PERPETAAN
STEFEN Y YAWAN
14 311 040
Segala puji dan syukur saya haturkan ke hadirat Tuhan yang maha esa atas
Saya juga berterima kasih kepada asisten dan dosen yang telah membimbing saya
menyelesaikan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat berguna bagi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I LATAR BELAKANG
1.1. Tujuan
1.2. Manfaat
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini sendiri agar mahasiswa dapat mengetahui cara
PENGUKURAN TOPOGRAFI di lapangan dengan menggunakan pesawat
THEODOLITE, agar mahasiswa dapat mengetahui cara pengolahan data
pengukuran topografi dari hasil pengukuran menggunakan pesawat theodolite,
dan juga dapat mengetahui cara penggambaran PETA TOPOGRAFI dari hasil
pengolahan data pengukuran dengan pesawat theodolite.
1.2. MANFAAT
Ө (SLOPE):
Ө= 90° - Sudut Vertikal
Ketinggian (H):
H = Ketinggian Patok +∕- ∆H
∆H’= ∑ ∆H P1-P7/ n
KETINGGIAN
PATOK ∆H ∆H' (H)
DARI KE 100
P1 P2 0.255 -0.015 0.240 100.240
P2 P3 0.569 -0.015 0.554 100.794
P3 P4 9.532 -0.015 9.517 110.311
P4 P5 0.534 -0.015 0.519 110.830
P5 P6 -2.064 -0.015 -2.079 108.751
P6 P7 -4.315 -0.015 -4.330 104.421
P7 P1 -4.409 -0.015 -4.421 100
∑P1-P7/7 0.015 0
∆H’=∑P1-P7/ n
=0.102/7
=0.015
∆H’=∑P1-P7/ n
=0/7
=0
=1/2000 x 200
=0.1
Ketinggian (H)
P2-P3=100.240+0.554= 100.749
A=100.240+5.837= 106.077
B=100.240-6.302= 93.939
C=100.240-5.963= 94.278
P3-P4=100.749+9.517= 110.311
A=100.749+6.436= 107.230
B=100.749-7.243= 93.551
C=100.749-6.270= 94.524
D=100.749-5.436=95.358
P4-P5=110.311+0.519= 110.830
A=110.311-0.105= 110.206
B=110.311-6.458= 103.853
C=110.311-1.186= 109.126
P5-P6=110.830-2.079= 108.751
A=110.830+0.666= 111.496
B=110.830-3.951= 106.879
C=110.830-5.682= 105.148
P6-P7=108.751-4.330= 104.421
A=108.751-5.020= 103.731
B=108.751-2.314= 106.437
C=108.751+4.587= 113.338
P7-P1=104.421-4.421= 100
A=104.421+4.489= 108.910
B=104.421-5.061= 99.360
C=104.421-4.697= 99.724
Jumlah Kontur (JK) Jarak Antara Kontur (JAK)
1. Setelah itu survey lokasi yang akan diukur. Untuk menentukan titik awal
pengukurannya dari mana, dimana alat akan berdiri, dan carilah tempat yang
teduh apabila ada. Tapi kalau ternyata tidak ada, maka siapkan payung untuk
melindungi alat dari koagulasi. Dan nanti kita akan pindahkan alat sesuai
poligon yang telah ditentukan. Jangan lupa siapkan sketsa pengukuran.
2. Tentukan titik-titik poligon dilapangan. Ingat, antara titik poligon harus saling
terlihat atau tidak terhalang apapun. Kemudian tandai titik poligon dengan
menggunakan patok yang dikasih cat atau pilox. Yang terpenting patok itu tidak
hilang.
5. Bidik dari titik patok1 ke-arah titik patok2. Baca benang atas, benang tengah,
dan benang bawah. Tulis sudut horizontal dan sudut vertical, pada tabel data
pengukuran. Setelah itu bidik patok-patok detail patok1A, 1B, dan 1C. Baca
benang atas, benang tengah, dan benang bawah. Tulis sudut horizontal dan
sudut vertikalnya juga, pada tabel data pengukuran yang telah disiapkan.
6. Untuk titik-titik patok selanjutnya lakukan langkah seperti dipoint no.5 diatas
yang pada intinya theodolite harus diseting ke-arah 0°0’0” pada setiap titik-titik
patok utama.
7. Jangan lupa apabila sudah sampai pada patok terakhir yang ditentukan, maka
prosedurnya tetap sama. Bidik titik patok selanjutnya yaitu titik patok1. Agar
menutup kembali, karena metode poligon yang digunakan adalah poligon
tertutup.
Catatan: -Koagulasi adalah perihal menjadi keras atau padat, baik seluruh maupun sebagian
cairan sebagai akibat perubahan kimiawi, apabila dipanaskan.
-poligon tertutup adalah kerangka dasar pengukuran yang membentuk poligon segi
banyak yang menutup. Yang dimaksud menutup, yaitu apabila mulai dari titik patok1
kemudian patok 2, dan seterusnya akan kembali ke titik patok 1lagi.
3.3. LANGKAH-LANGKAH PENGGAMBARAN PETA
Sebelum kita masuk pada penggambaran peta terlebih dahulu kita siapkan hasil
pengolahan data pengukuran yang telah diolah, dan alat gambar yaitu:
Millimeter block
Busur 360°
Penggaris 30cm, 60cm, dan 100cm
Pensil Mekanik 0.5mm
Mistar Sablon 0.5mm
1. Siapkan millimeter block berukuran 1x1m, beri arah utara pada bagian atas
millimeter block, dan beri titik patok awal atau patok1 utama yang diperkirakan
beberapa cm dari pinggir.(untuk penggambaran peta topografi menggunakan
hasil pembacaan sudut horizontal sebagai azimuth atau arah).
2. Setelah itu gunakan busur° yang ditempel tepat pada titik patok1 untuk memberi
titik patok2 dengan membaca sudut horizontal sebagai azimuth atau arah.
3. Hubungkan titik patok1 dan patok2 menggunakan jarak grafis hasil pengolahan
data yang ada.
4. Selanjutnya tempel busur° tepat pada patok2 untuk memberi titik patok3 dengan
membaca sudut horizontal sebagai azimuth atau arah. Hubungkan titik patok2
dan patok3 menggunakan jarak grafis hasil pengolahan data. Untuk titik-titik
patok selanjutnya gunakan langkah no.2 dan no.3 sampai pada titik patok
terakhir dan menutup kembali kearah patok1 lagi, karena metode poligon yang
saya gunakan pada saat pengukuran lapangan adalah poligon tertutup.
5. Jika pada patok terakhir tidak menutup atau terikat kembali tepat pada patok1,
ukur dahulu selisih antara patok terkahir dengan patok1. Mungkin karena ada
kesalahan pada saat penempelan busur pada titik-titik patok utama tadi atau
pada penghubungan jarak grafis yg kurang tepat. Karena itu kita gunakan
koreksi penutupan sudut, yang akan mengoreksi semua titik-titik patok utama,
agar poligon tertutup atau mengikat, yaitu:
Koreksi penutupan sudut patok2 = JG P1-P2 + P2-P3 x selisih
∑ JG semua patok
n= JG P1-P2 + P2-P3 + Pn x selisih
∑ JG semua patok
8. Selanjutnya interpolasi atau mengisi setiap kontur pada poligon, setelah diisi
pada setiap garis poligon, maka selanjutnya isi setiap ketinggian kontur.
9. Setelah itu buatlah garis bantu luar dan garis bantu dalam. Dan juga
diinterpolasi garis bantu luar maupun garis bantu luar.(garis bantu bertujuan
untuk memudahkan proses penarikan kontur)
10. Selanjutnya adalah proses penarikan garis kontur, dimana garis yang
menghubungkan setiap ketinggian yang sama.(sebaiknya terlebih dahulu
tariklah garis-garis indeks kontur terlebih dahulu)
11. Setelah semua garis kontur telah ditarik, maka langkah selanjutnya adalah
pembuatan bingkai peta dan pembuatan legenda, dimana semua item yang ada
pada peta dimasukan kedalam legenda, baik garis indeks kontur, garis kontur
biasa, ketinggian, poligon patok utama, maupun patok-patok detail, dan juga
skala bar.(penulisan legenda menggunakan mistar sablon 0.5mm)
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Peta topografi menggambarkan bentuk permukaan bumi. Yang meliputi saluran,
parit, sungai, lembah, danau, rawa, tepi‐laut dan adakalanya pada beberapa jenis
peta, ditunjukkan juga, vegetasi dan obyek hasil aktifitas manusia.
Peta topografi juga digunakan dalam ilmu pertambangan sebagai acuan
perencanaan tambang
Garis kontur pada peta topografi menunjukkan bentuk permukaan dan
ketinggian permukaan melalui garis-garis kontur.
Garis kontur tidak boleh berpotongan, garis kontur juga dapat menunjukan
suatu lereng yang curam ataupun lereng yang landai.
Dalam pengukuran suatu wilayah perlu diadakan survey lokasi, yang bertujuan
untuk penentuan titik awal pengukuran dan metode polygon apa yang dipakai,
serta jumlah titik patok keseluruhan yang dibutuhkan.
Pengolahan data pengukuran perlu dilakukan untuk mengoreksi data lapangan
hasil pengukuran dan juga untuk proses penggambaran peta topografi.
Koreksi penutupan sudut bertujuan untuk mengoreksi kesalahan penggunaan
busur, dan juga kesalahan dalam penarikan garis antara patok-patok utama
polygon.
Garis bantu luar dan garis bantu dalam memudahkan dalam proses penarikan
kontur.
Peta yang dipelajari dalam perpetaan yang membahas mengenai fungsi peta,
klasifikasi peta, dan cara pembuatan peta/pemetaan.