Anda di halaman 1dari 3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pluralisme

Pluralisme bangsa adalah pandangan yang mengakui adanya keragaman di dalam


suatu bangsa, seperti yang ada di Indonesia.Dimana bangsa Indonesia mengakuai adanya
pemersatuan struktur-struktur golongan masyarakat yang tertuang dalam semboyan bangsa
yaitu 'Bhineka tunggal ika' yang mempunyai makna 'Berbeda-beda akan tetapi tetap
satu'.Disini mengandung arti bahwa bangsa Indonesia mengakui adanya perbedaan pada
semua aspek penduduk bangsa namun tidak mengindahkan perbedaan tersebut. Pluralisme
ternyata berkenaan dengan hak hidup kelompok-kelompok masyarakat yang ada dalam suatu
komunitas. Dalam hal ini komunitas-komunitas tersebut mempunyai budaya masing-masing
dan keberadaan mereka diakui negara termasuk budayanya.Dengan adanya pengakuan hak
tersebut kita diberi kewenangan untuk melakukan kegatan kehidupan serta budayanya setiap
saat tanpa adanya gangguan. Budaya di dalam kehidupan bermasyarakat sangat penting
karena menjadi alat perekat di dalam suatu komunitas. Oleh sebab itu, setiap negara
memerlukan politik kebudayaan (Harrison and Huntington, 2000).

2.2 Konflik

Konflik adalah interaksi antar individu, kelompok dan organisasi yang membuat
tujuan atau arti yang berlawanan, dan merasa bahwa orang lain sebagai pengganggu yang
potensial terhadap pencapaian tujuan mereka. Putman dan Pool (dalam Sutarto wijono,
2012:203). Pendapat lain sebagaimana dikemukakan Simmel (dalam Poloma 2003:107)
bahwa, konflik merupakan bentuk interaksi dimana tempat, waktu serta intensitas dan lain
sebagainya tunduk pada perubahan, sebagaimana dengan isi segitiga yang dapat berubah.
Sedangkan menurut Coser (dalam Zeitlin 1998:156) bahwa konflik sosial adalah suatu
perjuangan terhadap nilai dan pengakuanya terhadap status yang langka, kemudian kekuasaan
dan sumber-sumber pertentangan dinetralisisr atau dilangsungkan, atau dieliminir saingan-
sainganya.

Konflik merupakan hal yang sulit dihidari ketika kita hidup di Negara yang sangat
kompleks seperti Negara Indonesia tercinta ini, karena keberanekaragaman yang begitu
banyaknya sehingga perbedaan itu menjadi sangat sensitif dan rentan untuk terjadi
perselisihan. Konflik sosial terutama yang bernuansa SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar
Golongan) bukan hal yang baru dalam sejarah Indonesia, baik sebelum maupun sesudah
proklamasi kemerdekaan. Konflik sangat erat kaitanya dengan kerusuhan.

2.3 Status Sosial Ekonomi

Santrock (2007: 282), status sosioekonomi sebagai pengelompokan orang-orang


berdasarkan kesamaan karakteristik pekerjaan, pendidikan ekonomi. Status sosioekonomi
menunjukan ketidak setaraan terentu. Secara umum anggota masyarakat memiliki (1)
pekerjaan yang bervarias prestisenya, dan beberapa individu memiliki akses yang lebih besar
terhadap pekerjaan berstatus lebih tinggi dibanding orang lain; (2) tingkat pendidikan yang
berbeda, ada beberapa individual memiliki akses yang lebih besar terhadap pendidikan yang
lebih baik dibanding orang lain; (3) sumber daya ekonomi yang berbeda; (4) tingkat
kekuasaan untuk mempengaruhi institusi masyarakat. Perbeedaan dalam kemampuan
mengontrol sumber daya dan berpartisipasi dalam ganjaran masyarakat menghasilkan
kesempatan yang tidak setara.

Sosial ekonomi menurut Abdulsyani (1994) adalah kedudukan atau posisi sesorang
dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat
pendidikan, jenis rumah tinggal, dan jabatan dalam organisasi, sedangkan menurut Soekanto
(2001) sosial ekonomi adalah posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain
dalam arti lingkungan peragulan, prestasinya, dan hak-hak serta kewajibannya dalam
hubunganya dengan sumber daya.

Menurut Russel (1993:164-165) sistem distribusi menentukan pembagian masyarakat


menjadi kelas-kelas, dan dimana terdapat kelas, maka kelas-kelas yang berbeda akan
menerima jenis pendidikan yang berbeda. Pada masyarakat kapitalis, kaum buruh
mendapatkan pendidikan yang paling sedikit, dan mereka yang berkeinginan memasuki suatu
profesiyang terpelajar memperoleh pendidikan terbanyak, sedangkan kuantitas pendidikan
yang sedang dianggap cocok bagi mereka yang akan menjadi “orang-orang terhormat” atau
usahawan. Sebagai suatu kaidah umum, seorang anak lelaki atau perempuanmenjadi bagian
dari kelas sosial yang sama sepertikedua orang tuanya.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan pengertian status sosial


ekonomi dalam penelitian ini adalah latarbelakang ekonomi keluarga atau orang tua yang
diukur dengan tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, pemilikan kekayaan atau fasilitas serta
jenis pekerjaan.
Daftar pustaka

Abdulsyani. 1994. Sosiologi (skematik, teori dan terapan). Jakarta: Bumi Aksara.

Benardin and Russel. 1993. Human Resource Management. New Jersey: International
Edition Upper Saddle River, Prentice Hall.

Harrison, L. E, Huntington, & Samuel P. (Editors). 2000.Culture Matters: How Value Shape
Human Progress. New York: Basic Book.

Santrock, J.W. 2007. Psikologi Perkembangan. Edisi 11 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Soekanto, Soerjono. 2001. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Wijono, Sutarto. 2012. Psikologi Industri dan Organisasi. Kencana, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai