Anda di halaman 1dari 2

1.

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur utamanya
terdiri atas sumberdaya alam tanah, air dan vegetasi serta sumberdaya manusia sebagai pelaku
pemanfaat sumberdaya alam tersebut. Sebagai suatu kesatuan tata air, DAS dipengaruhi kondisi
bagian hulu khususnya kondisi biofisik daerah tangkapan dan daerah resapan air yang di banyak
tempat rawan terhadap ancaman gangguan manusia. Untuk mengurangi ancaman gangguan
tersebut perlunya pengelolaan DAS sesuai dengan karakteristik ekosistemnya, sehingga
pemanfaatan sumberdaya alam dan upaya konservasinya dapat dilakukan secara optimal,
berkeadilan, dan berkelanjutan. Muara dari keseluruhan upaya pengelolaan DAS yang optimal ini
adalah terjaganya integritas fungsi DAS dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang
tinggal di dalamnya.
2. Penyelenggaraan pengelolaan DAS tidak luput dari peraturan perundang-undangan yang
mengatur tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai yang tersusun dalam beberapa lembaran
negara dan dalam kaitannya dengan penataan ruang (wilayah) dan penatagunaan tanah dalam
rangka otonomi daerah haruslah disesuaikan dengan Undang-undang No.22 tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah. Dengan demikian, pemerintah pusat mempunyai wewenang pengaturan,
pengarahan melalui penerbitan berbagai pedoman, serta pengawasan dan pengendalian berskala
makro. Pemerintah propinsi mempunyai wewenang bersifat lintas kabupaten/kota, pemberian
perijinan tertentu, penyusunan rencana tertentu serta pengawasan dan pengendalian berskala
meso. Pemerintah kabupaten mempunyai wewenang yang bersifat pemberian perijinan tertentu,
perencanaan, pelaksanaan, serta pengawasan dan pengendalian berskala mikro.
3. Hal yang penting diperhatikan dalam penyusunan rencana pengelolaan DAS adalah bahwa
perencanaan adalah suatu proses berulang (iterative process). Perencanaan pengelolaan DAS
dapat dibedakan berdasarkan jangka waktu dan tujuannya ke dalam Rencana Jangka Panjang (15
tahun), Rencana Jangka Menengah (5 tahun) dan Rencana Jangka Pendek (tahunan). Perencanaan
tersebut mengatur langkah-langkah atau aktivitas-aktivitas pengelolaan DAS yang harus
dilaksanakan termasuk rencana monitoring dan evaluasi (monev) terhadap tujuan dan sasaran
yang ditetapkan. Dengan demikian, dapat tercipta suatu mekanisme umpan balik (feedback)
terhadap keseluruhan rencana pengelolaan DAS sehingga dapat dilakukan perbaikan terhadap
rencana yang telah disusun.
4. Pelaksanaan pengelolaan DAS lazimnya melibatkan lebih dari satu lembaga (pemerintah dan non-
pemerintah) pelaksana. Untuk masing-masing lembaga (pemerintah) di dalamnya terbagi lagi
menjadi direktorat-direktorat yang mempunyai kewenangannya masing-masing. Hal ini penting
untuk diperhatikan karena dalam prakteknya masalah kewenangan antar lembaga ini seringkali
tumpang-tindih dan menjadi kendala bagi pengelolaan DAS yang pelaksanaannya banyak
menggunakan mekanisme koordinasi antar lembaga. Peran serta masyarakat juga penting dalam
pengelolaan DAS dan kaitannya dengan melindungi DAS. Masyarakat didorong untuk aktif
dalam membatu negera berkaitan dengan menjaga,melindungi dan melestarikan DAS agar bisa
terwujudnya keserasian antara manusia dan alam sekitar.
5. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan pengelolaan DAS tersebut berhasil atau tidak
diperlukannya monitoring. Monitoring berfungsi untuk memperbaiki kinerja proyek pengelolaan
DAS, komponen-komponen monitoring dan evaluasi perlu diintegrasikan dalam rencana
pengelolaan DAS karena dengan cara ini kelompok sasaran (target group) dalam proyek
diharapkan akan memperoleh keuntungan yang lebih besar pada waktu yang telah ditentukan.
6. Kriteria pengelolaan terpadu Daerah Aliran Sungai adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian
tingkat keberhasilan dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian dalam
optimalisasi pemanfaatan sumberdaya dalam DAS yang berkelanjutan. Indikator pengelolaan DAS
yang berkelanjutan adalah alat pemantau yang dapat memberikan petunjuk untuk mengukur tingkat
keberhasilan pelaksanaan pengelolaannya. Penetapan kriteria dan indikator kinerja DAS
diupayakan agar relevan dengan tujuan penetapan kriteria dan indikator dan diharapkan mampu
menentukan bahwa program pengelolaan DAS dianggap berhasil atau kurang/tidak berhasil.
Dengan kata lain, status atau “kesehatan” suatu DAS dapat ditentukan dengan menggunakan
kriteria-kriteria kondisi tata penggunaan lahan, sosialekonomi, dan kriteria kelembagaan.

SARAN
1. Kegiatan operasional pengelolaan sumber daya air tidak hanya
memfokuskan pada kegiatan fisik (perbaikan saluran irigasi), tetapi
sebaiknya diikuti juga dengan peningkatan kemampuan sumber daya
manusia seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Pengelolaan data sumber daya air perlu ditingkatkan dalam hal kemudahan
akses dan validitas sehingga perencanaan pengelolaan dapat lebih baik.
3.

Anda mungkin juga menyukai