Anda di halaman 1dari 45

PROGRAM HEALTH, SAFETY,

ENVIRONMENT AND
SECURITY

PT. xxxx
HEALTH, SAFETY & ENVIRONMENT POLICY
PT. xxxx bertekad untuk berkarya guna mencapai tujuan dengan menuntut seluruh
pekerja untuk mengutamakan mutu hasil operasi dengan selalu berpedoman pada keamanan
operasi, keselamatan dan kesehatan pekerja, serta perlindungan lingkungan.
Manajemen dan seluruh pekerja diminta untuk selalu aktif berpartisipasi mendukung
kebijakan perusahaan dalam Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (HSE), yang
pada prinsipnya adalah :
1. Merencanakan, mempersiapkan dan memelihara berbagai fasilitas sarana yang diperlukan
dalam setiap kegiatan operasi perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, agar
selalu dapat melindungi pekerja, aset perusahaan dan kelestarian lingkungan.
2. Mengacu pada Undang-undang No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan
Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pimpinan
menetapkan dan melaksanakan suatu system manajemen Keselamatan Kerja, Kesehatan
Kerja dan Perlindungan Lingkungan yang diperlukan guna menunjang kegiatan operasi
dan pekerja, serta terus menerus melakukan promosi guna mendukung kebijakan
perusahaan dalam Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan.
3. Melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya kegagalan operasi, kecelakaan
kerja dan kerusakan lingkungan.
4. Mewajibkan seluruh pekerja untuk selalu bekerjasama, baik dengan instansi Pemerintah
maupun dengan seluruh mitra kerja dalam setiap kegiatan Keselamatan, Kesehatan Kerja
dan Lingkungan (HSE) dimanapun operasi perusahaan dilakukan.

PT. xxxx

nama.
Direktur
MANAJEMEN HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENT

1. Organisasi, Kepemimpinan dan Administrasi


2. Peraturan Umum
3. Komunikasi
4. Pelindung Diri
5. Kecelakaan Kerja
6. Pengendalian Kesehatan Kerja dan Hygiene Perusahaan
7. Penanganan Keadaan Darurat
8. Promosi
9. Pendidikan dan Pelatihan
10. Inspeksi Terencana
11. Lindungan Lingkungan
1. ORGANISASI

A. ORGANISASI, KEPEMIMPINAN DAN ADMINISTRASI.


Organisasi HSE.
 Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 2 Tahun 1970, tentang organisasi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang melibatkan berbagai unsur dalam perusahaan.
Untuk itu dibentuk suatu Safety Committee (SC).
 Safety Committee (SC) bertanggung jawab terhadap pembinaan program HSE di
perusahaan.
Bentuk organisasi HSE Committee
 Ketua : Pimpinan, pengambil keputusan di perusahaan
 Wakil Ketua : Wakil Pimpinan apabila sedang berhalangan
 Sekretaris : Ahli HSE, atau pimpinan bagian HSE
 Anggota : Pimpinan atau wakilnya mewakili berbagai unsur di
dalam perusahaan
 Personil di dalam organisasi HSEC dapat digantikan setiap waktu sesuai dengan
perkembangan atau perubahan di dalam organisasi perusahaan.

Tugas dan Kewajiban HSEC


 Membantu pimpinan dalam menentukan kebijakan HSE.
 Membantu pimpinan dalam membuat, memantau pelaksanaan, mengevaluasi dan
membuat saran-saran tentang ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan HSE di
perusahaan.
 Membantu pimpinan dalam membina dan mempromosikan program HSE.
 Membantu pimpinan dalam mengatasi segala persoalan HSE yang timbul.
 Melakukan rapat-rapat HSE secara berkala untuk membicarakan semua hal yang berkaitan
dengan HSE
 Melakukan koordinasi dan komunikasi tentang HSE, baik dengan instansi pemerintah
maupun dengan organisasi HSE dan semua mitra kerja.
 Mendokumentasikan semua kegiatan dan kejadian, baik HSEC maupun program HSE di
perusahaan.
B. KEPEMIMPINAN
Jajaran pimpinan semua tingkatan dalam perusahaan mempunyai tugas dan tanggung
jawab berhubungan dengan HSE.
Pimpinan Perusahaan
Atau wakilnya yang ditunjuk atas nama Pimpinan, untuk :
 Bertanggung jawab atas program HSE di perusahaan
 Memberikan keputusan dan instruksi yang diperlukan demi terlaksananya dengan
baik program HSE
 Menunjuk orang-orang yang dianggap mampu untuk melaksanakan manajemen
HSE
 Melakukan inspeksi HSE terencana secara berkala atau tidak berkala, bila
dipandang perlu, ke seluruh area operasi perusahaan
 Menghadiri rapat-rapat HSE atau HSEC secara berkala, atau dapat digantikan oleh
wakilnya.

Koordinator HSE
 Seorang ahli HSE bertanggung jawab atas pengawasan terhadap pelaksanaan
program HSE di perusahaan
 Membantu pimpinan mempersiapkan seluruh program HSE
 Memberikan saran-saran dan masukan tentang HSE kepada pinpinan
 Membantu untuk mengimplementasikan Manajemen HSE pada seluruh kegiatan
operasi perusahaan
 Melakukan inspeksi, survei dan pengamatan terhadap aspek HSE dalam berbagai
kegiatan operasi perusahaan
 Memeberikan pendidikan dan pelatihan HSE kepada pekerja
 Melakukan penyelidikan dan melaporkan kepada Pimpinan atas kecelakaan yang
terjadi
 Mendokumentasikan seluruh kegiatan HSE perusahaan
Pimpinan Senior
o Bertanggung jawab terhadap keberhasilan pelaksanaan program HSE perusahaan
di setiap lini yang berada di bawahnya
o Bertanggung jawab dan melaporkan kepada Pimpinan semua persoalan dan
kejadian yang berhubungan dengan HSE di setiap lini yang berada di bawahnya
o Melakukan inspeksi HSE secara berkala, atau tidak berkala bila dipandang perlu,
ke seluruh area operasi yang menjadi tanggung jawabnya
o Menghadiri rapat-rapat HSE yang diadakan secara berkala

Pimpinan Bagian dan Penyelia


 Bertanggung jawab terhadap keberhasilan pelaksanaan program HSE perusahaan
pada setiap lini yang berada di bawahnya
 Bertanggung jawab dan melaporkan kepada Pimpinan Senior (Divisi) atas semua
persoalan dan kejadian yang berhubungan dengan HSE di setiap lini yang berada
di bawahnya
 Melakukan inspeksi HSE secara berkala ke area operasi yang menjadi tanggung
jawabnya
 Menghadiri rapat-rapat HSE divisi yang diadakan secara berkala
 Memberikan pengarahan tentang HSE kepada pekerja baru dan orang lain sebelum
mereka melakukan aktifitas di area yang menjadi tanggung jawabnya
 Membuat laporan kecelakaan yang terjadi atas bawahannya atau di area yang
menjadi tanggung jawabya

C. ADMINISTRASI
Kebijakan HSE
 Kebijakan HSE perusahaan, yang merupakanacuan program HSE, dibuat tertulis
dan ditandatangani oleh pimpinan perusahaan untuk disebarluaskan ke seluruh
bagian di perusahaan.
Manajeman HSE
 Manajemen HSE sebagai pedoman peaksanaan program HSE, dibuat tertulis,
ditandatangani oleh pimpinan perusahaan, dan didistribusikan ke seluruh bagian di
perusahaan.

2. PERATURAN HSE
A. KESELAMATAN KERJA
 Seluruh pekerja diwajibkan untuk memakai Kartu Identitas atau identitas lainnya
yang diwajibkan di tempat kerja
 Setiap calon pekerja harus mendapatkan penjelasan tentang HSE dan peraturan-
peraturannya sebelum mulai bekerja
 Setiap pekerja sebelum mulai bekerja harus memberitahu terlebih dahulu kepada
penguasa area dimana dia akan bekerja
 Setiap pekerja harus menempatkan keselamatansebagai prioritas utama dalam
setiap kegiatan kerja
 Setiap pekerja harus mematuhi peraturan atau ketentuan khusus HSE yang
diberlakukan di suatu area kerja
 Setiap pekerja harus selalu memakai Alat Pelindung Diri yang diharuskan dengan
benar
 Setiap pekerja harus menghindari diri dan semua kegiatan yang dapat berdampak
negatif seperti berjudi, berkelahi dan tindakan kriminal lainnya
 Sebelum bekerja di suatu area, setiap pekerja harus memeriksa bahaya yng
mungkin ada, harus selalu waspada terhadap segala hal yang dapat menimbulkan
bahaya bagi pekerjaan atau dirinya selama bekerja, memberitahukan kepada rekan-
rekan yang lain serta segera melaporkan kepada atasan apabila menemukannya
 Sebelum melakukan suatu pekerjaan, setiap pekerja harus mengenali jenis
pekerjaannya, peralatan yang digunakan serta cara menggunakannya
 Setiap pekerja harus berusaha untuk dapat ikut dan berpartisipasi aktif dalam
rapat-rapat HSE yang diadakan secara berkala
 Setiap pekerja harus melaporkan setiap kejadian kecelakaan atau kejadian hampir
celaka, yang terjadi di lokasi kerja.

B. KESEHATAN KERJA
 Setiap calon pekerja harus menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum diterima
untuk bekerja
 Setiap pekerja harus melaporkan setiap gangguan kesehatan akibat bekerja
 Setiap pekerja harus menghindarkan dirinya dari perbuatan-perbuatan yang dapat
menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan, seperti minum minuman keras,
mengkonsumsi obat-obatan terlarang, kurang beristirahat, dsb.

C. LINDUNGAN LINGKUNGAN
 Setiap pekerja harus menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan tempat kerja
 Setiap pekerja diminta untuk tidak mengganggu, merusak atau menyebabkan
kematian fauna dan flora di sekitar area tempat kerja, dan diminta untuk menjaga
kelestariannya
 Setiap pekerja diminta untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan, baik
tanah, air, maupun udara akibat kegiatan operasi di area kerja
 Setiap pekerja harus segera melaporkan kepada atasan atau petugas HSE bila
melihat terjadinya suatu pencemaran di lingkungan tempat kerja.

3. KOMUNIKASI
A. KOMUNIKASI PRIBADI
 Yang dimaksud dengan komunikasi pribadi adalah pembicaraan antara atasan dan
bawahannya secara pribadi dalam kaitannya dengan pekerjaannya dan HSE, secara
berkala
 Tujuan utama dari komunikasi pribadi ini adalah untuk memberikan informasi
secara umum kebijakan perusahaan berkaitan dengan kegiatan operasi, diantaranya
pengenalan tugas, kebijakan dan program HSE kepada semua pekerja baru,
pekerja yang pindah posisi dan pekerja kontraktor bila dianggap perlu
 Di samping itu, para penyelia terutama pekerja lapangan juga diminta mengadakan
kontrak pribadi secara berkala dengan bawahannya untuk mendiskusikan program
kerja baru, pencapaian hasil kerja dan rencana program yang akan datang
 Seluruh penyelia akan mendapatkan pendidikan teknik melakukan komunikasi
pribadi, yang dikoordinir oleh Divisi HRD sebagai program berkelanjutan
pengembangan pekerja.

B. RAPAT GRUP HSE


 Rapat-rapat grup HSE merupakan bagian yang penting karena merupakan sarana
komunikasi yang baik antara para penyelia dan para bawahannya, dimana para
penyelia dan pekerja bawahannyadapat berpartisipasi melalui dialog dan diskusi,
dimana setiap orang dapat membicarakan atau memberikan pendapat pada
masalah-masalah dalam HSE dan saran bagaimana cara mengatasinya
 Setiap divisi membentuk grup-grup rapat HSE sesuai dengan bidang kegiatan
pekerjaannya
 Rapat grup HSE ini dilaksanakan secara berkala dan terencana, minimal 1 kali
setiap bulan, dan dapat dihadiri oleh pimpinan perusahaan, pimpinan divisi atau
HSEC
 Masalah-masalah HSE yang tidak dapat diatasi di dalam rapat-rapat grup akan
dibawa ke dalam rapat HSE tingkat yang lebih tinggi, yaitu rapat HSEC.

C. PEDOMAN UMUM RAPAT GRUP HSE


 Rapat harus dijadwal, secara berkala dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh
 Peserta rapat, sebanyak mungkin baik dari perusahaan maupun mitra kerja, pekerja
staff dan non staff
 Pimpinan rapat, orang yang kedudukannya paling tinggi di grup tersebut
 Materi rapat, hanya hal-hal yang berkaitan dengan HSE yang didiskusikan dalam
rapat, minimal 6 materi
 Materi khusus, adalah suatu materi HSE yang dipresentasikan dalam rapat, oleh
siapa saja, yang dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang Hse kepada
para peserta rapat lainnya.

4. ALAT PELINDUNG DIRI


A. PENGENALAN
Sesuai dengan komitmen perusahaan dalam melindungi pekerja dan orang lain yang
mungkin terkena dampak dari aktifitas operasi perusahaan, maka dibuatkan prosedur
tentang jenis dan penggunaan dari Alat Pelindung Diri (APD).
Penggunaan APD di berbagai area, khususnya di lapangan operasi adalah suatu
keharusan.
Seluruh pekerja diminta secara aktif untuk memberikan komentar terhadap prosedur
pemilihan APD yang digunakan dan memberikan dukungan pada pelaksanaannya
Komentar mengenai APD dari pekerja dapat disampaikan melalui Rapat Grup HSE,
HSEC dan komunikasi pribadi dengan atasannya.

B. KEBIJAKAN TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI


 Diupayakan untuk menghilangkan sumber bahaya di tempat kerja
 Apabila tidak memungkinkan untuk menghilangkan semua sumber bahaya, APD
akan disediakan bagi seluruh pekerja untuk melindungi, baik dari cedera maupun
bahaya terhadap kesehatan
 Perlindungan dengan APD ini akan diberikan juga kepada para pekerja kontraktor
dan tamu, sama seperti yang diberikan kepada pekerja perusahaan
 Semua APD yang disediakan harus dibuat sesuai standar yang berlaku, sesuai
dengan kebijakan mitra kerja, yang disetujui oleh perusahaan
 APD akan diberikan kepada pekerja berdasarkan kebutuhan, dengan pengertian
bahwa beberapa pekerjaan mungkin memerlukan standar yang berbeda dengan
yang lainnya, dan beberapa pekerjaan mungkin memerlukan penggantian yang
lebih sering dari yang lainnya
 Penggunaan APD di dalam operasi perusahaan secara terus menerus dimonitor
oleh atasannya, didata dan dilaporkan kepada pimpinan.
C. KEBIJAKAN TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI
Standar APD
Oleh karena APD ditentukan sebagai upaya terakhir perlindungan pekerja terhadap
bahaya, maka perlu diketahui kebutuhan penggunaan APD, dan apakah APD yang
disediakan sesuai dengan keperluannya. Untuk itu akan :
o Ditentukan kebutuhan minimum APD yang diberikan kepada seluruh pekerja
operasi, baik jenis maupun jumlahnya
o Dilakukan identifikasi bahaya untuk seluruh aktifitas pekerjaan untuk menentukan
kekhususan, tambahan APD untuk berbagai aktifitas yang berbeda
o Dibuatkan pedoman penggunaan APD untuk pekerja perusahaan.

Pemilihan dan Penggunaan APD


Seluruh pekerja diminta untuk berpartisipasi dalam pemilihan APD melalui Rapat
Group HSE, HSEC, diskusi dengan atasan atau dengan bagian HSE.
Para pekerja akan diberi instruksi dalam hal penggunaan, penanganan dan
pemeliharaan semua APD yang disediakan. Seluruh pekerja diminta untuk
mengembalikan APD yang telah digunakan atau rusak kepada atasannya, untuk
dianalisis lebih lanjut, atau untuk memperoleh penggantinya.

Pemberian dan Pencatatan APD


Penggunaan APD di area yang telah ditentukan adalah suatu keharusan. Baik pekerja
maupun atasannya bertanggung jawab bahwa ketentuan ini dilaksanakan. Setiap
pekerja yang diketahui tidak mematuhi ketentuan ini akan mendapat sanksi
indisipliner.

5. ALAT PELINDUNG DIRI


A. PENGERTIAN DALAM KECELAKAAN KERJA
Kecelakaan Mengakibatkan Cedera
Kejadian yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian cedera pada manusia dan
memerlukan pertolongan pengobatan, yang mengakibatkan tidak dapat bekerja untuk
sementara atau permanen, kerugian waktu atau kematian.
Kerusakan/ Kerugian Harta Benda
Kejadian yang tidak diinginkan berkaitan dengan pekerjaan, yang mengakibatkan
kerusakan peralatan, kerugian produksi atau kehilangan waktu kerja yang tidak
terbatas akibat kerusakan peralatan pada saat proses pemeliharaan, kebakaran,
peledakan, tumpahnya minyak atau bahan-bahan berbahaya lainnya, tidak tersedianya
peralatan yang dibutuhkan, dsb.

Kecelakaan Lingkungan
Kejadian yang tidak diinginkan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan seperti
minyak/ bahan kimia tumpah, kebakaran hutan, kerusakan tanaman/ hutan, dsb.

Hampir Celaka
Kejadian yang tidak diinginkan yang tidak menimbulkan kerugian, tetapi dengan
kondisi yang sedikit saja bebeda dapat mengakibatkan cedera pada manusia,
kehilangan produksi, kerusakan peralatan atau lingkungan.

B. LAPORAN KECELAKAAN KERJA


Semua kecelakaan atau insiden harus segera dilaporkan. Apabila kecelakaan
mengakibatkan cedera atau fatal, maka laporan harus segera disampaikan kepada
Kantor Pusat dalam waktu 12 jam (Pra-Laporan) untuk segera dilaporkan kepada
Pemerintah melalui lembaga yang berwenang.
Orang-orang yang bertanggung jawab dalam kejadian kecelakaan adalah sebagai
berikut :
Atasan Langsung
 Memastikan bahwa korban yang cedera telah mendapatkan pengobatan dengan
baik.
 Memastikan bahwa lapangan ditinggalkan dalam keadaan aman atau bila perlu
dibuat aman.
 Melakukan atau mengupayakan tindakan segera untuk mencegah kejadian terulang
lagi.
 Memberitahukan kepada atasan tingkat berikutnya atau Bagian HSE.
 Membuat laporan tertulis sesuai dengan prosedur yang ada, dan mengirimkannya
kepada atasan tingkat berikutnya (bila ada), atau Bagian HSE.
 Dalam menangani kecelakaan harus selalu melakukan kerja sama dengan semua
pihak yang terkait dengan operas perusahaan di aarea kerja dimana kecelakaan
terjadi.

Atasan Tingkat Berikutnya


 Memastikan bahwa atasan langsung dari korban sudah melakukan semua tindakan
dan situasi dapat dikendalikan.
 Memberitahukan kepada atasannya.
 Membuat laporan tertulis
 Bersama-sama dengan Bagian HSE menganalisis kecelakaan yang terjadi untuk
kemudian merencanakan tindakan pencegahan agar kecelakaan jangan sampai
terulang lagi.

Administrasi dan Personalia


Memberikan laporan kecelakaan yang menyangkut pekerja kepada instansi
Pemerintah (Depnaker), pihak Asuransi dan pihak rekanan.

6. PENGENDALIAN KESEHATAN KERJA DAN HYGIENE PERUSAHAAN


A. PENGERTIAN
Pengendalian Kesehatan dan Hygiene adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk
melindungi kesehatan pekerja dan yang lainnya dari bahaya yang mungkin timbul
sehubungan dengan operasi perusahaan. Kegiatan ini tidak hanya terbatas pada
diagnosis dan pengobatan penyakit akibat kerja, tetapi juga upaya yang diperlukan
untuk melindungi pekerja dari penyakit.
Cedera terhadap pekerja dapat diakibatkan oleh bahaya bahan kimia, fisik, biologis,
ergonomic atau psikologis, atau kombinasi di antaranya. Kondisi lingkungan yang
buruk juga dapat mempengaruhi kesehatan pekerja, seperti suhu yang tinggi atau
rendah, penerangan yang jelek, kebisingan yang mengganggu, atau pengaturan waktu
kerja yang buruk.
B. IDENTIFIKASI BAHAYA TERHADAP KESEHATAN
Pekerjaan untuk mengidentifikasi bahaya terhadap kesehatan di tempat kerja harus
dilakukan dengan resmi, terencana, menyeluruh dan dengan teknik yang akurat.
Metodenya dapat melalui inspeksi, pengamatan pekerjaan, survai dan penilaian teknis,
serta pengawasan terhadap pengadaan bahan-bahan dan kontrak-kontrak pekerjaan.

C. PENGENDALIAN BAHAYA
Apabila diketahui adanya bahaya, tindakan harus segera dilakukan untuk
mengendalikan dampaknya terhadap pekerja, yang terbaik adalah dengan cara
menghilangkan sumber bahayanya. Sebagai contoh, mengganti bahan berbahaya
dengan yang bahan yang kurang berbahaya, menambah penerangan lampu, rekayasa
untuk menghilangkan bahaya-bahaya kebisingan dan getaran.
Sebagai upaya terakhir apabila tidak mungkin menghilangkan bahayanya sampai pada
batas aman, maka harus disediakan Alat Pelindung Diri yang khusus dirancang untuk
melindunginya.

D. PENGAMATAN KESEHATAN KERJA DAN INDUSTRI


Survai kesehatan kerja dilakukan terhadap berbagai bahaya di area kerja, seperti
bunyi, penerangan, getaran, suhu, pemaparan bahan kimia, debu, dan paparan dan
sumber radioaktif.

E. PENANGANAN KESEHATAN
Sistem penanganan kesehatan difokuskan pada pengamatan masing-masing jenis
bahaya yang dapat menyebabkan kerugian. Perusahaan akan melakukan pemerikasaan
kesehatan pada setiap calon pekerja.

7. PROMOSI
A. PENGERTIAN
Promosi HSE adalah upaya yang dilakukan melalui tulisan dan gambar untuk :
o Mensosialisasikan kebijakan HSE, manajemen peraturan-peraturan HSE,
keputusan-keputusan serta kebijakan-kebijakan khusus atau baru pimpinan tentang
HSE kepada seluruh pekerja
o Mengumumkan hasil rapat-rapat grup HSE dan HSEC
o Mengumumkan kejadian serta statistik kecelakaan kerja yang terjadi
o Sarana pembinaan guna meningkatkan kesadaran setiap pekerja akan HSE.

B. CARA PROMOSI
Promosi HSE dilakukan melalui :
 Media papan pengumuman
 Media komputer
 Rapat-rapat, baik rutin maupun khusus
 Kampanye HSE, yaitu dikaitkan dengan kegiatan atau peringatan hari-hari tertentu
 Kegiatan sosial dan olah raga perusahaan

C. TANGGUNG JAWAB
Bagian HSE bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pelaksanaan promosi HSE
ini, bekerja sama dengan HSEC.

8. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN


 Dalam upaya untuk mencegah terjadinya kegagalan operasi, kecelakaan kerja dan
kerusakan lingkungan, maka perusahaan mengadakan pendidikan dan pelatihan
tentang HSE bagi seluruh pekerja. Pendidikan dan pelatihan tersebut meliputi antara
lain :
 Manajemen HSE
 Dasar-dasar Keselamatan & Kesehatan Kerja
 Dasar-dasar Lingkungan
 Alat Pelindung Diri
 Bekerja dengan Aman
 Penanganan Bahan-bahan Berbahaya
 Keselamatan Kerja Listrik
 Penanggulangan Kebakaran
 Pertolongan Pertama pada Kecelakaan
 Penyelidikan dan Pelaporan Kecelakaan Kerja
 Dsb.
 Pendidikan dan pelatihan HSE ini akan dilakukan melalui suatu program terencana
dan berkelanjutan, serta akan dilaksanakan baik di dalam perusahaan maupun di luar
perusahaan sesuai dengan kebutuhannya.
 Kebutuhan akan pendidikan dan pelatihan HSE akan terus dianalisis dan
dikembangkan sesuai dengan perkembangan kegiatan operasi perusahaan dan
Undang-undang atau peraturan-peraturan tentang HSE.
 Bagian HSE bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan dan
pengembangan program pendidikan dan pelatihan HSE ini.

9. INSPEKSI
A. TUJUAN INSPEKSI
 Melihat tingkat keberhasilan pelaksanaan program HSE
 Melihat apakah ada hal-hal yang tidak memenuhi standar HSE dalam kegiatan
operasi perusahaan untuk perbaikan
 Melihat hal-hal yang berhubungan denganHSE pada rancangan, area, sarana,
peralatan, perlengkapan, suatu kegiatan operasi yang baru yang akan dilaksanakan
 Keperluan investigasi suatu kecelakan yang terjadi
 Memperoleh data-data dan bahan guna peningkatan program HSE di perusahaan.

B. PELAKSANAAN INSPEKSI
Inspeksi Terencana
Inspeksi terencana dilakukan secara berkala untuk suatu area operasi perusahaan.

Inspeksi Tidak Terencana


Dapat dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja bila diperlukan untuk suatu hal yang
khusus, seperti operasi yang baru, terjadi kecelakaan kerja atau lingkungan, dsb.
C. HASIL INSPEKSI
Hasil temuan dari inspeksi, baik yang positif maupun negatif dibuat secara tertulis
lengkap dengan rekomendasi atau rencana tindakan, dan tindakan yang telah
dilakukan terhadap masalah sebelumnya, sebagai laporan atau dokumentasi dan
sebagai bahan penilaian kinerja perusahaan di bidang HSE.

10. LINDUNGAN LINGKUNGAN


A. PENGERTIAN LINGKUNGAN
Lingkungan adalah semua yang ada di sekitar kita, seperti tanah, udara, air, fauna,
flora termasuk manusia. Eleman lingkungan meliputi :
o Semua bagian di sekitar bangunan dan bagian-bagiannya
o Peralatan da bahan, seperti bahaya kimia, embun, uap, gas, kabut dan debu
o Iklim dan fenomena atmosfir
o Unsur biologis seperti jamur, bakteri dan virus
o Kondisi fisik seperti cahaya, suara, panas, dingin, tekanan, kelembaban dan
radiasi.

B. LINDUNGAN LINGKUNGAN
Pengertian Lindungan Lingkungan adalah melindungi dan menjaga lingkungan dan
kerusakan yang diakibatkan oleh pemaparan elemen lingkungan secara berlebihan dan
tidak terkendali, baik dampak dan faktor internal berupa kegiatan operasi perusahaan
maupun karena faktor eksternal. Bentuk perusakan lingkungan antara lain :
 Pencemaran tanah, udara, air
 Kebakaran
 Banjir
 Tanah longsor
 Abrasi
 Erosi
 Kematian/ kepunahan fauna, flora
PEDOMAN KESELAMATAN

1. Kebijakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan


2. Alat Pelindung Diri
3. Bekerja di Tempat Tinggi
4. Mengangkat dan Membawa Benda-benda
5. Tabung Gas Bertekanan
6. Menangani Bahan Kimia
7. Peralatan Tangan dan Ringan
8. Penanganan Listrik
9. Peralatan Listrik
10. Mesin-mesin
11. Alat-alat Pengangkat
12. Masuk ke Dalam Ruang/ Bejana Tertutup
13. Orang Jatuh
14. Kecelakaan Cedera Pada Orang
15. Keselamatan Kerja di Kantor
1. ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Alat Pelindung Diri (APD) disediakan perusahaan untuk melindungi pekerja dan orang
lain dan kemungkinan terkena bahaya di tempat kerja.
Oleh karena itu :
1.1 Pakailah selalu pakaian kerja dan APD yang sudah ditentukan sesuai dengan jenis
pekerjaan dan bahaya yang ada. Tidak memakai APD yang diharuskan adalah suatu
pelanggaran
1.2 Pastikan anda telah mengetahui cara memakai dan kegunaannya dengan baik setiap
APD yang hendak dipakai
1.3 Rawatlah pakaian kerja dan alat pelindung diri lainnya supaya dapat melindungi
anda dengan baik bila dipakai
1.4 Bila APD rusak atau tidak berfungsi dengan baik, segera laporkan pada atasan
1.5 Gunakan APD hanya untuk peruntukannya, jangan digunakan untuk hal-hal lainnya.

2. BEKERJA DI TEMPAT YANG TINGGI


Penggunaan Tangga
2.1 Penggunaan tangga hanya untuk naik ke tempat yang lebih tinggi, jangan digunakan
sebagai jembatan atau untuk keperluan lain
2.2 Jangan menggunakan tangga yang sudah rusak
2.3 Letakkan tangga pada dasar yang kuat, rata dan tidak licin, jangan meletakkan di
atas tumpukan drum, kotak, kursi, dsb yang mudah goyah
2.4 Bila digunakan untuk naik ke lantai yang lebih tinggi, maka ujung atas tangga harus
minimal 1 meter di atas lantai atas
2.5 Sudut kemiringan tangga pada lantai jangan kurang dari 70°, atau perbandingan
jarak vertikal : horisontal adalah 4 : 1
2.6 Jangan meletakkan tangga di depan ointu atau jendela yang membuka ke arah tangga
2.7 Panjang maksimum tangga tunggal jangan melebihi 9 meter
2.8 Jangan menggunakan tangga dari logam di area di mana kemungkinan ada aliran
listrik.
Bekerja Dengan Tangga
2.9 Pada waktu menaiki dan menuruni tangga harus selalu menghadap ke arah tangga
2.10 Pada waktu menaiki atau menuruni tangga, kedua tangan harus bebas, jangan
membawa sesuatu. Gunakan kerekan atau tempat di pinggang untuk membawa
peralatan ke atas
2.11 Jangan meraih sesuatu yang jauh saat berada di atas tangga, sebaiknya tangga
dipindahkan
2.12 Pastikan anak tangga dalam keadaan lering, tidak berminyak, dan bersihkan alas
sepatu sebelum menaiki tangga.

3. MENGANGKAT DAN MEMBAWA BENDA-BENDA


Mengangkat dan membawa benda dengan cara yang baik dan benar akan mempermudah
pekerjaan serta menghindarkan dari kemungkinan cedera pada tubuh.
Petunjuk Umum untuk Mengangkat dan Membawa
3.1 Perhatikan kondisi bahan yang akan diangkat apakah ada karatan, pinggiran tajam
atau runcing, permukaan kasar auatu licin
3.2 Buatlah perkiraan apakah berat bahan tersebut masih dapat diangkat tanpa
menggunakan alat bantu
3.3 Pegang dengan mantap, jauhkan jari-jari dari titik yang dapat menjepit atau
menggunting, terutama saat meletakkan bahan
3.4 Bersihkan bahan dari gemuk, basah, licin, kotor sebelum ditangani
3.5 Bersihkan tangan dari minyak dan gemuk, gunakan sarung tangan untuk
menghindari luka
3.6 Bila akan mengangkat dan membawa benda besar ke tempat lain, jalannya harus
diperiksa dahulu terhadap licin atau gangguan lain yang dapat menyebabkan jatuh.
Perhitungkan jarak tempuh dan lamanya waktu memegang barang, juga tempat
peletakan sementara bila jaraknya jauh. Cara mengangkat barang :
 Letakkan kaki terpisah, satu di samping dan satu lagi di belakang barang
 Luruskan punggung
 Lipat dagu ke dalam
 Pegang bahan dengan kedua tangan
 Liipat tangan dan siku ke dalam dan dekatkan dengan tubuh
 Salurkan berat badan dan tubuh ke arah kaki lalu berdiri.
3.7 Bila akan meletakkan barang di atas meja atau penyangga, pastikan meja atau
penyangga tersebut cukup kuat, dudukan mantap, tidak jatuh terguling/ tergelincir.
3.8 Untuk mengangkat sampai bahu, pertama-tama angkat sampai pinggang. Letakkan
dulu pinggiran pada langkan, penyangga atau pinggul, pindahkan posisi tangan,
jongkok untuk mengangkat lagi.
3.9 Hindarkan mengangkat sambil memutar tubuh.
3.10 Untuk meletakkan barang di atas meja/ bangku : Letakkan dulu di pinggir lalu
dorong barang ke tengah.
3.11 Jika mungkin dibuatkan pegangan untuk mengangkat seperti pada baterai/ accu, alat
pembentuk logam, dsb.
3.12 Kenakan sepatu keselamatan untuk menghindarkan cedera.
3.13 Gunakan respirator bila bahan yang ditangani berdebu atau beracun.
3.14 Waktu menangani gulungan kawat, gulungan logam, harus memakai pelindung mata
dengan penutup samping, sarung tangan, dan hati-hati terhadap ujung gulungan yang
lepas.
3.15 Bila beban terlalu berat, angkat dengan lebih dari satu orang atau gunakan alat
bantu.

Hal-hal Yang Harus Diperhatikan


3.16 Cara-cara di atas berlaku juga untuk pekerjaan menggerakkan suatu benda, seperti
mendorong, menarik, menggali, menyododk, dsb.
3.17 Gunakan sarung tangan yang sesuai bila akan mengangkat benda yang tajam atai
licin.
3.18 Bila mengangkat suatu benda secara bersama-sama, harus ada seseorang yang
memberikan komando.
3.19 Bila terkilir, hentikan pekerjaan, istirahatlah dan laporkan kepada atasan anda.
4. TABUNG GAS BERTEKANAN
Umum
Baik berisi maupun kosong, tabung gas bertekanan harus ditangani dengan hati-hati.
Tabung jangan sampai jatuh atau saling berbenturan.
Tabung dan peralatannya jangan sampai terkena minyak atau gemuk untuk mencegah
kebakaran.
Tabung jangan sampai digunakan sebagai alat untuk menggelindingkan, atau sebagai alas
sesuatu.
Bila membuka tabung, lakukan dengan pelan dan bertahap. Pada saat menutup jangan
terlalu kencang, cukup asal gas tidak keluar.
Tabung dan katubnya harus selalu bersih. Jika hendak memasang regulator atau peralatan
lainnya, maka bersihkan dahulu dari pasir atau cairan-cairan dengan cara membuka
katubnya sebentar, posisi tubuh jangan terlalu dekat dengan keluarnya gas.
Gunakan kunci standar untuk menggerakkan katub silinder, jangan memperbesar sistem
tuas kunci atau menggunakan kunci-kunci yang telah rusak.
Jangan meletakkan tabung di tempat yang basah, jangan sampai berkarat.
Tabung harus selalu dalam posisi tegak dan terikat untuk mencegah jatuh.
Jangan meletakkan tabung di tempat yang langsung terkena sinar matahari atau di dekat
sumber-sumber panas lainnya.
Bila tidak digunakan penutup tabung harus terpasang.

Tabung Baja Oksigen (O2)


Membuka keran harus penuh dan perlahan-lahan.
Kunci pembuka harus selalu terpasang.
Keran jangan dilukasi dengan gemuk, bila perlu gunakan grafit.
Tabung Baja Asetilen
Keran harus dari baja, dibuka dengan tangan.
Dalam pengeluaran asetilen, posisi tabung minimal 20° dari bidang mendatar, untuk
menghindari keluarnya Aseton.
Penyimpanannya jangan disatukan dengan tabung Oksigen.
Sekali dalam 10 tahun botol harus diperiksa dan diuji.
5. MENANGANI BAHAN KIMIA
Bahaya Bahan Kimia
Bahan kimia dapat mempunyai sifat merusak dan beracun, dapat berbentuk padat, gas,
atau cairan. Setiap pekerja yang akan menangani bahan kimia wajib mempelajari hal-hal
yang berkaitan dengan :
5.1 Sifat-sifat bahan kimia melalui petunjuk keselamatan yang menyertainya (MSDS,
Material Safety Data Sheet).
5.2 Alat Pelindung Diri yang sesuai
5.3 Tindakan pertolongan pertama bila terpapar oleh abhan kimia
5.4 Pencegahan dan Penanggulangan kebakaran yang mungkin terjadi.

Tindakan-tindakan Yang Perlu Diperhatikan


5.5 Harus selalu membaca terlebih dahulu label bahan kimia pada tempatnya sebelum
menanganinya.
5.6 Bila ada kebocoran segera laporkan pada atasan.
5.7 Bila terkena tetesan, bersihkan dulu sebelum mencari sumber tetesan.
5.8 Jika akan melepaskan sambungan pipa penyalur bahan kimia berbahaya harus
memakai alat pelindung mata (goggles) atau pelindung muka (face shield), sarung
tangan dan alat pelindung lain yang diperlukan.
5.9 Bahan kimia beracun harus disimpan di tempat yang tertutup, diberi label yang jelas.

6. PERALATAN TANGAN DAN RINGAN


Kecelakaan Akibat Peralatan Tangan dan Ringan
6.1 Gunakan peralatan yang sesuai dengan jenis pekerjaannya, misalnya tang untuk
menjepit jangan digunakan untuk memukul atau memutar baut, palu untuk
memukul, dsb.
6.2 Jangan gunakan peralatan yang sudah rusak atau tidak lengkap lagi.
6.3 Jangan gunakan kikir, pahat, atau obeng tanpa pegangannya.
6.4 Gunakan kunci pas yang sesuai dengan baut atau mur yang akan diputar.
6.5 Posisi tangan harus berada di belakang sisi yang tajam bila sedang menggunakan
alat pemotong.
6.6 Letakkan gunting dan pisau di tempat yang aman. Jangan meletakkan gunting atau
pisau tanpa sarungnya di dalam saku pakaian.
6.7 Peralatan tangan dan ringan harus dalam keadaan baik da bersih.
6.8 Peralatan yang tajam harus diberi pembungkus atau sarung, baik sewaktu dipakai
maupun sewaktu disimpan.
6.9 Kenakan alat pelindung mata sewaktu mengasah, menyerpih, mengerjakan beton,
memukul dan memotong paku keling, atau pekerjaan-pekerjaan yang ada
kemungkinan menimbulkan benda-benda berterbangan.
6.10 Saat bekerja di lantai atas, peralatan tangan dan ringan disimpan dalam kotak atau
tas perkakas untuk menghindari peralatan tersebut terjatuh ke lantai di bawahnya.
6.11 Di tempat dimana kemungkinan ada bahan-bahan yang mudah meledak atau
terbakar, gunakan peralatan yang tidak menimbulkan percikan api atau
menghasilkan panas.

7. PENANGANAN LISTRIK
Listrik hanya boleh ditangani oleh petugas yang ahli dan berwenang.
7.1 Hanya petugas yang ditunjuk oleh manajemen yang boleh melepas atau mengganti
sekering.
7.2 Sebelum dibuktikan bahwa listrik telah mati, maka harus selalu dianggap bahwa
aliran listrik masih ada.
7.3 Semua papan tombol dan instalasi sejenis hams selalu bebas dari penghalang/
rintangan.
7.4 Jangan melakukan hal-hal sebagai berikut :
 Mereka-reka kotak sambungan kabel, misalnya menjepit kabel di dalam soket
dengan batang korek api atau paku.
 Memasang perkakas listrik pada soket lampu, sehingga tidak ada hubungan ke
tanah (grounding).
 Memaksakan kontak (plug) ke dalam soket yang bukan ukurannya.
Menggunakan sekering yang tidak sesuai ukurannya dengan besar anus.
 Menggantungkan kabel beraliran listrik pada paku atau membiarkannya
berserakan di tempat-tempat di mana kemungkinan kabel dapat rusak atau
basah.
 Menggunakan peralatan yang kawat groundingnya keluar dari terminalnya.
7.5 Tindakan terhadap korban kecelakaan terkena aliran listrik
 Putuskan hubungan korban dengan listrik, dengan cara memutuskan aliran
listrik atau menarik korban.
 Menarik korban dengan menggunakan tongkat, tali, kain yang kering, atau
benda-benda yang bersifat non konduktif.
 Jangan sekali-kali menyentuh korban dengan tangan telanjang atau bahan-
bahan yang konduktif.
 Tempatkan korban pada ruangan yang cukup udara segarnya.
 Apabila korban masih bernafas, baringkan telentang, buka semua pakaian yang
mengikat. Rangsanglah kesadaran korban dengan minyak wangi, cuka dsb bila
pingsan.

8. PERALATAN LISTRIK
Umum
8.1 Sebelum digunakan, peralatan listrik harus diperiksa kondisinya dan harus dalam
kondisi aman, baik kondisi fisiknya maupun kemampuannya.
8.2 Gunakan peralatan yang sesuai dengan pekerjaannya dan pastikan penggunanya
sudah mendapat latihan bagaimana cara menggunakannya.
8.3 Jauhkan selalu kabel-kabel listrik dari air, minyak, panas dan benda-benda tajam.
8.4 Usahakan kabel letaknya selalu di atas, jangan melintang di tengah jalan.
8.5 Jangan menarik atau mengangkat peralatan listrik pada kabelnya.
8.6 Simpan peralatan listrik di tempat yang aman.
8.7 Apabila peralatan listrik jatuh, periksalah dulu kondisi fisik dan kemampuannya
sebelum digunakan lagi.
8.8 Apabila bekerja dengan mengoperasikan peralatan listrik, jangan palingkan
pandangan dari pekerjaan selama peralatan bekerja.
8.9 Bila ada peralatan listrik yang rusak, usang atau tidak baik lagi harus segera
dilaporkan kepada atasan. Jangan sampai ada yang memegangnya sebelum
diperbaiki.

Mesin Gerinda Listrik


8.10 Batu gerinda hanya boleh dipasang oleh orang yang berwenang.
8.11 Roda yang bersifat abrasif hanya boleh dipasang pada mesin-mesin tertentu saja,
jangan dipasang pada peralatan yang tidak sesuai.
8.12 Batu gerinda yang bersifat abrasif jangan berputar melebihi kecepatan yang telah
ditentukan. Sebelum menggerinda, tunggu sampai kecepatan berputarnya stabil.
8.13 Tempat tumpuan roda berjarak maksimal 118" (seperdelapan inci) dari roda.
Tumpuan harus kuat, bagian atasnya tumpul dan terikat kuat pada mesin. Jangan
menyetel tumpuan saat mesin berjalan.
8.14 Pada waktu menggerinda letakkan benda pada roda secara perlahan, jangan menekan
terlalu kuat pada roda.
8.15 Jangan menghentikan mesin gerinda dengan cara menekan batunya.
8.16 Periksa dan bersihkan batu gerinda secara teratur.
8.17 Kenakan selalu alat pelindung mata sewaktu menggerinda.

9. MESIN-MESIN
Umum
9.1 Saat menjalankan mesin harus selalu waspada, konsentrasi penuh.
9.2 Hanya pekerja yang ditunjuk manajemen yang berhak menjalankan mesin-mesin.
9.3 Tutupi bagian-bagian mesin yang berbahaya, trutama bagian-bagian yang berputar
dan panas.
9.4 Mesin-mesin harus dipelihara secara berkala dan teratur
9.5 Laporkan segera setiap ada kondisi yang tidak normal pada mesin-mesin.
9.6 Kenakan selalu alat pelindung diri yang ditentukan.
9.7 Upayakan mesin-mesin selalu dalam keadaan bersih.
Petunjuk-petunjuk Yang Perlu Diperhatikan
9.8 Sebelum mesin dijalankan, periksa keamanan kondisi sekitar, dan semua pelindung
pada mesin sudah terpasang dengan baik. Laporkan bila ada pelindung yang rusak
atau kurang lengkap.
9.9 Jangan memakai pakaian yang kendor atau perhiasan yang dapat terbelit atau
tersangkut pada bagian mesin yang bergerak. Bila berambut panjang, ikatlah dan
gunakan penutup kepala.
9.10 Jangan naik di atas mesin.
9.11 Pergunakan alat atau sikat untuk membersihkan serpihan/ serbuk besi, jangan sekali-
kali menggunakan tangan.
9.12 Petugas harus tahu benar cara menghentikan mesin segera bila keadaan darurat atau
membahayakan.
9.13 Jangan mengurangi kecepatan atau menghentikan mesin dengan menggunakan
tangan, dan jangan memindahkan tali (belt) mesin pada saat mesin dalam keadaan
hidup.
9.14 Jangan membersihkan minyak yang ada pada mesin atau menyetel mesin pada saat
mesin dalam keadaan hidup. Hal ini hanya boleh dilakukan oleh petugas yang
berwenang dengan mengenakan alat pelindung yang lengkap.
9.15 Mesin yang sedang berjalan jangan dibiarkan tanpa pengawasan.

10. ALAT-ALAT PENGANGKAT


Kerekan
10.1 Gunakan kerakan yang jelas kemampuannya dan baik kondisinya.
Janganmenggunakan alat pengangkat yang sudah rusak
10.2 Laporkan bila ada alat yang rusak atau cacat.
10.3 Berat beban yang akan diangkat jangan melebihi kemampuan kerekan. Tanyakan
pada atasan bila ragu-ragu dengan kemampuan kerekan.
10.4 Lihat tabel untuk menentukan ukuran alat angkat yang diperlukan.
10.5 Jangan menjatuhkan kerekan dengan beban di atasnya.
10.6 Jika hendak memperpendek tali 1 rantai, jangan dengan cara membuat simpul pada
tali/ rantai tersebut.
10.7 Sebelum digunakan, periksalah apakah tali/ rantai sudah lurus, tidak ada simpul
atau lilitan, tidak melintir, tidak cacat, dsb.
10.8 Tempat dimana kerekan bergantung harus cukup kuat untuk menahan beban yang
diangkat.
10.9 Sisi-sisi yang tajam dan benda yang diangkat harus diberi pelindung kayu atau
pembungkus lain supaya tidak mengiris tali pengangkat.
10.10 Sebelum beban diangkat, posisi pengait harus stabil berada di atas beban agar pada
saat diangkat beban tidak terayun.
10.11 Sebelum diangkat, pastikan beban benar –benar lepas, tidak terikat sesuatu atau
tertanam di tanah.
10.12 Janganmemegang tali/ rantai pada saat beban hendak diangkat.
10.13 Jangan terlalu dekat dengan tempat dimana beban sedang diangkat, dan jangan
berada di bawahnya.
10.14 Setelah selesai, simpan kerekan pada tempatnya, Jangan diletakkan/ disimpan di
lantai/ di tanah.

Derek (Crane)
10.15 Hanya pekerja yang memiliki Surat Ijin Operasi (SIO) dan yang diberi
kewenangan yangboleh menjalankan derek.
10.16 Periksa seluruh alat control pengendali mesin, sebelum digunakan.
10.17 Ikuti aba-aba dari petugas yang ditunjuk untuk itu.
10.18 Kemampuan derek adalah termasuk beban dan berat alat pengangkatnya. Beban
jangan sampai melebihi kemampuan derek.
10.19 Sebelum benar-benar mengangkat beban, dicoba dulu kemampuan derek dengan
cara mengangkat sedikit, lalu berhenti sebentar. Bila kuat dapat diteruskan, jangan
sampai beban bergoyang keras.
10.20 Jalur yang dilewati saat mengangkat harus benar-benar kosong, tidak ada
penghalang.
10.21 Beban jangan terlalu lama digantung
11. MASUK KE DALAM RUANG BEJANA TERTUTUP
Bahaya yang ada bila memasuki suatu ruang/ bejana/ tangki tertutup terutama
kemungkinan adanya sejumlah gas dari bahan kimia berbahaya, dan adanya bahaya
kekurangan oksigen.
Petunjuk Memasuki Ruang / Bejana/ Tangki Tertutup
Demi keselamatan, gunakan sistem ijin kerja/ ijin masuk
Taati semua peraturan yang ada pada ijin kerja/ masuk
Harus ada seorang yang bertanggung jawab terhadap kegiatan di dalam ruang/ bejana
tersebut, dan harus selalu berada di luar selama kegiatan berlangsung
Pada pakaian atau sabuk pengaman harus dihubungkan dengan tali sandaran (lifeline)
yang ujungnya dipegang seseorang di luar ruangan
Petugas pemegang tali sandaran harus terus-menerus memperhatikan orang yang sedang
bekerja di dalam, selalu siap memberikan bantuan bila diperlukan
Jangan memberikan bantuan orang yang berada di dalam ruang tanpa menggunakan
peralatan alat bantu bernapas (Breathing Apparatus)
Petugas dengan peralatan alat bantu bernapas (Breathing Appartus) untuk memberikan
pertolongan bagi orang yang berada di dalam ruangan harus selalu siap di luar ruangan
Kondisi udara di dalam ruangan harus terus-menerus dipantau selama ada orang yang
bekerja di dalamnya.

12. ORANG JATUH


Jatuh dalam hal ini disebabkan antara lain karena melamun, lantai licin, tersandung,
membawa benda yang terlalu berat atau besar, menginjak sesuatu, terperosok. Kejadian
ini kemungkinan juga dapat terjadi di tempat ketinggian.
Petunjuk Keselamatan Mencegah Jatuh
12.1 Biasakan untuk meninggalkan ruangan/ tempat kerja dalam keadaan bersih dan
rapi sehingga dapat mengurangi kemungkinan orang tersandung atau terjatuh
12.2 Minyak, gemuk atau bahan-bahan kimia yang tumpah harus segera dibersihkan,
tutuplah terlebih dahulu bahan yang tumpah dengan bahan yang dapat menyerap
seperti pasir atau serbuk gergaji dan memasang tanda bahaya agar tidak
mencelakakan orang lain.
12.3 Singkirkan penghalang yang dapat membuat orang terjatuh, atau laporkan kepada
atasan bila ternyata sulit melakukannya
12.4 Hal-hal yang dapat membahayakan, seperti susunan tangga rusak, jumlah anak
tangga tidak lengkap, pagar atau permukaan lantai tidak rata, dll untuk
menghindari kecelakaan
12.5 Menaiki tangga dengan cara yang benar
12.6 Jangan berlari. Berjalan dengan hati-hati sesuai dengan keadaan dan kekuatan
tempat berpijak
12.7 Lubang di tanah atau lantai dimana ada orang bekerja harus dipagari
12.8 Jangan sampai tali-tali atau kabel-kabel berserakan di sembarang tempat yang
dapat mengakibatkan tersandung
12.9 Laporkan pada atasan bila penerangan di tempat kerja terasa kurang.

13. KECELAKAAN CEDERA PADA ORANG


Setiap pekerja harus mengetahui ruang medis, nomor telepon dan petugas medis yang
berwenang, dan perlengkapan P3K yang ada bila terjadi kecelakaan yang mengakibatkan
cedera pada orang.
Tindakan Yang Harus Diambil
13.1 Cari segera pertolongan medis
13.2 Korban yang luka parah jangan digerakkan, kecuali jika masih terancam bahaya
lagi. Jika memungkinkan, singkirkan/ ambil penyebab kecelakaan.
13.3 Tutupi korban dengan selimut atau gunakan jaket agar tubuhnya tetap hangat
13.4 Jika terjadi perdarahan hebat, tekan kuat-kuat dengan pembalut atau kain yang
bersih
13.5 Jika nafasnya terhenti, berikan pertolongan pernafasan buatan. Pelajari cara
memberikan pertolongan pernafasan buatan karena jiwa kemungkinan masih dapat
tertolong walaupun kelihatannya sudah tidak bernafas lagi.

Pertolongan Pertama (P3K)


13.6 Jika terluka, meskipun kecil, harus segera diberikan pertolongan medis
13.7 Jika ada benda masuk ke mata, segera cari pertolongan medis yang ahli untuk
mengambilnya, jangan dilakukan sendiri atau rekan kerja lainnya
13.8 Jika mata terkena larutan kimia, segera bersihkan dengan merata menggunakan air
bersih atau larutan pembersih mata yang ada, lalu cari pertolongan medis
13.9 Bila saat bekerja dengan bahan kimia merasakan sesuatu yang tidak beres pada
tubuh atau pada kulit, segeralah keluar mendapatkan udara segar dan carilah
pertolongan.

Investigasi dan Pelaporan


13.10 Supervisor dan korban bertanggung jawab untuk melakukan penyelidikan dan
pelaporan tentang kecelakaan yang terjadi yang menyebabkan korban cedera
13.11 Supervisor segera melakukan penyelidikan dengan mengumpulkan data-data
tentang kronologis kejadian, waktu kejadian, lokasi, saksi yang melihat, keparahan
cedera, lama bekerja sebelum kejadian, pekerjaan yang sedang dilakukan, prosedur
kerjanya, dan lain-lain yang dianggap perlu untuk bahan pelaporan
13.12 Secepatnya buat laporan tertulis dengan menggunakan form yang sudah ditentukan
dan dikirmkan kepada atasan.

14. KESELAMATAN KERJA DI KANTOR


Kecelakaan juga dapat terjadi di kantor. Oleh karena itu perlu diperhatikan petunjuk
keselamatan kerja di kantor, antara lain :
14.1 Ruangan, Pintu dan Jalan Masuk I Keluar, Tangga.
 Pintu masuk/ keluar ruangan kantor harus mudah dibuka, membuka ke arah
dalam (pintu masuk) dan ke arah luar (bila pintu ada keluar dan letaknya terpisah
dari pintu masuk)
 Jalan-jalan atau gang-gang yang biasa dilalui orang jangan sampai terhalang oleh
benda-benda
 Ruang kantor yang luas dengan karyawan atau penghuni yang banyak harus
memiliki pintu keluar alternatif, sebagai pintu darurat. Jagalah agar semua laci
meja dan kebinet sudah tertutup sebelum meninggalkan tempat
 Sebagaimana pintu utama, pintu darurat harus jelas letaknya, mudah dicapai dan
tidak terhalang oleh benda-benda
 Waspadalah pada waktu naik turun tangga, jangan lari atau melompati anak
tangga

14.2 Peralatan Listrik


 Jangan membiarkan kabel listrik terletak di tempat yang biasa dilalui orang
karena dapat menyebabkan tersandung
 Laporkan segera bila ada kabel yang rusak

14.3 Rak-rak
 Beban jangan sampai melebihi kapasitas rak. Gunakan tangga untuk menjangkau
rak yang di luar batas jangkauan
 Tumpukan barang paling atas jangan lebih dari 50 cm dari plafon ruangan

14.4 Peralatan Komputer


 Letak komputer harus baik, jangan sampai mengganggu pergerakan orang
 Sebelum pulang matikan hubungan listrik komputer
 Jangan melakukan perbaikan peralatan komputer sendiri, beritahu petugas bila
ada masalah
 Upayakan agar kabel-kabel komputer teratur rapi, jangan sampai melintang atau
mengganggu lalu-lintas orang
PENYEBAB LANGSUNG KECELAKAAN/ INSIDEN

TINDAKAN TIDAK AMAN


1. Mengoperasikan peralatan tanpa hak
2. Kegagalan memperingatkan
3. Kegagalan mengamankan
4. Mengoperasikan pada kecepatan yang tidak benar
5. Membuat perlengkapan pengaman tidak berfungsi
6. Menyingkirkan peralatan pengaman
7. Menggunakan peralatan yang rusak
8. Menggunakan peralatan dengan tidak benar
9. Tidak mengenakan alat pelindung diri dengan benar
10. Memuat dengan tidak benar
11. Penempatan yang tidak benar
12. Cara mengangkat yang salah
13. Posisi yang tidak benar dalam bekerja
14. Memelihara peralatan yang sedang dijalankan
15. Bergurau
16. Dalam pengaruh alkohol dan/ atau obat-obatan

KONDISI TIDAK AMAN


1. Penghalang atau pelindung yang kurang
2. Alat pelindung diri yang kurang atau tidak benar
3. Peralatan, perlengkapan kerja atau bahan-bahan yang rusak
4. Kemacetan atau terbatasnya tindakan
5. Sistem peringatan yang kurang
6. Bahaya kebakaran atau peledakan
7. Kerumahtanggan yang jelek; tempat kerja yang berantakan
8. Kondisi lingkungan yang berbahaya, seperti gas, debu, asap, uap, kabut
9. Pemaparan kebisingan
10. Pemaparan radioaktif
11. Pemaparan suhu yang tinggi atau rendah
12. Penerangan yang kurang atau berlebihan
13. Ventilasi kurang

PENYEBAB DASAR KECELAKAAN/ INSIDEN

FAKTOR MANUSIA
 Kemampuan Fisik/ Fisiologis Yang Kurang
 Tidak tepatnya tinggi, berat, ukuran, kekuatan, jangkauan, dsb
 Keterbatasan gerakan tubuh
 Kemampuan terbatas untuk menopang posisi tubuh
 Sensitif terhadap koridisi lingkungan atau alergi
 Sensitif terhadap lingkungan ekstrim (suhu, bunyi, dsb)
 Berkurangnya penglihatan
 Berkurangnya pendengaran
 Berkurangnya kemampuan sensor lainnya (sentuhan, rasa, keseimbangan)
 Kapasitas pernafasan yang kurang
 Ketidakmampuan fisik permanen yang lain
 Ketidakmampuan sementara

 Kemampuan Mentaupsikologis Yang Kurang


 Ketakutan dan phobi
 Gangguan emosi
 Sakit mental
 Tingkat kecerdasan
 Ketidakmampuan untuk memahami
 Keputusan yang jelek
 Koordinasi yang jelek
 Waktu bereaksi yang lambat
 Kecerdasan mekanis yang rendah
 Kecerdasan untuk belajar y ang rendah
 Kelemahan daya ingat

 Ketegangan Fisik/ Fisiologis


 Sakit atau cedera
 Kelemahan disebabkan beban atau lama kerja
 Kelemahan karena kurang istirahat
 Kelemahan karena beban sensor berlebihan
 Terpapar pada bahaya terhadap kesehatan
 Terpapar pada suhu yang ekstrim
 Kekurangan oksigen
 Perubahan tekanan udara yang bervariasi
 Terhalang untuk bergerak
 Gula darah yang rendah
 Obat-obatan

 Ketegangan Mental/ Psikologis


 Beban emosi yang berlebihan
 Kelemahan akibat beban atau kecepatan pekerjaan
 Permintaan keputusan/ ketentuan yang ekstrim
 Kewaspadaan yang tidak biasa secara yang diminta secara rutin, monoton
 Permintaan konsentrasi/ penglihatan secara ekstrim
 Aktivitas yang tidak berarti atau menurun
 Arah yang membingungkan
 Permintaan yang bertentangan
 Langkah awal dengan masalah
 Frustasi
 Sakit jiwa
 Pengetahuan Kurang
 Kurang pengalaman
 Pengenalan yang kurang
 Pendidikan awal yang kurang
 Pendidikan peningkatan yang kurang
 Pengarahan yang tidak dimengerti

 Ketrampilan Kurang
 Instruksi awal yang kurang
 Praktek yang kurang
 Jarang tampil
 Kurang pengarahan

 Motivasi Kurang
 Kinerja yang kurang tapi dihargai
 Kinerja yang baik tapi diberi sanksi
 Insentif yang kurang
 Frustasi yang berlebihan
 Kurang semangat
 Kurang berusaha untuk menghemat waktu atau upaya
 Kurang berusaha untuk mencegah ketidaknyamanan
 Kurang berusaha untuk menarik perhatian
 Tekanan kawan yang tidak pantas
 Contoh kepemimpinan yang kurang
 Kurangnya umpan balik terhadap penampilan
 Insentif produksi yang kurang

FAKTOR PEKERJAAN
 Petunjuk dan/ atau Kepemimpinan Kurang
 Hubungan pelaporan yang tidak jelas atau berhubungan
 Penunjukan tanggung jawab yang tidak jelas atau bertentangan
 Pendelegasian yang tidak benar atau kurang
 Memberikan kebijakan, prosedur, petunjuk atau latihan yang kurang
 Memberikan maksud, tujuan atau peraturan yang bertentangan
 Program atau rencana kerja yang kurang instruksi, pengarahan dan/ atau pendidikan
yang kurang
 Menyediakan dokumen referensi, buku-buku petunjuk dan pedoman yang kurang
 Kurangnya identifikasi dan evaluasi kerugian yang terjadi
 Pengetahuan tugas kepemimpinan/ manajemen yang kurang
 Kurangnya penyesuaian antara kualifikasi perorangan dengan kebutuhan kerja/ tugas
 Kurangnya pengukuran dan evaluasi kinerja
 Umpan balik tentang kinerja yang salah atau kurang

 Rekayasa Kurang
 Penilaian yang kurang dari kerugian
 Pertimbangan yang kurang dari faktor manusia/ ergonomic
 Standar, spesifikasi dan/ atau rancangan yang kurang
 Pengawasan pembangunan yang kurang
 Penilaian yang kurang terhadap kesiapan operasional
 Pengawasan yang kurang terhadap operasi awal
 Evaluasi yang kurang terhadap perubahan-perubahan

 Pengadaan Kurang
 Spesifikasi yang kurang pada permintaan
 Penelitian yang kurang pada peralatan/ bahan
 Spesifikasi yang kurang untuk pemasok
 Jenis atau jalur pengiriman kurang
 Pemeriksaan dan persetujuan yang kurang pada penerimaan
 Komunikasi data keselamatan dan kesehatan yang kurang
 Penanganan bahan yang tidak benar
 Penyimpanan bahan yang tidak benar
 Pengangkutan bahan yang tidak benar
 Pengidentifikasian jenis yang berbahaya kurang
 Penumpukan dan/ pembuangan sampah yang tidak benar

 Pemeliharaan Kurang
 Kurangnya pencegahan pada :
~ penilaian akan kebutuhan
~ pelumasan dan perawatan
~ penyetelan/ pemasangan
~ pembersihan atau pelepasan kembali
 Kurangnya perbaikan pada :
~ Komunikasi tentang kebutuhan
~ Penjadwalan kerja
~ Pemeriksaan unit-unit
~ Penggantian bahan-bahan

 Perlengkapan dan Peralatan Kurang


 Penilaian yang kurang terhadap kebutuhan dan resiko
 Pertimbangan yang kurang terhadap faktor manusia/ ergonomic
 Standar atau spesifikasi yang kurang
 Kesiapan yang kurang
 Penyetelan/ perbaikan/ pemeliharaan yang kurang
 Penyelamatan dan reklamasi yang kurang
 Pembuangan dan penggantian benda-benda yang tak berguna kurang

 Standar Kerja Kurang


 Kurangnya pengembangan standar-standar :
~ Pendataan dan evaluasi keberadaan dan kebutuhan
~ Koordinasi dengan rancangan proses
~ Mengikut sertakan pekerja
~ Tidak konsistennya standar/ prosedur/ aturan
 Kurangnya komunikasi tentang standar :
~ publikasi
~ distribusi
~ penterjemahan pada bahasa yang sesuai
~ pendidikan
~ penguatan melalui tanda-tanda, kode warna dan alat bantu kerja
 Kurangnya pemeliharaan standar-standar :
~ mengikuti alur kerja
~ pembaruan
~ pengawasan penggunaan standar/ prosedur/ peraturan

 Memakai dan Melepaskan


 Perencanaan penggunaan yang kurang
 Perpanjangan masa pemeliharaan yang tidak benar
 Inspeksi dan/ atau pengawasan yang kurang
 Pemuatan atau tingkat penggunaan yang tidak benar
 Pemeliharaan yang kurang
 Digunakan oleh orang yang tidak ahli atau tidak terlatih
 Digunakan untuk keperluan yang salah

 Penyalahgunaan atau Menyalahgunakan


 Dimaafkan melalui pengawasan yang:
~ disengaja
~ tidak disengaja
 Tidak dimaafkan melalui pengawasan yang :
~ disengaja
~ tidak disengaja

PEDOMAN INSPEKSI HSE


1. Jalan dan Pintu Masuk Tempat Kerja
 Diberi tanda
 Terlihat dan tidak terhalang
 Cukup lebar untuk semua pergerakan normal

2. Bahan Kimia dan Bahan Cair Mudah Terbakar


 Tangki/ Drum dari logam
 Tangki dengan ventilasi yang cukup
 Katup pengaman tekanan pada tangki
 Grounding dan Bondinig pada tangki/ drum
 Penampungan tumpahan
 Tersedianya bahan penyerap tumpahan dan/ atau drainase yang cukup
 Tersedianya pencegahan korosi pada container
 Tersedianya penyangga tangki/ drum
 Pengatur suhu untuk mencegah mendidih
 Tersedianya lemari penyimpanan yang cukup, tahan api dan berventilasi
 Penyimpanan dalam lemari untuk bahan-bahan mudah meledak dan terbakar
 Tempat penyimpanan yang panas oleh sesuatu tidak menjadi suatu sumber
penyalaan
 Tempat-tempat yang kecil yang diijinkan, digunakan sesuai dengan kebutuhan
 Tanda-tanda dilarang merokok dan keselamatan diletakkan di tempat yang
diperlukan
 Jenis kipas angin yang tidak menimbulkan percikan api di tempat yang diperlukan
 Jenis kipas angin yang tidak menimbulkan percikan api di tempat penyimpanan
bahan-bahan berbahaya
 Pemisahan bahan-bahan untuk mencegah terjadinya pencampuran berbahaya
 Jalan keluar yang aman
 Tersedianya Catatan Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet/ MSDS)

3. Kode Warna
 Perlengkapan pengangkatan dan pipa-pipa
4. Gas-Gas Bertekanan Dalam Tabung
 Disimpan berdiri dan terikat untuk mencegah terguling/ terjatuh
 Isinya jelas dan bertanda sesuai standar
 Tutupnya ada dan terpasang dengan baik
 Perlindungan terhadap karat
 Penyimpanan jauh dari tangga, elevator dan jalan
 Inspeksi terhadap penyok, karat, catatan pengetesan
 Ventilasi yang cukup di area penyimpanan

5. Sistem Tenaga Listrik


 Panel-panel pengontrol dan tegangan tinggi dalam keadaan tertutup dan aman
 Panel-panel terlihat dan mudah tercapai
 Kondisi umum kabel-kabel, isolasi dan peralatannya
 Peralatan listrik tahan ledakan pada area dengan debu-debu dan uap-uap mudah
terbakar
 Kabel-kabel fleksibel tanpa sambungan
 Perlengkapan untuk sistem penguncian seperti yang dipersyaratkan
 Peralatan yang dikunci memiliki perlegkapan pemutus sendiri
 Peralatan listrik terlindung dari bahan cair
 Perlengkapan yang cukup untuk menghidupkan kembali setelah hubungan listrik
terputus

6. Keadaan Darurat
 Petunjuk operasional pada pengendalian dalam keadaan darurat (hidup-mati, buka-
tutup, dsb)
 Prosedur keadaan darurat
 Nomor-nomor darurat pada telepon utama di setiap area kerja
 Tanda bahaya kebakaran pada fasilitas yang bermuatan bahan-bahan berbahaya dan
mudah terbakar
7. Pintu Keluar/ Jalan Keluar
 Pintu keluar yang cukup untuk penyelamatan segera
 Pintu keluar yang tertutup tidak terkunci
 Arah dan pintu keluar diberi tanda yang jelas
 Pintu keluar dan tanda-tandanya bercahaya dalam gelap
 Lebih dari satu jalan keluar untuk satu area
 Pecapaian pintu keluar tidak terhalang sesuatu
 Bahan-bahan mudah terbakar jauh dari pintu keluar
 Lebar pintu keluar paling sedikit 28 inchi

8. Pembasuh Mata dan Tubuh


 Siap pakai dan mudah dicapai di area dimana digunakan bahan-bahan asam/ korosif
 Suplai air paling sedikit untuk penggunaan selama 15 menit
 Tanda-tanda dan instruksi pemakaian yang jelas
 Dibuka secara berkala untuk mengurangi kontaminasi air

9. Pencegahan Kebakaran
 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) sesuai untuk jenis bahannya, dan siap pakai
 APAR diperiksa setiap bulan
 Diberi tanda yang mudah dilihat
 Cara menggunakannya

10. Peralatan P3K


 Diletakkan di tempat sesuai persyaratan dan kebijakan kesehatan perusahaan
 Bahan dan peralatan yang cukup, tersedia, penempatannya benar
 Perlengkapan keselamatan untuk listrik disediakan pada kondisi dan area dengan
listrik tegangan tinggi

11. Lantai (Permukaan Jalan dan Tempat Kerja)


 Kondisinya bersih, teratur , sehat
 Drainase terpelihara
 Bebas dari bahaya terpeleset, tersandung atau jatuh
 Bebas dari benda-benda kecil, paku, dsb
 Lubang-lubang pada lantai ditutupi atau dipasang pagar pengaman
 Beban maksimum tertulis di atas tiap lantai

12. Peralatan Tangan dan Peralatan Ringan


 Kondisi umum peralatan ringan, kabel-kabel listrik, selang-selang dalam keadaan
baik
 Ditempatkan dengan bak saat dipakai dan saat tidak dipakai
 Peralatan pengaman dan pelindungnya dalam keadaan terpelihara
 Pelindung berupa isolasi ganda atau grounding listrik

13. Peralatan/ Perlengkapan Angkat


 Kondisi umumnya, kerusakan, kebersihan, pelumasan, pemeliharaan
 Tanda batas kapasitas dan test angkat
 Jalan menuju kabin/ tempat penegndali (tangga atau pelataran) yang aman
 Pengoperasian berhenti pada batas
 Pengoperasian rem motor angkat
 Pengoperasian semua pengendali
 Pengawasan terhadap ijin, hak pengoperasian oleh operator yang mengenakan
pakaian dan perlengkapan yang diharuskan
 Kabel/ tali dalam pemeliharaan yang baik
 Kabel/ tali pengangkat bebas dari cedera dan melintir

14. Penerangan
 Selama ada pekerja, area jalan dan area kerja diberi penerangan yang cukup
 Tempat lampu bersih
 Tingkat penerangan sesuai dengan jenis pekerjaannya
15. Perlengkapan dan Pelindung Mesin
 Kondisi umum, pencegahan kerusakan, kebersihan dan pelumasan harus baik
 Transmisi tenaga mekanis terlindungi
 Pelindung otomatis dan operator terpasang
 Tombol stop darurat terpasang dengan benar, diberi tanda dan kode warna
 Isolasi dan penguncian untuk pekerjaan pemeliharaan, dsb
 Tersedia petunjuk untuk operator dan pemeliharaan

16. Peralatan Penanganan Bahan-bahan


 Tempat-tempat penyimpanan dalam keadaan baik
 Palet-palet dari jenis yang benar dan terpelihara dengan baik
 Rantai, kabel kawat dan tali sesuai dengan bebannya dan dalam keadaan baik
 Peralatan angkat disimpan dengan baik
 Tersedia catatan inspeksi

17. Penandaan Bahan-bahan


 Tanda-tanda standar ditempelkan pada semua tempat bahan-bahan pada saat
penyimpanan dan penggunaan
 Tanda-tanda standar ditempelkan pada kendaraan pengangkut bahan-bahan
berbahaya, sesuai dengan peraturan yang ada
 Tanda-tandanya benar dan terlihat

18. Sistem Tnaga Mekanis


 Kondisi umum dan pemeliharaannya
 Ban-ban berputar, kopling, roda-roda, bilah-bilah, ujung bilah-bilah, ujung baut,
ujung kunci dan pelindung tombol-tombol
 Pelindung rantai-rantai, ban-ban dan lempengan yang berpindah
 Pengoperasian stop darurat
 Kecepatan pada batas yang diijinkan.

19. Peralatan Bergerak


 Pelindung di atas bila diperlukan
 Area yang ditentukan untuk pengisian kembali
 Hanya operator yang berpengalaman
 Bahaya-bahaya fisik
 Alat pemadam kebakaran

20. Pemaparan Bunyi


 Pengendalian rekayasa secara ekonomis
 Pelindung tersedia bila tingkat kebisingan di atas standar
 Area dengan kebisingan yang membahayakan ditentukan dan diberi tanda

21. Alat Pelindung Diri


 Penggunaan
 Penyediaan
 Pemeliharaannya
 Jenis yang benar
 Fasilitas penyimpanannya
 Fasilitas pembersihannya

Anda mungkin juga menyukai