48
TARGET
47 51.06
HASIL
46
48.2
45 47
46
44
43
2017 2018
Sumber: Data Review Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar. 4.1 Grafik Presentase Bayi Baru Lahir Mendapat Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) Tahun 2017 dan 2018
100 94.8
90
80 74.8
65 68.2
70 58.8 59.9 63.4
60 52.1 48.9 50.1 47.7
46.4 41.6 44.9 47
50 36.8 37.5
40
25.4
30
20
10
0
PU S K E S MAS
Sumber: Data Review Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar. 4.1 Grafik Presentase Bayi Baru Lahir Mendapat Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) Kota Surakarta Tahun 2018
20
TARGET
15 33
30
HASIL
10
5 11.2 11.49
0
2017 2018
Sumber: Data Review Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar. 4.2 Grafik Prevalensi Anemia Pada Ibu Hamil Tahun 2017 dan 2018
Berdasarkan grafik 4.2, Prevalensi anemia pada ibu hamil pada tahun
2018 di Kota Surakarta diperoleh hasil sebesar 11,49%. Target pencapaian
pembanding yang digunakan adalah target pencapaian Dinas Kesehatan Kota
Surakarta pada tahun 2018 sebesar 30%, sehingga hasil prevalensi anemia
pada ibu hamil 2018 dibawah target yang telah ditetapkan.
Analisis trend pada grafik 4.2, hasil prevalensi anemia pada ibu hamil
di Kota Surakarta tahun 2017 sebesar 11,2% sedangkan hasil pada tahun 2018
mengalami kenaikan sebesar 11.49%. Terjadi penurunan target prevalensi
anemia pada ibu hamil pada tahun 2017 sebesar 33% sedangkan pada tahun
2018 sebesar 30%.
Penelitian Ristica tahun (2013), faktor yang mempengaruhi
peningkatan prevalensi anemia pada ibu hamil, adalah berkurangnya
kepatuhan konsumsi tablet Fe, karena semakin baik rendah konsumsi tablet Fe
maka tingkat kejadian anemia semakin tinggi. Selain itu berkurangnya
kepatuhan konsumsi tablet Fe faktor yang lain adalah faktor pendidikan ibu
dan status gizi KEK.
35 30
30 27.7
25 18.9
20 17.7
13.4 12.8 12.8 13
15 9 10.6 9
10 5.9 7.4 7.4 5.3 5.6 5.3 4.3
5
0
PU S K E S MAS
Sumber: Data Review Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar. 4.2 Grafik Prevalensi Anemia Pada Ibu Hamil Kota Surakarta
Tahun 2018
3
PERSEN
2 TARGET
3.61
2.71 2.66 HASIL
1
1.6
0
2017 2018
Sumber: Review Data Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar.4.3 Grafik Prevalensi Bumil KEK Tahun 2017 dan 2018
Berdasarkan grafik 4.3, prevalensi bumil yang mengalami KEK di
Kota Surakarta pada tahun 2018 diperoleh hasil sebesar 3,61 %. Target
pencapaian pembanding yang digunakan adalah target pencapaian Dinas
Kesehatan Kota Surakarta pada tahun 2018 sebesar 2,66 %, sehingga hasil
prevalensi Bumil KEK pada tahun 2018 melebihi target yang telah ditetapkan.
Analisis trend pada grafik 4.3, hasil prevalensi bumil yang mengalami
KEK di Kota Surakarta tahun 2017 sebesar 1,6 % dan mengalami kenaikan
pada tahun 2018 sebesar 3,61%. Sedangkan terjadi penurunan target
prevalensi bumil yang mengalami KEK pada tahun 2017 sebesar 2,71 %
sedangkan pada tahun 2018 sebesar 2,66 %.
Penelitian Hasamah tahun (2012) menyatakan ada beberapa faktor
yang mempengaruhi kejadian KEK pada ibu hamil adalah pola makan bumil
yang kurang beragam, porsi makan utama bumil yang masih kurang adekuat,
pantangan terhadap makanan bersumber energi dan protein tinggi.
6 5.6 5.3
5.1
5 4.6 4.5
4.2 4.1 3.9
3.7
4 3 3.1
2.6 2.9 2.8 2.66
3
2 1.5
1.1 1
1
0
PUSKESMAS
Sumber: Data Review Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar.4.1 Grafik Prevalensi Bumil KEK Kota Surakarta Tahun 2018
Berdasarkan grafik 4.2 Prevalensi Bumil KEK di Kota Surakarta, pada
tahun 2018 diperoleh hasil presentase tertinggi adalah Puskesmas
Purwodiningrat dan presentasi terendah adalah Puskesmas Setabelan.
Terdapat beberapa puskesmas yang menjadi masalah karena berada diatas
target yaitu Puskesmas Penumping, Puskesmas Jayengan, Puskesmas
Kratonan, Puskesmas Gajahan, Puskesmas Sangkrah, Puskesmas
Purwodiningratan, Puskesmas Ngoresan, Puskesmas Sibela, Puskesmas
Pucangsawit, Puskesmas Nusukan, Puskesmas Gilingan, Puskesmas
Banyuanyar, Puskesmas Gambarsari. Dari semua puskesmas yang ada di Kota
Surakarta, yang melampaui target Prevalensi Bumil KEK sebesar 76,47%.
d. Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Tahun 2017 dan 2018
2.85
2.8
2.75
2.7
PERSEN
2.65 TARGET
2.81
2.6 HASIL
2.7
2.55 2.67
2.6
2.5
2.45
2017 2018
Sumber: Review Data Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar 4.4 Grafik Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Tahun 2017 dan 2018
14 11.5
12
10
8 5.8
6 3.7 4.1 4.3 3.8
3.4 3 2.67
4 2.1 1.7 1.7 1.6 1.8
1.4 0.6 1.4 1.4
2
0
PUSKESMAS
Sumber: Data Review Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar. 4.1 Grafik Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Kota
Surakarta Tahun 2018
Berdasarkan grafik 4.2 Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR) di Kota Surakarta, pada tahun 2018 diperoleh hasil presentase
tertinggi adalah Puskesmas Kratonan dan presentase terendah adalah
Puskesmas Sibela. Terdapat beberapa puskesmas yang menjadi masalah
karena berada diatas target yaitu Puskesmas Jayengan, Puskesmas Kratonan,
Puskesmas Sangkrah, Puskesmas Ngoresan, Puskesmas Nusukan, Puskesmas
Gilingan, Puskesmas Banyuanyar, Puskesmas Setabelan. Dari semua
puskesmas yang ada di Kota Surakarta, yang melampaui target Bayi Dengan
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) sebesar 47,05%.
e. Presentase Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan Yang Mendapat ASI Ekslusif
Tahun 2017 dan 2018
81
80
79
PERSEN
78
TARGET
77 79.7 80.28
HASIL
76
76.5 77
75
74
2017 2018
Sumber: Review Data Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Grafik. 4.5 Presentase Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan Yang Mendapat ASI
Ekslusif Tahun 2017 dan 2018
Berdasarkan grafik 4.5, Presentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang
mendapat ASI ekslusif di Kota Surakarta pada tahun 2018 diperoleh hasil
sebesar 80,28%. Target pencapaian pembanding yang digunakan adalah target
pencapaian Dinas Kesehatan Kota Surakarta pada tahun 2018 sebesar 77%,
sehingga hasil presentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI
ekslusif pada tahun 2018 melebihi target yang telah ditetapkan.
Analisis trend pada grafik 4.5, Presentase bayi usia kurang dari 6
bulan yang mendapat ASI ekslusif di Kota Surakarta tahun 2017 sebesar
79,7% dan mengalami kenaikan pada tahun 2018 sebesar 80,28%. Terjadi
pula peningkatan target presentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang
mendapat ASI ekslusif pada tahun 2017 sebesar 76,5 % menjadi 77 % pada
tahun 2018.
Penelitian Garbhani tahun (2015) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi keberhasilan ASI ekslusif yaitu dukungan keluarga dan
dukungan tenaga kesehatan. Dukungan keluarga yang diperoleh ibu saat
memberikan ASI ekslusif seperti keluarga menganjurkan ibu untuk menyusui
dibanding memberikan susu formula, membantu membersihkan rumah selama
ibu menyusui, membantu menjaga kakak si bayi saat ibu sedang menyusui
dan tidak pernah disarankan dalam memberi makanan tambahan pada usia
bayi 6 bulan pertama. Dukungan keluarga yang rendah akan mengurangi
motivasi ibu untuk memberikan ASI secara ekslusif kepada bayinya. Selain
dukungan keluarga dukungan dari tenaga kesehatan tidak kalah penting dalam
melindungi, meningkatkan dan mendukung usaha menyusui.
120
96.9
100 83.4 83.5 78.6 88.9 84.1 81 82.1
77.2 77 77.4 78.5 73.4 77
80 71.4 74.4 77.5
68.8
60
40
20
0
PUSKESMAS
Sumber: Data Review Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar. 4.1 Grafik Presentase Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan Yang
Mendapat ASI Ekslusif Kota Surakarta Tahun 2018
Berdasarkan grafik 4.2 Presentase Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan
Yang Mendapat ASI Ekslusif di Kota Surakarta, pada tahun 2018 diperoleh
hasil presentase tertinggi adalah Puskesmas Pajang dan presentasi terendah
adalah Puskesmas Gilingan. Terdapat beberapa puskesmas yang menjadi
masalah karena berada dibawah target yaitu Puskesmas Ngoresan, Puskesmas
Sibela, Puskesmas Pucangsawit, Puskesmas Gilingan. Setelah dirata – rata
puskesmas yang berada di atas target sebesar 76,47% dan 23,52% puskesmas
berada dibawah target. Dari semua puskesmas yang ada di Kota Surakarta,
yang belum melampaui target Presentase Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan
Yang Mendapat ASI Ekslusif sebesar 23,53%.
f. Prevalensi Gizi Buruk Pada Balita Tahun 2017 dan 2018
0.06
0.05
0.04
PERSEN
0.03 TARGET
0.05 HASIL
0.02
0.01
0.005 0 0
0
2017 2018
Sumber: Review Data Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar 4.6 Grafik Prevalensi Gizi Buruk Pada Balita Tahun 2017 dan 2018
0.06 0.05
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
PUSKESMAS
Sumber: Data Review Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar. 4.1 Grafik Prevalensi Gizi Buruk Pada Balita Kota Surakarta
Tahun 2018
1.5 TARGET
2.4 HASIL
1
1.43 1.41 1.61
0.5
0
2017 2018
Sumber: Review Data Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar 4.7 Grafik Prevalensi Kekurangan Gizi (underweight) Pada Anak
Balita tahun 2017 dan 2018
PURWODININGRAT…
GAMBIRSARI
PURWOSARI
KRATONAN
PAJANG
TARGET
PENUMPING
PUCANGSAWIT
BANYUANYAR
SIBELA
SANGKRAH
JAYENGAN
NUSUKAN
GAJAHAN
MANAHAN
NGORESAN
GILINGAN
SETABELAN
PUSKESMAS
Sumber: Data Review Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar. 4.1 Grafik Prevalensi Kekurangan Gizi (underweight) Pada Anak
Balita Kota Surakarta Tahun 2018
2.5
2 TARGET
3.52 3.49
1.5 2.94 HASIL
1
1.46
0.5
0
2017 2018
Sumber: Review Data Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar. 4.8 Grafik Prevalensi Stunting (Pendek dan Sangat Pendek) Anak
Baduta Tahun 2017 dan 2018
8 7.22
7 6.02
6
5 3.87 3.91
4 3.55 3.34 3.49
3 2.11 1.89
2 1.52 1.25 1.37 1.21
1.37 0.92
1 0.56 0.23 0.41
0
PUSKESMAS
Sumber: Data Review Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar. 4.1 Grafik Prevalensi Stunting (Pendek dan Sangat Pendek) Anak
Baduta Kota Surakarta Tahun 2018
100
80
PERSEN
60 TARGET
100 100 HASIL
40
20
0 0
0
2017 2018
PUSKESMAS
40
30 TARGET
50.16
20 37.4 HASIL
30
10 20
0
2017 2018
Sumber: Review Data Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar 4.10 Grafik. Presentase Remaja Puteri Yang Tablet Tambah Darah
(TTD) Kota Surakarta Tahun 2018
Berdasarkan grafik 4.10, Presentase remaja puteri yang Tablet Tambah
Darah (TTD) di Kota Surakarta pada tahun 2018 diperoleh hasil sebesar
50,16%. Target pencapaian pembanding yang digunakan adalah target
pencapaian Dinas Kesehatan Kota Surakarta pada tahun 2018 sebesar 30%,
sehingga sehingga hasil Presentase remaja puteri yang Tablet Tambah Darah
(TTD) pada tahun 2018 melebihi target yang telah ditetapkan
Analisis trend pada grafik 4.10, hasil Presentase remaja puteri yang
Tablet Tambah Darah (TTD) di Kota Surakarta tahun 2017 sebesar 37,9% dan
hasil pada 2018 mengalami peningkatan prevalensi sebesar 50,16%. Terjadi
peningkatan pula target presentase remaja puteri yang Tablet Tambah Darah
(TTD) pada tahun 2017 sebesar 20% sedangkan pada tahun 2018 sebesar
30%.
Penelitian Listiana tahun (2016) faktor yang mempengaruhi
peningkatan presentase remaja puteri yang Tablet Tambah Darah (TTD)
adalah dukungan guru, adanya dukungan guru disekolah yang mengingatkan
remaja putri mengkonsumsi TTD dan memberikan informasi mengenai TTD
dapat memberikan sikap positif dalam remaja putri yang akan mewujudkan
positif.
Penelitian Putri tahun (2015) faktor yang mempengaruhi peningkatan
presentase remaja puteri yang Tablet Tambah Darah (TTD) adalah tingkat
pengetahuan remaja, rendahnya pengetahuan berhubungan erat dengan rendah
tingkat konsumsi tablet Fe dan berlaku sebaliknya.
100 87.6
90 73.3 69
80 67.7
70 60.2 61.4
60 50.5 50 46.1 45.6
50 41.2 42.7
35.6 35.1 34.3 30
40 23.7
30 20.4
20
10
0
PUSKESMAS
Sumber: Review Data Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Grafik. 4.10 Presentase Remaja Puteri Yang Tablet Tambah Darah (TTD)
Kota Surakarta Tahun 2018
77.4
77.2 TARGET
78
77 HASIL
76.8
76.6 77 76.88
76.8
76.4
76.2
2017 2018
Sumber: Data Review Data Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Grafik. 4.11 Presentase Balita Ditimbang Berat Badannya (D/S)
Tahun 2017 dan 2018
PUSKEMAS
Sumber: Data Review Data Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar 4.11 Grafik. Presentase Balita Ditimbang Berat Badannya (D/S) Kota
Surakarta Tahun 2018
96
TARGET
95.5 97.49 97.67
HASIL
95
94.5
95 95
94
93.5
2017 2018
Sumber: Review Data Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar 4.12. Grafik Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet FE3
Tahun 2017 dan 2018
PUSKESMAS
Sumber: Review Data Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar 4.12. Grafik Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet FE3 Kota
Surakarta Tahun 2018
98
97
PERSEN
96 TARGET
98.2
HASIL
95 96.95
94 95 95
93
2017 2018
Sumber: Review Data Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar 4.12. Grafik Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet FE1
Tahun 2017 dan 2018
PUSKESMAS
Sumber: Review Data Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar 4.12. Grafik Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet FE1 Kota
Surakarta Tahun 2018
50
TARGET
40 85 85
76.39
62.67 HASIL
30
20
10
0
2017 2018
Sumber: Review Data Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar 4.13 Grafik Pemberian Vitamin A Pada Bayi Tahun 2017 dan 2018
PUSKESMAS
Sumber: Review Data Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar 4.13 Grafik Pemberian Vitamin A Pada Bayi Kota Surakarta
Tahun 2018
PERSEN 95
90
TARGET
98.2 96.95
85
HASIL
80 85 85
75
2017 2018
Sumber: Review Data Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar 4.14 Grafik Pemberian Vitamin A Pada Anak Balita Pada
Tahun 2017 dan 2018
500 443
450
400
350
300 222
250 185
146.9
200 110 108
150 92 131.1 81 78 95 75 96 77 100 79 93 85
100
50
0
PUSKESMAS
Sumber: Review Data Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar 4.14 Grafik Pemberian Vitamin A Pada Anak Balita Kota Surakarta
Pada Tahun 2018
96
94
PERSEN
92 TARGET
96.83
HASIL
90
88 90
86
2018
Sumber: Review Data Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar 4.15 Grafik Pemantauan Penggunaan Garam Yodium di SD/MI
Tahun 2017 dan 2018
PUSKESMAS
Sumber: Review Data Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar 4.15 Grafik Pemantauan Penggunaan Garam Yodium di SD/MI Kota
Surakarta Tahun 2018
94
TARGET
92 97.5 HASIL
90
88 90
86
2018
Sumber: Review Data Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar 4.16 Grafik Pemantauan Penggunaan Garam Yodium di Posyandu
Tahun 2017 dan 2018
PUSKESMAS
Sumber: Review Data Renstra Dinas Kesehatan Kota Surakarta 2016 – 2021
Gambar 4.15 Grafik Pemantauan Penggunaan Garam Yodium di Posyandu
Kota Surakarta Tahun 2018
Workshop
“ Sadar Dini BUMIL KEK ”
Tabel 4.3 Analisis SWOT Forum Diskusi Evaluasi Kebijakan Penaganan Bumil KEK di Kota Surakarta
STRENGHT ( KEKUATAN) WEAKNESS ( KELEMAHAN )
1. Dapat mengetahui permasalahan di luar wilayah 1. Memerlukan dana yang cukup banyak
2. Dapat mengetahui penanganan bumil KEK di luar wilayah 2. Memerlukan narasumber yang berkompeten
3. Dapat berdiskusi untuk memecahkan permasalahan BUMIL 3. Memerlukan tempat yang cukup untuk kegiatan
KEK di suatu wilayah
Tabel 4.3 Analisis SWOT Pelatihan Pengembangan Resep PMT BUMIL dan Balita
STRENGHT ( KEKUATAN) WEAKNESS ( KELEMAHAN )
1. Meningkatkan pengetahuan 1. Tidak meneruskan informasi kepada kader
2. Meningkatkan pengalaman 2. Membutuhkan biaya yang cukup banyak
3. Meningkatkan softskill 3. Membutuhkan tempat yang memadai
4. Membutuhkan peralatan yang cukup lengkap
5. Membutuhkan tenaga yang ahli
A. LATAR BELAKANG
Salah satu indikator tercukupinya kebutuhan zat gizi ibu hamil dapat
diketahui dari bertambahnya berat badan ibu setiap bulan. Status gizi yang
memadai dan asupan makanan yang baik selama prakonsepsi dan kehamilan telah
diakui sebagai kontributor utama untuk hasil kelahiran yang sehat. Status nutrisi
pada wanita hamil, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
janin saat dalam kandungan. Status nutrisi yang rendah berkaitan dengan masalah
kekurangan gizi. Sebagai negara berkembang masalah kekurangan gizi masih
menjadi masalah utama di masyarakat Indonesia.
Salah satu masalah kekurangan gizi pada ibu hamil di Indonesia yaitu
Kekurangan Energi Kronik. Kekurangan Energi Kronik merupakan kurangnya
asupan energi yang berlangsung lama atau kronik. Ketika ibu hamil mengalami
kekurangan gizi pada trimester terakhir maka cenderung akan melahirkan bayi
dengan BBLR, hal ini dikarenakan pada masa ini janin akan tumbuh dengan
sangat cepat dan terjadi penimbunan lemak.
Angka prevalensi risiko KEK pada Wanita Usia Subur (WUS) di Indonesia
sebesar 13,6%. Sedangkan berdasarkan peta kesehatan Indonesia, prevalensi ibu
hamil KEK sebesar 16,8%. Berdasarkan Prevalensi Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR) di Kota Surakarta meningkat dari 2,6% pada tahun 2017 menjadi 2,81%
pada tahun 2018. Prevalensi tertinggi pada tahun 2018 ditemukan di Puskesmas
Kratonan (11,5%).
Upaya untuk meningkatkan status gizi ibu hamil KEK di Kota Surakarta
dengan Pemberian Makanan Tambahan-Pemulihan (PMT-P) pada ibu hamil
KEK. Setiap ibu hamil dengan ukuran LiLA <23,5 akan mendapatkan PMT-P
berupa roti biskuit (sandwich) yang harus di konsumsi setiap hari 1 roti (100 gr)
diberikan selama 90 hari. PMT-P diberikan sebagai tambahan makanan, bukan
sebagai makanan pengganti sehari-hari. Kemenkes RI mendistribusikan program
PMT dalam bentuk PMT pabrikan. Program ini diprioritaskan pada ibu hamil
KEK berdasarkan ukuran LILA <23,5 cm terutama di wilayah Kabupaten/Kota
yang mengalami rawan gizi. Agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dengan
optimal perlu adanya suatu koordinasi dari masyarakat dengan Pemerintah Kota
Surakarta. Salah satu wujud dari kegiatan tersebut adalah Kegiatan Pelatihan
Pengembangan Resep PMT Bumil.
B. DASAR HUKUM
a. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
b. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
c. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi
d. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2013 tentang Angka
Kecukupan Gizi yang dianjurkan Bangsa Indonesia
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat
d. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK. 02.02/Menkes/52/2015 tentang
Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2014-2019
C. TUJUAN
a. TUJUAN UMUM
Kegiatan Pelatihan Pengembangan Resep PMT-P Bumil bertujuan
untuk meningkatkan peran petugas kesehatan, tokoh agama serta tokoh
masyarakat dalam pemanfaatan PMT-P.
b. TUJUAN KHUSUS
a. Meningkatkan efektifitas pemberian PMT-P Bumil
b. Meningkatkan tingkat konsumsi PMT-P Bumil
D. PELAKSANAAN
a. WAKTU DAN TEMPAT
Hari / Tanggal : Kamis, 10 Oktober 2019
Jam : 09.00 – selesai
Tempat : SMK N 7 SURAKARTA
b. PESERTA
Jumlah peserta sebanyak 40 orang yang terdiri dari :
- 2 orang dari Puskesmas Pajang
- 2 orang dari Puskesmas Penumping
- 2 orang dari Puskesmas Purwosari
- 2 orang dari Puskesmas Gayengan
- 2 orang dari Puskesmas Kratonan
- 2 orang dari Puskesmas Gajahan
- 2 orang dari Puskesmas Sangkrah
- 2 orang dari Puskesmas Purwodiningratan
- 2 orang dari Puskesmas Ngoresan
- 2 orang dari Puskesmas Sibela
- 2 orang dari Puskesmas Pucangsawit
- 2 orang dari Puskesmas Nusukan
- 2 orang dari Puskesmas Manahan
- 2 orang dari Puskesmas Gilingan
- 2 orang dari Puskesmas Banyuanyar
- 2 orang dari Puskesmas Setebelan
- 2 orang dari Puskesmas Gambirsari
- 6 orang dari Bidang Kesmas
- 1 orang dari Ketua Bidang Kesmas
E. NARASUMBER
a. Ketua Bidang Kesmas
b. Guru Tata Boga SMK N 7 SURAKARTA
F. MATERI
a. Pengarahan Ketua Bidang Kesmas : Kelebihan dan kekurangan dari resep yang
dikembangkan
b. Guru Tata Boga SMK N 7 SURAKARTA : Menjelaskan nama resep, bahan –
bahan, cara kerja PMT yang dikembangkan.
G. KELUARAN
a. Kegiatan Pelatihan Pengembangan Resep PMT-P Bumil berjalan dengan baik
b. Pengetahuan tentang Pengembangan Resep PMT-P Bumil meningkat
H. BIAYA
Rencana biaya untuk penyelenggarakan kegiatan ini berasal dari Kegiatan
Peningkatan Kesehatan Masyarakat (1.01.1.02.01.16.16) dana BOK / DAK Non
Fisik Tahun 2020.
Mengetahui, PPTK
Kepala Bidang Kesmas
Dinas Kesehatan Kota Surakarta