Sejarah Ekonomi Islam Pada Masa Dinasty Abbasiyah
Sejarah Ekonomi Islam Pada Masa Dinasty Abbasiyah
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinasti Abbasiyah mencapai keberhasilannya disebabkan dasar-dasarnya
antara lain: Dasar kesatuan untuk menghadapi perpecahan yang timbul dari
Dinasti sebelumnya, Dasar bersifat universal tidak berlandaskan atas kesukuan,
Dasar politik dan administrasi menyeluruh, tidak diangkat atas dasar keningratan,
Dasar kesaman hubaungan dalam hokum bagi setiap masyarakat Islam,
Pemerintahan bersifat muslim moderat (menyesuaikan dengan zaman, tidak
terlalu fanatik pada Islam itu sendiri), ras Arab hanyalah dipandang sebagai salah
satu sebagian saja diantara rasras lain, hak memerintah sebagai ahli waris nabi
masih tetap di tangan mereka
B. Rumusan Masalah
Dari beberapa uraian diatas tentang Ba’i atau jual beli yang sebagian telah
dipaparkan, maka beberapa pertanyaan yang perlunya untuk di jawab agar tidak
ada keraguan lagi.
1. Bagaimana Kondisi Ekonomi Pada Masa Dinasti Abbasiyah ?
2. Bagaimana Kebijakan-Kebijakan Administrasi Keuangan Daulah Abbasiyah
(132-656H/750-1258)?
3. Bagaimana Perkembangan Para Fuqaha Pada Masa Dinasti Abbasiyah ?
C. Tujuan Penulisan
1
D. Metode Penulisan
Metode penulisan ini bersifat studi pustaka. Studi kepustakaan adalah
segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang
relevan dengan topik atau masalah yang akan diteliti. Studi kepustakaan adalah
teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-
buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada
hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Informasi diperoleh dari buku,
jurnal.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
nazim istananya. Hal ini terbukti dengan perkataannya “ Pintu kerajaanku
hendaklah senantiasa dilalui oleh empat orang, mereka itu ialah tiang
kerajaan. Manakala mereka kurang seorang saja kerajaanku tiadalah tegak,
laksana sebuah kursi tidak akan tegak, jika kakinya kurang dari empat.
Mereka itu ialah:
4
DaulahAbbasiyah. Para ilmuandiutus ke daeah Bizantium untuk mencari
naskah-naskah yunanidalam berbagai ilmu terutama filasafat dan kedokteran.
Sedangkan perburuan manuskrip di daerah timur seperti Persia adalah
terutama dalam bidang tata Negara dan sastra. Pelopor gerakan
penerjemahan pada awal pemerintahan daulah Abbasiyah adalah Khalifah Al-
Mansyur yang juga membangun Ibu kota Baghdad. Pada awal penerjemahan,
naskah yang diterjemahkan terutama dalambidang astrologi, kimia dan
kedokteran. Kemudian naskah-naskahfilsafat karya Aristoteles dan Plato juga
diterjemahkan. Dalam masa keemasan, karya yang banyak diterjemahkan
tentang ilmu-ilmu pramatis seperti kedokteran. Naskah astronomi dan
matematika juga diterjemahkan namun, karya-karya berupa puisi, drama,
cerpen dan sejarah jarang diterjemakan karena bidang ini dianggap kurang
bermanfa’at dan dalam hal bahasa arab sendiri perkembangan ilmu-ilmu ini
sudah sangat maju.
5
diketahui adalah Majmu’ al Fiqh karya Zaid bin Ali (w.122 H/740 M)yang
berisi tentang fiqh Syi’ah Zaidiyah. Hakimagung yang pertama adalah Abu
Hanifah (w.150/767).meskidiangap sebagai pendiri madzhab hanafi,karya-
karyanya sendiri tidakada yang terselamatkan. Dua bukunya yang berjudul
Fiqh alAkbar (terutama berisi artikel tentang keyakinan) dan Wasiyah Abi
Hanifah berisi pemikiran-pemikirannya terselamatkankarena ditulis oleh para
muridnya. Perkembangan Ekonomi di Zaman Abbasiyah, ekonomi imperium
Abbasiyah digerakkan oleh perdagangan. Sudah terdapat berbagai
macamindustri sepertikain linen di mesir, sutra darisyiria dan irak, kertas dari
samarkand, serta berbagai produk pertanian sepertigandum dari mesir dan
kurma dari iraq. Hasil-hasil industri dan pertanian ini diperdagangkan ke
berbagai wilayah kekuasaan Abbasiyahdan Negara lain. (Thohir, 2001, 53). 1
1
Mun’im Sirri,Sejarah Fiqih,79-80. Lihat juga Muhammad Ali as-Saayis,Pertumbuhan dan
Perkembangan Hukum Fiqih Hasil Refleksi Ijtihad,(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 1995),
96.
6
B. Kebijakan-Kebijakan Administrasi Keuangan Daulah Abbasiyah (132-
656H/750-1258)
2. Khalifah Al-Mahdi
7
kemakmuran Daulah Abbasiyah adalah pertanian, pertambangan, dan
perdagangan.
Dalam meningkatkan sektor pertanian, pemerintah mengeluarkan
berbagai kebijakan yang menbela hak-hak kaum tani, seperti peringanan
beban pajak hasil bumi, penjaminan hak milik dan keselamatan jiwa,
perluasan lahan pertanian di setiap daerah, dan pembangunan berbagai
bendungan dan kanal. Sementara untuk meningkatkan sektor perdagangan,
pemerintah membuat sumur-sumur, membangun tempat peristirahatan para
kafilah dagang, dan mendirikan berbagai armada dagang serta menjaga
keamanan pelabuhan dan pantai.
8
Abu Yusuf menyusun sebuah kitab yang diberi judul Kitab al-Kharaj. Dalam
pemungutan al-Kharaj, para Khalifah Abbasiyah melakukan dengan tiga cara,
yaitu :
a. Al-Muhasabah atau penaksiran luas areal tanah dan jumlah pajak yang
harus dibayar dalam bentuk uang.
b. Al-Muqasamah atau penetapan jumlah tertentu (persentase) dari hasil
yang diperoleh
c. Al-Maqhatha’ah atau penetapan pajak hasil bumi terhadap para jutawan
berdasarkan persetujuan antara pemerintah dengan yang bersangkutan.
4. Abu Yusuf(113H-182H)
9
b. Shadaqah/zakat: Diantara objek zakat yang jadi perhatiannya adalah zakat
pertanian dan zakat dari hasil mineral/barang tambang lainnya. Pada zakat
pertanian jumlah pembayarannya yaitu 10% untuk tanah yang tidak butuh
banyak tenaga untuk persiapan sarana pertanian dan 5% untuk tanah yang
memerlukan banyak tenaga untuk penyiapan sarana pertanian,sedangkan
pada zakat dari hasil mineral/barang tambang lainnya tarifnya yaitu 1/5
atau 20% dari total produksi
c. Fay’: Fay’ merupakan segala sesuatu yang dikuasai kaum muslimin dari
harta orang kafir tanpa peperangan,termasuk harta yang mengikutinya
yaitu jizyah perorangan,kharaj tanah dari usyr dari perdagangan.
10
hasilkan,sesuai dengan jenis tanaman,sistem irigasi,dan jenis tanah
pertanian.
Kepemilikan Negara
11
2) Fa’i: Bagian-bagian dari Fa’i adalah Kharaj: Besarnya jumlah kharaj
adalah setengah dari hasil produksi. Jizyah: Besarnya jizyah bagi
masing-masing kepala adalah:1 dinar,atau 30 ekor sapi jizyahnya 1
ekor tabi’,40 ekor sapi jizyahnya 1ekor musinah dan penghasilan dari
tanah 1/10 bila diairi dengan hujan,dan 1/5 bila menggunakan biaya.
6. Al-Ghazali (1055-1111)
12
ini hanya berlaku pada kondisi terdesak saat kas negara kosong. Untuk itu
diperlukan sebuah pemerintahan yang kredibel.
13
Penghimpunan administrasi pajak di Andalusia pada masa Ibn Hazm
dikemukakan oleh S.M.Imamuddin: Cabang departemen keuangan terendah
berada di pedesaan dan dikelola oleh seorang kepala divisi yang disebut
amil.Saat hasil panen tiba,ladang diawasi dan hasil produksinya
diperhitungkan oleh seorang petugas yang disebut as-shar.Saat itu,ada
mutaqabbil yang bertugas mengumpulkan pajak dan kewajiban lain berkaitan
dengan fiskal di wilayahnya.Untuk mengawasi para petugas ini dari penipuan
dan harga yang melebihi kewajiban dilakukan pengawasan ketat,sehingga
jika hal ini dilakukan mereka akan ditangkap”
8. Ibnu Taimiyah(661-728H)
2
Mubarok,Sejarah dan Perkembangan, 67-70.
14
Tokoh kedua, yang dikenal lebih luas, Thomas Aquinas, adalah
seorang teolog dan filsuf Italia. Selain pengikut Albertus Magnus, ajaran-
ajaran Thomas Aquinas dipengaruhi oleh Aristoteles serta ajaran Injil. Dalam
bukunya "Summa Theologica", Aquinas menjelaskan bahwa memungut
bunga dari uang yang dipinjamkan adalah tidak adil, sebab ini sama artinya
menjual sesuatu yang tidak ada.
Kebijakan Fiskal
Kebijakan Moneter
15
11. Al-Maqrizi (1364-1441M)
3
Mun’im Sirri,Sejarah Fiqih,79-80. Lihat juga Muhammad Ali as-Saayis,Pertumbuhan dan
Perkembangan Hukum Fiqih Hasil Refleksi Ijtihad,(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 1995),
96.
16
Arab. Banyak ilmuwan yang dikirim ke kerajaan Eropa untuk mendapatkan
manuskrip (mukhtuthat).
3. Ketiga, adanya upaya umat Islam untuk melestarikan Al-Qur’an dengan dua
cara, yaitu dicatat (dikumpulkan dalam satu mushaf) dan dihafal.
4
Karim, Adiwarman Azwar. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Edisi Ketiga. Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada, 2008. Hal. 89-95
17
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
Mubarok, Jaih. Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000.
Wahab Khallaf, Abdul. Sejarah Pembentukan dan Perkembangan Hukum Islam,
PT. RajaGrafindo Persada: Jakarta, 2001.
A’la al-Maududi, Abul. Al-Khilafah wa al-Mulk, terj. Muhammad Al-Baqir,
Mizan: Bandung, 1993.
Karim, Adiwarman Azwar. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Edisi Ketiga.
Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2008.
Mun’im Sirri,Sejarah Fiqih,79-80. Lihat juga Muhammad Ali as-
Saayis,Pertumbuhan dan Perkembangan Hukum Fiqih Hasil Refleksi
Ijtihad,(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 1995), 96.
19