Anda di halaman 1dari 2

Penanganan Sekolah atas “Krisis Moral Siswa, Baik Terhadap Guru Maupun Teman”

Ditulis oleh : Tri Kusumastuti Nur Halizah ( PAI semester III)

Mata Kuliah : Administrasi Pendidikan

Dosen Pengampu : Ana Dwi Wahyuni,M.Pd.I

Menurut Widjaja (1985:154) menyatakan moral adalah ajaran baik dan buruk tentang
perbuatan dan kelakuan (akhlak). Moral secara konverehensif sebagai perangkat ide ide
tentang tingkah laku hidup yang baik berdasarkan pandangan hidup atau agama tertentu.

Di era globalisasi ini, moral remaja terasa telah menyimpang dari ajaran tentang tingkah laku
hidup atau ajaran tertentu. Belum lama ini, sering terdengar beberapa kasus beruntun
mengenai bullying seorang siswa terhadap gurunya maupun teman di sekolahnya. Bullying
yang dilakukan pun beragam bentuknya, baik berupa ancaman, kekerasan fisik, maupun
tindakan tidak pantas yang dilakukan seorang siswa (misalnya : ketika seorang guru sedang
mengajar di kelas sedang siswanya malah merokok dan tidak memperhatikan).

Krisis moral siswa menjadi salah satu faktor kemunduran di dunia pendidikan Indonesia.
Menjadi pokok bahasan penting bagi semua pihak, baik pihak sekolah, siswa, orang tua,
maupun pemerintah yang menaungi pendidikan. Faktor faktor yang melatar belakangi
perilaku tersebut dan pemecahan solusi pun harus dianalisis dan dilakukan dengan segera.

Terdapat beberapa faktor yang dapat melatar belakangi krisis moral siswa :

1. Kondisi lingkungan keluarga yang akan mempengaruhi psikologis siswa, dikarenakan


apabila kondisi keluarganya baik secara moral maka psikologis siswa pun baik

2. Lingkungan sekitar siswa dalam bergaul atau berinteraksi

3. Semakin hilangnya batasan antara siswa dan guru di zaman globalisasi.

Dengan sedikitnya tiga faktor tersebut, dapat membantu guru Bimbingan Konseling di
sekolahan untuk mencari solusi yang tepat. Pemecahan masalah tersebut juga harus
diterapkan dengan cara yang berbeda beda berdasarkan kondisi psikologis siswa, dan
permasalahannya.

Beberapa cara yang dilakukan oleh guru Bimbingan Konseling adalah yang pertama dengan
melibatkan orang tua untuk aktif memantau perkembangan anak baik di dalam maupun luar
rumah. Yang kedua yaitu guru Bimbingan Konseling berperan dalam menyeimbangkan
psikologi siswa di sekolah atau mengubah pandangan siswa untuk sedikit demi sedikit dapat
membenahi moral siswa. Salah satu contohnya yaitu dengan memberikan punishment yang
tepat bagi siswa. Hukuman ini termasuk ke dalam hukuman yang memberi nilai dan manfaat
bagi siswa juga sekaligus memberikan pelajaran moral. Guru Bimbingan Konseling juga
harus bekerja sama dengan wali kelas maupun guru di kelas untuk sama sama intropeksi
dalam mengajar. Seorang guru harus tampil berwibawa, tegas, namun juga ramah agar siswa
nyaman namun sekaligus menghormati.

Harapan ketika kasus Bullying ini semakin berkurang dan dapat ditangani secara serius, maka
pendidikan Indonesia akan menjadi lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai