Anda di halaman 1dari 60

TRANSPORTASI

GAS ALAM

Dr.Ir. Sudjati Rachmat, DEA


Transportasi Gas ALam
1. Pendahuluan

2. Jenis-jenis Pipa
2.1 Sistem Pengumpulan
2.2 Pemrosesan di daratan
2.3 Saluran Transmisi

3. Perancangan Pipa
3.1 Tingkat Tekanan
3.2 Metoda Pembuatan Pipa
3.3 Standar Dimensi
3.4 Tekanan yang Diperkenankan
3.5 Keseimbangan Massa
3.6 Keseimbangan Energi
3.7 Korelasi Faktor Friksi
Transportasi Gas ALam
3.8 Proses Saluran
3.9 Kecepatan Erosi
3.10 Profil Temperatur

4. Instalasi Pipa
4.1 Pemasangan Pipa
4.2 Pencegahan Korosi
Pendahuluan

Bab ini menekankan aliran gas alam di saluran pertemuan dan transmisi. Secara
umum, aliran dalam saluran transmisi hanya pada fasa gas walaupun dalam saluran
pipa pada beberapa pengeboran lepas pantai terdapat dalam 2 fasa.

Desain dan operasi dalam saluran pertemuan hampir sama pada saluran transmisi
tetapi pada 2 atau bahkan 3 fasa akan lebih sama lagi. Formasi hidrat lebih umum
terdapat pada saluran pertemuan sebab gas tidak dapat kering.

Pada bab ini pengertian umum pertemuan gas dan transmisinya akan diulas terlebih
dahulu kemudian perancangan pipa dengan menekankan pada 1 aliran fasa
kemudian akan diterangkan kemudian instalasi dan pengoperasian pipa.
Jenis-jenis Pipa

Seperti yang telah dijelaskan diatas, ada 2 tipe pipa gas, yaitu : Sistem Pengumpulan
dan Saluran Transmisi.

1. Sistem Pengumpulan

Pengumpulan disini merujuk kepada transportasi aliran gas dari sumbernya ke


fasilitas pemprosesan. Sumber gas akan berada pada kepala sumur pada kasus
kondisi gas murni atau pada outlet separator lapangan pada kasusu gas bercampur.
Sistem pertemuan terdiri dari beberapa saluran yang mungkin saling tersambung,
terkadang memiliki diameter yang kecil secara relatif ( 4-8 in ) dan tekanan yang
rendah ( 0 – 500 psia ).
Konfigurasi pada sistem pengumpulan tergantung pada lapangan yang rumit. Sistem
pengumpulan memiliki spesifikasi konstruksi untuk memepersiapkan penemuan
lapangan yang lebih baru atau dapat untuk penambahan sistem yang berguna (
Powell, 1981)
Jenis-jenis Pipa

Pada produksi di offshore, beberapa sumur gas memproduksi hingga 1 platform,


hingga pengumpulan berlangsung sederhana, dimana semua sumur memproduksi
pada 1 pipa yang bercabang banyak. Jika disana ada 2 atau lebih platform,
pemprosesan hanya dapat dilakukan pada hanya 1 pplatform pusat. Jika demikian,
platform dapat dikirimi aliran total sumur menuju platform induk didalam pipa
sepanjang permukaan laut. Aliran 2 fasa dapat terjadi pada saluran ini dengan
konsekuensi maslaha penyumbatan pada anak tangga menuju platform pusat.
Jenis-jenis Pipa

2. Pemprosesan di Daratan

Terkadang mengikutkan beberapa sumber gas dengan melibatkan sistem


pengumpulan yang kompleks.

Pada sistem ini dioperasikan oleh 1 orang yang memproduksi, dimana program
komputer dapat dipergunakan untuk meminimalisasi biaya sisten pengumpulan.
Maggent dan Anwar (1976) menggunakan program untuk mengoptimasi sistem,
termasuk penyebaran pengantaran (laju produksi) vs waktu.
Macam-macam pipa tergantung pada sumber tekanan dan jarak gas yang akan
dialiri. Jika tekanan rendah, jenis pipa plastik dapat digunakan (Anon, 1975)
sedangkan bila tekanan tinggi atau jarak yang panjang, pipa baja karbon dapat
dipakai.
Jenis-jenis Pipa

3. Saluran Transmisi

Saluran transmisi digunakan untuk mengantarkan gas alam, umumnya yang terhidrat,
menuju pemisahan terakhir. Diameter pipa 12 – 48 in dengan tekanan antara 700
– 1200 psia. Pemilihan diameter pipa berdasarkan optimasi pipa dan biaya
kompresi. Biaya rendah pada diameter pipa yang lebih kecil, tetapi saluran yang
lebih kecil akan membutuhkan biaya kompresi yang lebih besar.
Perancangan Pipa

Perancangan dengan analisa pipa gas alam mencakup aplikasi massa, energi dan
keseimbangan gaya. Kompresi atau tekanan formasi juga menggerakkan aliran.

Ada 2 hal yang perlu diingat pada perancangan pipa, yaitu :


1. Pemilihan ukuran saluran secara umum tidak menjadi persoalan
2. Permintaan estimasi kompresor bhp merupakan suatu persoalan.

Dilain pihak, pemilihan ukuran kompresor dan syarat energi secara langsung
tergantung pada perhitungan penurunan tekanan. Pada perancangan pipa, tekanan
internal tak harus melampaui tekanan kerja maksimum yang diperkenankan didalam
pipa.
Perancangan Pipa

Penurunan Tekanan Relatif sebagai Fungsi dari Diameter (Pipa Standar)

Diameter Nominal, in Penurunan Tekanan Relatif


16 8.24
20 2.57
24 1.000
26 0.662
28 0.452
30 0.317
36 0.125
Perancangan Pipa

1. Tingkat Tekanan

Gambar 1 menunjukkan profil tekanan dalam pipa atau sistem pengumpulan.

Tampak pada gambar, bahwa tekanan outlet telah diketahui atau diatur oleh
permintaan tekanan. Secara umum, tekanan pipa yang tinggi diperlukan sekali
karena densitas gas akan lebih besar dan permintaan diameter pipa akan lebih kecil.
Design Pressure

Inlet Pressure
Pressure

Outlet Pressure

Inlet Outlet
Distance Along Pipeline

Gambar 1
Profile Tekanan Pipa
Perancangan Pipa

2. Metoda Pembuatan Pipa

Pipa karbon baja dibuat baik tanpa sambungan maupun dengan bentuk memanjang
dengan dilas. Pipa las ini memiliki tekanan yang lebih rendah yang diperbolehkan
daripada pipa tanpa sambungan karena kelemahan potensial dari pipa yang dilas.

Sambungan yang panjang ini dilas dengan menggunakan tiga metoda besar secara
komersial, yaitu : Electric-Resistance Welding (ERW), Submerged electric Arc
Welding (SAW) atau Continous Welding(CW).

Pada ERW, bagian batang diputar kearah diameter yang semestinya kemudian dilas
dengan menekan kedua sisi bersamaan dengan pemanasan yang simultan.
Pipa SAW pertama dibuat dengan memukul pipa ke bentuk melingkar didalam
penekanan kemudian diikuti dengan menggabungkan sebagian pengelasan busur
secara konvensional. Pada DSAW (Double SAW), pipa dilas 2 kali, sekali pada
bagian dalam dan sekali pada bagian luar.
Perancangan Pipa

Bentuk ukuran untuk bermacam teknik pembuatan dapat dilihat sbb :

Tipe Pipa Interval Jarak, in Panjang Maksimum, ft


Tanpa Sambungan 2-26 44
ERW 4-20 80
SAW 20-48 40
CW 1/8-4 50
Perancangan Pipa

3. Standard Dimensi

Dimensi pipa baja karbon dan campuran logam dispesifikasikan pada American
Standard Institute (ANSI) Standard B36.10.

Daftar 10 pipa yang berbeda didefenisikan sebagai : 10, 20, 30, 40, 60, 80, 100,
120, 140 dan 160.

Contoh : Daftar 40 berarti Pipa Standard, yang disingkat dengan “S” untuk pipa
1/8-10 in

Daftar 80 berarti Pipa Sangan Kuat, yang disingkat dengan “XS” untuk pipa 1/8-8
in.
Perancangan Pipa

4. Tekanan Yang diperkenankan

Ada dua kode ANSI pada tekanan yang diperkenankan untuk berbgai tipe dan
tingkatan baja, yaitu ANSI B.31.3 dan ANSI B.31.8

ANSI B.31.3 Ketebalan yang diperkenankan “dengan perbaikan” pipa-pipa :


tm = CA + Pido / [2(S’E’ + PiY’)]
Perancangan Pipa

Dimana :

tm = ketebalan miimum yang diperkenankan, in


CA = allowance mekanik, korosi, dan atau erosi (biasanya 0.064 in)
Pi = rancangan tekanan didalam, in
do = diameter luar pipa,in
S’ = tekanan yang aloowable, psi
E’ = factor penggabungan longitudinal
= 1.0 untuk pipa tanpa sambungan
= 0.85 untuk pipa elektrik yang tahan pengelasan
Y’ = factor temperatur untuk baja ferritic
= 0.4 sampai dengan 900 0F
= 0.5 untuk 950 0F
= 0.7 untuk 1000 0F keatas
Perancangan Pipa

Persamaan 1 ini dapat diolah untuk memecahkan persoalan tekanan

Pi = 2 (tm – CA) S’E’ / [do – 2(tm – CA)Y’]

ANSI B.31.8 Ketebalan yang diperkenankan untuk transmisi gas dan distribusi pipa-
pipa :

tm = Pi do / (2 S” E” F” T”)
Perancangan Pipa
Dimana :
tm = ketebala nominal dinding, in
Pi = tekanan rancangan, psig
Do = diameter luar pipa, in
S” = kekuatan spesifik yield minimum, psi
E” = factor penggabungan longitudinal
= 1.0 untuk pipa tanpa sambungan dan pipa yang dilas, kecuali
= 0.80 untuk pengelasan fusi A134 dan A 139
= 0.80 untuk pengelasan spiral A211
= 0.60 untuk pengelasan Furnace Butt ASTM-A53, API-5L
F” = factor rancangan konstruksi
= 0.72 untuk daerah luar lapangan, dll
= 0.60 untu daerah sekitar kota, dll

Persamaan 3 dapat diolah untuk memecahakan persoalan tekanan

Pi = 2 S” E” F” T” tm/do
Perancangan Pipa

5. Keseimbangan Massa

Hubungan steady-state yang diambil dari konsiderasi keseimbangan massa untuk pipa
terdapat pada terminology persamaan kontinuitas :
m=ρVA
Dimana :
m = massa laju alir fluida
ρ = densitas fluida yang mengalir
V = kecepatan rata-rata dari fluida
A = luas daerah pipa

Persamaan kontinuitas ini mengatakan bahwa laju alir massa konstan pada keadaan
steady –state. Jika diameter pipa konstan, maka A juga konstan. Sedangkan densitas
fluida sebagai fungsi dari tekanan laju alir volumetric secara actual, Q, dirumuskan :
Q=m/ρ
Perancangan Pipa

Dimana kombinasi persamaan 5 dan 6 :


V=Q/A
Hubungan antara massa dan volume dari Hukum Gas Ideal, adalah :

PbQs = n R Tb = m R Tb / MW
Dimana :
Pb = tekanan dasar untuk volume standard (absolut)
Qs = volume standard laju alir
n = molar laju alir
R = gas konstan secara universal
Tb = temperatur dasar untuk volume standard
m = massa laju alir gas
MW = berat molekul gas rata-rata
Perancangan Pipa

Kemudian laju standard volumetric pada pernyataan laju massa, adalah :

Qs = (m / MW) R Tb / Pb
Perancangan Pipa

6. Keseimbangan Energi

Energi mekanik atau persamaan Berneouli dapat ditulis antara aliran atas point 1 dan
aliran bawah point 2 pada pipa sbb :

P1/ρ1 + α1V12/2gc + gz1/gc = P2/ρ2 + α2V22/2gc + gz2/gc + hL


Dimana :
P = tekanan
ρ = densitas
α = factor koreksi profil kecepatan
V = kecepatan rata-rata fluida yang mengalir
g = percepatan gravitasi
gc = factor konversi = 32.174 ft lbm/s2 lbf
z = ketinggian
hL = friksi energi yang hilang
Perancangan Pipa

Pada perancangan dan analisa pipa gas, faktorketinggian secara umum tidak begitu
penting.

Istilah kehilangan friksi, hL, dirumuskan sebagai :

hL = 4 fF (L/D) (V2/2gc) + ΣK (V2/2gc)


Dimana :

fF = factor friksi Fanning, fungsi dari Reynolds Number dan kebundaran pipa
D = diameter dalam pipa
ΣK = jumlah koefisien ketahanan

Faktor friksi harus digunakan denagn tepat. Ada 2 defenisi factor friksi yang hampir
sama yaitu : Fanning FrictionFactor, fF dan Moody atau Darcy-Weisbach Friction
Factor, f.
Perancangan Pipa

Dari persamaan 5, 9, 10,, dan 11, kita dapat menuliskan persamaan 12 sbb :

⎛ Tb ⎞ 2.5
Qs = 38.77 ⎜⎜ ⎟⎟ Fd ⎢
( )
⎡ P12 − P22 − 0.0375 SG ∆z Pm 2 / ZmT ⎤

0.5

⎝ Pb ⎠ ⎣ SG T Z m L ⎦
Dimana :
Qs = standard cubic feet perday, scfd
Tb = temperatur awal, 0R, biasanya 519.67 (60 0F)
Pb = tekanan awal, psia, biasanya 14.696
F = factor transmisi, 1/ f
F

D = diameter dalam pipa, in


P1 = tekanan dalam, psia
P2 = tekanan luar, psia
Perancangan Pipa

SG = Gravitasi gas speifik, MW / 28,9625


MW = berat molekul gas rata-rata
∆z = selisih ketinggian (luar kuarng dalam), ft
Pm = tekanan rat-rata, psia
Zm = factor kompresibilitas gas pada T dan Pm
T = temperatur gas, 0R
L = panjang pipa, mil
Perancangan Pipa

7. Korelasi Faktor Friksi

Pada bagian yang lalu, beberapa persamaan aliran empirik telah digunakan untuk
memprediksi factor friksi. Walaupun prediksi ini tidak secara tepat mendekati
persamaan 12, Finch dan Ko (1988) dan yang lainnya tidak melihat secara jelas
implikasi factor friksi pada persamaan ini adalah benar.

Korelasi Moody yang ditunjukkan pada Gambar 2 menunjukkan hal ini. Gambar 2
menampilkan factor friksi Darcy-Weisbach.

Ingat : fF = f / 4

Faktor transmisi yang digunakan pada persamaan 12 adalah :

F = 1/ fF
Perancangan Pipa
Chart Moody menunjukkan bahwa factor friksi adalah sebuah fungsi dari regime
aliran (direfleksikan oleh factor tanpa dimensi, Reynolds Number), dimana Reynolds
Number, Re, dituliskan sebagai :

Re = D V ρ / µ
Dimana :
D = diameter dalam pipa
V = kecepatan aliran rata-rata dalam pipa
ρ = densitas fluida
µ = viskositas absolut fluida

Unit-unit harus konsisten untuk membuat perbandingan tanpa dimesi.


Viskositas kinematik, γ, dirumuskan :

γ=µ/ρ
Perancangan Pipa
Jadi Reynolds Number juga dapat dituliskan :
Re = DV/γ
Selanjutnya dari persamaan 15, V dapat dieliminasi :
Re = D m/(Aµ)
Kemudian kecepatan massa dituliskan sebagai :
Gm = m/A = Vρ
Ekspresi alternatif dari Reynolds Number :
Re = DGm/µ
Akhirnya dengan A = Π D2 / 4, persamaan akhir menjadi :

Re = 4 m/(Π D µ)
Perancangan Pipa
Chart Moody adalah plot persamaan Colebrook, yang mana mengandung secara
implicit hubungan ubtuk factor friksi Darcy-Weisbach

⎛ e 2.51 ⎞
1/ f = −2 log10 ⎜ + ⎟
⎝ 3.7 D Re f ⎠

American Gas Association (AGA) membuat korelasi factor friksi untuk saluran
transmisi berdasarkan pembagian data unutk pipa-pipa antar daerah (Uhl,1967).

Pada korelasi AGA, factor transmisi “pipa licin” dihitung terlebih dahulu

Fsp = 4 log10 (Re/Fsp) – 0,6

Kemudian hitung factor tarikan,Ff, dari Gambar 3.


Perancangan Pipa
Faktor transmisi turbulen sebagian dirumuskan :
FPT = 4 Ff log10 [ Re/(1.4 FSP)]
Faktor ini dibandingkan dengan factor transmisi turbulen sepenuhnya yang
dirumuskan sebagai :
FFT = 4 log10 (3.7 D/e)
Yang lebih kecil dari keduanya itu digunakan.

Mengingat faktor transmisi , F = 1/ f atau 2/ f kemudian pada persamaan 23 telah

digunakan, maka F dirumuskan sebagai :

⎛ e 1.255 F ⎞
F = −4 log10 ⎜ + ⎟
⎝ 3 . 7 D Re ⎠
Perancangan Pipa
Sifat-sifat gas untuk komputasi atau perhitungan membutuhkan densitas, factor
kompresibilitas dan viskositas, dimana :

ρ = P MW / Z R T

Dimana chart Z pada BAB III dapat digunakan untuk perhitungan gas hidrokarbon.

Hubungan antara factor kompresibilitas dan factor “super kompresibilitas”, Fpv


adalah :

1/Fpv = 1/ Z
Gambar 2
Moody friction factor
Gambar 3
Drag factor. Ff
Contoh Perhitungan Kehilangan Tekanan

Contoh 1

Diketahui :
gas gravity = 0.55 pada 100 MMscfd
Panjang pipa = 65 mil
Tekanan platform = 1000 psia
Tekanan di permukaan = 800 psia
Temperatur gas = 45 0F

Ditanya : Berapa ukuran dan ketebalan pipa yang direkomendasikan ?

Asumsi : Type A, Grade B, API 5L, Pipa las


Kebundaran pipa = 0.001 in
Tekanan perancangan = 1200 psig
Contoh Perhitungan Kehilangan Tekanan

Jawab : Gunakan persamaan 12

Persamaan 13 :

Pm = (2/3) (1000 + 800 – 800000/1800)


= 904 psia

Dari Gambar 4, pada 45 0F dan 904 psia, maka zm = 0.87

MW = 28.9625 (0.55) = 15.93


T = 45 + 460 = 505 0R
ρm = Pm MW / (zm R T )
( 904 )(15.93 )
= = 3.05 lb/f 3
( 0.87 x 10.73 x 505 )
Contoh Perhitungan Kehilangan Tekanan

(100000000 )(15.93 )
m=
( 379.5 x 24 x 3600 )
= 48.6 lb/s

Dari Gambar 5,

µ = (0.013) (0.000672)
= 8.74 x 10-6 lb/ft-s

Persamaan 22

( 4 ) ( 48.6 )
Re =
( 3.14159 ) D ( 8.74 x 10 −6 )
= 7.08 x 106/D
Contoh Perhitungan Kehilangan Tekanan

Dari persamaan 12 :

[ (10002 – 8002)/(0.55 x 505 x 0.87 x 65) ]0.5 = 4.79

Substirusi kuantitas yang diketahui pada persamaan 12 :

100000000 = 38.77 (520 / 14.7)Fd2.5(4.79) atau


Fd2.5 = 1.523 x 104

Asumsi f = 0.015
F = 2/(0.015)0.5 = 16.33
d2.5 = 1.523 x 104/16.33
d = 15.4 in ; d = 1.284 ft
Re = 7.08 x 106/1.284
= 5.5 x 106
e/D = 0.001/15.4 = 0.000065
Contoh Perhitungan Kehilangan Tekanan

Gambar 2 memberikan f = 0.0113, ulangi perhitungan :

F = 2/(0.0113)0.5 = 18.81
d2.5 = 1.523 x 104/18.81
d = 14.56 in

Dari Table 1 pilih pipa 16 in dengan 0.438 in tebal dinding, sehingga tekanan
allowable 1379 psi,

Variasi tekanan maksimum yang bekerja didapat dari persamaan 4. Dari tabel,
didapat S” = 35000 psi,

Pipa tanpa las memiliki E” = 1.0 ; Type A berarti memiliki F” = 0.72

T” = 1.0 untuk temperatur yang kurang dari 250 0F


Pi = 2 (35000) (1.0) (0.72) (0.4380/16.0)
= 1379 psi (Benar)
Gambar 4
Kompresibilitas Berat Molekul Gas Alam
Gambar 5
Hydrocarbon Gas Viscosity
Tabel 1
Perancangan Pipa
8. Proses Saluran

Pemilihan ukuran saluran secara nyata berdasarkan factor ekonomi antara pipa besar
yang mahal dengan tekanan yang turun dan pipa kecil yang tidak mahal dengan
biaya tinggi pada tekanan yang turun.

GPSA Engineering Data Book memberi suatu contoh metoda untuk menghitung
tekanan turun tiap 100 ft.

∆P100 = C1 C2/ρ
Perancangan Pipa
Dimana :
∆P100 = penurunan tekanan dalam psi tiap 100 ft
C1 = 0.013 m2
M = laju alir gas, lb/sec
C2 = 336000 f/d5
F = fraktor friksi Darcy-Weisbach
D = diameter dalam pipa, in
ρ = densitas gas, lb/ft
Perancangan Pipa
9. Kecepatan Erosi

Gas atau cairan 2 fasa dan pipa ang bercabang banyak terkadang memiliki ukuran
untuk menjauhi korosi erosi. Rekomendasi API Rp 14E (1984) bahwa kecepatan
memiliki limit

Ve = k/ ρm
Dimana :

Ve = batas kecepatan erosi, ft/sec


K = konstanta empirik
= 125 untuk intermittent service
= 100 untuk continous service
ρm = densitas tercampur gas/liquid pada saan kondisi mengalir, lb/ft3
Perancangan Pipa
10. Profil Temperatur

Temperatur diasumsikan konstan pada bahasan diatas. Profil tekanan pipa dapat
secara nyata terpengaruh oleh profil temperatur.

Persamaan pergantian temperatur sekarang ditampilkan untuk aliran gas dalam pipa.
Perpindahan panas secara konduksi menuju tanah atau secara konveksi menuju air
lau, udara, dll, tercakup oleh substitusi persamaan laju perpindahan panas yang
tepat menuju persamaan keseimbangan energi.

Kombinasi kedua hubungan ini menimbukan persamaan berikut :

Formula dasar (Hein, 1984b)

T2 − (Ts + θ )
= exp(− βL )
T1 − (Ts + θ )
Perancangan Pipa
Dimana :

T2 = temperatur pada jarak L sepanjang saluran, 0F


T1 = temperatur pada saluran dalam, 0F
β = jarak faktor gradien, mil-1
L = jarak sepanjang saluran, mil
θ = fektor efek tekanan, 0F
Ts = temperatur udara, air laut, atau lain-lain, 0F
Perancangan Pipa
Faktor β tergantung dari perpindahan panas dan kondisi aliran

β = 5280 UA / (3600 m Cp)


= 1.467 UA / m Cp

Dimana :

U = koefisien perpindahan panas, Btu/hr-ft2-0F


A = daerah perpindahan panas, ft2 per ft pipa
M = laju alir fluida, lb/s
Cp = kapasitas panas fluida, Btu/lb-0F
Perancangan Pipa
Produk UA dirumuskan :

UA = (Π Dp) / (Rf + Rd + Rp + Ri + Rs)


Dimana : Dp = diameter luar pipa, ft

Estimasi θ terkadang pada suatu saat lebih sulit.

Persamaannya adalah :

θ = [ η (P2 – P1) / β L] + [ (z1 – z2) / (778 Cp β L )

Dimana :
η = koefisien gas Joule-Thompson, 0F/psi
P2 = tekanan diluar, psi
P1 = tekanan didalam, psi
z1 = ketinggian didalam, ft
z2 = ketinggian diluar, ft
Perancangan Pipa
Sedangkan koefisien Joule-Thompson didefenisikan sebagai :

η = (∂T/∂P)H

Dimana : H = entalpi

Atau
η = [ (T1 – T1)/(P1 – P2)] H
Perancangan Pipa
Contoh 2 :

Gas pada contoh 1 pertama kali meninggalkan platform pada temperatur = 120
0F. Berapa jauh gas akan bergerak sebelum temperatur turun ke suhu 45 0F?

Asumsi : U = 1.0 Btu/hr-ft2 0F

Jawab :
d = 16 – 2 (0.438) = 15.124 in
D = 15.124/12 = 1.260 ft
A = Π D = 3.14159 x 1.26
= 3.96 ft2/ft
Perancangan Pipa
Kapasitas panas, dari Gambar 6, Cp = 0.65 pada 1000 psi, 82.5 0F (suhu rata-
rata).

M = 48.6 lb/s (contoh 1 )


β = 1.467 UA/mCp
= (1.467)(1)(3.96)/(48.6 x 0.65)
= 0.184

Hitung θ untuk panjang saluran. Gunakan GPSA (1987). Gambar 24-12 dan 24-
13 untuk menghitung η. Pada 1000 psia dan 120 0F, H = 265 Btu/lb. Pada 800
psia, H = 265 Btu/lb, T = 115 0F.

η ≅ (115 – 120) / (800 – 1000)


= 0.025 0F/psi
Perancangan Pipa
Gunakan persamaan 34 untuk mengganti ketinggian

θ = 0.025 (800 – 1000) / (0.184 x 65)


= - 0.4 0F
Ts + θ = 45.0 – 0.4 = 44.6 0F

Kemudian dengan persamaan 32 :


T2 − 44.6
= exp(− 0.184 L )
120 − 44.6
T2 = 44.6 + 75.4 exp (-0.184 L)
Perancangan Pipa

Tabulasi beberapa angka seperti dibawah ini

L, mil Exp (-0.184 L) T2

0 1.000 120.0

5 0.3985 74.6

10 0.1588 56.6

20 0.0252 46.5

25 0.0100 45.4

28.5 0.0053 45.0

65 0.0000 44.6
Gambar 6
Natural Gas Specific Charts
Instalasi Pipa
Seperti halnya system sederhana seperti pipa, maka banyak konstruksi penting yang
ditampilkan, termasuk pemasangan pipa, pencegahan korosi, penambatan, penahan
yang patah, uji hidrostatik dan pembersihan saluran.

1. Pemasangan Pipa

Pada pemasangan pipa di lepas pantai, dilakukan dengan 3 metoda (Smith,1981a)


yaitu pemasangan maju mundur, digulung maju mundur dan dengan cara penarikan.

1.1 Pemasangan dengan Maju Mudur

Adalah metoda yang sama dan memiliki esensi yang sama seperti yang dilakukan
pada metoda di daratan (Gambar 13-7 dan 13-8). Karena tekanan pada pipa saat
pemasangan, para perancang harus memilih tingkat dan ketebalan pipa agar dapat
menahan pemasangan (Smith, 1981a) dibandingkan dengan aliran tekanan.
Instalasi Pipa
1.2 Pemasangan dengan Metoda Digulung Maju Mundur

Hampir sama dengan pemasangan maju mundur kecuali pada gulungan, diameter
yang digunakan adalah 40 s/d 60 in. Pipa belum dilas dan menggulung menuju
bentuk gulungan di daratan. Pipa dipasang dari bentuk gulungan memiliki biaya yang
rendah, instalasi yang cepat untuk ukuran saluran yang kecil (2–12 in)

1.3 Metoda Penarikan

Terdiri dari pengelasan pipa di daratan, kemudian ditarik menuju air hingga lokasi
dengan menggunakan perahu penarik.
Instalasi Pipa
2. Pencegahan Korosi

Saluran pipa pengumpulan dan transmisi harus dilindungi dari korosi (Uhlig, 1971).
Korosi pipa merupakan proses elektrokimia dan dapat dihalangi oleh beberapa cara,
diantaranya :
- pemilihan materi
- injeksi penghalang korosi
- proteksi katoda
- proteksi lapisan dalam dan atau luar.
Instalasi Pipa
2.1 Pemilihan Materi

Proses aliran produksi mencakup air, air asin, CO2, H2S, O2 atau kombinasi dari itu
semua yang dapat menghasilkan korosi ke metal yang dipergunakan dalam system
komponen.

Proses pengerosian adalah suatu bentuk fungsi yang kompleks yang melibatkan
banyak variable, termasuk : 1). Hidrokarbon, air garam, dan kandungan gas korosif.
2). Tingkat kebasahan hidrokarbon 3). Kecepatan aliran, regime aliran, dan
konfigurasi pipa-pipa 4). Temperatur, tekanan, pH 5). Kandungan yang padat
(pasir, Lumpur, bakteri dan mikroorganisme, produk-produk korosi, dll)
Instalasi Pipa
2.2 Penghalang Korosi

Parameter penting ddalam penghalangan korosi adalah : pemfilman, laju injeksi, dan
pengamatan (Gatlin dan EnDean, 1975). Untuk saluran yang mengandung cairan,
injeksi steady-state diperlukan untuk mengatur film didalam dinding pipa.

2.3 Proteksi Katoda

Proteksi elektrokimia diberikan oleh pengarahan aliran arus normal korosi terlebih
kepada pengamanan pipa. Ada 2 proteksi katoda yang dipergunakan, yaitu anoda
yang dikorbankan dan aplikasi arus searah.

Anda mungkin juga menyukai