PENDAHULUAN
Pemicu 1
belum memahami
Solusi
1.5 Hipotesis
Ryan masih dalam masa transisi akibatnya Ryan belum terbiasa dengan
pembelajaran yang ada di Fakultas Kedokteran
2.1.2 Tujuan
Beberapa pakar telah merumuskan berbagai tujuan PBL. Seorang di
antaranya, Branda, dikutip di bawah ini. Menurut Branda (1986), setelah
mengikuti proses pemelajaran dengan metode PBL, mahasiswa diharapkan
mampu:
1.) Mengembangkan kompetensi dalam PBL
2.) Mengembangkan kompetensi dalam pemecahan masalah (problem
solving)
3.) Mengembangkan kompetensi dalam belajar mandiri (self-directed
learning)
4.) Mengembangkan kompetensi dalam belajar dalam kelompok kecil
(small group learning)
5.) Mengembangkan kemampuan dalam berpikir kritis (critical
thinking)
6.) Mengintegrasikan bagian-bagian yang berbeda dalam kurikulum
7.) Mengidentifikasi dan menelaah ilmu lain di luar kurikulum.
2.1.3 Tahapan
Pelaksanaan model Problem Based Learning terdiri dari 5 tahap
proses, yaitu:
1) Pertama, adalah proses orientasi peserta didik pada masalah.
Pada tahap ini guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi peserta
didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah, dan
mengajukan masalah.
2) Kedua, mengorganisasi peserta didik. Pada tahap ini guru
membagi peserta didik kedalam kelompok, membantu
peserta didik mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah.
3) Ketiga, membimbing penyelidikan individu maupun
kelompok. Pada tahap ini guru mendorong peserta didik
untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan,
melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4) Keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil. Pada
tahap ini guru membantu peserta didik dalam merencanakan
dan menyiapkan laporan, dokumentasi, atau model, dan
membantu mereka berbagi tugas dengan sesama temannya.
5) Kelima, menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil
pemecahan masalah. Pada tahap ini guru membantu peserta
didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
proses dan hasil penyelidikan yang mereka lakukan.2
2.1.4 Kelebihan
Kelebihan PBL ialah yang berikut.
1.) Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa
2.) Meningkatakan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa
3.) Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk
memahami masalah dunia nyata.
4.) Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan
bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
Disamping itu, PBM dapat mendorong siswa untuk melakukan
evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
5.) Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan
mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru.
6.) Memberikan kesemnpatan bagi siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
7.) Mengembangkan minat siswa untuk secaraterus menerus belajar
sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
8.) Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang
dipelajari guna memecahkan masalah dunia.3
2.1.5 Kekurangan
Akan tetapi, ada beberapa kritik yang pernah dilontarkan terhadap
metode ini, di antaranya sebagai berikut.
1.) Kesuksesan penerapan metode PBL bergantung pada kedisiplinan
mahasiswa untuk belajar.
2.) Metode PBL lebih menekankan kemampuan pemecahan masalah
(problem solving) daripada pemerolehan ilmu dasarnya sendiri.
3.) Metode PBL tidak efisien. Apabila seorang mahasiswa
menghadapi masalah yang harus dipecahkan, ia harus mengerti
dulu terminologi yang ada, apa saja gejalanya, dan masalah-
masalah lain.
4.) Metode ini tidak memfasilitasi mahasiswa agar dapat lulus dalam
ujian. Mahasiswa akan mudah mengingat informasi apabila
dikaitkan dengan problem, tetapi akan sulit bagi mereka untuk
melakukan hal itu apabila mereka menjumpai soal-soal yang terpisah,
bukan merupakan kesatuan, seperti pertanyaan “benar atau salah?”
5.) Banyak pengajar yang merasa bahwa alat ukur untuk menguji
kemampuan para peserta didik sedikit ‘lunak’. Akan tetapi kritik
tersebut sudah mendapat sanggahan dari para pengguna metode
PBL.3
2.1.6 Langkah-langkah
Beberapa ahli telah memperkenalkan berbagai macam langkah
dalam proses pemelajaran berdasarkan masalah. Penulis beranggapan
bahwa yang paling lengkap dan mudah diikuti oleh pemula adalah 12
langkah yang diusulkan oleh Branda (1986) yang diterapkan di
Universitas McMaster, Kanada, yakni:
1. Mengklarifikasi dan mendefinisikan masalah
2. Menganalisis masalah
3. Mengajukan hipotesis
4. Mengidentifikasi pengetahuan apa yang diperlukan
5. Mengidentifikasi apa saja yang telah diketahui
6. Mengidentifikasi sumber-sumber pemelajaran
7. Mengumpulkan informasi/pengetahuan yang baru
8. Membuat sintesis dari pengatahuan yang sudah dimiliki dan
pengetahuan yang baru serta berusaha mengaplikasikannya pada
masalah
9. Mengulangi langkah-langkah sebelumnya
10. Mengidentifikasi apa yang tidak atau belum dipelajari
11. Membuat ringkasan dari apa yang telah dipelajari, dan, bila
mungkin,
12. Menguji pemahaman akan pengetahuan yang diperoleh dengan
mengaplikasikannya pada permasalahan yang lain.
2.1.7 Tips
Problem Based Learning ( PBL ) saat ini digunakan di sekolah-
sekolah medis di seluruh dunia dan juga di sekolah fisioterapi,
keperawatan, farmasi, optometry, dan kelainan bicara. Bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan penalaran klinis siswa, pemikiran kritis,
dan strategi pengambilan keputusan. Untuk mencapai tujuan ini, PBL
mengharuskan siswa bekerja dalam kelompok kecil yang terdiri dari 8
– 10 siswa dengan bantuan tutor. Peran tutor PBL adalah untuk
memfasilitasi diskusi kelompok, menciptakan lingkungan yang
memungkinkan semua anggota untuk berkontribusi dalam diskusi, dan
memantau kemajuan kelompok. Meskipun keberhasilan diskusi PBL
dikaitkan dengan beberapa faktor, termasuk keaslian kasus, alur diskusi,
dan keterampilan tutor PBL namun kunci sukses tetap berada di tangan
para pelajar. Berikut ini adalah 12 tips yang digunakan oleh pelajar PBL
dalam diskusi menurut Sammy A. Azer4 :
1. Menjaga Aturan Dasar
a. Menetapkan norma-norma kelompok (aturan dasar) di awal
keberadaan suatu kelompok mencegah terjadinya krisis dalam
kelompok dan memungkinkan fungsi yang lebih baik.
b. Tutor harus berdiskusi dengan kelompok tentang perannya
c. Aturan dasar disepakati oleh anggota kelompok
d. Mereka harus mencerminkan kebutuhan dan prinsip kelompok.
e. Grup harus beroperasi sesuai dengan anggota peraturan.
2. Ketahui Peran Anda
a. Kelompok berfungsi lebih baik ketika setiap anggota
menyadari peran berbeda yang harus dilakukan oleh anggota
kelompok.
b. Peran harus disetujui dan diorganisir dalam tutorial pertama
blok / semester.
c. Pendekatannya berpusat pada siswa.
3. Menjaga Dinamika Kelompok
a. Tanyakan kepada diri sendiri: Kualitas baik apa yang saya
bawa ke kelompok saya?
b. Gunakan perbedaan individu dan budaya sebagai cara untuk
memberdayakan dinamika kelompok.
c. Hargai nilai-nilai kerja tim dan perlunya evaluasi berkala
terhadap proses kelompok.
d. 10 menit terakhir dalam tutorial dua (saat Anda menyelesaikan
diskusi suatu kasus) adalah kesempatan yang baik bagi grup
untuk merefleksikan kinerja anggota, mengidentifikasi tujuan
spesifik yang menjadi tujuan grup dan merencanakan
bagaimana mencapai masing-masing tujuan ini. Fokus pada
satu tujuan pada satu waktu.
4. Tanyakan Pertanyaan yang Memberdayakan
a. Penggunaan pertanyaan terbuka yang baik dapat
memberdayakan diskusi dan membuat kelompok fokus pada
masalah ini
b. Penggunaan pertanyaan pemberdayaan yang baik dalam
diskusi kelompok sangat penting untuk pemahaman yang
mendalam dan pembelajaran yang lebih baik.
c. Hindari mengajukan pertanyaan dangkal yang berfokus pada
detail.
5. Jadilah Pembelajar yang Memiliki Tujuan
a. Motivator yang kuat untuk pembelajaran orang dewasa adalah
menjaga proses pembelajaran tetap terarah sehingga
memberikan kontribusi untuk pertumbuhan pribadi dan
pemahaman yang mendalam.
b. Pembelajaran mandiri Anda akan ditingkatkan jika Anda tahu
persis pertanyaan apa yang Anda coba jawab dalam pencarian
Anda.
c. Bentuk pembelajaran Anda agar sesuai dengan kebutuhan
lingkungan belajar baru Anda.
6. Tanpa Umpan Balik, Tidak Ada Pemenang
a. Pelajari cara mendapatkan yang terbaik dari umpan balik tutor
Anda.
b. Rencanakan bagaimana menggunakan umpan balik untuk
meningkatkan masukan Anda ke diskusi kelompok dan
meningkatkan pembelajaran Anda dengan tutor Anda
7. Pantau Perkembangan Anda
a. Satu diantara kunci sukses adalah evaluasi diri dan motivasi.
b. Tetap focus pada tujuan utama Anda selama berproses.
c. Buat jurnal perkembangan diri Anda untuk memantau
kemajuan diri Anda.
8. Berusaha Keras untuk Menjadi Tim Pemenang
a. Interaksi yang efektif memicu tindakan yang tepat.
b. Fokus pada masalah daripada minat pribadi.
c. Keberhasilan grup adalah hasil dari kontribusi setiap anggota.
9. Jadilah Pemikir Kritis
a. Debat bukannya berdebat masalah..
b. Sebelum mengambil keputusan, timbang bukti untuk dan
terhadap suatu hipotesis.
10. Ketahui Peran Tutor Anda
a. Pendekatan dalam system PBL adalah berpusat pada siswa.
b. Tutor Anda bukan sebagai penyedia informasi
c. Ia lebih suka memfasilitasi pembelajaran dan menempatkan
diskusi di jalur yang benar ketika dibutuhkan.
d. Selama sesi satu lawan satu, tutor Anda akan memberi Anda
umpan balik tentang kontribusi Anda pada diskusi kelompok.
e. Kelompok Anda akan memiliki kesempatan untuk membahas
cara-cara meningkatkan dinamika kelompok dengan tutor
Anda saat Anda menyelesaikan diskusi untuk setiap masalah
(Maudsley, 1999).
11. Beralih ke Sikap Pemenang
a. Kembangkan kebiasaan baik.
b. Pilih model untuk diikuti.
c. Lihat peluang untuk sukses dalam tantangan.
d. Fokus pada solusi-solusi.
e. Memiliki keinginan untuk memberi dan berbagi sumber daya.
f. Bersikap gigih.
g. Menemukan cara untuk mengatasi stres.
h. Jangan menganggap diri Anda terlalu serius.
i. Ambil tindakan untuk mengubah sikap Anda.
12. Jadilah Seorang Pembelajar yang Kolaboratif
a. Kolaborasi adalah kompetensi kritis untuk mencapai dan
meningkatkan kinerja kelompok (David et al., 1999).
b. Untuk menumbuhkan kolaborasi dalam anggota kelompok
perlu menciptakan iklim kepercayaan.
c. Minta bantuan dan bantuan orang lain saat dibutuhkan..
d. Dengarkan dengan penuh perhatian pandangan anggota lain..
e. Berinteraksi satu sama lain secara teratur..
f. Bagikan informasi dan sumber daya.
g. Berikan komentar yang deskriptif, bukan evaluatif atau
menghakimi.
h. Ajukan pertanyaan untuk klarifikasi.
i. Selalu katakan ‘kami’.
2.2.2 Peran
Dari definisi tersebut dapat diungkapkan beberapa hal penting
yaitu berpikir kritis difokuskan ke dalam pengertian sesuatu yang penuh
kesadaran dan mengarah pada sebuah tujuan. Tujuan berpikir kritis
adalah untuk mempetimbangkan dan mengevaluasi informasi yang
pada akhirnya memungkinkan untuk membuat keputusan. Oleh sebab
itu, berpikir kritis berperan penting dalam tiap pemecahan masalah dan
pembuatan keputusan (decision making), terkhusus dalam proses
pembelajaran berdasarkan masalah (problem based learning).
2.2.3 Proses
Secara sederhana, Wolcott dan Lynch (1997)
mendeskripsikan langkah-langkah memulai proses berpikir kritis di
sekolah. Siswa hendaknya memulai proses berpikir kritis dengan
langkah 1 dan dengan latihan beralih menuju langkah 2 serta jenjang
selanjutnya (Tabel 1).7
2.5 Perbedaan sistem Problem Based Learning dengan Lecture Based Learning
2.6 Solusi untuk Kasus
2.7
BAB III
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA