Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MUSIK DANGDUT

OLEH KELOMPOK I :
PITA SURIWATI. S
VESA PUSPITA S
HARFANI
NOFRIADI PRATAMA A

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI JAMBI


SMA NEGERI 7 MERANGIN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas Seni Budaya serta rasa keingintahuan kami terhadap kebudayaan
Indonesia khususnya seni musik.
Makalah ini berisi beberapa informasi tentang sejarah musik di indonesia. Manusia hidup di
dunia ini tidak akan terpisahkan dengan yang namanya seni. Sehingga seni akan terus ada
sepanjang manusia di dunia ini ada.
Menurut Ki Hajar Dewantara : seni adalah indah, menurutnya seni adalah segala
perbuatan manusia yang timbul dan hidup perasaannya dan bersifat indah hingga dapat
menggerakkan jiwa perasaan manusia lainnya. Dengan seni diharapkan kita sebagai makhluk
sosial dapat menggerakkan perasaan kita untuk peka terhadap apa yang terjadi dan
berkembng dimasyarakat.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah-makalah selanjutnya.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah


Pada sebagian besar kalangan pencipta lirik lagu dangdut zaman sekarang banyak
yang kurang mendidik. Unsur dangdut asli sedikit demi sedikit menghilang seiring
berkembangnya genre-genre music baru yang memasukkan instrumen music di dalamnya
sehingga mengubah genre tersebut menjadi music dangdut. Selain itu kualitas penyanyi yang
tergolong mempunyai kualitas vocal yang sama sekali tidak menonjolkan cirri khas dangdut,
yaitu cengkok.
Ditambah lagi dangdut sekarang lebih mengutamakan kepuasan mata dibandingkan
kepuasan telinga yang mendengar lagu tersebut. Penonton lebih mengutamakan penyanyinya
menarik atau tidak daripada kualitas vocalnya. Berbeda sekali dangdut era 2000 an dengan
era 1970 an . Untuk itu dengan dibuatnya makalah ini kami ingin memperkenalkan dangdut
yang sesungguhnya di era 1970 an yang dipopulerkan oleh rhoma Irama kepada para
pembaca.

B. Tujuan
a. Mengetahui sejarah aliran music dangdut
b. Mengetahui biografi singkat Rhoma Irama
c. Mengetahui ciri-ciri aliran music dangdut
d. Mengetahui pengaruh music dangdut di kalangan masyarakat

C. Manfaat
a. Memberikan informasi kepada pembaca khususnya para remaja, tengtang aliran
musik dangdut .
b. Memberikan semangat baru mencintai musik dangdut.
c. Memberikan pengetahuan yang lebih baru dan lebih luas tentang aliran musik
dangdut serta tentang Rhoma Irama
d. Memberikan rasa percaya diri dan keberanian bagi para remaja.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Perkembangan Musik Dangdut di Indonesia


Musik dangdut adalah perpaduan antara alat musik Indonesia, Arab, India, dan Barat
yang dimainkan bersama-sama. Kemudian seiring berjalannya waktu, harmoni musik ini
dipengaruhi oleh orkestra barat serta irama samba dan rumba. Pengaruh itu akhirnya
membawa musik ini masuk ke dalam tradisi melayu yang berkembang di daerah yang jauh
dari ibu kota dan merupakan tempat tinggal para musisi dan kritikus musik, terutama di
daerah Padang dan Medan.
Pada dasarnya, bentuk musik dangdut berakar dari musik melayu pada tahun 1940-an.
Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik
India(terutama dari penggunaan tabla) dan Arab(pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan
arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang
kuat dengan masuknya gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an
dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik
populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong,
langgam, degung, gambus, pop, rock, bahkan house music.
Berawal dari periode kolonial Belanda, waktu itu ada perpaduan alat musik Indonesia,
Arab dan Belanda yang dinamakan bersama-sama dalam Tanjidor. Musik ini merupakan
orkestra mini yang khas dan dipertunjukkan sambil berjalan oleh para budak peliharaan tuan-
tuan kulit putih penguasa pekebunan di sekitar Batavia. Sepanjang abad 19, banyak pengaruh
dari luar diserap oleh masyarakat Indonesia. Misalnya pengaruh dari Cina yaitu ansambel
Cina-Betawi yang disebut gambang kromong dan juga keroncong. Tahun 1940, musik
tradisional tersebut secara bertahap bercampur dengan musik Melayu yang sudah modern
waktu itu. Pada tahun 1950-an dan 1960-an banyak berkembang orkes-orkes Melayu di
Jakarta yang memainkan lagu-lagu Melayu Deli dari Sumatera(sekitar Medan). Pada masa ini
mulai masuk eksperimen masuknya unsur India dalam musik Melayu. Perkembangan dunia
sinema pada masa itu dan politik anti-Barat dari Presiden Sukarno menjadi pupuk bagi grup-
grup ini. Dari masa ini dapat dicatat nama-nama seperti P. Ramlee(dari Malaya), Said
Effendi(dengan lagu Seroja), Ellya(dengan gaya panggung seperti penari India), Husein
Bawafie sang pencipta Boneka dari India, Munif Bahaswan, serta M. Mashabi(pencipta skor
film "Ratapan Anak Tiri" yang sangat populer di tahun 1970-an).
Menjelang 1970, Rhoma Irama mulai menunjukkan kemampuan bermusiknya di
irama dangdut. Rasa tidak puas dan keinginan terkenal mendorong Rhoma Irama
menciptakan irama musik baru. Irama musik Melayu dikombinasikan dengan aliran musik
rock, pop, dan irama lain. Hasil yang diciptakan adalah irama dangdut. Semenjak masa itu,
istilah dangdut semakin populer di Indonesia. Lagu-lagu yang diciptakan Rhoma Irama tidak
sekedar menampilkan keindahan. Lirik-lirik yang bermakna dakwah merupakan isi lagu-
lagunya. Beberapa nama dari masa 1970-an yang dapat disebut adalah Mansyur S., Ida Laila,
A. Rafiq, serta Muchsin Alatas. Populernya musik Melayu dapat dilihat dari keluarnya
beberapa album pop Melayu oleh kelompok musik pop Koes Plus di masa jayanya.
Dangdut modern, yang berkembang pada awal tahun 1970-an sejalan dengan politik
Indonesia yang ramah terhadap budaya Barat, memasukkan alat-alat musik modern Barat
seperti gitar listrik, organ elektrik, perkusi, terompet, saksofon, obo, dan lain-lain untuk
meningkatkan variasi dan sebagai lahan kreativitas pemusik-pemusiknya. Mandolin juga
masuk sebagai unsur penting. Pengaruh rock (terutama pada permainan gitar) sangat kental
terasa pada musik dangdut. Tahun 1970-an menjadi ajang 'pertempuran' bagi musik dangdut
dan musik rock dalam merebut pasar musik Indonesia, hingga pernah diadakan konser 'duel'
antara Soneta Group dan God Bless. Praktis sejak masa ini musik Melayu telah berubah,
termasuk dalam pola bisnis bermusiknya.
Pada paruh akhir dekade 1970-an juga berkembang variasi "dangdut humor" yang
dimotori oleh OM Pancaran Sinar Petromaks (PSP). Orkes ini, yang berangkat dari gaya
musik melayu deli, membantu diseminasi dangdut di kalangan mahasiswa. Subgenre ini
diteruskan, misalnya, oleh OM Pengantar Minum Racun (PMR) dan, pada awal tahun 2000-
an, oleh Orkes Pemuda Harapan Bangsa (PHB).
Ketenaran musik dangdut semakin meningkat dengan terbentuknya Grup Soneta di tahun
1973. Soneta merupakan grup atau orkes melayu yang dipelopori oleh Rhoma Irama. Sound
of Moslem dan Raja Dangdut merupakan julukan yang diberikan masyarakat kepada Rhoma
Irama dan grupnya.
Popularitas musik dangdut memicu tanggapan negatif dari pemusik irama non
dangdut. Musik dangdut dianggap sebagai musik kampungan. Pemusik irama non dangdut
memandang dangdut sebagai musiknya kalangan bawah. Pandangan negatif tersebut tidak
menghentikan kreatifitas dan keinginan bermusik para musisi dangut. Pada masa 1980-1990,
bermunculan penyanyi-penyanyi dan musisi dangdut yang berbakat dan mendapatkan
penggemar sangat banyak. Pada masa ini mulai terdapat upaya dari musisi dangdut untuk
membawa dangdut ke arah yang lebih terhormat. Evie Tamala mendendangkan musik
dangdut di Amerika Serikat. Ia membuat video klip lagunya di negara tersebut. Stasiun
televisi di Indoneisa mulai menampilkan dangdut sebagai tayangannya.
Musik dangdut terus mengalami perkembangan. Menjelang tahun 2000, muncul
penyanyi dangdut yang sangat mendapatkan perhatian masyarakat. Hal itu dikarenakan
gerakan goyangnya melebihi gerakan penyanyi lain, bahkan manusia normal. Gerakan
berputar-putar dari atas ke bawah merupakan cirri khas penyanyi tersebut. Inul Daratista
merupakan pemilik goyangan maut itu.
Kemunculan Inul Daratista sangat dikecam oleh kalangan agama. Faktor moral dan
norma merupakan alasannya. Tanggapan positif diberikan oleh sebagian kalangan yanga
memandangnya sebagai suatu seni dan ekspresi diri. Perbedaan pendapat itu memicu
kontroversi dan semakin mempopulerkan nama Inul Daratista. Berawal dari peristiwa itu,
masyarakat kalangan atas mulai memperhatikan musik dangdut.
Pada masa 2000, musik dangdut tidak dapat dipandang lagi sebagai musik kampungan.
Berbagai peristiwa dan acara terhormat mulai menampilkan musik dangdut. Tayangan utama
di stasiun televisi menampilkan musik dangdut. Kafe-kafe terkenal tidak segan menampilkan
musik dangdut.
Panggung kampanye partai politik juga tidak ketinggalan memanfaatkan kepopuleran
dangdut untuk menarik massa. Isu dangdut sebagai alat politik juga menyeruak ketika Basofi
Sudirman, pada saat itu sebagai fungsionaris Golkar, menyanyi lagu dangdut.
Walaupun dangdut diasosiasikan dengan masyarakat bawah yang miskin, bukan berarti
dangdut hanya digemari kelas bawah. Di setiap acara hiburan, dangdut dapat dipastikan turut
serta meramaikan situasi. Panggung dangdut dapat dengan mudah dijumpai di berbagai
tempat. Tempat hiburan dan diskotek yang khusus memutar lagu-lagu dangdut banyak
dijumpai di kota-kota besar. Stasiun radio siaran yang menyatakan dirinya sebagai "radio
dangdut" juga mudah ditemui di berbagai kota.

B. Aliran music dangdut


Musik Dangdut adalah aliran musik yang sudah tidak asing bagi masyarakat Indonesia,
Dangdut kita ketahui merupakan musik yang sangat Merakyat bagi bangsa Indonesia sejak
jaman berdirinya negara Indonesia.
Pada dasarnya, bentuk musik dangdut berakar dari musik melayu pada tahun 1940-an. Irama
melayu sangat kental dengan unsur aliran musik dari India dan gabungan dengan irama musik
dari arab. Unsur Tabuhan Gendang yang merupakan bagian unsur dari Musik India
digabungkan dengan Unsur Cengkok Penyanyi dan harmonisasi dengan irama musiknya
merupakan suatu ciri khas dari Irama Melayu merupakan awal dari mutasi dari Irama Melayu
ke Dangdut. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer sekarang masuk pengaruh unsur-
unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan
harmonisasi).
Pada tahun 1960 an Musik melayu mulai dipengaruhi oleh banyak unsur mulai dari
gambus, degung, keroncong, langgam. Dan mulai jaman ini lah sebutan untuk Irama Melayu
mulai berubah menjadi terkenal dengan Sebutan Musik Dangdut. Sebutan Dangdut ini
merupakan Onomatope atau sebutan yang sesuai dengan bunyi suara bunyi, yaitu bunyi dari
Bunyi alat musik Tabla atau yang biasa disebut Gendang. Dan karena bunyi gendang tersebut
lebih didominasi dengan Bunyi Dang dan Dut, maka sejak itulah Irama Melayu berubah
sebutanya menjadi suatu aliran Musik baru yang lebih terkenal
dengan Irama Musik dangdut .
Aliran Musik Dangdut yang merupakan seni kontemporer terus berkembang dan
berkembang, pada awal mulanya Irama Dangdut Identik dengan Seni Musik kalangan Kelas
Bawah dan memang aliran seni Musik Dangdut ini merupakan cerminan dari aspirasi dari
kalangan Masyarakat kelas bawah yang mempunyai ciri khas kelugasan dan Kesederhaan
nya.
Pada masa 2000 an juga, musik dangdut tidak dapat dipandang lagi sebagai musik
kampungan. Berbagai peristiwa dan acara terhormat mulai menampilkan musik dangdut.
Tayangan utama di stasiun televisi menampilkan musik dangdut. Kafe-kafe terkenal tidak
segan menampilkan musik dangdut.
Dan saat ini Musik dangdut sudah menjangkau segala kalangan Masyarakat dari
kalangan kelas bawah samapai kalangan menengah dan kelas ataspun sudah mulai ketagihan
dengan Seni Musik Dangdut ini.
Maka tidak bisa dipungkiri Irama Musik dangdut ini bisa dibanggakan menjadi Musik
Asli Indonesia. Dan akhirnya Musik Asli Dangdut Indoensia sudah merambah ke Dunia
Internasional antara lain Musik dangdut ini sudah masuk ke negara Jepang yang mulai
gandrung dengan Musik Dangdut ini yang menwa kebanggaan kita akan Musik Dangdut
Musik Asli Indonesia kita tercinta ini.

C. Ciri-Ciri Aliran Musik Dangdut


1. Alat musiknya akustik, dengan standarisasi melayu, seperti akordion, suling,
gendang, madolin, dan dalam perkembangan di era ini adalah organ mekanik serta
biola.
2. Lagunya, mudah dicerna sehingga tidak susah untuk diterima masyarakat.
3. Iramanya terbagi dalam tiga bagian yaitu senandung (sangat lambat), lagu dua (i
ramanyaagak cepat) dan makinang (lebih cepat).
4. Liriknya masih lekat pada pantun.
5. Irama musiknya sangat melankolik.
6. Bangunan sebagian besar lagu dangdut sangat konservatif,
7. Sebagian besar tersusun dari satuan delapan birama 4/4 (jarang sekali ditemukan
lagu dangdut dengan birama 3/4, kecuali pada lagu-lagu masa Melayu Deli
(contoh: Burung Nuri)).
8. Miskin improvisasi, baik melodi maupun harmoni.
9. Sangat mengandalkan ketukan tabla dan sinkop.
10. Pada umumnya tidak memiliki refrain, namun memiliki bagian kedua dengan
bangunan melodi yang berbeda dengan bagian pertama.

D. Profil Rhoma Irama


Raden Haji Oma Irama yang populer dengan nama Rhoma Irama (lahir di
Tasikmalaya, 11 Desember 1946; umur 66 tahun) adalah musisi dangdut dari Indonesia yang
berjulukan "Raja Dangdut"
Pada tahun tujuh puluhan, Rhoma sudah menjadi penyanyi dan musisi ternama setelah
jatuh bangun dalam mendirikan band musik, mulai dari band Gayhand tahun 1963.
Menjelang 1970, Rhoma Irama mulai menunjukkan kemampuan bermusiknya di irama
dangdut. Rasa tidak puas dan keinginan terkenal mendorong Rhoma Irama menciptakan
irama musik baru. Irama musik Melayu dikombinasikan dengan aliran musik rock, pop, dan
irama lain. Hasil yang diciptakan adalah irama dangdut. Semenjak masa itu, istilah dangdut
semakin populer di Indonesia. Lagu-lagu yang diciptakan Rhoma Irama tidak sekedar
menampilkan keindahan. Lirik-lirik yang bermakna dakwah merupakan isi lagu-lagunya.
Beberapa nama dari masa 1970-an yang dapat disebut adalah Mansyur S., Ida Laila,
A. Rafiq, serta Muchsin Alatas. Populernya musik Melayu dapat dilihat dari keluarnya
beberapa album pop Melayu oleh kelompok musik pop Koes Plus di masa jayanya.
Tak lama kemudian, ia pindah masuk Orkes Chandra Leka, sampai akhirnya membentuk
band sendiri bernama Soneta yang sejak 13 Oktober 1973 mulai berkibar.
Bersama grup Soneta yang dipimpinnya, Rhoma tercatat pernah memperoleh 11 Golden
Record dari kaset-kasetnya.
rhoma irama bukan hanya memadukan music rock dengan music melayu, tetapi musik pop,
India, dan orkestra juga serta melakukan improvisasi atas aransemen, syair, lirik, kostum, dan
penampilan di atas panggung. inilah yang menyebabkan setiap lagu Rhoma memiiki cita rasa
yang berbeda.
Bagi para penyanyi dangdut lagu Rhoma mewakili semua suasana ada nuansa agama,
cinta remaja, cinta kepada orang tua, kepada bangsa, kritik sosial, dan lain-lain.
Sebagai musisi, pencipta lagu, dan bintang layar lebar, Rhoma selama kariernya, seperti yang
diungkapkan, telah menciptakan 685 buah lagu dan bermain di lebih 10 film.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa suatu estetika seni bersifat relatif tergantung dari sudut
mana si penikmat seni melihatnya. Jadi pelanggaran suatu etika dalam kesenian khusunya
estetika dari seni musik dangdut itu ada tapi pelanggaran itu juga merupakan suatu keindahan
dan seni musik dangdut itu sendiri.

B. Saran
1. Nilailah segala sesuatu dari sisi baiknya
2. Tetap pertahankan sikap kita dalam mencintai budaya asli Indonesia.
3. Jaga keaslian budaya kita
DAFTAR PUSAKA

http://www.websejarah.com/2012/10/sejarah-awal-berdiri-adanya-musik.html
http://forum.viva.co.id/sejarah/102739-asal-usul-sejarah-musik-dangdut.html
http://pusbangkol.pnri.go.id/resensi-1.html

Anda mungkin juga menyukai