sedangan 0-28 hari disebut neonatal lanjut. (Kurnia Dwi

Rimandini, SST, 2014).

b. Kunjungan Neonatus

Neonates adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang aterm 37-42

minggu dengan berat badan lahir 2500-4000 gram. Asuhan bayi baru

lahir adalah bayi yang baru lahir selama 1 jam pertama kelahiran. (Ika

fitria Elmeida, SSiT., M.Keb)

1) Jadwal kunjungan

a) 24 jam setelah pulang awal

(1) Timbang berat badan bayi, bandingkan berat badan dengan

berat badan lahir dan berat badan pada saat pulang.

(2) Jaga selalu kehangatan bayi

(3) Komunikasi pada orang tua bagaimana caranya merawat tali

pusat.
52

b) 1 minggu setelah pulang

(1) Timbang berat badan bayi, bandingkan dengan berat badan

saat ini dengan berat badan saat bayi baru lahir. Catat

penurunan dan penambahan berat badan bayi.

(2) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.

(3) Lihat keadaan suhu tubuh bayi.

(4) Kaji keadekuatan suplai ASI.

c) 4 minggu setelah kelahiran

(1) Ukur tinggi dan berat badan dan bandingkan dengan

pengukuran pada kelahiran dan pada usia 6 minggu.

(2) Perhatikan intake dan output bayi baru lahir.

(3) Perhatikan nutrisi bayi.

(4) Perhatikan keadaan penyakit pada bayi.

c. Masalah Yang Lazim Terjadi Pada Neonatus Dan Penanganannya

1) Bercak mongol

a) Pengertia

Bercak mongol adalah bercak biru kehitaman atau kecoklatan

yang lebar difus, terdapat di daerah bokong atau lumbosakral,

dan mengilang setelah beberapa bulan atau tahun.

b) Penatalaksanaan

Bercak mongol biasanya menghilang setelah beberapa minggu

sampai beberapa tahun sehingga tidak perlu pengobatan, cukup

denan tindakan kosevatif.


53

2) Diare

a) Pengertian

Diare adalah penyakit yang lazim dijumpai pada bayi dan anak-

anak. Menurut WHO, diare merupakan defekasi dalam bentuk

cair lebih ddari tiga kali dalam satu hari, dan biasanya

berlangsung selama dua hari atau lebih.

b) Penatalaksanaan

(1) Jika anak mengalami diare tanpa dehidrasi, nafsu makan

baik, dan tanpa demam, ASI dapat diteruskan pemberiannya

tanpa harus meberikan pengobatan.

(2) Jika anak mengalami diare disertai muntah, beri cairan

oralitkepada anak untuk mempertahankan kadar garam dan

cairan tubuh sampai muntah berenti.

Jika anak mengalami diare berat dengan gejala defekasi

yang cair setiap satu atau dua jam disertai dehidrasi, segera

rujuk ke dokter anak

3) Obstipas

a) Pengertian

Obstipasi adalah pengeluaran mekonium yang tidak terjadi

dalam 24 jam pertama sesudah kelahiran atau kesulitan atau

keterlambatan pengeluran feses dan frekuensi defekasi.

Obstipasi umumnya terjadi saat otot bagian ujung usus besar

mengencang sehingga menghalangi pengeluaran feses secara


54

normal. Semakin lama feses bertahan, semakin padat dan kering

konsistensi feses sehingga sulit dikeluarkan.

b) Penatlaksanaan

(1) Jika bayi hanya mendapatkan ASI, jangan hentikan

pemberian ASI. Jika bayi mendapatkan susu formula yang

baru, beri susu formula sebelumnya kepada bayi.

(2) Jika anak akan atau telah mendapatkan makanan tambahan,

beri tambahan makanan tinggi serat, sperti brokoli, buncis,

kacang polong, dan makanan sejenisnya, dan beri tambahan

asusap air minum.

(3) Jika obstipasi brat, lakukan rujukan kedokter untuk

mendapatkan terapi obat pencahar atau enema

4) Infeksi

Dalam kamus kedokteran, infeksi diartikan sebagai maksudnya dan

berkembangnnya organism yang hidup ganas di dlamtubuh, seperti

bakteri, virus, dan jamur. Infeksiperinatologi dalah infeksi yang

terjadi pada neonates, masa prenatal, intranatal, dan pasca

natal.infeksi pada neonatus lebih sering ditemukan pada BBLR dan

bayi yang lahir di rumah sakit.

Klarifikasi infeksi, yaitu sebagi berikut :

(1) Sepsis neonatorum

(2) Masa sebelum hamil (antenatal)

(3) Masa persalinan (intranatal)


55

(4) Masa sesudah persalinan (pascanatal)

5) Tetanus neonatorum

Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjai pada

neonatus.penyakit ini disebabkan oleh kuman clostridium tetani

yang bersifat anerob, yaitu kuman yang hidup dan berkembang

dilingkungan yang kurang atau tidak mengandung oksigen.

6) Sindrom kematian bayi mendadak

a) Pengertian

Sindrom kematian bayi mendadak (SKMB) didefinisikan

sebagai kematian mendadak pada bayi dan anak kecil yang tidak

dapat diperkirakan dengan anamnesis dan tidak dapat dijelaskan

dengan pemeriksaan pascapartum yang menyeluruh, yang

meliputi autopsy, penyelidikan terhadap terjadinya kematian,

dan tinjauan riwayat medis secara keseluruhan.

b) Penatalksaan

Pencegahan SKBM dilakukan khususnya pada bayi yang

berisiko tinggi.Beberapa kasus SKBM terjadi pada bayi yang

tidak dianggap berisiko, seperti pada kecelakaan.Karena

menurut definisi kematian datang dengan cepat dan tanpa

peringatan, maka perlu diberikan dukungan psikologis dan

emosi.

7) Seborea

a) Pengertian
56

Sebore adalah gangguan kelenjar palit/lemak yang ditandai

dengan pengeluaran lemak secara berlebihan yang membentuk

sisik putih kekuningan atau sumbatan seperti keju.

b) Penatalaksanaan

(1) Jika gejala masih ringn, beri baby oil pada daerah yang

terdapat seborea di malam hari dan bersihkan dengan sabun

antiseptik pada pagi hari.

(2) Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan tubuh bayi dengan:

(a) Bayi dimandikan 2-3 kali sehari dan gunakan sampo

pada kepala saat bayi dimandikan,

(b) Gunakan pakaian yang mudah menyerap keringat,

(c) Hindari udara panas dan lembap, dan

(d) Upayakan ventilasi lingkungan yang baik.

8) Bisul

a) Pengertian

Bisul adalah perdangan/infeksi pada kulit yang biasanya

mengenai folikel rambut dan disebabkan oleh kuman

staphylococcus uareus dengan gejala kulit merh bengkak pada

jaringan subkutan manapun.infeksi ini biasanya dijumpai pada

hari ke-3 atau lebih


57

b) Penatalaksanaan

Jika ada benjolan, jangan dipencet, apalagi jika tangan /

benda yang digunakan untuk memencet tidak bersih.

Aktivitas ini dapat memperparah keadaan.

(1) Jika bisul mengganggu rasa nyaman, beri kompres hangat

dengan handuk pada daerah bisul selama 15 menit 1- 2 kali

dalam sehari supaya bisul cepat matang dan pecah.

(2) Jangan sembarang menggunakan antibiotik untuk

mengobatibisul walaupun bentuknya hanya berupa krim

karena antibiotic dapat menyebabkan kekebalan/resistensi.

9) Miliaria

a) Pengertian

Miliria biasa juga disebut saudamina, liken tropikus, biang

keringat, dan keringat buntet. Miliria adalah dermatitis yang

disebabkan oleh retensi keringat, penyumbatan pori kelenjar

keringat, dan biasnya timbul pada udara yang panas

menyebabakan radang dan edema akibat perspirasi yang tidak

dapat keluar dan diabsorpsi oleh stratum korneum.

b) Penatalaksanaan

(1) Prinsip pengobatan adalah engurangi produksi keringat dan

member kesempatan agar sumbatan pori lenyap,

(2) Sebaiknya penderita berada iruangan yang menggunakan

air conditioning (AC) atau di tempatkan yang sejuk dan


58

kering udaranya. Untuk mengurangi produksi kelenjar

minyak yang berlebih

(3) Beri obat antikolinergik yang dapat mengurangi produksi

keringat, misalnya prantal, probantin, dan sebagiannya.

(4) Obat topical juga dapat diberikan, yaitu bedak kocok yang

bersifat mendinginkan dan desinfektan serta antigatal.

10) Oral trush

a) Pengertian

Oral trush adalah kandidiasis selaput lender mulut, biasnya

padamukosa dan lidah, dan kadang-kadang palatum, gusi, dan

lantai mulut. Penyakit ini ditandai dengan plak putih

menyerupai gumpalan susu yang dapat terkelupas dan

meninggalkan permukaan yang berdarah. Penyakit ini

merupakan innfeksi jamur yang sering terjadi pada mulut bayi

dan tidak berbahaya, tetapi dapat menular ke ptung payudara ibu

b) Penatalaksanaan

(1) Jagalah kebersihan mulit dan putting susu ibu.

(2) Beri makanan yang bertekstur lembut dan cair.

(3) Beri obat anti jamur

11) Diaper rash


59

a) Pengertian

Diaper rash adalah kemerahan pada kulit bayi akibat adanya

kontak yang terus-menerus dengan lingkungan yang kurang

baik.

b) Penatalaksanaan

(1) Daerah yang terkena ruam popok harus dibiarkan terbuka

dan tetap kering.

(2) Gunakan kapas halus yang yang mengandung minyak untuk

membersihkan kulit yang iritasi.

(3) Segera bersihkan dan keringkan bayi setelah defekasi /

berkemih.

(4) Atur posisi tidur anak agar tidak menekan kulit/daerah yang

iritasi.

(5) Perhatikan kebersihan kulit dan tubuh sacara keseluruhan.

(6) Jaga kebersihan pakaian dan alat untuk bayi.

(7) Hindari factor penyebab alergi.

12) Hemangioma

a) Pengertian

Hemangioma adalah tumor jinak atau hematoma/gumpalan yang

terjadi akibat gangguan pada perkembangan dan pembentukan

pembuluh darah dan dapat terjadi di semua organ, seperti hati,

limpa, otak, tulang, dan kulit.

b) Penatalaksanaan
60

Umumnya hemangioma sembuh spontan, menghilang sendiri,

tidak menimbulkan gangguan, dan tidak perlu pengobatan.

Pengobatan yang dapat dilakukan adal bedah laser, terutama

untuk himangioma yang terletak dipermukaan kulit

13) Ikterus

a) Pengertian

Ikterus adalah menguningnya skelera, kulit, atau jaringan lain

akibat penumpukan bilirubin dalam serum. Ikterus mulai

tampak jika kadar bilirubin >5 mg, dan dimulaipada daerah

wajah.

b) Penatalaksanaan

(1) Beri ASI yang adekuat kepada bayi

(2) Anjurkan ibu untuk mengonsumsi makanan bergizi tinggi

protein dan mineral.

(3) Anjurkan agar bayi dijemur di bawah sinar matahari antara

pukul 7-8 pagi selama 30-60 menit dan bayi tidak

menggunakan pakaian. Posisikan bayi telentang kemudian

telungkup sehingga seluruh kulit bayi terkena sinar matahari

14) Muntah dan gumah

a) Pengertian

Muntah dalah keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi

lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk ke

dalam lambung.muntah pada bayi merupakan gejala yang sering


61

kali dijumpai dan dapat terjadi bagai pada berbagai gangguan.

Gumoh terjadi karena adanya udara did lam lambung yang

terdorongkeluar sat makanan masuk ke dalam lambung bayi.

Gumoh dapat terjadi secara pasif atau secara spontan.

b) Penatalaksanaan Muntah

(1) Perlakukan bayi dengan baik dan hati-hati.

(2) Beri diet yang sesuai dan jangan berimakanan yang

merangsang.

(3) Beri obat antiemetik.

(4) Jika ada kelainan yang sangat penting, segera rujuk.

c) Penatalaksanaan Gumoh

(1) Beri susu yang lebih kental.

(2) Posisi mnyusu bersudut 45 o.

(3) Jangan langsung mengangkat bayi saat bayi gumoh atau

muntah.
62

5. Tinjauan Teori Keluarga Berencana

a. Pengertian

Keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan

peran serta masyarakat melalui pendewasan usia perkawinan.

Pengaturan kelahiran, pembinaan kesehatan keluarga, peningkatan

kesejatheraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan

sejathera (Dr. Lucky Taufika Yuhedi, 2015)

Keluaraga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan

jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka

dibuatlah beberapa cara atau alaternatif untuk mencegah atapun untuk

menundah kehamilan (Sri Rahayu, 2017 )

b. Tujuan Keluraga Berencana (KB)

Tujuan program pelayanan keluarga berencana adalah :

1) Menurunkan tingkat kelahiran dengan mengikuti sertakan seluruh

lapisan masyarakat dan potensi yang ada

2) Meningkatkan jumlah peserta Kb dan tercapainya pemeratan serta

kualitas peserta KB yang menggunakan alat kontrasepsi efektif dan

mantap dengan pekayanan bermutu

3) Mengembangkan usaha-usah untuk membantu meningkatkan

kesejatheraan ibu dan anak, memperpanjang harapan hidup,

menurunkan tingkat kematian bayi dan anak


63

c. Jenis - jenis kontrasepsi

1) Kontrasepsi dengan Metode Modern

a) Kontrasepsi mini PIL

Mini pil adalah pil KB yang hanya mengandung hormon

progesteron dalam dosis rendah. Mini pil atau pil progestin

disebut juga pil menyusui. Dosis progestin yang digunakan

0.03-0.05 mg per tablet (Nina Siti Mulyani, 2014).

b) Kerugian mini pil

Kontrasepsi pil progestin atau mini pil mempunyai

kerugian, antara lain :

(1) Memerlukan biaya

(2) Harus selalu tersedia

(3) Efektifitas berkurang apabila menyusui juga berkurang

(4) Penggunaan mini pil bersamaan dengan obat tuberkulosis

atau epilepsi akan mengakibatkan efektifitas menjadi

rendah.

(5) Mini pil harus diminum setiap hari dan pada waktu yang

sama

(6) Tidak melindungi dari penyakit HBV dan HIV/AID.

c) Keuntungan mini pil

Adapun keuntungan dari penggunaan kontrasepsi mini pil

yaitu :
64

(1) Cocok sebagai alat kontrasepsi untuk perempuan yang

sedang menyusui

(2) Sangat efektif untuk masa laktasi

(3) Dosis gestagen rendah

(4) Tidak menurunkan produksi ASI

(5) Tidak menganggu hubungan seksual

(6) Kesuburan cepat kembali

(7) Tidak memberikan efek samping estrogen

(8) Tidak ada bukti peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler,

risiko tromboemboli vena dan risiko hipertensi.

(9) Cocok untuk perempuan yang menderita diabetes mellitus

(10) Cocok untuk perempuan yang tidak bisa mengkonsumsi

estrogen .

2) Pil kombinasi

Pil kombinasi adalah pil yang mengandung hormon estrogen

dan progesteron, sangat efektif (bila diminum setiap hari). Pil

harusdiminum setiap hari pada jam yang sama. Pada bulan-bulan

pertama, efek samping berupa mual dan perdarahan bercak yang

tidak berbahaya dan segera akan hilang. Efek samping serius

sangat jarang terjadi. Pil kombinasi dapat dipakai pada semua ibu

usia reproduksi baik yang mempunyai anak maupun belum

mempunyai anak. Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat (Nina

Siti Mulyani, 2014).


65

a) Kelemahan

Pil kombinasi memiliki kelemahan yaitu :

(1) Mahal dan membosankan

(2) Mual terutama pada 3 bulan pertama penggunaan

(3) Pusing,Nyeri pada payudara

(4) Berat badan naik sedikit pada perempuan tertentu, kenaikan

berat badan justru memiliki dampak positif

(5) Tidak boleh diberikan pada ibu menyusui

(6) Pada sebagian kecil wanita dapat menimbulkan depresi dan

perubahan suasana hati sehingga keinginan untuk

berhubungan seks berkurang

(7) Dapat meningkatkan tekanan darah

(8) Tidak mencegah IMS

3) Kontrasepsi suntik kombinasi (1 bulan)

Kontrasepsi suntik bulanan merupakan metode suntikan yang

pemberiannya tiap bulan dengan jalan penyuntikan secara

intramuskular sebagai usaha pencegahan kehamilan berupa hormon

progesteron dan estrogen pada wanita usia subur. Penggunaan

kontrasepsi suntik mempengaruhi hipotalamus dan hipofisi yaitu

menurunkan kadar FSH dan LH sehingga perkembangan dan

kematangan folikel de Graaf tidak terjadi.


66

a) Jenis suntikan 1 bulan

Suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksi

progesteron Asetat dan % mg Estradiol Sipionat yang dberikan

injeksi intra muscular sebulan sekali (Cyclofem) dan 50 mg

Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang

diberikan injeksi intra muscular sebulan sekali.

b) Keuntungan suntik 1 bulan

KB suntik 1 bulan mempunyai keuntungan antara lain :

(1) Risiko terhadap kesehatan kecil

(2) Tidak berpegaruh pada hubungan suami istri

(3) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam

(4) Jangka panjang

(5) Efek samping sangat kecil

(6) Pemberian aman, efektif dan relatif mudah

(7) Mengurangi nyeri saat haid

(8) Mencegah anemia

(9) Mencegah kanker ovarium dan kanker myometrium

(10) Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium

(11) Mencegah kehamilan ektopik

(12) Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan usia

pramenopause.

c) Kerugian suntik 1 bulan

Adapun kerugian kb suntik 1 bulan antara lain :


67

(1) Terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur,

perdarahan bercak atau spooting, perdarahan selama sampai

10 hari

(2) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan

seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga

(3) Ketergantungan pasien terhadap pelayanan kesehatan,

karena pasien harus kembali setiap 30 hari untuk kunjungan

ulang

(4) Efektifitas suntik 1 bulan berkurang bila digunakan

bersamaan dengan obat -obatan epilepsy atau obat

tuberkulosis

(5) Dapat terjadi perubahan berat badan

(6) Dapat terjadi efek samping yang serius seperti serangan

jantung, stroke, bekuan darah pada paru atau otak dan

kemungkinan timbulnya tumor hati

(7) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi

menular seksual (IMS), hepatitis B virus atau infeksi virus

HIV.

(8) Pemulihan kesuburan kemungkinan terlambat setelah

penghentian pemakaian kb suntik 1 bulan.

4) Kontrasepsi suntik 3 bulan atau progestin

Suntik tribulan merupakan metode kontrasepsi yang

diberikan secara intra muscular setiap 3 bulan. Keluarga berencana


68

suntik merupakan metode kontrasepsi efektif yaitu metode yang

dalam penggunaannya mempunyai efektifitas atau tingkat

kelangsungan pemakaian relatif lebih tinggi serta angka kegagalan

relatif renah bila dibandingkan dengan alat kontrasepsi sederhana.

a) Jenis suntik 3 bulan

Yang termasuk dalam metode suntikan tribulan yaitu :

(1) DMPA (Depot medroxy progesterone acetate) atau Depo

Provera yang diberikan tiap 3 bulan dengan dosis 150 mg

yang disuntik secara intra muscular.

(2) Depo Noristerat diberikan setiap 2 bulan dengan dosis 200

mg Nore-tindronEnantat.

b) Keuntungan metode suntik 3 bulan

Suntik 3 bulan mempunyai keuntungan antara lain:

(1) Efektifitas tinggi

(2) Sederhana pemakaiannya


69

(3) Cukup menyenangkan bagi akseptor (injeksi hanya 4 kali

dalam setahun)

(4) Cocok untuk ibu-ibu yang menyusui anak

(5) Tidak berdampak serius terhadap penyakit gangguan

pembekuan darah dan jantung karena tidak mengandung

hormon estrogen

(6) Dapat mencegah kanker endometrium, kehamilan ektopik,

serta beberapa penyebab penyakit akibat radang panggul

(7) Menurunkan krisi anemia bulan sabit (sickle cell)

c) Kekurangan metode suntik 3 bulan

Kekurangan metode suntik tribulan yaitu :

(1) Terdapat gangguan haid seperti amenore

(2) Timbulnya jerawat di badan atau wajah dapat disertai

infeksi atau tidak bila digunakan dalam jangka panjang

(3) Berat badan yang bertambah 2,3 kg pada tahun pertama

dan meningkat 7,5 kg selama enam tahun

(4) Pusing dan sakit kepala

(5) Bisa menyebabkan warna biru dan rasa nyeri pada daerah

suntikan akibat perdarahan bawah kulit.

d) Indikasi dan kontraindikasi kontrasepsi suntik 3 bulan

Yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan progestin :

(1) Usia reproduksi

(2) Yang telah memiliki anak


70

(3) Setelah abortus atau keguguran

(4) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang

memiliki efektifitas tinggi

(5) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai

(6) Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung

estrogen

(7) Sering lupa bila menggunakan pil

(8) Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak

boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi

(9) Perokok

(10) Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah

gangguan pembekuan darah atau anemia bulan

sabit(saifuddin,2014).

Yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi suntikan

progestin:

(1) Hamil atau dicurigai hamil

(2) Pendarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

(3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama

amenorrhea

(4) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara

(5) Diabetes melitus disertai komplikasi (saifuddin,2014).

e) Waktu mulai menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan

(1) Setiap saat selama siklus haid asal ibu tersebut tidak hamil
71

(2) Mulai hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid

(3) Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat digunakan

setiap saat, asalkan ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari

setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual

(4) Ibu menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin

mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu tidak

hamil suntikan pertama dapat segera diberikan atau tidak

perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.

(5) Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan

ingin menggantikannya dengan kontrasepsi hormonal,

suntikan pertama hormonal dapat segera diberikan dan

tidak perlu menunggu haid berikutnya datang.

(6) Ibu tidak haid atau dengan pendarahan tidak teratur,

suntikan pertama dapat diberikan setiap saat,asal saja ibu

tersebut tidak hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan

tidak boleh melakukan hubungan seksual (saifuddin,

2014)

f) Cara penggunaa kontrasepsi suntik 3 bulan

Cara menggunakan kontrasepsi suntikan 3 bulan menurut

saifuddin (2014) adalah :

(1) Kontrasepsi suntikan diberikan setiap 3 bulan dengan cara

disuntik intramuscular (IM) dalam daerah pantat. Apabila


72

suntikan diberikan terlalu dangkal penyerapan kontrasepsi

suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif.

(2) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol

biarkan kulit kering sebelum disuntik,setelah kering baru

disuntik.

(3) Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung

udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu di dinginkan. Bila

terjadi endapan putih pada dasar ampul, upayakan

menghilangkannya dan dengan menghangatkannya.


73

B. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor : 938/Menkes/SK/VIII/2007

1. pengertian asuhan kebidanan

Asuhan kebidanan menurut Depkes (2008) adalah proses pengambilan

keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang

dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Dalam

pemberian asuhan kebidanan, seorang bidan di tuntut mampu mengambil

suatu keputusan pada saat akan melaksanakan suatu tindakan pertolongan

kepada klien. Langkah tindakan yang diambil harus sesuai dengan

kewenangan bidan yang diatur dalam Permenkes RI

No.1464/MENKES/PER/X/2010 tentang penyelenggaraan praktek bidan

pada bab III mengenai penyelenggaraan praktek (Sukini dan Rofi’ah, 2016).

Asuhan kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang

mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan ibu masa

hamil, bersalin, nifas, bayi setelah lahir dan keluarga berencana. Bidan

memiliki tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien secara

mandiri, kolaborasi maupun rujukan (Sukini dan Rofi’ah, 2016).

2. Alur fikir bidan menurut Varney

Alur pikir bidan pencatatan dari asuhan kebidanan proses manajemen

kebidanan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan.


74

ALUR PIKIR BIDAN

PROSES MANAJEMEN KEBIDANAN

5 Langkah (KompetensiBidan) 7 Langkah Varney

Pengumpulan data dasar Pengumpulan data dasar


Diagnosis Interpretasi data dasar
Diagnosa/masalahpotensial
Perencanaan
KebutuhanSegera
MerencanakanAsuhan
Implementasi Pelaksanaanasuhan
Evaluasi Evaluasi
Sumber : Rismalinda, 2014.

3. Peran fungsi bidan

a. Peran bidan

Peran bidan adalah seperangkat tinkah laku yang diharapkan oleh

orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan sebagai

seorang bidan dalam suatu sistem di bemasyarakat. Dalam

melaksanakan profesinya, bidan memiliki peran sebagai pelaksana,

pengelolah, pendidik dan peneliti.

1) Peran sebagai pelaksana

Bidan dalam perannya sebagai pelaksana memiliki tiga

kategori tugas yaitu, tugas mandiri, tugas kolaborasi dan tugas

ketergantungan.

a) Tugas mandiri
75

(1) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan

kebidanan yang diberikan.

(2) Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita

pranikah

(3) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan

normal.

(4) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa

persalinan dengan melibatkan klien /keluarga.

(5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.

(6) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa nifas

dengan melibatkan klien/ keluarga.

(7) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang

membutuhkan pelayanan kb.

(8) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan

reproduksi

( termaksud klimakterium-menopause)

(9)Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan

melibatkan keluarga.

Dalam melakukan tugas mandiri ada 7 langkah utama yang

harus dilakukan:

(a) Mengkaji status kesehatan

(b) Menentukan diagnosa

(c) Menyusun rencana tindakan sesuai masalah


76

(d) Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah

disusun

(e) Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan

(f) Membuat catatan dan laporan

b) Tugas kolaborasi

(1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan

kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien

dan keluarga.

(2) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

resiko tinggi dan pertolongan pertama pada

kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

(3) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa

persalinan dengan resiko tinggi dan keadaan

kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama

dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan

keluarga.

(4) Memberikan asuhan kebidanan kepada ibu dalam masa

nifas dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama dalam

keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan

kolaborasi dengan klien dan keluarga.

(5) Memberikan asuhan pada BBL dengan resiko tinggi dan

yang mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan yang


77

memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan

keluarga.

Ada 7 langkah utama yang harus dilakukan setiap asuhan:

(a) Mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi

dan keadaan kegawatan yang memerlukan tindkaan

kolaborasi.

(b) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas

kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

(c) Merencankan tindakan sesuai dengan prioritas

kegawatan dan hasil kolaborasi.

(d) Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dengan

melibatkan klien.

(e) Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan

(f) Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien

(g) Membuat pencatatan dan pelaporan

c) Tugas ketergantungan

(1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan

kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan

keluarga.

(2) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan

rujukan pada hamil dengan resiko tinggi dan

kegawatdaruratan
78

(3) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan

rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu

dengan melibatkan klien dan keluarga.

(4) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan

rujukan pada ibu dalam msa nifas dengan penyulit tertentu

dengan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan

keluarga.

(5) Memberikan asuhan kebidanan pada BBL dengan kelainan

tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi

dan rujukan dengan melibatkan keluarga.

(6) Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan

kelainan tertentu dan kegawatan yang memerluakan

konsultasi dan rujukan dengan melibatkan klien dan

keluarga.

Ada lima langkah yang harus dilakukan pada setiap

asuhan kebidanan yaitu:

(a) Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan yang memerlukan

tindakan diluar lingkup kewenangan bidan dan keadaan

kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi/rujukan.

(b) Menentukan diagnosa, prognosa dan prioritas serta

sumber-sumber dan fasilitas untuk kebutuhan intervensi

lebih lanjut bersama klien/keluarga


79

(c) Memberikan pertolongan pertama pada kasus yang

memerlukan rujukan dan memberikan asuhan kebidanan

dengan tindakan.

(d) Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut

kepada petugas/institusi pelayanan kesehatan yang

berwenang dengan dokumentasi lengkap.

(e) Membuat pencatatan dan pelaporan seluruh kejadian dan

intervensi.

2) Peran sebagai pengelolah

Dalam melaksanakan peran sebagai pengelola, bidan memiliki 2

tugas yaitu tugas pengembangan pelayanan dasar kesehatan dan

tugas partisipsi dalam tim.

a) Pengembangan pelayanan dasar kesehatan

Bidan berperan dalam mengembangkan pelayanan dasar

kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu,

keluarga, kelompok khusus dan masyarakat di wilayah kerja

dengan melibatkan masyarakat/klien. Dalam perannya ini bidan

(1) Mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan

kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan serta

mengembangkan program pelayanan kesehatan diwilayah

kerjanya bersama tim kesehatan dan pemuka kesehatan


80

(2) Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil kajian bersama

masyarakat.

(3) Mengelolah kegiatan pelayanan kesehatan khususnya

KIA/KB sesuai dengan rencana.

(4) Mengkoordinir, mengawasi dan membimbing kader dan

dukun atau petugas kesehatan lain dalam melaksanakan

program/kegiatan pelayanan KIA/KB.

(5) Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan

masyrakat khususnya KIA KB termaksud pemanfaatan

sumber yang ada pada program dan sektor terkait

(6) Menggerakkan dan mengembangkan kemampuan

masyarakat serta memelihara kesehatannya dengan

memanfaatkan potensi yang ada

(7) Mempertahankan dan menigkatkan mutu serta keamanan

praktik profesional melalui pendidikan, pelatihan, magang

dan kegiatan dalam kelompok profesi.

(8) Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah

dilaksanakan

b) Berpartisipasi dalam tim

Bidan berpartisipasi dalam tim untuk melaksankan program

kesehatan dan sektor lain melalui peningkatan kemampuan

dukun bayi, kader, dan tenaga kesehatan lain yang berada di

wilayah kerjanya, meliputi :


81

(1) Bekerjasama dengan puskesmas, institusi lain sebagai

anggota tim dalam memberi asuhan kepada klien bentuk

konsultasi, rujukan dan tindak lanjut.

(2) Membina hubungan baik dengan dukun bayi, kader

kesehatan, PLKB dan masyarakat.

(3) Melaksanakan pelatihan serta membimbing dukun bayi,

kader dan petugas kesehatan lain.

(4) Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi.

(5) Membina kegiatan yang ada di masyrakat yang berkaitan

dengan kesehatan.

3) Peran sebagai pendidik

Sebagai pendidik bidan mempunyai 2 tugas yaitu sebagai pendidik

dan penyuluh kesehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing

kader.

a) Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada

individu, keluarga dan masyarakat tentang penanggulangan

masalah kesehatan khususnya KIA/KB.

b) Melatih dan membimbing kader termaksud siswa

bidan/keperawatan serta membina dukun di wilayah kerjanya.

Langkah-langkah dalam memberikan pendidikan dan penyuluhan

yaitu :

(1) Mengkaji kebutuhan akan pendidikan dan penyuluhan

kesehatan
82

(2) Menyusun rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk

penyuluhan

(3) Menyiapkan alat dan bahan pendidikan dn penyuluhan

(4) Melaksanakan program/rencana pendidikan dan penyuluhan

(5) Mengevaluasi hasil pendidikan dan penyuluhan

(6) Mendokumentasikan kegiatan

4) Peran sebagai peneliti

Dalam perannya sebagai peneliti, bidan melakukan investigasi atau

penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri

maupun kelompok. Adapun langkah-langkah yang dilakukan

adalah :

a) Mengidentifikasi kebutuhan investigasi/penelitian.

b) Menyusun rencana kerja.

c) Melaksanakan investigasi

d) Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.

e) Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut

f) Memanfaatkan hasil investasi untuk meningkatkan dan

mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan

(sukini dan rofiah,2016)

b. fungsi bidan

fungsi bidan adalah pekerjaan yang harus dilakukan oleh bidan

sesuai dengan perannya. Sesuai dengan 4 (empat) peran bidan yaitu


83

pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti maka fungsi bidan adalah

sebagai berikut

1) Fungsi pelaksana

a) Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu,

keluarga serta masyarakat (khususnya kaum remaja) pada

masa pra perkawinan.

b) Melakukan asuhan kebidanan untuk proses kehamilan normal,

kehamilan dengan kasus patologi tertentu dan kehamilan

dengan resiko tinggi.

c) Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis

tertentu.

d) Merawat bayi segera sesudah lahir normal dan bayi resiko

tinggi

e) Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas

f) Memelihara kesehatan ibu dalam masa menyusui

g) Melakukan pelayanan kesehatan pada anak balita dan pra

sekolah

h) Memberi pelayanan KB sesuai dengan wewenangnya

i) Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan untuk kasus

gangguan sistem reproduksi termaksud wanita dalam masa

klimakterium internal dan menopause sesuai wewenangnya.


84

2) Fungsi pengelola

a) Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi

individu, keluarga, kelompok masyarakat sesuai dengan kondisi

dan kebutuhan masyarakat setempat yang didukung oleh

partisipasi masyarakat

b) Menyusun rencana pelaksanaan pelayanana kebidanan di

lingkungan unit kerjanya.

c) Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan

d) Melakukan kerjasama serta komunikasi inter dan antar sektor

yang terkait dengan pelayanan kebidanan

e) Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unit pelayanan

kebidanan.

3) Fungsi pendidik

a) Memberi penyuluhan kepada individu , keluarga dan kelompok

masyarakat terkait dengan pelayanan kebidanan dalam lingkup

kesehatan serta KB

b) Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesehatan

sesuai dengan bidang tanggung jawab bidan.

c) Memberi bimbingan kepada peserta didik bidan dalam kegiatan

praktik di klinik dan di masyarakat.

d) Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lain sesuai

dengan bidang keahliannya.


85

4) Fungsi peneliti

a) Melakukan evaluasi, pengkajian, survei dan penelitian yang

dilakukan sendiri atau berkelompok dalam lingkup pelayanan

kebidanan.

b) Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan KB.

Berdasarkan Kepmenkes No.369/Menkes/SK/III/2007 tentang

standar profesi bidan disebutkan bahwa dalam hal kualifikasi

pendidikan bidan di bedakan menjadi :

(1) Bidan lulusan pendidikan bidan sebelumtahun 2000 dan

Diploma III kebidanan merupakan bidan pelaksana yang

memiliki kompetensi untuk melaksanakan praktiknya baik

di institusi pelayanan maupun praktik perorangan.

(2) Bidan lulusan pendidikan bidan setingkat Diploma IV/SI

merupakan bidan profesional, yang memiliki kompetensi

untuk melaksanakan praktiknya baik di institisi pelayanan

maupun praktik perorangan mereka dapat berperan sebagai

pemberi pelayanan, pengelolah maupun pendidik.

(3) Bidan lulusan pendidikan bidan setingkat S2 dan S3

merupakan bidan profesional yang memiliki kompetensi

untuk melaksanakan praktiknya baik di institusi pelayanan

maupun praktik perorangan. Mereka dapat berperan sebagai

pemberi layanan, pengelolah, pendidik, peneliti

pengembang dan konsultasi dalam pendidikan bidan


86

maupun sistem/ketatalaksanaan pelayanan kesehatan serta

universal (sukini dan rofiah,2016)


87

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan/Desain Penelitian (Case Study)

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Deskriptif dengan

pendekatan studi kasus manajemen asuhan kebidanan 7 langkah Varney dan

pendokumentasian dengan metode SOAP.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Singgani Kota Palu, pada Ny

“T” di jalan Sungai Manonda.

2. Waktu Penelitian

Sejak tanggal 25 Februari 2019 sampai 18 Mei 2019. Pengambilan data

pada tanggal 20 Maret 2019

C. Obyek Penelitian/Partisipan

Obyek studi kasus dalam penelitian ini adalah Ny. “T” umur kehamilan

37 minggu 3 hari dan dilakukan asuhan secara komprehensif.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui observasi pengamatan

langsung pada ibu secara komprehensif.

a. Interview

Wawancara atau tanya jawab dilakukan langsung antara peneliti

dengan pihak-pihak terkait, seperti klien, keluarga, dan tim


88

kesehatan lainnya (bidan, dan petugas kesehatan lainnya) untuk

memperoleh data yang dibutuhkan.

b. Observasi

Peneliti mengadakan observasi untuk mengetahui secara langsung

keadaan klien yang meliputi observasi tanda-tanda vital dan

observasi perdarahan.

c. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara pemeriksaan secara

menyeluruh (head to toe) meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, dan

perkusi.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui catatan atau laporan

yang ada di Puskesmas Singgani

E. Etika penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti perlu mendapat rekomendasi

dari program DIII Kebidanan STIKes Widya Nusantara dengan

mengajukan permohonan izin penelitian kepada kepala puskesmas

Singgani, setelah mendapat persetujuan barulah peneliti melakukan

penelitian dengan menekankan masalah etika meliputi :

1. Autonomy

Prinsip Autonomy digunakan saat responden dipersilahkan untuk

menentukan keterlibatannya dalam kegiatan penelitian. Calon

responden diminta kesediannya menjandi responden tanpa paksaan.


89

Responden yang akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi diberikan

lembar persetujuan (informed consent) disertai dengan judul dan

manfaat penelitian untuk di tandatangani. Apaibila subyek menolak

maka peneliti tidak akan memaksakan kehendak dan tetap

menghormati hak-hak subyek.

2. Anonymity

Peneliti wajib menjaga kerahasiaan dan pripacy responden dengan

cara tidak mencantumkan nama responden dalam pengisian kuesioner

dan pada saat tabulasi data. Peneliti hanya memeberikan kode pada

setiap responden.

3. Confidentiality

Kerahasiaan informasi dan data yang diberikan responden dalam

informed consent wajib dijamin oleh peneliti. Segala informasi yang

diberikann oleh responden tidak dapat disebarluaskan oleh peneliti

untuk kepentingan apapun.


90

BAB IV

TINJAUAN KASUS

A. Asuhan Kebidanan kunjungan awal pada Ny.T umur 27 Tahun Usia

Kehamilan (UK) 37 Minggu, 3 Hari di wilayah kerja Puskesmas Singgani.

Hari/Tgl pengkajian : Rabu, 20 Maret 2019

Tempat pengkajian : Puskesmas Singgani

Pukul : 09.00 WITA

No RM : 34-03-10

DATA SUBJEKTIF (S)

1. Data Subjektif (S)

1. Identitas/biodata

Nama Ibu : Ny T Nama Ayah : Tn S

Usia : 27 Tahun Usia : 33 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Jawa Suku : Jawa

Pendidikaan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jln. Sungai Manonda


91

2. Anamnesa

a. Keluhan utama

Sakit kepala dan pusing

3. Riwayat Keluhan

Sakit dirasakan sejak 2 hari yang lalu.

4. Riwayat perkawinan

Pernikahan yang pertama, menikah ± 6 tahun

5. Riwayat menstruasi

Menarche : 14 tahun.

Siklus : 28 hari

Lamanya : 4-5 hari

Banyaknya : 3 kali ganti pembalut

Sifat darah : Encer

Bau : khas

Dismenorhoe : Tidak.

b. Riwayat kehamilan, persalinan dan Nifas yang lalu

Tahun Jenis Usia Penolong Jenis Berat

Lahir Kelamin Kehamilan Persalinan Badan

2013 ♂ Aterem Bidan Normal 3.000 gr

Hamil sekarang

c. Riwayat kehamilan sekarang

1) HPHT : 01 Juli 2018 .


92

2) Pemeriksaan Antenatal Care (ANC)

Trimester 1 : 1 Kali

Trimester II : 1 Kali

Trimester III : 2 Kal

3) Pergerakan janin dirasakan Ibu namun lupa sejak umur kehamilan

berapa minggu, Pergerakan janin dalam 24 jam ± 10 kali.

d. Riwayat kontrasepsi yang pernah digunakan

Ibu pernah menggunakan kontrasepsi KB Pil Lamanya digunakan ±6

tahun. Alasan melepas KB ingin mempunyai anak lagi, rencana jenis

kontrasepsi yang akan digunakan adalah KB Pil

e. Riwayat kesehatan / Riwayat penyakit

Tidak ada riwayat penyakit bawaan maupun penyakit turunan.

f. Riwayat keturunan kembar

Tidak ada riwayat keturunan kembar

g. Riwayat kebiasaan sehari-hari

1) Pola nutrisi

a) Makan 3 kali sehari, jenisnya nasi dan lauk pauk, tidak ada

makanan pantangan

b) Minum 6-8 gelas perhari, jenisnya air putih, susu ibu hamil

tidak ada minuman pantangan.

2) Pola eliminasi

a) Buang air besar 1 kali sehari, konsistensi lunak, warna kuning

kecokelatan
93

b) Buang air kecil 6-8 kali sehari, konsistensi cair, warna

kuning

3) Pola istirahat

a) Tidur siang 1-2 jam/hari, mulai pukul 12.00-14.00 WITA

b) Tidur malam 7-8 jam/hari, mulai pukul 21.00-05.00 WITA

4) Pola kebersihan diri/Personal Hygine

Mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, gosok gigi 2 kali sehari

menggunakan pasta gigi, mencuci rambut 2-3 kali seminggu

menggunakan shampo.

h. Keadaan psikososial

a) Kehamilan ini merupakan kehamilan yang ke dua, kehamilan ini

direncanakan, kehamilan ini juga diinginkan oleh Ibu dan

keluarga

b) Penerimaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan

Ibu dan keluarga merasa senang dan menerima kehamilan

sekarang

2. Data Objektif (O)

a) Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum : Baik,

Tanda-Tanda Vital

Tekanan Darah : 120/80 mmHg,

Nadi : 80x/mnt,

Suhu : 36,50C,
94

Respirasi : 20 x/mnt.

TP : 08 April 2019

Berat badan sebelum hamil yaitu; 51 kg dan terjadi peningkatan,

sesudah hamil menjadi; 62 kg. Tinggi badan: 158 cm dan Lingkar

lengan atas: 28 cm.

b) Pemeriksaan Fisik

a. Kepala :

Kepala bersih, tidak ada massa/benjolan, tidak ada lesi atau

luka,tidak ada nyeri tekan dan warna rambut hitam

b. Wajah :

Wajah tidak pucat, dan tidak nampak kloasma gravidarum.

c. Mata :

Simetris kanan dan kiri, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak

ikterus

d. Hidung :

bersih, tidak ada peradangan, tidak ada polip

e. Mulut:

Keadaan bersi , bibir tidak pecah - pecah dan tidak ada stomatitis

f. Gigi :

Gigi lengkap, tidak ada gigi berlubang, tidak ada perdarahan.

g. Telinga :

Bersih, tidak ada serumen dan pendengaran baik.

h. Leher :
95

Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran vena

jugularis dan tidak ada pembesaran kelenjar limve

i. Dada:

Simetris kiri dan kanan, tidak ada tanda kesulitan bernapas, tidak ada

pembengkakan/benjolan, tidak ada nyeri tekan.

j. Payudara:

Simetris kanan dan kiri, tidak ada benjolan/massa, puting menonjol,

tidak ada nyeri tekan dan ada pengeluaran colostrum.

k. Abdomen :

(1) Inspeksi

Pembesaran perut sesuai umur kehamilan, Tidak ada bekas luka

operasi , tidak ada striae gravidarum.

(2) Palpasi

Leopold I; Tinggi Fundus Uteri 34 cm TBJ 3.565 gram dan

bagian yang teraba yaitu bokong. Leopold II; Teraba punggung

berada disebelah kanan Ibu/Pu-Ka. Leopold III; Bagian terendah

janin yaitu kepala/presentasi kepala. Lopold IV; Kepala sudah

masuk pintu atas panggul.

(3) Auskultasi

DJJ : teratur

frekuensi : 142x/menit

(4) Genitalia:

Tidak dilakukan pemeriksaan


96

(5) Ekstremitas :

Ekstremitas atas simetris kanan dan kiri, pergerakan aktif, tidak

ada pembengkakan. Ekstremitas bawah simetris kanan dan kiri,

pergerakan aktif, tidak ada pembengkakan dan tidak ada varises.

(6) Pemeriksaan penunjang

Hb :11,2 gr/dl

Protein urine : negatif

HbsAg : negatif

B. Interpretasi Data Dasar

No Diagnosa Data dasar

1 Ny “T” GIIPIA0 dengan umur DS :

kehamilan 37 minggu, 3 hari janin ini kehamilan yang ke dua

hidup tunggal intra uteri. Hari pertama haid terahir :

01-07-2018

DO :

TP : 08-04-2019

UK : 36 minggu

Kesadaran : composmentis

TTV

TD : 110/80mmhg

N : 80x/M

S : 36,7°C
97

R : 20x/M

BB sekarang : 62 kg

BB sebelum hamil : 51 kg

TB : 158cm

TFU : 34cm

TBJ : 3.565 gram

Lila : 28cm

C. Masalah Potensial

Tidak ada

D. Tindakan Segera

Tidak ada

E. Perencanaan

Rabu, 20-03-2019 Pukul 9:00WITA

No Tujuan Rencana Rasional

1. Agar kehamilan 1. Jelaskan hasil 1. Agar ibu mengetahui hasil

tetap berlangsung pemeriksaan kepada ibu pemeriksaanya, dan

baik, ibu dan janin keadaanya sekarang.

sehat dengan 2. Anjurkan ibu untuk tetap 2. Agar kebutuhan ibu dan

kriteria: mempertahankan makan bayi terpenuhi

Ku : baik makanan yang bergizi

TTV : TD : seperti : sayur-sayuran,

110/80 mmhg tempe, tahu dan ikan.


98

N : 80x/M

S : 36,7°C 3. Anjurkan ibu untuk tetap


3. Agar kebersihan ibu tetap
R : 20x/M mempertahankan personal
terjaga
hygine

4. Anjurkan ibu untuk tetap


4. Agar kondisi ibu tetap
mempertahankan pola
stabil
istirahatnya

5. Anjurkan ibu untuk


5. Agar ibu tidak sering
banyak minum pada siang
kencing pada malam hari
hari dan minum
yang dapat mengganggu
secukupnya pada malam
waktu istrirahat.
hari

6. Anjurkan ibu untuk 6. agar ibu mengetahui kadar

mengkonsumsi makanan HB normal pada ibu


yang mengandung zat besi hamil.
seperti : tempe, ikan, telur,

bayam merah, sayur kelor

bening. 7. Agar ibu mengetahui


7. Jelaskan kepada ibu tanda-tanda bahaya dalam
tentang tanda-tanda kehamilan sehingga dapat
bahaya kehamilan segera di atasi.
trimester 3 8. Agar ibu mengetahui cara
8. Jelaskan kepada ibu mencegah terjadinya tanda
99

tentang bagaimana cara bahaya kehamilan

mencegah terjadinya

tanda-tanda bahaya

kehamilan. 9. Agar ibu siap untuk

9. Anjurkan ibu untuk menghadapi persalinan.

melakukan persiapan

persalinan. 10. Agar ibu mendapatkan

10. Anjurkan ibu untuk tempat yang nyaman pada

merencanakan tempat saat persalinan.

persalinannya. 11. Agar dapat dilakukan

11. Anjurkan ibu untuk pemeriksaan kembali

melakukan kunjungan untuk mengetahui keadaan

ulang sesuai dengan ibu dan janin

jadwal yang di tentukan

dan apabila terdapat

keluhan.

G. Pelaksanaan

No Hari/tgl/jam Kegiatan monitoring

1 Rabu,20-03-2019 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu :

Pukul 09:15 Wita KU : baik

BB : 62 kg
100

TB :158 cm

LILA : 28 cm

TTV : TD : 110/80 mmhg, N : 80x/M, S : 36,7°C

Respirasi : 20x/M

TP : 08-04-2019

TFU : 34 cm

TBJ : 3.565 gr

UK : 37 minggu, 3 hari

09:20 2. Menganjurkan ibu untuk tetap mempertahankan makan

makanan yang bergizi seperti sayur-sayuran, telur,

09:21 ikan,tempe dan tahu.

3. menganjurkan ibu untuk tetap mempertahankan personal

09:22 hygine

4. Menganjurkan ibu untuk tetap mempertahankan pola

09:23 istirahatnya

Tidur siang : 1-2 jam pukul 11.00 -13.00 WITA

Tidur malam : 7-8 jam pukul 21.00-06.00 WITA

5. menganjurkan ibu untuk lebih banyak minum pada siang

09:24 hari dan mengurangi minum pada malam hari, karena

pada siang hari ibu melakukan aktivitas yang dapat

menghilangkan cairan tubuh.

6. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang

09:25 mengandung zat besi seperti : tempe, ikan, telur, bayam


101

merah, sayur kelor bening.

7. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya kehamilan

lanjut,

a. Perdarahan pervaginam

1) Plasenta Previa

2) Solusio plasenta

b. Tanda-tanda preeklamsi

1) Mual muntah berlebihan

2) Sakit kepala yang hebat

3) Penglihatan yang kabur

4) Nyeri perut yang hebat

5) Gerakan janin berkurang

09.26 6) Oedema ( bengkak pada wajah,kaki,dan tangan

7) Keluar air ketubah sebelum waktunya.

8.Menjelaskan kepada ibu tentang bagaimana cara mencegah

terjadinya tanda-tanda bahaya kehamilan yaitu dengan

memeriksakan kehamilan pada tenaga kesehatan (Bidan)

9. Memberitahu ibu untuk persiapan persalinan

10.Memberitahu ibu untuk merencanakan tempat

persalinannya.

11.Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang

sesuai dengan jadwal yang di tentukan dan apabila terdapat

keluhan.
102

H. Evaluasi

Rabu, 20-03-2019 Pukul 09:33 WITA

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu

Ibu mengetahui hasil pemeriksaan dan ibu mengetahui tentang keadaannya

saat ini.

2. Menganjurkan ibu untuk tetap mempertahankan makan makanan yang

bergizi.

Ibu mengerti penjelasan yang di jelaskan oleh bidan dan bersedia untuk

mengosumsi makanan yang bergizi.

3. Menganjurkan ibu untuk tetap mempertahankan personal hygine

Ibu mengerti dan akan tetap menjaga personal hygine-nya

4. Menganjurkan ibu untuk tetap mempertahankan pola istirahatnya

Ibu mengerti dan akan istirahat yang cukup 1-2 jam pada siang hari dan 7-

8 jam pada malam hari.

5. Menganjurkan ibu untuk lebih banyak minum pada siang hari dan

mengurangi minum pada malam hari

Ibu mengerti dan akan mengurangi minum dimalam hari

6. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat

besi, seperti :tempe, telur, ikan, bayam merah, sayur kelor bening

Ibu mengerti dan akan mengkonsumsi sesuai yang di anjurkan

7. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya kehamilan lanjut

Ibu mengerti dan mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan.


103

8. Menjelaskan kepada ibu tentang bagaimana cara mencegah terjadinya

tanda-tanda bahaya kehamilan

Ibu mengerti dan mengetahui bagaimana cara mencegah terjadinya tanda-

tanda bahaya kehamilan

9. Memberitahu ibu untuk persiapan persalinan

Ibu mengerti dan mau melakukan persiapan persalinan

10. Memberitahu ibu untuk merencanakan tempat persalinannya

Ibu mengerti dan sudah merencanakan tempat persalinannya

11. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang sesuai dengan

jadwal yang di tentukan dan apabila terdapat keluhan

Ibu mengerti dan mau melakukan kunjungan ulan


104

CATATAN PERKEMBANGAN I

Hari/tanggal :Jum’at, 22 Maret 2019

Jam : 15:50 WITA

Tempat :Jln. Sungai Manonda

S : Ibu mengeluh pusing sejak kemarin

O : Keadaan Umum baik, Kesadaran composmentis,Tanda-tanda vital :

Tekanan Darah :120/80 mmHg, Nadi :80x/menit, Suhu :36,50C,

Respirasi :20x/menit, BB :62 kg

Pemeriksaan Fisik

Palpasi :Leopold I tinggi fundus uteri 34 cm, bagian yang teraba di fundus

yaitu bokong dan tafsiran berat janin yaitu 3.565 gr.

LeopoldII teraba punggung janin disebelah kanan/Pu-Ka,

Leopold III teraba bagian terendah janin yaitu kepala atau presentasi

kepala,Leopold IV kepala janin sudah masuk pintu atas panggul

(Divergen),

Auskultasi :Terdengar BJF teratur, kuat dengan frekuensi 140 x/menit.

A : Ny.T umur 27 tahun G2P1A0 hamil normal dengan usia kehamilan 37

minggu 5 hari janin hidup tunggal intra uterin dengan kondisi janin baik.

P :

Jum’at, 22 Maret 2019 Pukul : 16.20 WITA


105

16.19 WITA 1. Menganjurkan untuk istrahat yang cukup dan tidak melakukan

pekerjaan yang berat. Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup.

16.22 WITA 2. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan bergizi.Ibu mengerti

dan akan mengkonsumsi makanan bergizi.

16.24 WITA 3. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet Fe 10 tablet

yaitu 1 tablet setiap hari dan diminum pada saat menjelang

tidur dimalam hari tidak dengan teh atau kopi. Ibu mengerti

dengan penjelasan yang telah diberikan.

16.25 WITA 4. Memberikan Health Education (HE) pada ibu tentang tanda

bahaya kehamilan seperti pusing, nyeri perut yang hebat,

penglihatan kabur dan keluar darah dapri kemaluan jika terjadi

seperti itu segera ke fasilitas kesehatan terdekat. Ibu mengerti

dengan penjelasan yang diberikan.

16.31 WITA 5. Memotivasi ibu untuk memeriksakan kehamilannya di Fasilitas

kesehatan.Ibu mengerti dan akan memeriksakan kehamilannya

di fasilitas kesehatan.

16.35 WITA 6. Melakukan kontrak waktu dengn ibu untuk kunjungan ulang

pada tanggal 24 Maret 2019, jam 16.00 WITA. Ibu bersedia

untuk dilakukan kunjungan ulang tanggal 24 Maret 2019.


106

CATATAN PERKEMBANGAN II

Hari/tanggal : Minggu,24 Maret 2019

Jam : 15.00 WITA

Tempat : Jln.Sungai Manonda

S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

O :Keadaan Umum baik, Kesadaran composmentis, Tanda-tanda vital

Tekanan darah :120/80 mmHg, Nadi :80x/menit, Suhu :36,50C

Respirasi :20x/menit, BB 62 kg.

PEMERIKSAAN FISIK

Palpasi :Leopold I tinggi fundus uteri 33 cm bagian yang teraba difundus

yaitu bokong dan Tafsiran berat badan janin :3.410 gram

LeopoldII teraba punggung janin disebelah kanan atau Pu-Ka

Leopold III teraba bagian terendah janin yaitu kepala atau presentasi

kepala

Leopold IV kepala janin sudah masuk pintu atas panggul (divergen).

Auskultasi :Terdengar BJF teratur, kuat dengan frekuensi 148 x/menit

A : Ny.T umur 27 tahun G2P1A0 hamil normal dengan usia kehamilan 38

minggu janin hidup tunggal intra uterin dengan kondisi ibu baik.

P :

Tanggal 24 Maret 2019 Pukul :16.00 WITA


107

16.05 WITA 1. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, dan tidak

melakukan pekerjaan yang berat. Ibu akan istirahat yang cukup.

16.12 WITA 2. Memberikan Health Education (HE) pada ibu tentang

tanda bahaya kehamilan seperti pusing, nyeri perut yang hebat,

penglihatan kabur dan keluar darah dari kemaluan jika terjadi

seperti itu segera ke fasilitas kesehatan terdekat. Ibu mengerti

dengan penjelasan yang diberikan.

16.18 WITA 3. Memotivasi ibu untuk memeriksakan kehamilannya di

Fasilitas kesehatan.Ibu mengerti dan akan memeriksakan

kehamilannya di fasilitas kesehatan.

16.19 WITA 4. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan

seperti keluar lendir darah, sakit perut tembus belakang,

kontraksi yang semakin meningkat. Ibu mengerti dengan

penjelasan yang di berikan..

16.20 WITA 5. Melakukan kontrak waktu dengan ibu untuk kunjungan

ulang pada tanggal 26 Maret 2019. Ibu bersedia untuk dilakukan

kunjungan ulang tanggal 26 Maret 2019


108

CATATAN PERKEMBANGAN III

Hari/tanggal : Selasa 26-03-2019

Jam : 15.30 WITA

Tempat : Jl. Sungai Manonda

S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

O : Keadaan Umum baik, Kesadaran composmentis,Tanda-tanda vital

Tekanan darah :120/80 mmHg, Nadi :80x/menit, Suhu : 36,50C

Respirasi : 20x/menit.

PEMERIKSAAN FISIK

Palpasi :Leopold I tinggi fundus uteri 33 cm bagian yang teraba difundus

yaitu bokong dan Tafsiran berat badan janin :3.410 gram

LeopoldII teraba punggung janin di sebelah kiri atau Pu-Ka

Leopold III teraba bagian terendah janin yaitu kepala atau presentasi

kepala

Leopold IV kepala janin sudah masuk pintu atas panggul (divergen).

Auskultasi :Terdengar BJF teratur, kuat dengan frekuensi 148 x/menit

A : Ny.T umur 27 tahun, GIIPIA0, hamil normal dengan usia kehamilan 38

minggu 2 hari, janin hidup tunggal intra uterin dengan kondisi ibu baik.

P :

Tanggal 26-03-2019 Pukul : 15.40 WITA

15.40 WITA 1. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, dan tidak

Melakukan pekerjaan yang berat. Ibu akan istirahat yang cukup.


109

15.52 WITA 2. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan persalinan, seperti

Tempat persalinan, penolong persalinan, pendamping ibu dalam

persalinan, kendaraan, pendonor dan dana dalam proses

persalinan. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

16.00 WITA 3. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda persalinan seperti

Keluar lender darah, sakit perut tembus belakang, kontraksi yang

semakin meningkat. Ibu mengerti dengan penjelasan yang di

berikan.

16.05 WITA 4. Menjelaskan pada ibu tanda-tanda persalinan seperti keluarnya

lendir dan darah, his yang semakin sering kuat dan teratur, dan

keluarnya cairan ketuban ketika telah ada pembukaan. Ibu

mengerti dan dapat menjelaskan kembali tanda-tanda persalinan.

16.10 WITA 5. Menjelaskan dan memberitahukan ibu persiapan persalinan

seperti Perlengkapan ibu (kain panjang/sarung, baju atasan

kancing depa. Celana dalam, pembalut, handuk dan perlengkapan

mandi), perlengkapan bayi ( baju, popok, bedong/pernel, handuk,

minyak telon dan perlengkapan mandi bayi), dan kantong plastik

untuk pakaian kotor. Ibu mengerti dan dapat menyebutkan

kembali persiapan persalinan.

16.10WITA 6. Memberi penyuluhan tentang KB pasca salin (IUD), tentang

keuntungan KB pasca salin (IUD). ibu memahami tetapi tidak

mau menjadi akseptor KB (IUD), ibu hanya ingin menggunakan

KB Pil .
110

B. Asuhan kebidanan persalinan kala 1 pada Ny. T umur 27 tahun G2P1A0

di Wilayah Kerja Puskesmas Singgani

Hari/tanggal : Kamis, 28 Maret 2019

Pengkajian : 10.00 WITA

Tempat pengkajian : PKM Singgani

DATA SUBJEKTIF (S)

1. Anamnesa

a. Keluhan Utama

Sakit perut tembus belakang disertai keluarnya lendir dan darah.

b. Riwayat Keluhan utamas

Sakit perut tembus belakang, pengeluaran lendir dan darah dirasakan

sejak jam 05:30 WITA, tanggal 27 Maret 2019.

c. Tanda-tanda Persalinan

His dirasakan tanggal 28 Maret 2019 pukul 08.00 WITA dengan

frekuensi ± 2 kali dalam 10 menit lamanya 20-25detik.

d. Pengeluaran pervaginan

Pengeluaran lendir darah (+/+).

DATA OBJEKTIF (O)

1. tanda-tanda vital :

Tekanan darah 120/80 mmHg, Nadi 80x/menit, Suhu 36,5°C, Respirasi

22x/menit
111

2. Abdomen :

1. Inspeksi :

Membesar kearah luar, tidak ada bekas luka operasi, terlihat striae

gravidarum

2. Palpasi :

Leopold I Tinggi fundus uteri 33 cm dan tafsiran berat janin 3.410 gr

Leopold II teraba punggung kanan

Leopold III bagian terendah janin yaitu kepala atau presentasi kepala

Leopold IV kepala sudah masuk pintu atas panggul (Divergen).

3. Auskultasi

Terdengar BJF teratur, frekuensi 146×/menit

4. Vaginal Toucher (VT)

Jam 13:30. WITA pemeriksaan dalam Ø 7 cm dengan portio tebal lunak,

ketuban menonjol, penurunan kepala Hodge 2.

ASSASMENT (A)

Ny. T umur 27 tahun GII.PI.A0 umur kehamilan 38 minggu 4 hari janin hidup

tunggal intra uterin, inpartu Kala 1 fase aktif.

PLANNING (P)

Tanggal 28 Maret 2019 Pukul : 10.35 WITA

10.37 WITA 1. Menganjurkan ibu untuk BAK. Ibu sudah BAK.

10.40 WITA 2. Mengobservasi tanda-tanda vital

TD : 110/80 mmHg N : 80×/menit

S : 36,5 ºC R : 22×/menit
112

10.45 WITA 3. Mendengarkan denyut jantung janin (DJJ). DJJ (+) 146×/menit

10.46 WITA 4. Mengobservasi His. His 3x dalam 10 menit lamanya 35-40 detik

10.50 WITA 5. Menganjurkan ibu makan dan minum saat tidak ada HIS. Ibu

sudah makan dan minum.

10.55 WITA 6. Mengatur posisi ibu senyaman mungkin, miring kiri. Ibu dalam

posisi miring kiri.

11.00 WITA 7. Menyiapkan alat partus, bak hacting dan Alat Perlindungan Diri

(APD). Alat partus, bak hacting dan APD sudah disiapkan.

a. Bak partus berisi

1) Setengah koher 1 buah

2) Klem 2 buah

3) Penjepit tali pusat 1 buah

4) Gunting tali pusat 2 buah

5) Duk steril 1 buah

6) Kassa 5 buah

7) Spuit 3 cc

8) Handscoon steril 2 buah

b. Bah hacting

1) Pinset anatomi 1 buah

2) Nalfuder 1 buah

3) Gunting 1 buah

4) Jarum 1 buah

5) Handscoon 1 pasang
113

6) Tampon 1 buah

7) Kassa steril secukupnya

8) Benang catgut

c. Obat-obatan esensial

1) Oxytosin 1 ampul

2) Tetes mata

3) Vitamin K 1 ampul

4) HBo 1 ampul

5) Spuit 1 cc 2 buah

d. Alat APD

1) Sepatu boot

2) Celemek

3) Masker

4) Kacamata

5) Topi

11.40 WITA 8. Menyiapkan obat dan perlengkapan kain. Obat dan perlengkapan

kain sudah disiapkan

11.25 WITA 9.Memantau persalinan dan mengisi part

ograf. Partograf terlampir


114

Observasi His dan BJf


Jam TTV OBSERVASI HIS BJF KETERANGA
N
TD N S R Frekuensi Durasi Interval

13.00 110/80 82 36,5 20 3x/10 30-35 4-5 140 VT 7 cm, portio


menit lunak tipis,
ketuban (+),
kepala HlI
13.30 82 24 3x/10 30-35 4-5 140
menit

14.00 82 24 3x/10 40-45 4-5 150


menit

14.30 82 20 5x/10 45-50 1-2 142


menit

15.00 82 20 5x/10 45-50 1-2 142


menit

15.30 84 24 4x/10 40-45 1-3 144 VT pembukaan


menit lengkap, portio
tipis, ketuban (-
), kepala HIV
115

CATATAN PERKEMBANGAN KALA II INTRANATAL

Hari/tanggal Pengkajian : Kamis, 28 Maret 2019

Jam Pengkajian : 15: 30 WITA

Tempat Pengkajian : Puskesmas Singgani

S : Ibu merasa ada dorongan ingin meneran dan ada tekanan pada anus.

O:

1) Perineum tampak menonjol

2) Vulva dan sfingterani membuka

3) HIS (+) 5x dalam 10 menit lamanya 45-50 detik

4) VT jam 15.30 WITA Ø10 cm, portio tipis, kepala Hodge 4, ketuban pecah

spontan warna putih keruh.

A : Ny. T umur 27 tahun GIIP1A0 dengan inpartu kala II presentase letak

belakang kepala.

P :

Tanggal 28 Maret 2019 Pukul 15.31

WITA

15.31 WITA 1. Memberitahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan

janin baik. Ibu mengerti dengan keadaannya.

15.33 WITA 2. Mengatur posisi ibu dorsal recumbent, agar proses persalinan

berjalan lancar dan memudahkan petugas menolong persalinan. Ibu

telah dalam posisi dorsal recumbent.


116

15.35 WITA 3. Mengajarkan ibu tehnik mengedan yang baik dan

benar.Ibu

mengerti dan melakukan dengan benar.

15.37 WITA 4. Meletakkan kain atau handuk diatas perut ibu dan kain pengalas

bokong yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu. Kain telah

diletakan diatas perut ibu dan di bawah bokong ibu.

15.39 WITA 5. Mendesinfeksi vulvadengan kapas yang di celup air DTT untuk

mencegah infeksi. Mendesinfeksi vulva telah dilakukan.

15.41 WITA 6. Menyokong perineumdengan tangan kanan yang dilapisi duk

steril saat kepala nampak 5-6 cm di depan vulva dan tangan kiri

menahan puncak agar tidak terjadi defleksi. Perineum telah

disokong dengan tangan kanan yang telah dilapisi duk steril.

15.43 WITA 7. Setelah kepala lahir cek lilitan tali pusat, saat tidak ada lilitan tali

pusat, menunggu putaran paksi luar secara spontan. Tidak terdapat

lilitan tali pusat.

15.45 WITA 8. Setelah putaran paksi luar, lahirkan badan dengan cara tangan

biparietal menarik kebawah untuk melahirkan bahu depan dan

arahkan ke atas untuk melahirkan bahu belakang.

15.50 WITA 9. Tangan kanan menyangga kepala, leher dan bahu tangan kiri

menyusuri punggung, tangan, bokong tungkai lalu kaki dengan per

asat garpu letakkan diatas perut ibu.

15.51 WITA 10. Menilai sepintas apakah bayi bernafas spontan, menangis kuat

dan bergerak aktif serta mengeringkan bayi dengan kain bersih dan
117

kering. Untuk mengetahui tindakan resusitasi pada bayi bila ada

kelainan dan mencegah hipotermi pada bayi, Nilai Apgar score 8/9,

Berat badan: 3500 gram,panjang badan:50 cm, lingkar kepala :35

cm, lingkar dada :33 cm, lingkar perut :32 cm.

16.00 WITA 11. Klem tali pusat dan gunting tali pusat. Untuk menghentikan

aliran darah dari ibu ke janin dan mempermudah proses

pengeluaran plasenta. Setelah itu, megikat tali pusat.

16.01 WITA 12. Meletakkan bayi diatas dada ibu untuk melakukan proses IMD

selama 1 jam. Untuk melakukan kontak dini pada ibu dan bayi.
118

CATATAN PERKEMBANGAN KALA III INTRANATAL

Hari/tanggal Pengkajian : Kamis, 28 Maret 2019

Jam pengkajian : 16.01 WITA

Tempat pengkajian : Puskesmas Singgani

S : Mules pada perut bagian bawah dan ari-arinya belum lahir

O :

a. Tinggi fundus uteri setinggi pusat

b. Plasenta belum lahir

c. Tidak teraba janin kedua ( Janin tunggal )

d. Teraba kontraksi uterus, kontraksi uterus baik

A : Ny. T umur 27 tahun P2A0 dengan inpartu kala III

P :

Tanggal 28 Maret 2019 Pukul 16.00

WITA

16.01 WITA 1. Memberitahu ibu bahwa akan di suntik, kemudian menyuntikkan

oksitosin 10 unit secara IM. Ibu telah di suntik oksitosin 10 unit

secara IM.

16.03 WITA 2. Melakukan tes pelepasan plasenta, dengan cara melakukan

peregangan tali pusat terkendali, jika tali pusat memanjang berarti

plasenta lepas. Tali pusat bertambah panjang terdapat semburan

darah tiba-tiba.
119

16.05WITA 3. Melahirkan plasenta dengan tehnik PTT dengan cara:

a. Letakkan tangan kiri diatas sympisis

b. Regangkan tali pusat dengan tangan kanan

c. Dorong uterus kearah dorsocranial pada saat ada HIS dan

terlihat tanda-tanda pelepasan plasenta.

d. Jam 16.00 WITA plasenta lahir lengkap.

16.11 WITA 4. Melakukan masase uterus. Fundus uteri kembali keras dan

berkontraksi dengan baik.

16.17 WITA 5. Memeriksa keadaan jalan lahir,agar mengetahui adanya robekan

Atau laserasi. Setelah diperiksatidak ada robekan jalan lahir.

16.20 WITA 6. Melakukan observasi perdarahan.Untuk mengetahui jumlah

darah yang keluar.


120

CATATAN PERKEMBANGAN KALA IV INTRANATAL

Hari tnggal pengkajian : Kamis, 28 Maret 2019

Jam pengkajian : 16.22 WITA

Tempat pengkajian : Puskesmas Singgani

S : ibu merasa mules pada bagian perut

O :Keadaan umum baik,kesadaran composmentis,tanda tanda vital,tekanan

darah :120/80 mmHg,nadi :80 x/menit, suhu :36,5°C,kontraksi uterus

baik,tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat,kandung kemih

kosong,perdarahan ±20 cc.

A : Ny.T umur 27 tahun P2A0 pelangsungan kala lV.

P :

Tanggal 28 Maret 2019 Pukul 16.22

WITA

16.22 WITA 1. Melakukan pemeriksaa kembali kontraksi/pastikan kontraksi

uterus

baik. Dengan tanda, abdomen teraba keras dan tinggi fundus

uterin 2 jari bawah pusat. Kontraksi uterus berjalan dengan baik .

16.24 WITA 2. Mengajarkan ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus

dan mengajarkan ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus


121

dan bagaimana menilai kontraksi uterus yang biak. Ibu mengerti

dan telah melakukan masase yang diajarkan.

16.28 WITA 3. Mendokumentasi alat yang telah digunakan dengan cara :

menempatkannya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

Semua alat telah didekontaminasi dalam larutan klorin 0,5%.

16.30 WITA 4. Membersihkan bokong dan paha ibu dari darah dengan air bersih

menggunakan waslap. Ibu telah dibersihkan dari cairan darah.

16.35 WITA 5. Memasangkan pembalut pada ibu.Pembalut telah terpasang.

16.40 WITA 6. Membersihkan tempat tidur yang suda terpapar darah dan cairan

tubuh,dengan klorin,setelah itu dibilas dengan air DTT.tempat tidur

telah dibersihkan.

16.45 WITA 7. Menganjurkan ibu untuk menyusui banyinya sedini

mungkin,agar tercipta bounding attechment antara ibu dan bayi.

Ibu telah melakukan anjuran yang telah diberikan.

16.50 WITA 8. Memberikan HE tentang manfaat ASI dan personal hygiene. Ibu

mengerti dengan HE yang telah diberikan.


122

PEMANTAUAN PERSALINAN KALA IV

NO. Waktu TD Nadi Suhu TFU Kontraksi Kandung Pendar


Uterus kemih ahan
1. 16.50 110/80 80 36,5 2 jari ↓ Baik Kosong ±20 cc
pusat
17.05 110/80 80 36,5 2 jari ↓ Baik Kosong ±20 cc
pusat
17.20 110/80 80 36,5 2 jari ↓ Baik Kosong ±20 cc
pusat
17.35 120/80 80 36,5 2 jari ↓ Baik Kosong ±10 cc
pusat
2. 18.05 110/80 80 36,5 2 jari ↓ Baik Kosong ±10 cc
pusat
18.35 110/90 80 36,5 2 jari ↓ Baik Kosong ±10 cc
pusat
123

C. Asuhan Kebidanan Masa Nifas Pada Ny T Umur 27 Tahun Di Wilayah

Kerja Puskesmas Singgani.

Hari/Tgl Pengkajian : Kamis, 28 Maret 2019

Jam pengkajian : 18.40 WITA

Tempat pengkajian : Puskesmas Singgani

DATA SUBJEKTIF (S)

1. Anamnesa

a. keluhan pasca kelahiran : Ibu merasa lelah setelah melahirkan

b. Riwayat persalinan

1) melahirkan pada hari : Kamis, 28 Maret 2019

a) Jenis Kelamin : Laki-laki

b) Berat Badan : 3.500 gram

c) Panjang Badan : 50 cm

d) Nilai Apgar Score : 8/9

e) Kondisi bayi : Sehat

c. Jenis persalinan

Persalinan di tolong oleh peneliti di dampingi bidan tanpa

indikasi.Persalinan ini merupakan persalinan yang kedua,Tempat bersalin

di Puskesmas Singgani.

d. Perineum : terdapat jahitan derajat 1 dan hecting jelujur


124

e. Kehilangan Darah

Kehilangan darah kala II ± 50 cc Kala III ±50 cc dan kala IV ± 20 cc.

Total kehilangan darah yaitu ± 120 cc.

f. Penyulit Dalam Masa Persalinan : Tidak ada Penyulit

DATA OBJEKTIF (O)

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Tanda-tanda Vital

Tekanan Darah : 110/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Respirasi : 20x/menit

Suhu : 36,5°c

d. Uterus : TFU 2 jari di bawah pusat,kontraksi baik

e. Pengeluaran Lochea

Warnah merah,bau khas, lochea rubra,jumlah ± 20 cc konsentrasi encer.

ASESSMENT (A)

Ny.T umur 27 tahun P2A0 post partum 6 jam pertama

PLANNING (P)

Tanggal 28 Maret 2019 Pukul 18.50

WITA
125

18.50 WITA 1. Memberitahukan keluarga tentang hasil pemeriksaan. Meliputi

pemeriksaan tanda-tanda vital,dan pemeriksaan fisik dan semuanya

dalam keadaan baik. Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan yang

telah dilakukan.

18.53 WITA 2. Melakukan observasi TFU untuk memastikan involusio uterus

belangsung dengan baik. Hasil pemeriksaan TFU 2 jari dibawah

pusat.

18.55 WITA 3. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih (BAK).

Ibu telah buang air kecil.

18.56 WITA 4. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi bertahap, yaitu

dengan miring kiri atau miring kanan, duduk diatas tempat tidur

dengan kaki berjuntai kebawah,kemudian berjalan-jalan.karena

dengan adanya pergerakan dapat mencegah kekakuan pada otot-

otot panggaul dan oto-otot perut. Ibu mengerti dan mau melakukan

anjuran yang diberikan.

18.58 WITA 5. Mengajarkan ibu dan keluarga melakukan masase fundus uteri

saat uterus berkontraksi. Ibu mengerti dan bersedia melakukan

masase yang diajarkan.

19.01 WITA 6. Observasi pengeluaran darah. Darah post partum normal yaitu

lochea rubra.

19.03 WITA 7. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap 2 jam


126

(on demand) selama 15 menit pada payudara kiri dan kanan.

19.05 WITA 8. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup agar ibu tidak

mudah lelah. Karena, apabila ibu kurang istirahat akan

menyebabkan produksi ASI akan berkurang, dan proses involusio

berjalan lambat, sehingga,menyebabkan perdarahan. Ibu mengerti

dan bersedia melakukan anjuran yang telah diberikan.

19.05 WITA 9. Menganjurkan ibu makan-makanan yang bergizi sebaiknya yang

mengandung protein,mineral,dan vitamin. Ibu mengerti dan mau

melakukannya.

19.08 WITA 10. Memberikan teraphi obat oral, yang terdiri , amoxilin 500 mg

sebanyak 10 tablet 3x1 sehari, asam mefenamat 500 mg sebanyak

10 tablet 3x1 sehari, obat penambah darah atau tablet Fe sebanyak

10 tablet 1x1sehari Ibu menerima obat yang telah diberikan.


127

CATATAN PERKEMBANGAN II

Hari/tanggal pengkajian : Kamis, 04-04-2019

Jam pengkajian :08:30 WITA

Tempat pengkajian : Jl. Sungai Manonda

S : Tidak ada keluhan

O: Keadaan umum : baik, kesadaran : Composmentis, Tanda-tanda vital : Tekanan

darah: 110/80 mmHg, Nadi :80x/menit, Suhu : 36,5 °C, pernafasan :

20x/menit, wajah tidak pucat, konjungtiva tidak pucat, ASI (+) banyak,

puting susu menonjol, kontraksi baik, TFU 4 jari di bawah pusat (pertengahan

sympisis pusat), lochea sanguiolenta, Ekstermitas tidak oedema, refleks

(+/+).

A : Ny. T umur 27 tahun P2A0 post partum hari ke 6.

P:

Tanggal 04 April 2019 Pukul

08.33WITA

08.33 WITA 1. Memberitahukan ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

meliputi pemeriksaan umum seperti tanda-tanda vital dan

pemeriksaan fisik dan semuanya dalam keadaan baik. Ibu mengerti

dengan penjelasan yang diberikan.


128

08.35 WITA 2. Melakukan observasi TFU untuk memastikan involusio uterus

belangsung dengan baik. Hasil pemeriksaan TFU 4 jari dibawah

pusat (pertengahan pusat simpisis).

08.38 WITA 3. Melakukan observasi pengeluaran lochea untuk mengetahui

jumlah pengeluaran lochea normal atau tidak. Lochea post partum

ibu normal yaitu lochea sanguelenta.

08.40 WITA 4. Memberi HE tentang tanda bahaya masa nifas dengan tanda

demam tinggi,bengkak pada wajah, tangan dan kaki, keluar banyak

bekuan darah, bau busuk dari vagina, pusing dan lemas. Ibu

mengerti tentang penjelasan yang diberikan.

08.41 WITA 5. Menganjurkan kepada ibu untuk mengosumsi makanan bergizi

untuk memenuhi nutrisi selama masa nifas. Sebaiknya ibu makan-

makanan yang mengandung protein,mineral,dan vitamin seperti

sayur-sayuran dan buah-buahan serta susu. Ibu mengerti dan

bersedia melakukannya

08.45 WITA 6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup agar ibu tidak

mudah lelah. Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang

telah diberikan.

08.55 WITA 7. Menganjurkan untuk memberikan ASI pada bayi dalam 2 jam

selama 15 menit pada payudara kiri dan kanan. Ibu bersedia untuk

menyusui bayinya.
129

09.01 WITA 8. Mengajarkan ibu cara perwatan bayi baru lahir yaitu dengan

menjaga bayi agar selalu dalam keadaan bersih, hangat dan kering,

dengan mengganti pakaian yang basah dan selimut sesuai

kebutuhan, menganjurkan ibu untuk tidak membubuhi apapun pada

tali pusat yang sudah lepas, dan menjaga keamanan bayi dari

trauma dan infeksi. Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.

09.08 WITA 9. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk dilakukan kunjungan

ulang yaitu pada tanggal 11 April 2019. Ibu sepakat untuk

dilakukan kunjungan ulang.


130

CATATAN PERKEMBANGAN III

Hari/tanggal pengkajian : Kamis, 11 April 2019

Jam pengkajian :08:30 WITA

Tempat pengkajian : Jl. Sungai Manonda

S : Tidak ada keluhan

O : Keadaan umum : baik, kesadaran : Composmentis, Tanda-tanda vital :

Tekanan darah: 120/80 mmHg, Nadi :80x/menit, Suhu : 36,5 °C, pernafasan :

20x/menit, wajah tidak pucat, konjungtiva tidak pucat, ASI (+) banyak,

puting susu menonjol, kontraksi baik, TFU sudah tidak teraba lochea serosa,

Ekstermitas tidak oedema, refleks (+/+).

A : Ny. T umur 27 tahun, P.IIA0, post partum hari ke 14.

P:

Tanggal 11 April 2019 Pukul 08.33

WITA

08.33 WITA 1. Memberitahukan ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

meliputi pemeriksaan umum seperti tanda-tanda vital dan

pemeriksaan fisik dan semuanya dalam keadaan baik. Ibu mengerti

dengan penjelasan yang diberikan.

08.36 WITA 2. Melakukan observasi TFU untuk memastikan involusio uterus


131

belangsung dengan baik. Hasil pemeriksaan TFU 1 jari diatas

simpisis.

08.39 WITA 3. Melakukan observasi pengeluaran lochea untuk mengetahui

jumlah pengeluaran lochea normal atau tidak. Lochea post partum

ibu normal yaitu lochea serosa.

08.42 WITA 4. Memberi HE tentang tanda bahaya masa nifas dengan tanda

demam

tinggi,bengkak pada wajah, tangan dan kaki, keluar banyak

bekuan darah, bau busuk dari vagina, pusing dan lemas. Ibu

mengerti tentang penjelasan yang diberikan.

08.43 WITA 5. Menganjurkan kepada ibu untuk mengosumsi makanan bergizi

untuk memenuhi nutrisi selama masa nifas. Sebaiknya ibu makan-

makanan yang mengandung protein,mineral,dan vitamin seperti

sayur-sayuran dan buah-buahan serta susu. Ibu mengerti dan

bersedia melakukannya.

08.45 WITA 6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup agar ibu tidak

mudah lelah. Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang

telah diberikan.

08.56 WITA 7. Menganjurkan untuk memberikan ASI pada bayi dalam 2 jam

selama 15 menit pada payudara kiri dan kanan. Ibu bersedia untuk

menyusui bayinya.
132

09.01 WITA 8. Mengajarkan ibu cara perwatan bayi baru lahir yaitu dengan

menjaga bayi agar selalu dalam keadaan bersih, hangat dan kering,

dengan mengganti pakaian yang basah dan selimut sesuai

kebutuhan, menganjurkan ibu untuk tidak membubuhi apapun pada

tali pusat yang sudah lepas, dan menjaga keamanan bayi dari

trauma dan infeksi. Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.

09.06 WITA 9. Menganjurkan untuk memberikan imunisasi pada bayi, sesuai

jadwal imunisasi yang ditentukan. Imunisasi yang sesuai dengan

umur bayi (imunisasi BCG dan polio 1). Ibu bersedia membawa

bayinya saat jadwal imunisasi.

09.08 WITA 10. Memberikan konseling tentang KB. Ibu bersedia untuk

menggunakan Kb pil

09.10 WITA 11. Membuat kesepakatan dengan ibu untuk dilakukan kunjungan

ulang yaitu pada tanggal 09-05-2018. Ibu sepakat untuk dilakukan

kunjungan ulang.
133

CATATAN PERKEMBANGAN IV

Hari/tanggal : Kamis, 09-05-2019

Jam : 08:30 WITA

Tempat : Jl. Sungai Manonda

S : tidak ada keluhan

O : Keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, tanda-tanda vital :

tekanan darah 120/80 mmHg, nadi : 80x/menit, respirasi :20x/menit,

suhu:36,5 °C, wajah tidak pucat, konjungtiva tidak anemis,ASI lancar, TFU

tidak teraba, kotraksi baik, pengeluaran lochea berwarna putih bening.

perineum tidak ada ruptur, eksterimitas tidak oedema, refleks (+/+).

A : Ny. T, P2A0 post partum 42 hari

P:

Tanggal 09 Mei 2019 Pukul 08.33

WITA

08.33 WITA 1. Memberitahukan ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan

meliputi pemeriksaan umum seperti tanda-tanda vital dan

pemeriksaan fisik dan semuanya dalam keadaan baik. Ibu mengerti

dengan penjelasan yang diberi

08.37 WITA 2. Melakukan observasi TFU untuk memastikan involusio uterus

belangsung dengan baik. Hasil pemeriksaan TFU sudah tidak

teraba.
134

08.40 WITA 3. Melakukan observasi pengeluaranlocheauntuk mengetahui

jumlah pengeluaran lochea normal atau tidak. Lochea post partum

ibu normal yaitu lochea alba.

08.44 WITA 4. Memberi HE tentang tanda bahaya masa nifas dengan tanda

demam tinggi,bengkak pada wajah, tangan dan kaki, keluar banyak

bekuan darah, bau busuk dari vagina, pusing dan lemas. Ibu

mengerti tentang penjelasan yang diberikan.

08.45 WITA 5. Menganjurkan kepada ibu untuk mengosumsi makanan bergizi

untuk memenuhi nutrisi selama masa nifas. Sebaiknya ibu makan-

makanan yang mengandung protein,mineral,dan vitamin seperti

sayur-sayuran dan buah-buahan serta susu. Ibu mengerti dan

bersedia melakukannya.

08.47 WITA 6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup agar ibu tidak

mudah lelah. Ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran yang

telah diberikan.

08.55 WITA 7. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada bayi dalam 2

jam selama 15 menit pada payudara kiri dan kanan. Ibu bersedi

untuk menyusui bayinya.

09.01 WITA 8. Mengajarkan ibu cara perwatan bayi baru lahir yaitu dengan

menjaga bayi agar selalu dalam keadaan bersih, hangat dan kering,

dengan mengganti pakaian yang basah dan selimut sesuai

kebutuhan, menganjurkan ibu untuk tidak membubuhi apapun pada


135

tali pusat yang sudah lepas, dan menjaga keamanan bayi dari

trauma dan infeksi. Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.

09.06 WITA 9. Menganjurkan ibu untuk slalu menjaga personal hygine. Ibu

mengerti dan mau untuk melakukannya.


136

D. Asuhan Kebidanan bayi Baru Lahir pada Bayi Ny. T di Wilayah kerja

Puskesmas Singgani

Hari/Tanggal : Kamis, 28 Maret 2019

Pukul : 15.30 WITA

Tempat : Puskesmas Singgani

DATA SUBJEKTIF (S)

Identitas/biodata

Nama : By. Ny. T

Tanggal lahir : 28 Maret 2019 pukul 15.30 WITA

Jenis kelamin : Laki-laki

Berat badan : 3500 gram

Panjang badan : 50 cm

Lingkar kepala: 35 cm

Lingkar dada : 33 cm

Lingkar perut : 32 cm

DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Fisik Bayi

a) Pemeriksaan Khusus ( Apgar Score )


137

Kriteri 1-5 menit 5-10menit


Denyut jantung 2 2
Usaha bernapas 2 2
Tonus Otot 2 2
Refkeks 1 1
Warnah kulit 1 1
Jumlah 8 9

b) Pemeriksaan Umum

(1) Suhu : 36,5°C

(2) Pernafasan : 40x/menit

(3) Nadi : 140x/menit

c) Pemeriksaan Fisik secara syste matis

(1) Kepala : Tidak terdapat caputsuccedenum.

(2) Muka : kemerahan dan tidak oedema

(3) Mata : konjungtiva tidak anemis,Sclera tidak ikterus

(4) Telinga : tidak ada pengeluaran Secret.

(5) Mulut : Tidak ada sianosis, tidak adalabio schisis dantidak

adalabio paltu schisis.

(6) Hidung : Tidak ada secret

(7) Leher : tidak ada benjolan danpembengkakan vena

Junggularis.

(8) Dada : simetris,bising usus normal

(9) Perut : Tidak ada perdarahan talipusat,bising usus

normal dan tidak ada kembung.

(10) Ekstermitas
138

Atas : Jari tangan lengkap, gerakan aktif

Bawah : jari kaki lengkap, gerakanaktif

(11) Genetalia : scrotum

(12) Anus : (+) Berlubang

d) Refleks

(1) Morrow : (+) baik,saat diberi rangsangan pada kedua

tangan dan kaki bayi seakanmerangkul.

(2) Rooting reflex : (+) baik, saat diberi rangsangan pada pipi,bayi

seakan menoleh kearah rangsangan.

(3) Sucking : bayi menghisap kuat saatdiberi ASI.

(4) Babinsky : (+) baik, pada saat telapaktangan disentuh bayi

menggenggam.

e) Antropometri

(1) Lingkar kepala : 35 cm

(2) Lingkar dada : 33 cm

(3) lingkar perut : 32 cm

(4) Berat badan : 3.500 gram

(5) Panjang badam : 50 cm

ASESSMENT (A)

By.Ny. T usia kehamilan aterm lahir spontan letak belakang kepala Dengan

jenis kelamin Laki-laki pada tanggal 28 Maret 2019 pukul 15:30 WITA.
139

PLANNING (P)

Tanggal 28 Maret 2019 Pukul 15.40

WITA

15.40 WITA 1. Melakukan pemeriksaan antropometri :

a. Lingkar kepala : 35 cm

b. Lingkar dada : 33 cm

c. lingkar perut : 32 cm

d. badan : 3.500 gram

e. Panjang badam : 50 cm

16.00 WITA 2. Menyuntikan Vit K dengan dosis 0,5ml secara IM di paha kiri

Antero-Lateral, dan Memberikan saleb mata antibiotic-

tetrasiklin 1% pada kedua mata bayi.Bayi telah disuntik Vit. K dan

diberi saleb mata.

16.07 WITA 3. Menganjurkan ibu melakukan inisiasi menyusui dini pada

bayi. Ibu maumelakukan anjuran yang diberikan.

16.15 WITA 4. Menyuntikkan HB0 secara IM pada paha kanan bayi. Bayi

telah di suntik HB0.

16.20 WITA 5. Lakukan rawat gabung ibu dan bayi , untuk menjalin asuhan

sayang bayi.
140

CATATAN PERKEMBANGAN I

Hari/tanggal pengkajian : Jum’at,29 Maret 2019

Jam pengkajian : 08:30 WITA

Tempat pengkajian : Jl.Sungai Manonda

S : ibu Mengatakan bayi sehat dan dapat mengisap dengan baik.

O :

keadaan umum : baik

tangis bayi : baik

tanda tanda vital :

nadi :115x/menit, suhu:36,5°C,pernafasan: 40x/menit

Berat badan : 3500 gram

refleks hisap :(+), BAB : (+) BAB: ( + ), tali pusat : belum terlepas

Pemeriksaan fisik

Telinga : Bersih

Mata : Tidak terjadi infeksi

Hidung : Tidak terdapat polip, dan secret

Mulut : Tidak ada sianosis, tidak adalabio schisis danTidak ada

labio paltu schisisdan isapan normal.


141

Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid, vena

junggularis dan tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

Dada : simetris,bising usus normal

Reflex morrow: Refleks (+)

A : By. umur 1 hari dengan bayi berat lahir normal

P:

Tanggal 29 Maret 2019 Pukul 08.32

WITA

08.32 WITA 1. Melakukan pemeriksaan umum pada bayi :

keadan umum : baik

tonus otot : baik

tanda tanda vital :

nadi :115x/menit, suhu:36,5°C,pernafasan: 40x/menit

08. 35 WITA 2. Memandikan bayi dengan air hangat untuk menghilangkan

Kotoran. Bayi telah dimandikan

08.40 WITA 3. Menghangatkan dan membedong bayi dengan kain kering dan

hangat dan pakaikan topi untuk mencegah hipotermi. Bayitelah

dibedong.

08.45 WITA 4. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya untuk mendapatkan

vitamin D dengan menjemur bayi pada pagi hari pada pukul 07.00-
142

08.00 WITA selama ±10 menit untuk mencegah bayinya kuning.

Ibu bersedia melakukannya.

08.50 WITA 5. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya setiap 2 jam selama

15 menit pada payudara kiri dan kanan. Ibu bersedia

melakukannya.

08.55 WITA 6. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga tali pusat tetap kering

Dan jangan membumbuhi apa-apa pada tali pusat. Ibu mengerti

dengan penjelasan yang diberikan.

09.00 WITA 7. Menganjurkan ibu membawa bayinya ke tenaga kesehatan jika

terdapat tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti bayi menangis

terus menerus, bayi tidak mau menyusu, demam, terdapat

pengeluaran dari tali pusat. Ibu mengerti dengan penjelasan yang

diberikan.
143

CATATAN PERKEMBANGAN II

Hari/tanggal : Kamis, 04 April 2019

Jam : 08:00 WITA

Tempat : JL. Sungai Manonda

S : ibu mengatakan bayi minum ASI saja tanpa makanan tambahan lainya.

O :

keadaan umum : baik

tangis bayi : baik

bayi menyusu kuat ASI lancar

tanda tanda vital :

Nadi :115x/menit, suhu:36,5°C,pernafasan: 40x/menit,

refleks hisap :(+), BAB : (+) BAB: ( + ), tali pusat : sudah terlepas

Berat badan : 3700 gram

A : By. Ny. T umur 6 hari dengan bayi berat lahir normal

P:

Tanggal 04 April 2019 Pukul 08.00

WITA

08.00 WITA 1. Memeriksa kebersihan perawatan tali pusat, dan menganjurkan

ibu untuk menjaga tali pusat tetap kering dan jangan membubuhi
144

apa-apa pada tali pusat. Ibu mengerti dengan penjelasan yang

diberikan.

08.10 WITA 3. Memandikan dengan air hangat dan menghilangkan kotoran.

Bayi telah dimandikan.

08.14 WITA 4.Menganjurkan memberikan ASI setiap 2 jam selama 15 menit

pada payudara kiri dan kanan. Ibu bersedia melakukannya.

08. 23 WITA 5. Menganjurkan ibu tetap menjaga kenyamanan bayi dengan

jauhkan bayi dari benda tajam, panas dan dingin. Ibu mengerti dan

mau melakukannya.

08.28 WITA 6. Mengannjurkan ibu tetap menjaga suhu tubuh bayi, dengan tidak

memaparkan langsung dengan kipas angin atau AC. Ibu dapat

mengerti.

08.33 WITA 7. Menganjurkan ibu membawa bayinya ke tenaga kesehatan jika

terdapat tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti bayi menangis

terus menerus, bayi tidak mau menyusu, demam, terdapat

pengeluaran dari tali pusat. Ibu mengerti dengan penjelasan yang

diberikan.
145

CATATAN PERKEMBANGAN III

Hari/tanggal : Kamis, 11 April 2019

Jam : 08:00 WITA

Tempat : JL. Sungai Manonda

S : ibu mengatakan bayi minum ASI tanpa makanan tambahan lainya dan

keadaan janin baik

O :

keadaan umum : baik

tangis bayi : baik

bayi menyusu kuat ASI lancar

tanda tanda vital :

Nadi :115x/menit, suhu:36,5°C,pernafasan: 40x/menit,

refleks hisap :(+), BAB : (+) BAB: ( + ), tali pusat : sudah kering

Berat badan : 5100 gram

A : By. Ny. T umur 14 hari dengan bayi berat lahir normal

P:

Tanggal 11 April 2019 Pukul 08.00

WITA

08.00 WITA 1. Melakukan pemeriksaan umum :


146

keadaan umum : baik

tanda tanda vital :

Nadi :115x/menit, suhu:36,5°C,pernafasan: 40x/menit

08.05 WITA 2. Memandikan bayi degan air hangat dan menghilangkan kotoran.

Bayi telah dimandikan.

08.08 WITA 3. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir

seperti bayi menangis terus menerus, bayi tidak mau menyusu,

demam, terdapat pengeluaran dari tali pusat. Ibu mengerti dengan

penjelasan yang diberikan.

08.15 WITA 4.Menganjurkan ibu mmberikan ASI setiap 2 jam selama 15 menit

pada payudara kiri dan kanan. Ibu bersedia melakukannya.

08.20 WITA 5. Menganjurkan ibu tetap menjaga kenyamanan bayi dengan

jauhkan bayi dari benda tajam, panas dan dingin. Ibu mengerti dan

mau melakukannya.

08.25 WITA 6. Menganjurkan ibu tetap menjaga suhu tubuh bayi, dengan tidak

memaparkan langsung dengan kipas angin atau AC. Ibu dapat

mengerti.

08.30 WITA 7. Menganjurkan ibu tetap memberikan ASI eksklusif kepada

bayinya selama 6 bulan tanpa makanan tambahan. Ibu mengerti

dan bersedia untuk melakukannya.


147

08.40 WITA 8. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke Puskesmas untuk

Mendapatkan imunisasi sesuai umur bayi, yaitu imunisasi Bacille

Calmette Guerin (BCG) dan polio 1. Ibu bersedia membawa

bayinya ke Puskesmas untuk mendapatkan imunisasi.

08.50 WITA 9. Menganjurkan ibu membawa bayinya ke tenaga kesehatan jika

terdapat tanda bahaya pada bayinya. Ibu mengerti dengan dan

bersedia membawa bayinya jika terdapat tanda bahaya terhadap

bayinya.
148

E. Asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny. T umur 27 tahun

diwilayah kerja puskesmas Singgani.

Hari/ tanggal : Kamis, 09 Mei 2019

Jam : 10:00WITA

Tempat : Puskesmas Singgani

DATA SUBJEKTIF

Anamnesa

a. Keluhan utama :

Ibu mengatakan ingin menunda kehamilanya dengan menggunakan KB

Pil.

b. Riwayat obsetri

Jumlah anak lahir hidup 2, jumlah anak meniggal tidak ada. persalinan

terakhir normal. Kompikasi tidak ada.

c. Riwayat KB

Perna ber-KB dan KB yang digunakan adalah KB pil

d. Riwayat penyakit

Tidak ada riwayat penyakit

DATA ONJEKTIF(O)
149

Keadaan umum baik,kesadaran composmentis,tanda-tanda vital :tekanan darah:

110/80 mmHg,nadi : 80x/menit, suhu 36,5°C,respirasi : 22x/menit, dan BB 57 kg.

ASESSMENT (A)

Ny.T umur 27 tahun P2A0 akseptor KB Pil

PLANNING (P)

Tanggal 09 Mei 2019 Pukul 10.03

WITA

10.03 WITA 1. Memberitahu kepada ibu tentang hasil pemeriksaan. Ibu

mengerti dengan keadaannya.

10.07WITA 2. Menjelaskan pada ibu tentang Pil KB :

a. Keuntungan metode KB Pil

1) Kb Pil efektif untuk mencegah kehamilan bila dipakai

sesuai petunjuk setiap hari secara teratur

2) Bila ingin mempunyai naka lagi maka ibu dapat hamil

kembali setelah pemakain pil dihentikan

3) Siklus menstruasi teratur, banyaknya darah menstruasi

berkurang (mencegah anemia), tidak terjadi nyeri

menstruasi

4) Mudah dihentikan setiap saat

b. Kerugian metode Pil KB

1) Membosankan karena harus menggunakannya setiap hari

2) Pusing .
150

3) Nyeri payudara

4) Mual, terutama pada 3 bulan pertama

5) Berat badan naik sedikit

c. Cara pemakaian Pil KB

Satu pil diminum secara teratur setiap hari, tidak boleh lupa.

Hanya dengan meminum pil secara teratur dapat diperoleh

manfaat pil KB sebagai cara mencegah kehamilan

10.20 WITA 3. Memberikan obat Pil Kb . Ibu telah meminum Pil KB

10.25 WITA 4. Anjurkan ibu untuk datang kembali pada tanggal yang telah

dianjurkan atau apabila ada keluhan.


151

BAB V

PEMBAHASAN

A. HASIL
1. Kehamilan

Ny “T” umur 27 tahun, hamil 37 minggu 3 hari, anak kedua,

Berdasarkan dari data Subjektif Ny “T” mengatakan sakit kepala dan

pusing sejak 2 hari yang lalu. Berdasarkan Data Objektif Ny “T”

Keadaan Umum : Baik, Tanda-Tanda Vital : Tekanan Darah : 120/80

mmHg, Nadi :80x/mnt, Suhu : 36,50C, Respirasi : 20 x/mnt. TP: 08 April

2019 Berat badan sebelum hamil yaitu; 51 kg dan terjadi peningkatan,

sesudah hamil menjadi; 62 kg. Tinggi badan: 158 cm dan Lingkar lengan

atas: 28 cm. Palpasi Leopold I: Tinggi Fundus Uteri 34 cm, TBJ 3.565

gram dan bagian yang teraba yaitu bokong. Leopold II : Teraba punggung

berada disebelah kanan Ibu/Pu-Ka,. Leopold III : Bagian terendah janin

yaitu kepala/presentasi kepala. Lopold IV; Kepala sudah masuk pintu atas

panggul. Auskultasi : DJJ : 142x/menit. Pemeriksaan Labolatorium Hb

:11,2 gr/dl, Protein urine : negatif, HbsA : negatif.

Pelayanan atau asuhan standar minimal termasuk 14 T pada saat

kontak pertama kali dilakukan pemeriksaan kehamilan. Timbang berat

badan dan tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri,

pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan, pemberian

imunisasi TT, pemeriksaan Hb pada kunjungan pertama dan pada usia

kehamilan 30 minggu, pemeriksaan VDRL, perawatan payudara, senam


152

ibu hamil, temu wicara dalam rangka persiapan rujukan, pemeriksaan

protein urine, pemeriksaan reduksi, pemberian kapsul yodium untuk

daerah endemis gondok, pemberian terapi anti malaria untuk daerah

endemis malaria (Walyani, 2015).

Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny. “T” Terdapat Adanya

kesenjangan antara hasil penelitian dengan teori yaitu terdapat

pemeriksaan yang tidak dilakukan adalah pemberian kapsul yodium untuk

daerah endemis gondok tidak diberikan karena daerah pasien ini tidak

termasuk daerah endemis gondok dan pemberian terapi anti malaria untuk

daerah endemis malaria tidak diberikan karena daerah ini tidak termasuk

daerah endemis malaria.

2. Persalinan

a. Kala I

Persalinan pada Ny. T berlangsung selama 8 jam,dihitung dari ibu

merasakan mules sampai pembukaan lengkap. Asuhan yang diberikan

pada Ny. T sudah sesuai dengan APN, hasil pemeriksaan semuanya

dalam batas normal, setelah dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan

hasil portio lunak dan tipis, pembukaan sudah 7 cm, selaput ketuban

utuh, penurunan kepala di hodge III. Pukul 15.30 menit kemudian

ketuban pecah spontan dilakukan pemeriksaan dalam didapatkan hasil

portio sudah tidak teraba, pembukaan lengkap (10 cm).

Menurut (Ai Yeyeh Rukiah, 2014) Kala I disebut juga sebagai kala

pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10 cm). pada permulaan


153

his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga pasien

masih dapat berjalan-jalan. Namun, Lamanya Kala I untuk

Primigravida berlangsung 12 jam dan Multigravida berlangsung 8 jam.

Berdasarkan hitungan Friedman Pembukaan Primigarivida 1 cm/jam

dan pembukaan Multigravida 2 cm/jam.

Asuhan yang diberikan pada kala 1 :

1) Memberikan dukungan emisional

2) Mengatur posisi yang nyaman bagi ibu

3) Cukup asupan cairan dan nutrisi

4) Keleluasaan untuk mobilisasi (termasuk ke kamar keci/mandi)

5) Mengosongkan kandung kemih

6) Pencegahan infeksi

Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny. “T” tidak terdapat

kesenjangan antara teori dan prkatek.

b. Kala II

Pada tanggal 28 Maret 2019 ibu mengeluh sakit perut tembus

belakang disertai pengeluaran lendir bercampur darah dari jalan lahir.

Menurut Teori (Kurnia Dwi Rimandini, 2014) Tanda-tanda persalinan

adalah kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak

kontraksi yang semakin pendek. Dapat terjadi pengeluaran lendir atau

pengeluaran lendir bercampur darah. Dapat juga disertai ketuban

pecah, pada pemeriksaan dalam terdapat perubahan serviks yaitu :


154

pelunakan serviks, pendataran serviks dan terjadinya pembukaan

serviks. Dari hasil pengkajian pada Ny. “T” tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan praktek.

Kala II pada Ny. “T” berlangsung selama 20 menit dari pembukaan

lengkap (10 cm) Pukul 15.30 WITA sampai dengan lahirnya bayi

pukul 15.50 WITA dengan jenis kelamin laki-laki. Menyryt teori (Eka

Puspitasari 2014) Kala II dimulai saat serviks telah membuka lengkap

(10 cm) dan berlanjut dengan lahirnya bayi. Durasi pada kala II

persalinan spontan tanpa komplikasi pada primigravida 1,5 jam dan

pada multipara 30 menit. Dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan

antara teori dan praktek.

c. Kala III

Pada kala III dilakukan pemberian oxytosin 10 IU secara Intra

Muscular (IM) pada Ny. “T”, melakukan tes pelepasan plasenta

dengan cara melakukan peregangan tali pusat terkendali, tali pusat

bertambah panjang, masase uterus. Plasenta lahir pukul 16.00 WITA

berlangsung selam 10 menit dari lahirnya bayi pukul 15.50 WITA.

Kemudian memeriksa kelengkapan plasenta, keadaan vagina, dan

tidak terdapat adanya robekan jalan lahir dan perineum. Menurut Teori

(Ai Yeyeh Rukiah, 2014) Menejem aktif Kala III :

1) Pemeberian oxytosin 10 IU

2) Melakukan peregangan talipusat terkendali (PTT)

3) Masase uterus setelah segerah lahir agar tetap kontraksi


155

4) Pemeriksaan plasenta dan selaput ketubannya

5) Pemeriksaan vagina dan perineum untuk mengetahui adanya

laserasi atau luka

d. Kala IV

Melakukan Observasi pada Ny. “T” 2 jam post partum. 15 menit, 1

jam pertama dan 30 menit, 1 jam kedua.

1) 15 menit, 1 jam pertama

Tanda tanda vital :

TD : 110/80 mmHg

N : 80x/ menit

S : 36,5 o C

R : 20x.menit

TFU 2 jari bawah pusat, Kontraksi uterus baik, kandung kemih

kosong, perdarahan ±20 cc

2) 30 menit, 1 jam kedua

Tanda tanda vital :

TD : 110/80 mmHg

N : 80x/ menit

S : 36,5 o C

R : 20x.menit

TFU 2 jari bawah pusat, Kontraksi uterus baik, kandung kemih

kosong, perdarahan ± 10 cc
156

Dari hasil observasi pada Ny. “T” tidak terdapat kesenjangan

antara teori dan praktek.

3. Nifas

Berdasarkan anamnesa didapatkan hasil bahwa ibu masih merasakan

mules, hal ini bersifat fisiologi karena pada saat ini uterus secara

berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali

seperti sebelum hamil (Dewi Maritalia, 2014 ). Tinggi fundus uteri pada 6

jam postpartum adalah 2 jari dibawah pusat dan terjadi pengeluaran lochea

rubra selama 2 hari pasca persalinan (rahayu,dkk, 2012). Dari hasil

pengkajian pada Ny. “T” tidak terdapat kesenjangan antara teori dan

praktek.

Kunjungan kedua pada Ny. “T” 6 hari pospartum setel. hasil

pemeriksaan Keadaan umum : baik, kesadaran : Composmentis, Tanda-

tanda vital : Tekanan darah: 110/80 mmHg, Nadi :80x/menit, Suhu : 36,5

°C, pernafasan : 20x/menit, wajah tidak pucat, konjungtiva tidak pucat,

ASI (+) banyak, puting susu menonjol, kontraksi baik, TFU 4 jari di

bawah pusat (pertengahan sympisis pusat), lochea sanguiolenta,

Ekstermitas tidak oedema, refleks (+/+).

Menurut teori (Dr. Taufan Nugroho, 2014) tinggi fundus uteri & hari

postpartum adalah pertengahan pusat dam sympisis dan penegeluaran

lochea yaiitu lochea sanguiolenta. Dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan

antara pengakjian pada Ny. “T” dengan teori.


157

Kunjungan ketiga pada Ny. “T” 14 hari post partum hasil pemeriksaan

Keadaan umum : baik, kesadaran : Composmentis, Tanda-tanda vital :

Tekanan darah: 120/80 mmHg, Nadi :80x/menit, Suhu : 36,5 °C,

pernafasan : 20x/menit, wajah tidak pucat, konjungtiva tidak pucat, ASI

(+) banyak, puting susu menonjol, kontraksi baik, lochea serosa,

Ekstermitas tidak oedema, refleks (+/+). Menurut Teori (Elisabet Siwi

Walyani, 2014) pengeluarana lochea 14 hari postpartum berwarna

kekuningna adalah sudah tidak teraba. Dalam hal ini normal tidak terjadi

kesejangan antara teori dan praktek.

Kunjungan keempat pada Ny.”T” 42 hari (6 minggu post partum) hasil

pemeriksaan Keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, tanda-

tanda vital : tekanan darah 120/80 mmHg, nadi : 80x/menit, respirasi

:20x/menit, suhu:36,5 °C, wajah tidak pucat, konjungtiva tidak

anemis,ASI lancar, TFU tidak teraba, kotraksi baik, pengeluaran lochea

berwarna putih bening, perineum tidak ada ruptur, eksterimitas tidak

oedema, refleks Menurut (Dr. Taufan Nugroho, 2014) tinggfi fundus uteri

42 hari (6 minggu postpartum) adalah sudah kembali normal (Th. Endang

Purwoastuti, 2014) pengeluaran lochea 42 hari (6 minggu postpartum)

adalah lochea alba yaitu cairan berwarna putih. Dalam hal ini tidak terjadi

kesejangan antara pengkajian pada Ny. “T” dengan teori.

4. Bayi baru lahir

Hasil pemeriksan pada Bayi keadaan umum baik, Tanda-tanda vital

dalam batas normal, warna kulit kemerahan, Caput tidak ada, anus positif
158

(+) dan cacat bawaan tidak ada, ada dua testis dalam skrotum, terdapat

lubang uretra, berat badan 3500 gram dan panjang badan 50 cm, lingkar

kepala 35 cm, lingkar dada 33 cm, lila 11 cm refleks menghisap dan

menelan bayi baik . Hal ini sesuai dengan teori (Rukiyah, 2014) yaitu

keadaan umum baik, Tanda-tanda vital dalam batas normal, warna kulit

kemerahan, Caput tidak ada, anus positif (+) dan cacat bawaan tidak ada,

ada dua testis dalam skrotum, terdapat lubang uretra, berat badan normal

dan panjang badan normal, lingkar kepala normal, lingkar dada normal,

lila normal refleks menghisap dan menelan bayi baik. Dalam hal ini tidak

terjadi kesejangan antara teori dan praktek.

Pada kunjungan 6 hari keadaan umum bayi baik, tanda-tanda vital

dalam batas normal, berat badan 3700 gram, dan tali pusat sudah puput.

Hal ini sesuai dengan teori (Rukiyah, 2014) yaitu keadaan umum bayi

baik, tanda-tanda vital dalam batas normal, berat badan bertambah, dan

tali pusat sudah puput.

Pada kunjungan 14 hari ibu mengatakan bayinya dalam keadaan baik,

bayi sering menyusui. Hal ini sesuai dengan teori (Rukiyah, 2014) yaitu

Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan baik, bayi menyusui dengan baik

dan sering, berat badan bertambah. Dalam hal ini tidak terdapat

esenjangan antara kasus dan teori yang ada.

5. Keluarga berencana

Pada saat melakukan kunjungan rumah Tanggal Kamis, 11 April 2019

pukul 08:30 WITA memberikan konseling tentang jenis-jenis alat


159

kontrasepsi seperti : KB pil, Kb suntik, Implant, (AKDR) IUD dan

menjelaskan keu ntungan, kerugian dan efeksamping dari jenis-jenis alat

kontrasepsi diatas. Ibu mengatakan ingin menggunakan Kb Pil menyusui

untuk menunda kehamilannya. Kunujungan Rumah Tanggal 09 Mei 2019

menjelaskan kembali jenis kontrasepsi KB pil yang telah di pili Ny. “T”

hasil. pemeriksaan pada Ny. “T” Keadaan umum baik, kesadaran

composmentis, tanda-tanda vital : tekanan darah: 110/80, mmHg,nadi :

80x/menit, suhu 36,5°C,respirasi : 22x/menit, dan BB 57 kg. ibu tetap

memilih Kb pil menyusui

Menurut teori (Prof. Hidayat Wijayanegara, 2017) KB pil oral

progestin (Minipil) cocok untuk perempuan menyusui yang ingin memakai

pil KB. Sangat efektif pada masa laktasi, dosis rendah tidak menurunkan

produksi ASI, tidak memberikan efek samping estrogen, efek samping

utama adalah gangguan perdarahan bercak atau perdarahan tidak teratur,

dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat. Dari pengkajian pada Ny. “T”

terdapat kesenjangan antara teori dan praktik karena Ny. “T” tidak

mengalami efek samping seperti perdarahan bercak atau perdarahan tidak

teratur.
160

BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah Penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan

pendekatan komprehensif dan pendokumentasian secara SOAP pada Ny. “T”

dari kehamilan, bersalin, nifas, BBL, dan KB yang dimulai dari tanggal 20

Maret 2019 sampai 09 Mei 2019 maka dapat disimpulkan


161

1. Penulis telah melakukan pengumpulan data subjektif pada ibu hamil,

bersalin, nifas, BBL, dan KB ditemukan ibu mengalami keluhan

2. Penulis telah melakukan pengumpulan data objektif pada ibu hamil,

bersalin, nifas BBL, dan KB tidak ditemukan adanya kesenjangan.

3. Penulis telah menganalisa masalah pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL,

dan KB dan tidak ditemukan adanya kesalahan pada saat menganalisa

4. Penulis telah menatalaksankan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin,

nifas, BBL, dan KB.

B. SARAN

1. Bagi Puskesmas

Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan diharapkan dapat

meningkatkan pelayanan dalam memberikan asuhan kebidanan yang

menyeluruh serta mendeteksi kelainan secara dini dan mencegah

terjadinya komplikasi dalam masa kehamilan.

2. Bagi institusi agar dapat menambah buku buku di perpustakaan untuk

mempermudah mahasiswa dalam proses belajar dan menambah wawasan

khususnya di dunia kebidanan.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memberikan Asuhan

Kebidanan pada ibu hamil, melahirkan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga

berencana secara berkesinambungan ( contiunity of care ).

Anda mungkin juga menyukai