Disusun Oleh:
Nur Robbi
1 2 3 4 5
K u ra n g R e a d a b ilit y
L e b ih R e a d a b ility
A
B
Pembacaan skala ΔYA au. A
Pembacaan skala ΔYB au. B
Y B
Sehingga :
Y A
X - kepekaan au. A =
X 1 A re a y a n g d iu k u r
X
YB
- kepekaan au. B =
X
4. Hysteresis ( Histerisis )
Penyimpangan yang timbul sewaktu melakukan pengukuran secara kontinyu
dari dua arah yang berlawanan (dari atas ke bawah lalu dari bawah ke atas)
Histerisis disebabkan pada umumnya oleh adanya deformasi elastis atau efek
termal pada komponen mekanisme alat ukur
Contoh : Penggunaan jam ukur
1 2 3 4 5 6
= H is te r is is
K u rv a P e m b a c a a n d a ri 0 - 7 ( n a ik )
Keterangan :
X = Harga sebenarnya ( mm )
Y = Kesalahan ( μm )
5. Passivity ( Kepasivan / kelambanan reaksi )
Suatu kejadian dimana suatu perubahan kecil dari harga yang diukur (yang
dirasakan sensor) tidak menimbulkan perubahan apapun pada jarum penunjuk
Kepasifan sering terjadi pada alat ukur
mekanik
contoh pegas yang tidak elastis sempurna
Pneumatis
Pengukur tekanan / manometer ( ruang / volume udara terlalu besar )
6. Shiffting ( Pergeseran )
Suatu kejadian dimana terjadi perubahan harga yang ditunjukkan pada skala
sedang sesungguhnya sensor tidak mengisyaratkan perubahan
Contoh :
Sering terjadi pada Alat Ukur pengubah elektrik digital dimana perubahan
kecil pada temperatur dapat mempengaruhi sifat – sifat komponen
elektroniknya
7. Zero Stability ( kestabilan Nol )
Kemampuan Alat Ukur menunjukkan posisi nol, jika dikembalikan pada posisi
semula atau waktu di ambil seketika.
Kestabilan nol ditentukan oleh keausan dan erat hubungannya dengan
histerisis
8. Floating ( Pengambangan )
Apabila jarum penunjuk selalu berubah pada posisi ( bergetar ) disebabkan
oleh terlalu pekanya Alat Ukur untuk merasakan perubahan yang kecil pada
sensor.
9. Accuracy ( Ketelitian )
Persesuaian antara hasil pengukuran dengan harga sebenarnya dari objek ukur
( harga yang dianggap benar )
N ila i y a n g d ia n g g a p b e n a r
A
1
P e n g u k u ra n 1
L e b ih T e liti B
2
P e n g u k u ran 2
C
Keterangan :
Δ = sistematik error
Δ1 < Δ2
10. Precision ( Ketepatan )
Kemampuan proses pengukuran untuk menunjukkan hasil yang sama dari
pengukuran yang dilakukan berulang – ulang dan identik
Contoh :
Pengukuran panjang benda yang sudah diketahui panjangnya = 100 mm
Diambil 5x bacaan ( pengukuran ) dan didapat nilai 103, 105, 104, 103, 105
Maka :
- ketelitian instrumen tidak lebih dari 5 % ( 5 mm )
- presisinya ± 5 %
2. Obyek Ukur
Sering terjadi pada benda – benda elastis atau tabung – tabung berdinding tipis
yang bisa berdeformasi akibat tekanan sensor instrumen
3. Posisi Pengukuran
Garis pengukuran tidak berhimpit atu sejajar dengan garis dimensi benda ukur
4. Pengaruh Lingkungan
- Lingkungan berdebu kesalahan sistematis
- Lingkungan gelap kesalahan pembacaan
- Lingkungan bergetar kesalahan akibat floating
- Temperatur perubahan dimensi obyek ukur (terutama logam)
Tingkat IV
Alat Ukur Standar Nasional
Tingkat III
Alat Ukur Standar
Tingkat II
Alat Ukur Standar Kerja
Tingkat I
Alat Ukur Kerja
2.4. Standar
Dimaksudkan agar pengukuran bersifat universal artinya dimanapun
pengukuran dilaksanakan bisa diperbandingkan dan memberikan hasil yang
relative sama.
Contoh :
1 m = panjang batang platina iridium di Sevres Prancis
= 1.650.763,63 panjang gelombang cahaya ultra violet lampu crypton 26
1 m = 39,37 inci
1 lb = 453, 59237 gr
1 inci = 2,54 cm
Skala Suhu:
Skala celcius absolut disebut skala Kelvin ( 0K )
Skala Fahrenheit absolut disebut skala Rankine ( 0R )
0
K = 0C + 273,16
0
R = 0F + 459,67
0
F = 9/5 0C + 32,0
2.5. Dimensi dan Satuan
Dimensi : Variable fisik yang digunakan untuk menyatakan sifat atau perangai
suatu system tertentu
Contoh : panjang suatu batang = dimensi batang itu
Contoh macam – macam dimensi yang digunakan dalam dunia keteknikan adalah:
L = panjang t = Waktu
M = massa T = suhu
F = gaya
Satuan : Semua besaran fisik yang digunakan untuk menyatakan dimensi
fundamental di atas
Contoh : Panjang satuannya meter ( M )
Massa satuannya kilogram ( Kg )
Waktu satuannya detik ( s )
Suhu satuannya Kelvin ( K )
2. Pengubah
Adalah bagian terpenting dari Alat Ukur. Isyarat dari sensor diubah terlebih
dahulu sebelum diteruskan pada penunjuk atau pencatat, seperti fungsi CPU
pada computer.
Tujuan digunakannya pengubah adalah :
Untuk memperbesar dan memperjelas perbedaan yang kecil dari geometri
objek ukur
3. Penunjuk / Pencatat
Adalah bagian dari Alat Ukur, melalui yang mana dari hasil pengukuran
ditunjukkan atau dicatat
Penunjuk dapat dikategorikan menjadi 2 macam :
1. Penunjuk berskala
2. Penunjuk berangka ( digital )
BAB III
ANALISA DATA EKSPERIMEN
Pendahuluan
Semua data dari hasil eksperimen perlu dianalisa terutama untuk mengetahui
atau menentukan kesalahan (error), ketepatan (precition) dan validitas (kesahihan)
hasil pengukuran dalam eksperimen tersebut.
Contoh : Pengujian tingkat konsumsi bahan baker kendaraan bermotor harus
diketahui ketelitian (accuracy) speedo meter dan indicator isi tangki
untuk dapat dengan yakin menyatakan tingkat konsumsi Bahan Bakar
dari kendaraan tersebut.
WR W1 W2 ....... Wn
dX 1 dX 2 dX n
dimana :
R = fungsi dalam X1, X2, X3, ….., Xn
W1, W2, W3, ………., Wn nilai ketidak pastian
WR = ketidakpastian secara keseluruhan
Jika hubungan ini diterapkan pada persoalan daya listrik diatas maka perhitungan
ketidakpastiah hasil akhir pengukuran akan menjadi sebagai berikut:
P = E.I
dP
I WE = 2
dE
dP
E WI = 0,2
dI
WR I .WE E.WI
2
2 1/ 2
WR 10.2 100.0,2
2
2 1/ 2
Hasil ini jika dibandingkan dengan perhitungan biasa yang didapatkan 4,04 %
adalah lebih kecil dan lebih moderate atau dengan kata lain nilai ini adalah nilai
pertengahan dari semua kemungkinan ketidakpastian yang akan muncul.
1 n
n bacaan maka rata – ratanya adalah : Xr . xi
n i 1
Deviasi ( Penyimpangan ) di dari masing – masing bacaan di definisikan
sebagai
di = Xi – Xr
1 n
dir dn
n i 1
1 n
Xi Xr
n i 1
Xr Xr 0
Untuk pelajaran ini diperdalam dalam matakuliah Statistik Teknik.
BAB IV
PIRANTI PENGUKURAN DAN PENGINDERAAN
LISTRIK DASAR
4.1. Pendahuluan
Banyak piranti / alat dewasa ini yang operasinya bergantung pada prinsip
kerja listrik dasar.
Contoh : Pengukur suhu jarak jauh
Pada lokasi yang akan diukur dipasang sebuah transduser yang
berfungsi mengubah suhu pada setiap waktu menjadi tegangan listrik
(voltase) yang setara, kemudian tegangan ini dtransmisikan ke station
penerima melalui pemancar, di station penerima kemudian diolah
menjadi data yang diperlukan.
F = q ( E + V x B ) Newton
Dimana :
E = volt / meter ( intensitas muatan listrik )
V = meter / second ( kecepatan muatan )
B = Weber / meter ( densitas fluks magnet )
Q = coulomb ( muatan listrik )
i
F=BiL
Dengan :
I = dq / dt
F B L = panjang konduktor dalam medan magnet
4.3. Meter Analog Dasar
Meter Pengukur Arus Primitif
- Alat ini menjadi dasar dari alat ukur listrik yang lebih
i
realistis
F - Cara kerjanya :
Kita buat kumparan kemudian ditempatkan dalam medan
B magnet, gaya kemudian diukur dengan mengamati defleksi
F
yang terjadi pada pegas, yang kita taruh di dekat kumparan.
F=NBiL
Dengan : N = jumlah lilitan dalam kumparan
Meter Kumparan Bergerak D’ Arsonval
Kelemahan D’arsonval :
a. Kurang peka karena tambahan massa jarum penunjuk mengurangi
kemampubacaan alat
b. Hanya bisa digunakan mengukur arus searah, jika digunakan arus
bolak – balik jarum akan bergetar jika frekuensinya cukup tinggi
maka akan menunjuk angka nol
Untuk pengukuran arus bolak – balik yang lazim dipakai adalah alat ukur sebagai
berikut:
Sudu Besi ( Iron Vane ) dan Besi bergerak ( Moving Iron )
- Prinsip Kerja: Arus dialirkan pada kumparan tetap sehingga sudu besi
akan bergerak, karena pengaruh gaya magnet, dan dihubungkan
dengan pegas penahan yang berfungsi untuk menarik kembali jarum
penunjuk ke skala nol jika arus listrik dihilangkan. Besar perubahan
sudu berbanding dengan gaya induksi yang bekerja pada kumparan.
- Kelemahannya : ketelitian terbatas karena kehilangan arus dalam sudu
besi dan efek histerisis.
Elektrodinamometer
S ifa t S in y a l
f is ik lis tr ik R a n g k a ia n
T ran sd u se r P en yesu ai T r a n s m is i P e n g o la h P e m a ja n g a n
m asu k an sin y a l
- EVM berguna untuk mengukur tegangan searah maupun bolak – balik dan
karena karakter impedans masukannya tinggi EVM juga bisa digunakan
untuk mengukur tegangan dalam rangkaian elektronik.
- Prinsip Kerjanya :
Arus searah : Sinyal dimasukkan langsung ke saklar pemilih
jangkauan yang bekerja sebagai rangkaian pembagi tegangan dimana
sinyal diturunkan menjadi suatu jangkauan yang sesuai dengan
penguat kemudian dari penguat tegangan keluaran dipergunakan untuk
menggerakkan suatu gerakan D’arsonval untuk memberikan bacaan
atau bisa juga ke alat perekam, osiloskop dan sebagainya.
Arus Bolak – Balik : Sinyal bolak – balik diberikan ke pembagi
tegangan kemudian ke rangkaian pelurus yang menghasilkan arus
searah yang sebanding dengan arus bolak – balik masukan kemudian
selanjutnya prosesnya sama dengan arus searah.
2. Voltmeter Digital ( VD )
VD memberikan keluaran digital sebagai pengganti penunjuk dan skala yang
konvensional
3. Osiloskop
Prinsip Kerja :
- Inti dari Osiloskop adalah tabung sinar katoda ( CRT )
- Elektron dibebaskan dari katoda yang panas dan dipercepat ke arah layar
dengan menggunakan anoda yang bermuatan positif, karena agar berkas
electron posisinya tepat mengarah ke layar dikendalikan dengan
menggunakan plat defleksi horizontal dan vertical dengan cara memberi
tegangan kepada plat
- Layar dilapisi dengan bahan pendar fosfor yang memancarkan cahaya bila
ditimpa oleh berkas electron
4. Osilograf
- Osilograf pada prinsipnya adalah suatu gerakan D’arsonval yang mampu
merekam
- Ada 2 jenis osilograf jika dilihat dari gerakannya :
1. Gerakan penulis langsung / styluss
2. Gerakan berkas cahaya
- Pada stylus perubahan tegangan direkam langsung di atas kertas perekam
oleh stylus yang bertinta. Pada gerakan berkas cahaya direkam pada kertas
peka cahaya.
4.7. Transduser
Transduser adalah piranti yang mengubah variable fisik menjadi sinyal
listrik yang setara
Berikut contoh – contoh dari transduser :
1. Transduser Tahanan Variabel
- Transduser Tahanan Variabel pada dasarnya adalah alat untuk mengubah
perubahan panjang atau sudut menjadi sinyal listrik tetap dengan teknik
tertentu bisa juga dipergunakan untuk mengukur gaya dan tekanan
- Transduser ini di pasaran lebioh dikenal dengan potensiometer dan dibuat
dalam bentuk kontak geser pada kawat luncur, kontak geser pada
kumparan kawat baik lurus maupun melingkar atau bisa juga kawat lilitan
dagnati dengan penghantar padat seperti grafit
2. Transformator Differensial ( LVDT )
- LVDT digunakan untuk mengukur perubahan linier bisa juga untuk
mengukur gaya dan tekanan setelah dilakukan konversi mekanik.
- Prinsip Kerja :
Tegangan arus bolak – balik diberikan pada kumparan tengah / primer dan
tegangan keluaran dari kedua ujung kumparan / sekunder besarnya
tergantung pada posisi inti seperti pada gambar berikut :
Karateristik Keluaran pada LVDT
3. Transduser Kapasitif
Skema Transduser Kapasitif
A
Besar Kapasitas ( pf ) diberikan oleh : C 0,22
d
Dengan :
d = jarak pisah antar plat
A = Luas tumpang tindih, m2
ε = Konstanta di elektrik
ε = 1 untuk udara
ε = 3 untuk plastic
4. Transduser Piezoelektrik
Prinsip Kerja :
Kristal Piezoelektrik ditempatkan di antara kedua plat elektroda bila kedua
plat diberi gaya maka kristal akan mengalami deformasi, deformasi ini
menyebabkan beda potensial pada permukaan kristal dan hal ini disebut
sebagai efek Piezoelektrik. Besarnya Tegangan keluaran kristal diberikan oleh
E=gt p
Dimana :
t = tebal kristal ( m )
p = Tekanan ( N/m2) = F/A
g = Kepekaan tegangan = d/ε
5. Efek Fotoelektrik
6. Transduser Fotokonduktif
- Prinsip kerja :
Sebuah tegangan diberikan pada bahan semikonduktor dan bila cahaya
menimpa bahan ini maka akan terjadi penurunan tahanan yang otomatis
menyebabkan besar arus meningkat yang kemuddian dibaca oleh
Amperemeter.
8. Transduser Ionisasi
- Prinsip Kerja :
Tabung berisi gas tekanan rendah diberi medan oleh generator akibatnya
pada gas terjadi pembuangan muatan sambil berpijar (glow discharge) dan
beda potensial dalam gas akan dideteksi oleh electrode 1 dan 2, besar beda
potensial akan tergantung juga kepada beda kapasitif dari plat – plat
generator : Bila tabung pas di tengah maka potensial antara kedua
elektrode sama tetapi bila bergeser dari titik tengah maka akan terjadi beda
potensial antara kedua electrode. Jadi transduser ini berguna untuk
mengukur perubahan jarak
9. Transduser Perubahan Jarak Digital
Transduser jenis ini dapat dipergunakan untuk perubahan sudut ( angular )
maupun linier :
a. Pengukuran Sudut
Bila roda berputar maka cahaya dari sumter akan menyala dan mati secara
bergantian dan dengan demikian memberikan sinyal digital pada
Fotodetektor kemudian diperkuat dan dikirim ke pencacah.
b. Linear
- Transduser Linear bekerja dengan prinsip refleksi
- Bilah – bilah kecil bersifat refleksi dipasang pada piranti bergerak bila
cahaya dari sumber mengenai bilah maka akan dipantulkan dan diserap
secara bergantian dengan gerakan linear dan dengan demikian
memberikan sinyal digital pada Foto detector.