Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat segala kharuniaNya yang tela
h diberikan kepada kelompok kami sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makal
ah ini. Karena tanpa izin dari-Nya makalah ini tidak akan selesai sebagaimana adanya da
n pada waktu yang ditentukan.
Kelompok kami menyusun makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Top
ik Khusus Akuntansi dengan judul Pembahasan Mengenai PSAK 24 Imbalan Kerja.
Kelompok kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh kar
ena itu kelompok kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen dan
teman-teman sekalian.
Kelompok III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua perusahaan di Indonesia wajib mematuhi Undang-undang Ketenagakerjaan N
omor 13 Tahun 2003 (UUK).UUK mengatur secara umum mengenai tatacara pemberi
an imbalan-imbalan di perusahaan, mulai dari imbalan istirahat panjang sampai denga
n imbalan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Pencatatan beban imbalan kerja pada laporan keuangan harus dilakukan dengan men
gacu kepada prinsip akuntansi yang berlakuk umum di Indonesia.Imbalan-imbalan di
UUK tersebut dapat diatur lebih lanjut di Peraturan Perusahaan (PP) atau di Perjanjian
Kerja Bersama (PKB) antara Perusahaan dan Serikat Pekerja dan tentu saja merujuk
kepada ketentuan di UUK.
Beban imbalan kerja atau beban personil adalah suatu bagian dari beban perusahaan
yang harus diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Beban imbalan kerja baik jan
gka panjang maupun jangka pendek harus dicadangkan sebagai suatu kewajiban setiap
bulannya sebagai konsekuensi adanya jasa yang diberikan pekerja kepada perusahaan.
Pencadangan dilakukan karena laporan keuangan disusun dengan basis akrual dan jum
lah imbalan kerja biasanya material.Pencadangan ini dilakukan agar laporan keuangan
menyajikan informasi yang relevan bagi pengambilan keputusan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tujuan PSAK 24?
2. Bagamana ruang lingkup PSAK 24?
3. Apa saja definisi yang ada dalam PSAK 24?
4. Bagaimana pegakuan, pengukuran dan pengungkapan imbalan Kerja jangka pend
ek?
5. Bagaimana pegakuan, pengukuran dan pengungkapan imbalan panca kerja?
6. Bagaimana pegakuan, pengukuran dan pengungkapan imbalan kerja jangka panja
ng?
7. Bagaiamana pegakuan, pengukuran dan pengungkapan pesangon?
8. Bagaiamana penerapan PSAK 24 PT. Vandika Abadi?
C. Tujuan
1. liabilitas ketika pekerja telah memberikan jasanya dan berhak memperoleh imbalan k
erja yang akan dibayarkan di masa depan; dan
2. beban ketika entitas menikmati manfaat ekonomik yang dihasilkan dari jasa yang dib
erikan oleh pekerja yang berhak memperoleh imbalan kerja.
B. Ruang Lingkup
Pernyataan ini diterapkan oleh pemberi kerja untuk akuntansi seluruh imbalan kerja,
kecuali hal-hal yang telah diatur dalam PSAK 53 : Pembayaran berbasis saham. Imbal
an kerja mencakup :
1. imbalan kerja jangka pendek, seperti berikut ini, jika diharapkan akan diselesaikan
seluruhnya sebelum dua belas bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan dim
ana pekerja memberikan jasa terkait :
Upah, gaji, dan iuran jaminan sosial.
Cuti tahunan berbayar dan cuti sakit berbayar.
Bagi laba.
bonus dan Imbalan nonmoneter (seperti fasilitas pelayanan kesehatan, rumah,
mobil dan barang atau jasa yang diberikan secara cuma-Cuma atau melalui su
bsidi) untuk pekerja yang ada saat ini.
C. Definisi
Definisi Imbalan Kerja
Imbalan kerja adalah seluruh bentuk imbalan yang diberikan entitas dalam pertukar
an atas jasa yang diberikan oleh pekerja atau untuk terminasi kontrak kerja.
Imbalan kerja jangka panjang lain adalah seluruh imbalan kerja selain imbalan k
erja jangka pendek, imbalan pascakerja, dan pesangon.
Imbalan kerja jangka pendek adalah imbalan kerja (selain dari pesangon) yang di
harapkan akan diselesaikan seluruhnya sebelum 12 bulan setelah akhir periode pelapor
an tahunan dimana pekerja memberikan jasa terkait.
Imbalan pascakerja adalah imbalan kerja (selain pesangon dan imbalan kerja jangk
a pendek) yang terutang setelah pekerja menyelesaikan kontrak kerja.
Pesangon adalah imbalan yang diberikan dalam pertukaran atas terminasi perjanjian
kerja dengan pekerja sebagai akibat dari :
2. Menggunakan aset tersebut untuk memberikan imbalan kepada para pekerja yang
berasal lebih dari satu entitas, dengan dasar bahwa tingkat iuran dan imbalan dite
ntukan tanpa memperhatikan identitas entitas yang mempekerjakan pekerja tersebu
t.
4. Imbalan nonmoneter (seperti fasilitas pelayanan kesehatan, rumah, mobil dan bar
ang atau jasa yang diberikan secara cuma-cuma atau melalui subsidi) untuk peke
rja yang ada saat ini.
Pengakuan dan Pengukuran
Seluruh imbalan kerja jangka pendek
Ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada entitas dalam suatu periode akunta
nsi, entitas mengakui jumlah tidak terdiskonto dari imbalan kerja jangka pendek yang
diharapkan akan dibayar sebagai imbalan jasa tersebut :
1. Sebagai liabilitas (beban akrual), setelah dikurangi jumlah yang telah dibayar. Jika
jumlah yang telah dibayar melebihi jumlah yang tidak didiskonto dari imbalan te
rsebut, maka entitas mengakui kelebihan tersebut sebagai aset (beban dibayar dim
uka) selama pembayaran tersebut akan menimbulkan, sebagai contoh, pengurangan
pembayaran di masa depan atau pengembalian kas.
2. sebagai beban, kecuali jika SAK mensyaratkan atau mengizinkan imbalan tersebut
termasuk dalam biaya perolehan aset (lihat, sebagai contoh, PSAK 14 : Persediaan
dan PSAK 16 : aset tetap).
Paragraf 13,16, dan 19 menjelaskan bagaimana entitas menerapkan paragraf 11 untu
k imbalan kerja jangka pendek dalam bentuk cuti berbayar, program bagi laba dan pr
ogram bonus.
1. dalam hal cuti berbayar yang diakumulasi, pada saat pekerja memberikan jasa yan
g menambah hak atas cuti berbayar di masa depan.
2. dalam hal cuti berbayar tidak diakumulasi, pada saat cuti terjadi.
Entitas mengukur biaya yang diperkirakan atas cuti berbayar yang diakumulasi seba
gai jumlah tambahan yang diperkirakan akan dibayar oleh entitas akibat hak yang bel
um digunakan yang telah terakumulasi pada akhir periode pelaporan.
Contoh ilustrasi :
PT. A memiliki 100 karyawan yang diberikan cuti berimbalan sebesar Rp 1.000.000 u
ntuk 10 hari kerja. Selama tahun 2015, karyawan yang cuti 6 hari 80 orang sedangka
n sisanya cuti 10 hari kerja.
Jika tidak di akumulasi
Beban cuti berimbalan 680.000.000 ((20x10)+(80x6))x1.000.000)
Kas 680.000.000
Jika di akumulasi
Beban cuti berimbalan 680.000.000 ((20x10)+(80x6))x1.000.000)
Kas 680.000.000
Beban cuti berimbalan 320.000.000 (80x4)x1.000.000)
Utang gaji 320.000.000
Program bagi laba dan bonus
Entitas mengakui biaya yang diperkirakan atas pembayaran bagi laba dan bonus, da
n hanya jika :
1. entitas memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif kini atas pembayara
n beban tersebut sebagai akibat dari peristiwa masa lalu; dan
2. kewajiban tersebut dapat diestimasi secar andal. Kewajiban kini timbul jika, dan h
anya jika, entitas tidak memiliki alternatif realistis lain kecuali melakukan pembay
aran.
Contoh ilustrasi :
PT. Melati pada 15 Februari 2016 menyelesaikan laporan keuangan tahun 2015. Berda
sarkan laba tahun 2015, ditetapkan bonus untuk karyawan sebesar Rp 200 milyar dan
tantiem untuk direksi dan komisaris sebesar Rp 40 milyar.
Beban bonus 240 milyar
Utang bonus 240 milyar
Pengungkapan
Walaupun pernyataan ini tidak mensyaratkan pengungkapan spesifik mengenai imbal
an kerja jangka pendek, SAK mungkin mensyaratkan pengungkapan tersebut. Sebagai
contoh, PSAK 7 : Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi mensyaratkan pengungkapan m
engenai imbalan kerja untuk personil manajemen kunci. PSAK 1 : Penyajian Laporan
Keuangan mensyaratkan pengungkapan beban imbalan kerja.
E. IMBALAN PASCAKERJA
Imbalan pascakerja mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Imbalan purnakarya (contohnya pensiun dan pembayaran lump sum pada saat pur
nakarya).
2. Imbalan pascakerja lain, seperti asuransi jiwa pascakerja dan fasilitas pelayanan ke
sehatan pascakerja.
Pengaturan dimana entitas merupakan imbalan pascakerja merupakan program imbal
an pascakerja. Entitas menerapkan pernyataan ini untuk seluruh jenis program, dengan
atau tanpa melibatkan pendirian suatu entitas terpisah untuk menerima iuran dan me
mbayar imbalan.
Dalam program iuran pasti, kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif entitas terb
atas pada jumlah yang disepakati sebagai iuran kepada dana. Dengan demikian, jumla
h imbalan pascakerja yang diterima pekerja ditentukan berdasarkan jumlah iuran yang
dibayarkan entitas (dan mungkin juga oleh pekerja) kepada program imbalan pascakerj
a atau perusahaan asuransi, ditambah dengan hasil investasi dari iuran tersebut. Akibat
nya, risiko aktuarial (imbalan lebih kecil dari yang diharapkan) secara substansi ditang
gung pekerja.
Dalam program imbalan pasti :
1. Untuk membayar imbalan kerja secara langsung pada saat jatuh tempo; atau
2. Untuk membayar tambahan imbalan jika asuradur tidak membayar seluruh imbala
n kerja masa depan yang timbul dari jasa pekerja periode berjalan dan periode se
belumnya.
Jika entitas masih memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif, maka entit
as memperlakukan program tersebut sebagai program imbalan pasti.
PROGRAM IURAN PASTI
Akuntansi program iuran pasti adalah cukup jelas karena kewajiban entitas pelapor
untuk setiap periode ditentukan oleh jumlah yang dibayarkan pada periode tersebut. S
ebagai konsekuensi, tidak dibutuhkan asumsi aktuarial untuk mengukur kewajiban atau
beban dan tidak ada kemungkinan keuntungan atau kerugian aktuarial. Selain itu, ke
wajiban tersebut diukur dengandasar tidak terdiskonto, kecuali jika kewajiban tersebut
tidak diharapkan untuk diselesaikan seluruhnya dalam 12 bulan setelah akhir periode
pelaporan saat pekerja memberikan jasanya.
Pengakuan dan pengukuran
Ketika pekerja telah memberikan jasa kepada entitas selama suatu periode, entitas m
engakui iuran terutang kepada program iuran pasti atas jasa pekerja:
1. sebagai liabilitas (beban akrual), setelah dikurangi dengan iuran yang telah dibayar
. Jika iuran yang telah dibayar tersebut melebihi iuran terutang untuk jasa sebelu
m akhir periode pelaporan, maka entitas mengakui kelebihan tersebut sebagai aset
(beban dibayar dimuka) sepanjang kelebihan tersebut akan mengurangi pembayara
n iuran masa depan atau pembayaran kembali dalam bentuk kas.
2. Sebagai beban, kecuali jika PSAK lain mensyaratkan atau mengizinkan iuran terse
but untuk dimasukkan dalam biaya perolehan aset (sebagai contoh, lihat PSAK 1
4 : Persediaan dan PSAK 16 : Aset Tetap)
Ketika iuran pada program iuran pasti yang tidak diharapkan akan diselesaikan selur
uhnya sebelum 12 bulan setelah akhir periode pelaporan tahunan saat pekerja member
ikan jasanya, maka iuran tersebut didiskonto dengan menggunakan tingkat diskonto ya
ng diatur di paragraf 83.
Pengungkapan
Entitas mengungkapkan jumlah yang diakui sebagai beban untuk program iuran past
i.
PROGRAM IMBALAN PASTI
Pengakuan dan pengukuran
Entitas menentukan jumlah liabilitas (aset) imbalan pasti neto dengan keteraturan ya
ng memadai bahwa jumlah yang diakui dalam laporan keuangan tidak berbeda secara
material dengan jumlah yang akan ditentukan pada akhir periode pelaporan.
Akuntansi untuk Kewajiban Konstruktif
Entitas mencatat tidak hanya kewajiban hukum berdasarkan persyaratan formal progr
am imbalan pasti, tetapi juga kewajiban konstruktif yang timbul dari praktik informal
entitas. Praktik informal akan menimbulkan kewajiban konstruktif jika entitas tidak m
emiliki pilihan realistis lain kecuali membayar imbalan kerja. Contoh kewajiban konst
ruktif adalah ketika perubahan dalam praktik informal entitas menyebabkan memburuk
nya hubungan kerja antara entitas dan para pekerjanya.
Laporan Posisi Keuangan
Entitas mengakui liabilitas (aset) imbalan pasti neto dalam laporan posisi keuangan.
Ketika entitas memiliki surplus dalam program imbalan pasti, maka entitas mengukur
aset imbalan pasti neto pada jumlah yang lebih rendah antara :
2. Batas atas aset, yang ditentukan dengan menggunakan tingkat diskonto yang dijela
skan dalam paragraf 83
Pengakuan dan Pengukuran : Nilai Kini Kewajiban Imbalan Pasti dan Biaya Ja
sa Kini
Total biaya program imbalan pasti dapat dipengaruhi oleh banyak variabel, seperti g
aji terakhir, perputaran pekerja dan mortalitas, iuran pekerja, dan tren biaya kesehatan.
Total biaya program tidak dapat dipastikan dan ketidakpastian ini kemungkinan besar
akan berlanjut untuk jangka waktu yang panjang.
Untuk mengukur nilai kini kewajiban imbalan pasti pascakerja dan biaya jasa kini yan
g terkait, entitas perlu :
1. Saat jasa pekerja pertama kali menghasilkan imbalan dalam program (apakah imb
alan tersebut bergantung pada jasa selanjutnya atau tidak) sampai dengan.
2. Saat jasa pekerja selanjutnya tidak menghasilkan imbalan yang material dalam pro
gram, selain dari kenaikan gaji berikutnya.
Asumsi Aktuarial
Asumsi aktuarial tidak boleh bias dan harus selaras satu dengan yang lain
Asumsi akturial adalah estimasi terbaik entitas mengenai variabel yang akan menent
ukan total biaya penyediaan imbalan pascakerja. Asumsi aktuarial terdiri dari:
1. Asumsi demografik mengenai karakteristik masa depan dari pekerja kini dan mant
an pekerja (tanggungan mereka) yang berhak atas imbalan. Asumsi demografik be
rhubungan dengan hal-hal seperti:
Mortalitas
Tingkat perputaran pekerja, cacat, dan pensiun dini
Proporsi dari peserta program dengan tanggungannya yang akan berhak
atas imbalan
Proporsi dari peserta program yang akan memilih setiap bentuk opsi pembayar
an yang tersedia berdasarkan persyaratan program
Tingkat klaim dalam program kesehatan
2. Asumsi keuangan berhubungan dengan hal-hal seperti:
Tingkat diskonto
Level imbalan, tidak termasuk setiap biaya atas imbalan yang harus dipenuhi
pekerja, dan gaji masa depan
Dalam hal imbalan kesehatan, biaya kesehatan masa depan, termasuk biaya pe
nanganan klaim (yaitu biaya yang akan dikeluarkan dalam memproses dan me
nyelesaikan klaim, termasuk biaya hokum dan penaksir tuntutan kerugian asur
ansi)
Pajak terutang oleh program atas iuran yang terkait dengan jasa sebelum tang
gal pelaporan atau atas imbalan yang dihasilkan dari jasa tersebut
Asumsi aktuarial selaras dengan yang lain jika menggambarkan hubungan antar berb
agai faktor seperti tingkat inflasi, tingkat kenaikan gaji, tingkat imbal hasil aset progra
m, dan tingkat diskonto. Sebagai contoh seluruh asumsi yang bergantung pada tingkat
inflasi tertentu (seperti asumsi mengenai suku bunga, tingkat gaji, dan peningkatan im
balan) pada setiap periode masa depan mengasumsikan tingkat inflasi yang sama pada
periode tersebut.
Asumsi Aktuarial: Mortalitas
Entitas menentukan asumsi mortalitas dengan mengacu pada estimasi terbaik dari m
ortalitas peserta program baik selama dan setelah kontrak kerja.
Asumsi Aktuarial: Tingkat Diskonto
Tingkat yang digunakan untuk mendiskontokan kewajiban imbalan pascakerja (baik
yang didanai atau tidak) ditentukan dengan mengacu pada imbal hasil pasar atas bung
a obligasi korporasi berkualitas tinggi pada akhir periode pelaporan. Di negara dimana
tidak terdapat pasar yang aktif dan stabil bagi obligasi tersebut, maka digunakan imb
al hasil pasar dan stabil bagi obligasi tersebut, maka digunakan imbal hasil pasar (pad
a akhir periode pelaporan) atas bunga obligasi pemerintah. Maka uang dan jangka wa
ktu dari obligasi korporasi maupun obligasi pemerintah konsisten dengan mata uang d
an estimasi jangka waktu kewajiban imbalan pascakerja.
Asumsi Aktuarial: Gaji, Imbalan, dan Biaya Kesehatan
Entitas mengukur kewajiban imbalan pasti menggunakan dasar yang mencerminkan:
1. Imbalan yang ditentukan dalam persyaratan program (atau yang timbul dari kewaji
ban konstruktif yang jumlahnya melebihi ketentuan dalam program tersebut) pada
akhir periode pelaporan.
2. Estimasi kenaikan gaji masa depan yang diestimasi yang mempengaruhi imbalan t
erutang.
3. Dampak setiap pembatasan dari bagian pemberi kerja atas biaya imbalan masa de
pan
4. Iuran dari pekerja atau pihak ketiga yang mengurangi biaya akhir entitas untuk im
balan tersebut
5. Estimasi perubahan tingkat imbalan di masa depan yang diestimasi yang mempen
garuhi imbalan yang akan dibayarkan dari program imbalan pasti jika dan hanya j
ika:
Perubahan itu deberlakukan sebelum akhir periode pelaporan
Data historis, atau bukti lain yang andal, mengindikasikan bahwa tingkat imba
lan yang ditentukan akan berubah dan dapat diprediksi, sebagai contoh, sejala
n dengan perubahan level harga umum atau gaji secara umum.
Estimasi kenaikan gaji masa depan memperhitungkan inflasi, senioritas, promosi, da
n faktor relevan seperti penawaran dan permintaan dalam pasar tenaga kerja. Beberap
a imbalan pascakerja dikaitkan dengan variabel seperti level imbalan level imbalan pu
rnakarya atau pelayanan kesehatan yang ditentukan pemerintah. Pengukuran imbalan t
ersebut mencerminkan estimasi terbaik atas variabel tersebut, berdasarkan data historis
dan bukti andal lainnya.
Asumsi mengenai biaya kesehatan memperhitungkan estimasi perubahan biaya
jasa kesehatan masa depan, baik yang diakibatkan oleh inflasi maupun karena
adanya perubahan tertentu dalam biaya kesehatan
Pengukuran imbalan kesehatan pascakerja mensyaratkan asumsi mengenai level dan
frekuensi klaim masa depan dan biaya untuk memenuhi klaim tersebut. Entitas menge
stimasi biaya kesehatan masa depan berdasarkan data historis entitas mengenai pengal
aman entitas sendiri, dilengkapi jika diperlukan dengan data historis dari entitas lain,
entitas asuransi, penyedia layanan kesehatan, atau sumber lain. Estimasi biaya kesehat
an masa depan mempertimbangkan dampak kemajuan teknologi, perubahan pola peng
gunaan atau pemberian layanan kesehatan, dan perubahan status kesehatan peserta pro
gram.
Level dan frekuensi klaim sangat sensitif terhadap usia, status kesehatan, dan jenis
kelamin pekerja (dan tanggungan mereka) dan dapat juga sensitif terhadap faktor lain
seperti lokasi geografis. Oleh karena itu, data historis disesuaikan sepanjang bauran de
mografik dari populasi berbeda dengan populasi yang digunakan sebagai dasar untuk
data. Data historis juga disesuaikan jika terdapat bukti yang andal bahwa tren historis
tersebut tidak akan berlanjut.
Biaya jasa lalu serta keuntungan dan kerugian atas penyelesaian
Sebelum menentukan biaya jasa lalu, atau keuntungan dan kerugian atas penyelesaia
n, entitas mengukur kembali liabilitas (aset) imbalan pasti neto menggunakan nilai wa
jar kini dari aset program dan asumsi aktuarial kini (termasuk suku bunga pasar dan
harga pasar kini yang lain) yang mencerminkan imbalan yang ditawarkan dalam progr
am sebelum amandemen, kurtailmen, atau penyelesaian program.
Biaya jasa lalu
Biaya jasa lalu adalah perubahan nilai kini kewajiban imbalan pasti sebagai akibat d
ari amandemen atau kuartailmen program. Biaya jasa lalu dapat bernilai positif (ketika
imbalan dimulai atau diubah sehingga nilai kini kewajiban imbalan pasti menurun).
Keuntungan dan kerugian atas penyelesaian
Keuntungan atau kerugian atas penyelesaian adalah perbedaan antara:
1. Nilai kini kewajiban imbalan pasti yang sedang diselesaikan, sebagaimana ditentuk
an pada tanggal penyelesaian
2. Harga penyelesaian, termasuk setiap aset program yang dialihkan dan setiap pemb
ayaran yang dilakukan secara langsung oleh entitas sehubungan dengan penyelesai
an tersebut.
Pengakuan dan pengukuran: aset program
Nilai wajar aset program
Nilai wajar aset program dikurangkan dari nilai kini kewajiban imbalan pasti untuk
menentukan jumlah defisit atau surplus.
Aset program tidak tidak mencakup iuran yang masih harus dibayar oleh entitas pel
apor kepada dana, dan instrument keuangan yang diterbitkan oleh entitas yang tidak d
apat dialihkan yang dikuasai oleh dana. Aset program dikurangi dengan setiap liabilita
s dari dana yang tidak terkait dengan imbalan kerja, sebagai contoh utang dagang dan
utang lain dan liabilitas yang berasal dari instrumen keuangan derivatif.
Komponen biaya imbalan pasti
Entitas mengakui komponen biaya imbalan pasti, kecuali SAK mensyaratkan atau m
engizinkan komponen tersebut sebagai biaya perolehan aset, sebagai berikut:
1. Biaya jasa dalam laba rugi
2. Bunga neto atas liabilitas (aset) tambahan pasti neto dalam laba rugi
3. Pengukuran kembali laibilitas (aset) imbalan pasti neto dalam penghasilan kompre
hensif lain.
SAK mensyaratkan biaya imbalan kerja tertentu dimasukkan dalam biaya perolehan
aset, seperti persediaan atau aset tetap. Biaya imbalan pascakerja yang dimasukkan dal
am biaya perolehan aset tersebut termasuk proporsi yang sesuai dari komponen yang
dicantumkan dalam paragraf 120.
Pengukuran kembali atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto yang diakui dalam peng
hasilan komprehensif lain tidak direklasifikasi ke laba rugi pada periode berikutnya. A
kan tetapi, entitas dapat mengalihkan jumlah yang diakui sebagai penghasilan kompre
hensif lain tersebut pada pos lain dalam ekuitas.
Bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto
Bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto dapat dipandang sebagai kompon
en pendapatan bunga dari aset program, biaya bunga atas kewajiban imbalan pasti, da
n bunga atas dampak batas atas dari aset yang dinyatakan dalam paragraf 64.
Pengukuran kembali atas liabilitas (aset) imbalan pasti
Pengukuran kembali liabilitas (aset) imbalan pasti neto terdiri atas
2. Imbal hasil atas aset program, tidak termasuk jumlah yang dimasukkan dalam bun
ga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto
Setiap perubahan dampak batas atas aset, tidak termasuk jumlah yang dimasukkan d
alam bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pasti neto
Penyajian
Saling hapus
Entitas melakukan saling hapus antara aset terkait dengan satu program dengan liabi
litas terkait dengan program lain jika dan hanya jika entitas:
1. Memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk menggunakan surplus p
ada satu program untuk menyelesaikan kewajiban program lain
2. Memiliki intensi untuk menyelesaikan kewajiban dengan dasar neto, atau merealis
asi
Perbedaan lancar dan tidak lancar
Sejumlah entitas membedakan aset lancar dari aset tidak lancar serta liabilitas jangk
a pendek dari leabilitas jangka panjang. Pernyataan ini tidak menentukan apakah entit
as membedakan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka
panjang yang timbul dari imbalan pascakerja.
Komponen biaya imbalan pasti
Paragraf 120 mensyaratkan entitas untuk mengakui biaya jasa dan bunga neto atas li
abilitas (aset) imbalan pasti neto dalam laba rugi. Pernyataan ini tidak menentukan ba
gaimana entitas menyajikan biaya jasa dan bunga neto atas liabilitas (aset) imbalan pa
sti neto. Entitas menyajikan komponen tersebut sesuai dengan PSAK 1: penyajian lap
oran keuangan.
Pengungkapan
Entitas mengungkapkan informasi yang:
2. Mengidentifikasi dan menjelaskan jumlah yang timbul dari program imbalan pasti
dalam laporan keuangan
1. Sifat dari imbalan yang diberikan oleh program (contohnya program imbalan pasti
dengan gaji terakhir atau program berbasis iuran dengan jaminan)
2. Deskripsi kerangka peraturan dimana program beroperasi, sebagai contoh level per
syaratan pendanaan minimum, dan setiap dampak dari kerangka peraturan terhada
p program, seperti batas atas aset
3. Deskripsi tanggungjawab lain dari entitas atas kelola program, sebagai contoh tan
ggung jawab wali amanat atau anggota dewan program.
B. Deskripsi risiko dimana program memberikan eksposur terhadap entitas, terfokus p
ada setiap risiko yang tidak biasa, risiko spesifik entitas, atau risiko spesifik program,
dan setiap konsentrasi risiko yang signifikan. Sebagai contoh jika aset program diinve
stasikan terutama dalam satu kelas investasi, sebagai contoh properti, maka program t
ersebut dapat memberikan eksposur kepada entitas terhadap konsentrasi risiko pasar pr
operti
C. Deskripsi dari setiap amandemen, kuartailmen, atau penyelesaian program.
Karakteristik program imbalan pasti dan risiko yang terkait dengan program te
rsebut
1. Entitas menyediakan rekonsiliasi dari saldo awal ke saldo akhir dari setiap pos:
A. Liabilitas (aset) imbalan pasti neto yang menunjukkan rekonsiliasi terpisah:
Aset program
Nilai kini kewajiban
Dampak batas atas aset
B. Setiap hak penggantian, entitas juga menjelaskan hubungan antara hak pengganti
an dan kewajiban terkait
2. Tiap rekonsiliasi yang tercantum dalam paragraf 140 menunjukkan setiap hal:
Biaya jasa kini
Penghasilan atau beban bunga
Pengukuran kembali liabilitas (aset) imbalan pasti neto
Biaya jasa lalu dan keuntungan dan kerugian dari penyelesaian
Perubahan valuta asing
Iuran kepada program
Pembayaran dari program
Dampak kombinasi dan pelepasan bisnis
3. Pemisahan nilai wajar aset program ke dalam kelas yang dibedakan berdasarkan ri
siko, membagi kelas aset program sesuai PSAK 68.
4. Nilai wajar instrumen keuangan yang dimiliki entitas yang dapat dialihkan sebagai
aset program
5. Asumsi aktuaria signifikan
F. IMBALAN KERJA JANGKA PANJANG LAINNYA
Dalam PSAK 24 (paragraf 153) imbalan kerja jangka panjang lain mencakup akun
berikut, jika tidak diharapkan akan diselesaikan seluruhnya sebelum dua belas bulan s
etelah akhir periode pelaporan tahunan saat pekerja memberikan jasa terkait:
5. Remunerasi tangguhan
Pengakuan dan pengukuran
Dalam pengakuan dan pengukuran suplus atau defisit dalam program imbalan kerja
jangka panjang lain, entitas menerapkan paragraf 56-59 dan 113-115. Entitas menerap
kan paragraf 116-119 dalam mengakui dan mengukur hak penggantian.
Untuk imbalan kerja jangka panjang lain, entitas mengakui total nilai neto dari juml
ah berikut dalam laba rugi kecuali jika SAK mensyaratkan atau mengizinkan jumlah t
ersebut termasuk dalam biaya perolehan asset:
1. Biaya jasa
Bentuk imbalan kerja tidak menentukan apakah imbalan kerja disediakan dalam pert
ukaran atau jasa atau dalam pertukaran atas terminasi kontrak kerja. Pesangon biasany
a merupakan pembayaran lump sum tapi kadang-kadang juga meliputi:
1. Peningkatan imbalan pasca kerja, baik secara tidak langsung melalui program imb
alan kerja atau secara langsung
2. Gaji sampai akhir periode yang ditentukan jika pekerja tidak memberikan jasa lebi
h lanjut yang memberikan manfaat ekonomi bagi entitas
Pengakuan
Entitas mengakui liabilitas dan beban pesangon pada tanggal yang lebih awal dianta
ra:
1. Ketika entitas tidak dapat lagi menarik tawaran atas imbalan tersebut
2. Ketika entitas mengakui biaya untuk restrukturisasi yang berada dalam ruang ling
kup PSAK 57: provisi, liabilitas kontinjensi, dan aset kontinjensi dan melibatkan
pembayaran pesangon
Pengukuran
Entitas mengukur pesangon pada saat pengakuan awal, dan mengukur dan mengakui
perubahan selanjutnya, sesuai dengan sifat imbalan kerja, dengan ketentuan bahwa jik
a pesangon merupakan sebuah peningkatan pada imbalan pascakerja, maka entitas me
nerapkan persyaratan imbalan pascakerja. Sebaliknya:
Pengungkapan
Walaupun pernyataan ini tidak mensyaratkan pengungkapan yang spesifik mengenai
pesangon, namun SAK mungkin mensyaratkan pengungkapan spesifik tersebut. Sebaga
i contoh PSAK 7: pengungkapan pihak-pihak berelasi mensyaratkan pengungkapan me
ngenai imbalan kerja untuk personil manajemen kunci. PSAK 1: penyajian laporan ke
uangan mensyaratkan pengungkapan atas beban imbalan kerja.
H. Kasus PT.Vandika Abadi
Imbalan kerja jangka pendek dan imbalan pasca kerja, PT. Vandika Abadi mengacu
pada PSAK No 24. Dalam PSAK ini dijelaskan mengenai pengakuan, pengukuran, da
n pengungkapan imbalan kerja jangka pendek dan imbalan pasca kerja. Saat ini PT.
Vandika Abadi memiliki 305 orang karyawan dengan rincian sebagai berikut:
1. Karyawan tetap sebanyak 5 orang
2. Karyawan kontrak sebanyak 300 orang
PT Vandika Abadi juga sering mengalami keterlambatan pembayaran gaji karyawan,
Namun itu terjadi bukan dari perusahaan Vandika Abadi melainkan keterlambatan da
ri mitra-mitra kerja atas pembayaran, keterlambatan tersebut terjadi karena proses pem
bayarannya yang lambat, Birokrasi dari cabang ke kantor pusat di Jakarta prosesnya s
ama. Jadi untuk pembayaran gaji PT Vandika Abadi terhadap karyawan yang mempu
nyai masalah keterlambatan gaji, perusahaan membayarkan gaji para karyawan terlebih
dahulu setelah itu perusahaan yang bermasalah terhadap pembayaran gaji tersebut me
miliki piutang terhadap PT Vandika Abadi karena sudah membayarkan terlebih dahulu
kepada karyawan.
Imbalan Kerja Jangka Pendek
Dalam hal penentuan gaji, perusahaan menentukan gaji pokok berdasarkan lamanya
bekerja serta jabatan yang diduduki oleh karyawan tersebut, khususnya bagi karyawan
tetap. Sedangkan untuk karyawan kontrak, gaji yang diberikan adalah sebesar upah mi
nimum yang berlaku saat ini, hari kerja, atau jam kerja. Jurnal yang dicatat oleh peru
sahaan adalah :
Gaji pokok xxx
Kas xxx
PT Vandika Abadi juga memberikan upah lembur bagi para karyawannya. Karyawa
n berhak mendapat upah lembur apabila dia telah bekerja lebih dari 40 jam dalam se
minggu. Upah lembur diakui pada saat pekerja memberikan manfaat dan diukur denga
n rupiah. Perhitungan upah lembur didasarkan pada upah bulanan dengan rumus: Jurn
al yang dicatat perusahaan adalah :
Upah lembur xxx
Kas xxx
PT. Vandika Abadi mengakui cuti berbayar dalam hal ini dikategorikan sebagai cuti
berbayar yang diakumulasikan dan tidak diakumulasikan. Untuk menentukan bonus, d
aftar yang digunakan perusahan sebagai dasar perhitungan adalah insentif prestasi peru
sahaan serta tunjangan hari raya.
Imbalan Pasca Kerja
PT. Vandika Abadi mengungkapkan hal-hal dalam imbalan Pasca Kerja berikut ini:
1. Perusahaan memiliki program pensiun iuran pasti. Dengan menjelaskan bahwa pro
gram iuran pasti adalah program pensiun dimana perusahaan akan membayar iura
n tetap kepada sebuah entitas terpisah (BPJS Ketenagakerjaan).
1. Cuti yang diakumulasikan, yaitu yang dapat digunakan pada tahun selanjutnya apa
bila pada periode sebelumnya cuti tidak digunakan berupa sakit dan cacat sementa
ra, melahirkan atau suami mendampingi istri yang melahirkan, panggilan pengadil
an dan pengabdian militer.
2. Cuti yang tidak diakumulasikan, yaitu yang tidak dapat digunakan tahun selanjutn
ya apabila periode sebelumnya cuti tidak digunakan berupa liburan.
PT. Vandika Abadi dalam menentukan laba dan bonus daftar yang digunakan perusa
haan sebagai dasar perhitungan adalah, insentif prestasi perusahaan, serta bonus dari t
unjangan hari raya. Kewajiban yang timbul dalam program bonus merupakan akibat d
ari jasa pekerja.
Imbalan Pasca kerja
Program tersebut berbentuk program iuran pasti. Tarif iuran bulanan dihitung berdas
arkan program yang dimiliki oleh BPJS Ketenagakerjaan yang meliputi:
1. Iuran jaminan kecelakaan kerja (JKK) sangat tergantung pada tingkat risiko lingku
ngan kerja 0,24% dari upah sebulan JKK iurannya ditanggung sepenuhnya oleh p
emberi kerja.
2. Iuran jaminan kematian (JKM) sebesar 0,30% dari upah sebulan. Di tanggung sep
enuhnya oleh perusahaan.
3. Iuran jaminan hari tua (JHT) sebesar 3,7% ditanggung oleh pemberi kerjadan 2%
ditanggung oleh pekerja.
Iuran jaminan pensiun (JP) sebesar 2% ditanggung oleh pemberi kerja dan 1% ditan
ggung oleh pekerja.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Imbalan Kerja adalah semua bentuk imbalan yang diberikan oleh entitas sebagai pe
rtukaran atau jasa yang diberikan oleh pekerjaan, termasuk direktur dan manajemen. T
erdapat empat jenis imbalan kerja:
1. Imbalan kerja jangka pendek adalah imbalan kerja (selain pesangon pemutusan ke
rja) yang jatuh tempo seluruhnya dalam waktu 12 bulan setelah akhir periode pek
erja memberikan jasanya.
2. Imbalan pasca kerja adalah imbalan kerja (pesangon pemutusan kerja) yang teruta
ng setelah pekerja menyelesaikan masa kerjanya.
3. Imbalan kerja jangka panjang lainnya adalah imbalan kerja (selain imbalan pasca
kerja dan pesangon pemutusan kerja) yang tidak seluruhnya jatuh tempo dalam w
aktu 12 bulan setelah pekerja memberikan jasanya.
4. Pesangon pemutusan kerja adalah imbalan kerja yang terutang akibat keputusan en
titas untuk memberhentikan pekerja sebelum usia pensiun normal, atau keputusan
pekerja menerima tawaran untuk mengundurkan diri secara sukarela dengan imbal
an tertentu.
PT. Vandika Abadi telah menerapkan beberapa aktivitas yang sudah sesuai ruang lin
gkup PSAK 24 mengenai Imbalan Kerja Jangka Pendek dalam pengakuan, pengukura
n, dan pengungkapan Serta untuk imbalan pasca kerja.
B. SARAN
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan ba
gi pembaca khususnya mahasiswa agar dapat memahami materi pembahasan mengenai
PSAK 24. Tentu dalam makalah ini khususnya pembahasan materi masih memiliki b
anyak kekurangan sehingga penulis sangat mengharapkan sebuah kritik dan saran yan
g konstruktif dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://imbalankerja.com/index.php/2012/6fakta-yang-wajib-anda-ketahui-tentang-psak24-imb
alan-kerja/ diakses tanggal 27 november 2019
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2014/11/DAMPAK-PERUBAHAN-PSAK-24-REVISI
-2013-spa.pdf diakses tanggal 27 november 2019
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2011/04/PSAK-24-Imbalan-Kerja-IAS-19-Employee-
Benefit-240911.pdf diakses tanggal 27 november 2019
http://www.padmaaktuaria.com/uploads/downloadfiles/2014-09-16-50_1_Update-PSAK_24-
Imbalan%28paska%29Kerja-dampak.pdf diakses 27 november 2019
MAKALAH
TOPIK KHUSUS AKUNTANSI
Dosen pengampu :
OLEH:
KENDARI
2019