Anda di halaman 1dari 20

1

RELIGI DAN INDUSTRI HALAL FOOD; Prospek dan Pengembangan Pariwisata


Halal di Aceh

Oleh
FAISAL
faisal_abdullah@igi.or.id
085260025299
Alumni Pesantren Darussa’adah
Konsultan Pembelajaran Berbasis Pesantren Mahyal Ulum Al Aziziyah Sibreh

A. Latar Belakang Masalah


Teknologi yang sedang berkembang saat ini terdapat berbagai manfaat dan
bekal dalam menuju masyarakat yang modern. Perkembangan tersebut hendaknya
dapat dimanfaatkan secara optimal, salah satunya adalah untuk perkembangan
pendidikan. Teknologi pendidikan selalu digunakan untuk kesejahteraan dan
kenyamanan manusia. Pendidikan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) ini membutuhkan suatu konsep. Suatu konsep tersebut adalah yang membentuk
pendidikan langsung/tatap muka ke bentuk digital, yang dikenal dengan sebutan E-
Learning. Berkembangnya penggunaan e-learning dalam dunia pendidikan terbukti
bahwa konsep ini sudah banyak diterima oleh masyarakat luas.
E-learning yang mulai berkembang saat ini adalah Blended Learning, yang
merupakan pembelajaran secara online dan langsung di kelas untuk mengisi materi
yang belum disampaikan pada proses pembelajaran dan dapat digunakan untuk
pemberian tugas. Sedangkan dalam proses pelaksanaannya, dengan melibatkan dan
partisipasi Ustaz serta santri untuk proses belajar, Blended Learning dapat
meningkatkan rasa tanggung jawab santri. Blended learning adalah gabungan antara
pembelajaran langsung dan pembelajaran berbasis internet menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi. Blended learning tidak hanya dilakukan secara online
yang digunakan mengganti proses belajar langsung di kelas, akan tetapi untuk mengisi
dan mengatasi materi yang tidak tersampaikan pada proses belajar di kelas. Proses
pembelajaran memerlukan media yang sesuai, seperti media yang dapat mendukung
terlaksananya proses pembelajaran jenis ini. Blended Learning merupakan media
pembelajaran seperti kelas maya (Google Classroom). Google Classroom adalah
layanan menggunakan Internet yang disediakan oleh Google system e-Learning.
2

Google Classroom adalah salah satu bentuk aplikasi yang dapat diterapkan di
Indonesia, karena merupakan aplikasi ruang kelas terstruktur dalam proses
pembelajaran.
Di zaman modern sekarang ini terdapat macam-macam cara dalam
pembelajaran selain berada diruangan kelas, salah satunya adalah pembelajaran
melalui Google Classroom. Dalam tulisan ini merupakan pembelajaran yang penulis
lakukan dengan menggunakan media Google Classroom terhadap santri kelas satu,
kelas dua, dan kelas tiga. Penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi ini dapat
membantu memudahkan Ustaz dan santri dalam melaksanakan proses belajar dengan
lebih mendalam. Hal ini disebabkan karena baik Ustaz maupun santri dapat
mengumpulkan tugas, mendistribusikan tugas, menilai tugas di rumah atau dimanapun
tanpa terikat batas waktu atau jam pelajaran.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Abdul Barir Hakim menunjukkan
bahwa penggunaan sistem e-learning (E-Learning Moodle, Google Classroom, dan
Edmodo) dapat membangkitkan minat dan motivasi1. Sementara itu, Pradana juga
menjelaskan bahwa kelas yang menggunakan Tool Google Classroom pada model
pembelajaran Project Based Learning memiliki nilai rata-rata yang lebih baik2. Begitu
juga menurut hasil penelitian Rahmat Iswanto menyebutkan bahwa memungkinkan
tersampaikannya bahan ajar ke peserta didik dengan menggunakan media internet,
intranet atau media jaringan komputer lain. Teknologi dapat meningkatkan
kemampuan atau kompetensi pengajar dalam mengajar, mampu memanfaatkan alokasi
waktu untuk pembelajaran kitab kuning3. Sedangkan tulisan ini mencoba untuk
mengungkapkan inovasi pembelajaran kitab kuning (Sabilal Muhtadin) melalui kelas
maya pada pesantren Mahyal Ulum Al Aziziyah.
Pesantren Mahyal Ulum Al Aziziyah merupakan pesantren yang telah
memanfaatkan e-Learning sebagai media pembelajaran sekitar satu setengah tahun
terahir ini. Kegiatan pembelajaran menggunakan media e-learning di pesantren
tersebut memanfaatkan aplikasi Google Classroom. Dalam proses pembelajaran santri
1
Abdul Barir Hakim, “Efektifitas Penggunaan E-Learning Moodle, Google Classroom, dan
Edmodo”, I-Statement, Volume 2 Nomor 1, Januari 20016, 1-6.
2
Diemas Bagas Panca Pradana, Rina Harimurti, “Pengaruh Penerapan Tool Google Classroom
pada Model Pembelejaran Project Based Learning terhadap Hasil Belajar Siswa”, Jurnal IT-Edu,
Volume 02 Nomor 01 Tahun 2017, 59-67.
3
Rahmat Iswanto, “Pembelajaran Bahasa Arab dengan Pemanfaatan Teknologi”, Arabiyatuna:
Jurnal Bahasa Arab, Volume 1, No. 2, 20017, 139 – 152.
3

diberikan penugasan oleh Ustazd/Ustazah dan mengirimkan hasil laporannya ke


aplikasi Google Classroom. Selain itu juga santri diberikan materi tambahan guna
memahami lebih luas materi yang mungkin belum bisa tersampaikan langsung ketika
tatap muka di kelas. E-learning merupakan media alternatif untuk memberikan soal-
soal ujian test dan imrpovisasi media yang tidak selalu menggunakan media cetak.
Akan tetapi pada pelaksanaannya ada beberapa Ustazd/Ustazah yang masih belum
menggunakan media Google Classroom dalam pembelajarannya tersebut.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Soft Literacy & Google Classroom; Inovasi
Pembelajaran Kitab Kuning melalui Kelas Maya pada Pesantren Modern
Mahyal Ulum Al Aziziyah”.

B. Permasalahan Penelitian
Berdasarkan pernyataan pada latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi abad 21 mengharuskan seluruh
masyarakat terutama bagi Ustazd/Ustazah dan santri untuk dapat menguasai dan
mengikuti perkembangan teknologi tersebut.
2. Pembelajaran menggunakan media berbasis internet, salah satunya penggunaan
aplikasi Google Classroom merupakan suatu tuntutan bagi dunia pendidikan di era
digital saat ini, dan khususnya bagi para tenaga pendidik.
3. Penggunaan aplikasi Google Classroom yang masih jarang diterapkan di pesantren,
pahal pengoperasianya tergolong mudah.
4. Kebijakan pemerintah dalam penerapan Ujian Nasional (UN) online menggunakan
Computer Based Tes (CBT) merupakan tantangan yang harus dijawab oleh seluruh
praktisi dibidang pendidikan.
5. Hasil belajar pada mata pelajaran kitab kuning masih rendah karena kurangnya
pemahaman terhadap materi pelajaran.

C. Perumusan Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat diidentifikasikan
beberapa masalah diantaranya:
4

1. Bagaimana proses implementasi pemanfaatan TIK pada proses pembelajaran mata


pelajaran kitab kuning di pesantren Mahyal Ulum Al Aziziyah?
2. Bagaimana persepsi santri terhadap pemanfaatan Google Classroom sebagai media
pembelajaran pada mata pelajaran kitab kuning di pesantren Mahyal Ulum Al
Aziziyah?
3. Bagaimana persepsi Ustazd/Ustazah terhadap pemanfaatan Google Classroom
sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran kitab kuning di pesantren Mahyal
Ulum Al Aziziyah?
4. Bagaimana hasil belajar santri setelah pemanfaatan Google Classroom sebagai
media pembelajaran pada mata pelajaran kitab kuning di pesantren Mahyal Ulum
Al Aziziyah?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini:
1. Untuk mengetahui proses implementasi pemanfaatan TIK pada proses
pembelajaran mata pelajaran kitab kuning di pesantren Mahyal Ulum Al Aziziyah.
2. Untuk mengetahui persepsi santri terhadap pemanfaatan Google Classroom sebagai
media pembelajaran pada mata pelajaran kitab kuning di pesantren Mahyal Ulum
Al Aziziyah.
3. Untuk mengetahui persepsi Ustazd/Ustazah terhadap pemanfaatan Google
Classroom sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran kitab kuning di
pesantren Mahyal Ulum Al Aziziyah.
4. Untuk mengetahui hasil belajar santri setelah pemanfaatan Google Classroom
sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran kitab kuning di pesantren Mahyal
Ulum Al Aziziyah.

E. Kajian Pustaka
Kata pembelajaran berasal dari kata dasar “belajar” yang berarti suatu proses
yang ditandai dengan perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari
proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk perubahan pengetahuan,
pemahaman, sikap dan tingkah laku ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, serta
5

perubahan aspek-aspek lain yang ada pada diri individu yang sedang belajar (Sujana,
2000:28). Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi
mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pengajaran yang terdiri
dari santri, Ustazd/Ustazah, dan tenaga lainnya. Material, meliputi buku-buku, papan
tulis, slide, audio, video. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas,
perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode
penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.
Yusufhadi Miarso (2004: 528) memaknai istilah pembelajaran sebagai usaha
mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif
dalam kondisi lingkungan tertentu. Rusman (2013: 134) mendefinisikan pembelajaran
pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi antara Ustazd/Ustazah dengan
santri, baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak
langsung, yaitu dengan menggunakan berbagai media pembelajaran. Gagne dalam
Benny A. Pribadi (2010: 9) mendefinisikan istilah pembelajaran sebagai “a set of
event embedded in purposeful activities that facilitate learning”.
Pembelajaran merupakan serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan dengan
maksud untuk memudahkan terjadinya proses belajar. Berdasarkan definisi di atas,
penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran merupakan bagian dari pendidikan yang
didalamnya terdapat aktivitas belajar sebagai kepentingan pembelajar dengan adanya
interaksi antara pendidik dan peserta didik. Dimana untuk mewujudkan pembelajaran
diperlukan proses pembelajaran. Sebagaimana ditegaskan oleh Wina Sanjaya
(2006:13) bahwa proses pembelajaran merupakan suatu sistem. Hal ini terjadi karena
pembelajaran adalah kegiatan yang bertujuan untuk membelajarkan santri sehingga
rangkaian kegiatan dalam pembelajaran dijabarkan secara tersistematis dengan adanya
kesinambungan antar komponen.
Proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dalam lingkungan
belajaradalah sebuah proses yang tidak bisa diindahkan dalam konteks
pengelolaanpembelajaran. Terkait dengan hal ini, Sagala (2003:61) menjelaskan
pembelajaran sebagai suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja
dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu. Hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran mengarahkan pada proses menuju adanya
6

perubahan tingkah laku ke arahyang positif. Selain itu, pembelajaran dapat dikelola
dengan teratur, sistematis, danmengedepankan seluruh aspek pendidikan. Oleh karena
itu, dalam proses ini dapat memberikan stimulasi dengan melibatkan unsur-unsur
pedagogis sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan oleh
pembelajar. Selain itu, Sa’ud (2010:124) memaparkan bahwa pembelajaran
merupakan serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya
proses belajar pada santri. Dalam hal ini, pembelajaran mengarahkan adanya interaksi
yang harmonis antara pendidik dengan peserta didik.
Lingkungan belajar juga menjadi hal yang penting dalam proses pembelajaran.
Oleh karena itu, kegiatan ini dapat memberikan manfaat dalam proses komunikasi dan
interaksi pembelajar. Dengan demikian, pembelajaran diarahkan pada proses yang
saling membutuhkan dalam memperoleh ilmu pengetahuan secara komprehensif.
Melalui pembelajaran ini, santri dapat melakukan kegiatan sesuai dengan potensi yang
tujuan yang hendak dicapai secara efektif dan tepat sasaran. Maka pembelajaran ini
menjadi hal penting sehingga dapat membangkitkan santri untuk dapat mengetahui
lebih dalam pengetahuan yang diinginkannya.

F. Landasan Teori dan Kerangka Konseptual


1. Pengertian Google Classroom (Kelas Maya)
Google Classroom atau dalam bahasa Indonesia yaitu ruang kelas Google
adalah suatu aplikasi pembelajaran online mandiri yang diperuntukkan untuk semua
ruang lingkup pendidikan dengan tujuan memberikan jalan keluar atas kesulitan
dalam membuat, membagikan dan mengklasifikasikan setiap penugasan maupun tes
tanpa kertas.
Perangkat lunak ini telah diperkenalkan dan di kelola oleh Google Apps for
Education. Google sudah melakukan pengelolaan antarmuka pemrograman aplikasi
dari sebuah ruang kelas dan sebuah tombol berbagi untuk situs web sehingga pihak
pengelola yaitu Ustaz atau pesantren beserta para pengembang diperkenankan
melakukan penerapan lebih lanjut terhadap Google Classroom.
Namun demikian, terdapat syarat mutlak dalam menjalankan Google
Classroom yaitu memerlukan jaringan internet. Siapa saja dapat terhubung dengan
kelas tersebut serta dapat menggunakan aplikasi ini. Kelas tersebut adalah kelas yang
sudah di desain oleh Ustaz sesuai dengan kelas nyata atau sesungguhnya dalam
7

pembelajaran di pesantren. Sedangkan untuk anggota kelas sendiri, Herman (2014)


menyebutkan bahwa aplikasi ini menggunakan kelas bagi siapa saja yang memiliki
Google Apps for Education, serangkaian alat produktivitas gratis termasuk gmail,
dokumen, dan drive4.
Rancangan kelas yang dibuat sesungguhnya sangat ramah lingkungan karena
ustaz dan santri tidak menggunakan kertas dalam pembelajaran terutamanya dalam
mengumpulkan tugas. Hal ini malah selaras dengan program pemerintah yang
mengurangi penggunakan kertas. Kelas memang dirancang untuk membantu Ustaz
membuat dan mengumpulkan tugas tanpa lertas, termasuk fitur yang menghemat
waktu seperti kemampuan untuk membuat salinan google document secara otomatis
bagi setiap santri. Kelas juga dapat membuat folder drive untuk setiap tugas dan
setiap santri, agar semuanya tetap teratur.

Gambar 1. Halaman Utama di Google Classroom


Selain tugas, Ustaz juga dapat menyampaikan sebuah ide atau gagasan untuk
didiskusikan di dalam kelas maya, dan jika dalam pembelajaran di kelas nyata terdapat
pembahasan materi yang belum terselesaikan, maka dapat diselesaikan dan dilanjutkan
pada forum diskusi kelas maya (melalui video).
Pesatnya perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi khususnya
internet, dan kelas maya memungkinkan bahkan sangat memungkinkan
mengembangkan layanan informasi yang lebih baik dalam suatu institusi pendidikan.
Dilingkungan pesantren pun, misalnya pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi juga sangat memungkinkan digunakan dalam pembelajaran sehingga

4
Heather Garczynski, “Tech Tools for Teachers, By Teachers: Google is at it Again, Google
Classroom Changes the Face of Education”, Wissosnsin English Journal, Vol. 56, No. 2, 2014, 32 – 36.
8

dapat memberi pelayanan informasi yang baik kepada komunitasnya. 5 Sama halnya
dengan penggunaan kelas maya di kalangan Ustaz di Indonesia yang bertujuan untuk
mempermudah akses pembelajaran. Dengan jadwal Ustaz yang kadang tidak dapat
hadir di kelas nyata, maka kelas maya ini merupakan solusi yang amat baik membantu
memaparkan materi yang akan disampaikan oleh Ustaz melalui teks atau materi yang
sudah di upload di kelas maya. Pembelajaran semacam ini mungkin juga bisa disebut
sebagai pembelajaran daring karena materi bisa diakses oleh siapa saja yang
membutuhkan, dimanapun dan kapanpun.
Google memadukan google document, drive dan gmail untuk membantu para
pengajar dalam menciptakan kelas maya yang lebih cepat, efisien, dan sebagai alat
berkomunikasi yang mudah. Kelas maya membantu para santri belajar dan
mengerjakan tugas tanpa harus membuang banyak kertas, hemat bukan? Lebih detail
lagi aplikasi ini menjadi sarana distribusi tugas, submit tugas bahkan menilai tugas-
tugas yang dikumpulkan. Untuk distribusi tugas tidak perlu khawatir akan adanya
penyalahgunaan yang akan dilakukan oleh santri, karena aplikasi ini memberikan hak
akses bagi para Ustaz untuk mengatur tugas yang akan dipubliksi, sehingga santri
hanya bisa sekedar melihat, mengedit.
Melalui kelas maya juga, para Ustaz juga bisa memantau perkembangan belajar
santri. Selain itu, kelas maya juga menyediakan fitur forum diskusi. Para Ustaz bisa
membuka sebuah diskusi kelas yang aksyik untuk ditanggapi. Kehadiran aplikasi ini
bukan tidak mungkin dapat menggantikan peran kertas dan papan tulis, sehingga
membuat proses belajar mengajar kelas formal diruangan kelas yang sebenarnya di
masa depan. Dalam penggunaanya para Ustaz menilai kelas maya ini tidak memiliki
kendala apapun, terlebih lagi aplikasi ini telah didukung oleh 42 bahasa.6
Praktik penggunaannya kelas maya sangat mudah untuk digunakan kedalam
kegiatan pembelajaran. Aplikasi ini dapat kita unduh secara cuma-cuma diperangkat
handphone berbasis android. Aplikasi ini memberikan fitur seperti Home yang berisi
notification dari Ustaz mengenai materi yang akan dibahas dalam pertemuan di kelas
sebenarnya. Aplikasi ini juga terdapat fitur penugasan dengan deadline yang telah

5
Deni Darmawan, :Teknologi Pembelajaran,” Bandung; PT. Remaja Rosdakarya, 2012), 5
6
Fransiskus Ivan Gunawan dan Stefani Geima Sunarman, “Pengembangan Kelas Virtual dengan
Google Classroom dalam Keterampilan Pemecahan Masalah (Problem Solving) Topik Vektor Pada
Siswa SMK Untuk Mendukung Pembelajaran”, Prosiding Seminar Nasional Etnomatnesia, 201, 340-
348.
9

ditentukan oleh Ustaz guna membuat santri disiplin dalam ketepatan waktu
mengumpulkan tugas. Karena aplikasi ini mempunyai fitur Your Work untuk
mengumpulkan tugas dan Ustaz dapat memberikan nilai secara langsung.
Selain pengumpulan tugas dan memberikan deadline untuk membuat santri
disiplin dalam mengumpulkan tugas-tugasnya, penggunaan aplikasi ini juga dapat
menumbuhkan komunikasi yang baik antara Ustaz dan para santrinya. Tidak menutup
kemungkinan bahwa dengan komunikasi yang baik akan membuat santri menjadi lebih
aktif dalam mendalami materi yang diberikan oleh Ustaz. Selain pembelajaran tatap
muka, aplikasi ini dapat digunakan sebagai forum diskusi kelas.

2. Strategi Pembelajaran Kitab kuning Dengan Kelas Maya


a. Materi Kitab kuning
Pembelajaran berbasis daring khususnya kelas maya untuk pembelajaran kitab
kuning dinilai lebih efektif karena seluruh tujuan yang disajikan oleh forum google
dapat dinikmati secara maksimal oleh seluruh pengguna forum tersebut. Walaupun
santri merasa enjoy dengan belajar kitab kuning berbasis kelas maya tetapi tidak
semua santri akan faham dengan materi yang telah diunggah di aplikasi ini. Karena
terdapat beberapa materi yang harus dijelaskan secara tatap muka untuk memfasihkan
pelafalan bukan hanya di bahas fokus dengan visual pada teks saja. Ada beberapa
kendala yang dihadapi dalam pembelajaran kitab kuning berbasis kelas maya yaitu
perangkat komputer yang kurang memadai dan koneksi internet yang kurang
maksimal di pesantren Mahyal Ulum Al Aziziyah, sehingga dapat mengurangi
kecermatan kinerja santri dan Ustaz.
Aplikasi yang didukung 42 bahasa, kelas maya dapat memberikan Ustaz yang
menggunakan aplikasi ini sebuah akses ke sistem manajemen konten yang
memungkinkan Ustaz dalam memposting update terbaru tentang materi maupun tugas
dan pekerjaan kepada santrinya. Mengenai pembelajaran kitab kuning yang
menggunakan aplikasi kelas maya, terdapat materi pembelajaran yang diterapkan di
dalamnya membuat para santri yang ada di dalam kelas tersebut menjadi senang
karena keefektifan diberikan oleh aplikasi ini.
Pembelajaran dimulai dengan penjelasan Ustaz mengenai rencana pembelajaran
kepada para santri. Setelah para santri mengerti tentang hal-hal yang akan menjadi
acuan pembelajaran Kitab kuning selama 10 pertemuan, Ustaz membagi para
10

santrinya ke dalam beberapa kelompok yang terdiri dari 30 sampai 35 santri. Pada
setiap pertemuan di setiap minggunya, kelompok pemateri akan membacakan
beberapa surah/isi kitab kuning dan para santri lainnya mengucapkan atau mengulang
percakapan tersebut.
Selain pemateri yang akan membacakan surah/isi kitab kuning, mereka juga
menjelaskan sedikit materi kitab yang sudah dibaca. Setelah cukup, Ustaz akan
mengambil alih kelas dan akan menjelaskan atau memberikan penguatan kepada para
santrinya tentang materi yang sudah disampaikan dipresentasikan sebelumnya.
Setelah dirasa para santri sudah memahami tentang materi tadi, Ustaz akan memanggil
secara acak dua sampai tiga santri untuk maju ke depan dan menjawab soal-soal
mengenai materi yang sudah dijelaskan tersebut.

b. Penerapan Pembelajaran Kitab kuning


Setiap tugas kelompok yang akan dipresentasikan wajib diunggah melalui
aplikasi kelas maya selambat-lambatnya H-1 presentasi kelompok. Hal ini bertujuan
agar santri lain dapat membaca terlebih dahulu materi presentasi supaya di hari
pembelajaran diskusi akan terasa aktif dan hidup. Selain itu, Ujian Tengah Semester
dilakukan dalam bentuk tugas kelompok yang wajib diunggah juga melalui aplikasi
kelas maya dengan menggunakan batas akhir waktu unggah. Hal ini dapat melatih
kedisiplinan santri dalam mengerjakan tugas.

Gambar 2. Daftar Kelas Maya


11

Nilai formatif santri diperoleh dari kehadiran dan performansi santri dalam
kegiatan diskusi. Selain itu, hasil tugas presentasi dalam bentuk doc dan ppt juga
dijadikan pertimbangan untuk memberikan nilai formatif. Nilai kehadiran dihitung
menggunakan aplikasi AIS (Academic Information System) dengan dipadukan aplikasi
kelas maya. Sedangkan nilai Ujian Akhir Semester diperoleh melalui ujian akhir dalam
bentuk Classroom Test untuk menguji pemahaman santri terhadap materi yang telah
dipelajari.

Gambar 3. Halaman Tugas Di Kelas Maya


Berbagai latihan juga dilakukan untuk mengukur sejauh mana pemahaman setiap
santri setelah melakukan diskusi pembelajaran. Materi latihan meliputi berbagai
kosakata yang terkandung dalam teks kitab Sabilal Muhtadin dan berbagai contoh-
contoh kaidah yang dipelajari. Di dalam aplikasi ini terdapat beberapa metode yang
bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran kitab kuning dikarenakan terdapat fitur-fitur
yang dapat digunakan secara efektif, yaitu:
1. Reuse post
Digunakan untuk meretweet postingan yang sudah ada, Ustaz dapat
menambahkan pertanyaan dan mengeditnya, juga dapat langsung dibagikan ke grup
kelas yang akan dituju. Oleh karena itu, pembelajaran kitab kuning berbasis kelas
maya ini sangatlah efektif jika digunakan dalam pembelajaran untuk menarik minat
santri sehingga dapat mengaplikasikan pembelajaran kitab kuning dalam kehidupan
sehari-hari.

2. Create question
Create question adalah fitur yang dapat digunakan untuk memberikan
pertanyaan kepada santri sehingga dapat lebih mudah mengakses pertanyaan dan
mengunggah jawaban sesuai dengan due date yang telah ditentukan oleh Ustaz yang
12

bersangkutan dengan cara yang sangat efektif dan efisien dimana tidak
menghamburkan kertas yang dapat mencemari lingkungan dan mengurangi populasi
pohon dihutan, juga dapat memanage waktu sebaik mungkin. Selain itu juga
penggunaan pembelajaran kitab kuning berbasis kelas maya dengan menggunakan
fitur create question ini dapat mengefisiensi keberlangsungan pembelajaran tidak
hanya bertatap muka untuk mengirim tugas.

3. Create assignment
Create assignment adalah fitur yang digunakan untuk dapat memberikan tugas,
dan dapat melampirkan dalam bentuk file. Dengan fitur ini Ustaz dapat lebih mudah
mengakses dan mengupload tugas yang akan diberikan kepada santri dengan
menggunakan teknologi dan memanfaatkan teknologi berbasis kelas maya ini dalam
fitur create assignment. Selain itu juga, Ustaz dapat lebih terbuka terhadap teknologi
tidak hanya menggunakan metode pembelajaran kitab kuning secara tradisional
dimana Ustaz atau Ustazd/Ustazah menjadi satu-satunya objek yang aktif dalam
keberlangsungan proses pembelajaran mengajar dalam aplikasi kelas maya ini.
Selain itu, di pihak lain santri diuntungkan karena mereka hanya tinggal
mengakses kelas maya dan mengunduh tugas yang telah diberikan oleh Ustaz, serta
santri tidak harus menulis atau mengetik soal yang diberikan oleh Ustaz, mereka
hanya harus mengedit kemudian tinggal mengetik jawaban. Ustaz harus memberikan
due date pada fitur create assignment ini sehingga tujuannya agar santri dapat
mengumpulkan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dan agar santri tidak
bersantai dan membuang waktu secara percuma. Secara tidak langsung fitur ini
memberikan pembelajaran kepada santri atau santri agar melaksanakan tugas tepat
waktu atau mendisiplinkan waktu seefektif dan seefisien mungkin.

4. Create announcement
Create announcement adalah fitur yang digunakan untuk memberikan
pengumuman. Ustaz tidak harus menemui santri secara langsung melalui
pembelajaran di kelas masing-masing, karena di jaman modern ini kita menggunakan
teknologi yang serba canggih di mana Ustaz hanya menggunakan salah satu aplikasi
yang telah dikembangkan oleh google yaitu aplikasi kelas maya. Ustaz hanya perlu
memberi informasi atau pengumuman yang di post melalui aplikasi ini pada fitur
13

create announcement dan diunggah pada masing-masing kelas sesuai dengan


pengumuman yang akan disampaikan.

3. Langkah-Langkah Mengaplikasikan Kelas Maya


Langkah-langkah dalam pelaksanaanya adalah sebagai berikut:
a. Masuk ke Google Classroom dengan laptop/notebook
Pastikan anda (Ustazd/Ustazah dan santri) memiliki akun email pada google
mail (gmail.com). Buka laman https://classroom.google.com tunggu keluar
tampilan seperti gambar 1 diatas.
b. Klik SIGN IN

Masukkan email gmail dan password email kemudian klik NEXT


c. Masuk ke Google Classroom dengan smartphone
Masuk ke Play Store > Google Play kemudian ketik Classroom Google, pilih
Google Classroom > Install, kemudian buka aplikasi Google Classroom, serta
masukan email dan password
d. Bergabung dengan kelas Google dengan Smartphone

Buka aplikasi Google Classroom, klik Tanda + pada kanan atas, kemudian
pilih join kelas (Gabung) maka Anda sudah bergabung dengan kelas
e. Membuat kelas baru

Klik kelas menu utama (pada kiri atas), pilih / klik kelas, untuk langkah
berikutnya klik tanda “+”, kemudian klik buat kelas, ikuti langkah seterusnya
dengan mencentang persetujuan lalu klik LANJUTKAN, langkah terakhir klik
buat kelas
f. Mengundang santri
1. Klik menu santri
2. Cara pertama: melalui email gmail.com
Klik undang santri, langkah seterusnya etik alamat email santri (dalam
format gmail.com), kemudian klik undang
3. Cara kedua: melalui kode kelas

Bagikan kode kelas ke santri dan santri bergabung melalui aplikasi Google
Classroom pada smartphone.
14

4. Kelebihan Kelas Maya dalam Pembelajaran Kitab Kuning


a. Proses pengaturan yang cepat
Proses pengaturan ulang pada kelas maya sangatlah cepat, dimana Ustaz tidak
harus menginstall aplikasi penunjang sistem pembelajaran. Ustaz tinggal mengakses
aplikasi tersebut serta bisa memulai untuk membagikan tugas tugas serta bahan ajar.
Kelas maya lebih sederhana dan mudah untuk digunakan, sehingga ideal bagi Ustaz
meskipun dengan tingkat pengalaman elearning yang beragam dan minim.

b. Sarana untuk membuat dan mengumpulkan tugas


Fitur pada aplikasi ini menggabungkan tiga layanan google yaitu: Google Docs,
Gmail, dan Google Drive. Layanan tersebut akan memudahkan Ustaz untuk memberi
tugas kepada santri, dan di sini santri juga bisa langsung mengumpulkan tugas ke
folder Ustaz yang ada di Google Drive.

c. Hemat ruang dan waktu


Santri dapat langsung mengerjakan kapan dan dimana tugas dengan syarat tidak
melebihi waktu kadaluarsanya. Selain itu, penerapan aplikasi ini juga memudahkan
Ustaz untuk memberikan nilai secara langsung dan meninggalkan pesan berkaitan
dengan tugas santrinya yang sifatnya pribadi (private). Sehingga Ustaz dan santri
yang bersangkutan tahu tanpa harus bertemu dan bertatap muka secara langsung.
Dengan ini, kita mampu memperkecil kemungkinan terbuangnya waktu yang sia-sia.

d. Meningkatkan disiplin santri


Manfaat yang keempat ini, dengan adanya batas waktu tertentu sebagai tanda
akhir pengumpulan tugas, maka santri akan dituntut untuk lebih menghargai waktu
walau hanya satu detik. Terlambat mengumpulkan tugas satu detik saja maka aplikasi
ini akan memberikan informasi bahwa tugas yang dikumpulkan telah melewati batas
waktu yang diberikan. Ketika batas waktu yang diberikan telah habis tidak mungkin
Ustaz atau kelas maya sendiri akan mentoleransi keterlambatan dan memperpanjang
batas waktu pengumpulan kecuali dengan alasan yang dapat diterima dan masuk akal.

e. Meningkatkan kerjasama dan komunikasi kelas


15

Ketika menggunakan aplikasi ini, sangat mungkin untuk melakukan kolaborasi


secara daring. Ustaz dapat mengirimkan pemberitahuan kepada para santri untuk
memulai sebuah diskusi sederhana secara daring. Santri memiliki kesempatan untuk
mendapat umpan balik dengan posting langsung ke aliran diskusi aplikasi ini. Dengan
demikian, jika mereka membutuhkan bantuan ketika merasa kesulitan untuk
memahami tugas yang diberikan atau ingin mempelajari lebih dalam tentang suatu
materi, mereka bisa mendapat masukan sekaligus berdiskusi di kelas maya tersebut.
Sehingga komunikasi akan terus berjalan walau tidak saling bertemu.

f. Penyimpanan data terpusat


Semua data baik dokumen maupun tugas tersimpan dalam satu lokasi terpusat.
Ustaz dan santri dapat menyimpan semua bahan ajar, data nilai, dan tugasan dalam
folder tertentu dalam aplikasi. Dokumen tersebut tidak tercecer dan tersebar, santri
dan Ustaz tidak perlu merasa khawatir tentang dokumen tugas atau penilaian yang
akan hilang, karena semuanya telah tersimpan dalam kelas maya.

g. Terjangkau, aman, dan nyaman


Terjangkau, karena santri dan Ustaz dapat memiliki aplikasi ini secara gratis
tanpa dipungut biaya. Aman, karena tidak ada satu orang pun yang dapat mengakses
akun aplikasi ini selain pemiliknua, kecuali jika kata kunci akun telah diketahui oleh
orang lain. Nyaman, semua santri yang terdaftar di kelas maya dapat berkomunikasi
dengan Ustaz secara pribadi tanpa merasa malu dengan anggota yang lain. Karena
tidak sedikit santri yang masih merasa canggung ketika berbicara di depan banyak
orang.

h. Tetap teratur
Aplikasi ini akan secara otomatis membuat folder baru setiap ada tugas baru,
baik Ustaz maupun santri di folder yang bersangkutan.

5. Kekurangan Kelas Maya dalam Pembelajaran Kitab Kuning


a. Buruknya Jaringa Internet di Pesantren
Lambat atau buruknya koneksi jaringan wi-fi seperti ini sangat tidak mendukung
dalam menerapkan aplikasi Google Classroom, karena koneksi yang buruk akan
16

memperlambat dan mempersulit kegiatan belajar mengajar. Untuk kekurangan yang


pertama ini karena masalah jaringan internet di sekitar pesantren, jadi bukan mutlak
kekurangan yang dimiliki dari situs aplikasi kelas maya (Google Classroom).

b. Tidak ada sistem notification dari aplikasi kelas maya (Google Classroom)
Hampir semua aplikasi sosial media yang diunduh di gawai atau di telepon
selular melalui Play Store maupun App Store memberikan peringatan ketika adanya
aktivitas tertentu dalam akun kita dengan sebuah pesan notifikasi berupa nada dering.
Namun aplikasi kelas maya belum memiliki fitur notifikasi. Hal ini membuat
pengguna aplikasi tersebut tidak akan menyadari akan adanya tugas baru ataupun hal-
hal baru mengenai pembelajaran yang diberikan oleh Ustaz tanpa membuka aplikasi
terlebih dahulu.

c. Hilang satu hilang seribu


Google Classroom merupakan sebuah aplikasi yang dikembangkan oleh google
yang selalu tersinkronisasi dengan google drive sebagai tempat untuk menyimpan file-
file kita yang ada di dalam aplikasi ini. Di saat perangkat yang digunakan untuk
mengakses aplikasi ini hilang, maka akan hilang semua dokumen dan tugas-tugas yang
sudah disimpan oleh google drive. Karena itu, perlu berhati-hati dalam membawa
gawai ketika bepergian. Jika perlu, log out akun kelas maya ketika sudah selesai
menggunakannya guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

d. Menuntut para santri untuk memiliki gawai yang canggih


Dalam menggunakan aplikasi ini, para santri yang terlibat harus mempunyai
perangkat ponsel, laptop, atau tablet yang canggih guna mendukung dalam
menggunakan aplikasi ini. Kalau ada santri yang tidak memiliki gawai yang
mendukung, maka dengan terpaksa santri harus pergi ke warnet untuk mengakses
aplikasi ini. Sebagai seorang Ustaz yang akan mempraktikkan aplikasi ini pada
pembelajaran, ada baiknya mempertimbangkan lebih matang dalam menerapkan
metode mengajar dengan aplikasi ini. Karena mungkin saja tidak semua santri yang
diajar tidak memiliki gawai yang mendukung untuk aplikasi ini.
17

6. Hasil Belajar

7. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka dapat diambil suatu kerangka pemikiran sebagai berikut. Penelitian
ini dimaksudkan untuk memberikan inovasi bagi pendidikan terutamanya tingkat
Pesantren Menengah Atas, dengan menggunakan media yang memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi yang mana pembelajaran di era modern ini sudah
selayaknya memanfaatkan perkembangan tersebut. Penggunaan aplikasi Google
Classroom dalam pembelajaran sudah harus diterapkan dalam dunia pendidikan,
karena peneliti memandang bahwa aplikasi ini sebagai pembelajaran yang inovatif dan
efisien selama proses pembelajaran.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan aplikasi
Google Classroom terhadap kualitas pembelajaran dan hasil belajar santri pada mata
pelajaran kitab kuning di dayah Mahyal Ulum Al Aziziyah. Google Classroom
merupakan aplikasi yang disediakan oleh google for education untuk menciptakan
ruang kelas maya. Aplikasi ini digunakan sebagai media pembelajaran dipesantren.
Aplikasi ini membantu Ustazd/Ustazah dan santri melakukan pembelajaran dimana
saja dan kapan saja pada mata pelajaran akuntansi. Kegiatan tersebut mempermudah
proses pembelajaran menjadi lebih efektif serta melatih santri mengenal teknologi
baru.
Berikut bagain kerangka berfikir dari penelitian ini tentang pengaruh
penggunaan aplikasi Google Classroom terhadap kualitas pembelajaran dan hasil
belajar santri pada mata pelajaran akuntansi.

Inovasi Pembelajaran Penggunaan aplikasi Google


Classroom
18

Pembelajaran kreatif,
inovatif dan efisien

Pembelajaran Menggunakan
Google Clasroom Pada Mata
Pelajaran Kitab Kuning

Evaluasi

Kualitas Pembelajaran Hasil Belajar

Gambar 4. Bagan Kerangka Berfikir

G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka berfikir, maka dapat dirumuskan
hipotesis penelitian sebagai berikut:
Ha1 : Terdapat pengaruh penggunaan aplikasi Google Classroom terhadapa
kualitas pembelajaran pada mata pelajaran Kitab kuning di dayah Mahyal
Ulum Al Aziziyah.
Ha2 : Terdapat pengaruh penggunaan aplikasi Google Classroom terhadapa hasil
beajar pada mata pelajaran Kitab kuning di dayah Mahyal Ulum Al
Aziziyah.

H. Metodologi Penelitian
19

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan


tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci
yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan.7
Dilihat dari tujuan penelitian, metod epenelitian yang digunakan adalah
penelitian kuantitatif. Penelitian kuntutatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
sampel tertentu, penggunaan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kualitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.8 Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dan
regresi logistik ordinal yang didasarkan atas hubungan fungsional maupun kausal
antara variabel independen dengan variabel dependen.

I. Waktu/Jadwal Penelitian
Pengumpulan data penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun
pelajaran 2019/2020 di dayah Mahyal Ulum Al Aziziyah Kabupaten Aceh Besar pada
bulan November 2019 sampai dengan Juni 2020.
Tabel 1 Waktu Penelitian
Waktu Pelaksanaan
No Rencana Kegiatan
Sept Okto Nov Des Jan Mar Apr Mei Jun Jul
Persiapan
a. Observasi
Identifikasi
b.
Masalah
Penentuan
c.
1 Tindakan
Pengajuan
d.
Judul
Pengesahan
e.
Judul
Penyusunan
f.
Proposal
2 Pelaksanaan
Seminar
a.
Proposal
b. Revisi Proposal

7
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D, (Bandung:
Alfabeta, 2015), h. 3
8
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D, (Bandung:
Alfabeta, 2015), h. 14
20

Pengajuan Izin
c.
Penelitian
Penyusunan
d.
Instrumen
Pengumpulan
e.
Data Penelitian
Penyusunan
3
Laporan

J. Daftar Pustaka
Darmawan, Deni. “Teknologi Pembelajaran”, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2012.

Gunawan, Fransiskus Ivan. Stefani Geima Sunarman. “Pengembangan Kelas Virtual


dengan Google Classroom dalam Keterampilan Pemecahan Masalah
(Problem Solving) Topik Vektor Pada Santri SMK untuk Mendukung
Pembelajaran”, Prosiding Seminar Nasional Etnomatnesia, 2018.

Garczynski, Heather. “Tech Tools for Teachers, by Teachers: Google is at it Again!


Google Classroom Changes the Face of Education”, Wisconsin English
Journal, Vol. 56, No. 2, 2014.

Gulo, W. “Strategi Belajar Mengajar”. Jakarta; Balai Pustaka. 2002

Hakim, Abdul Barir. “Efektifitas Penggunaan E-Learning Moodle, Google


Classroom dan Edmodo”, I-STATEMENT, Volume 2 Nomor 1, Januari
2016.

Iswanto, Rahmat. “Pembelajaran Bahasa Arab dengan Pemanfaatan Teknologi”,


Arabiyatuna : Jurnal Bahasa Arab, Vol. 1, No. 2, 2017.

Mulyasa. Menjadi Guru Profesonal Menciptakan Pembelajaran Kratif dan


menyenangkan. Bandung; PT. Remaja Rosdakarya. 2006

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D,


(Bandung: Alfabeta, 2015

Pradana, Diemas Bagas Panca. Rina Harimurti. “Pengaruh Penerapan Tools Google
Classroom pada Model Pembelajaran Project Based Learning terhadap
Hasil Belajar Santri”, Jurnal IT-Edu, Volume 02 Nomor 01 Tahun 2017.

K. Kurikulum Vitae Penelitian

L. Rincian Biaya

Anda mungkin juga menyukai