ENVIRONMENT AND
SECURITY
PT. xxxx
HEALTH, SAFETY & ENVIRONMENT POLICY
PT. xxxx bertekad untuk berkarya guna mencapai tujuan dengan menuntut seluruh
pekerja untuk mengutamakan mutu hasil operasi dengan selalu berpedoman pada keamanan
operasi, keselamatan dan kesehatan pekerja, serta perlindungan lingkungan.
Manajemen dan seluruh pekerja diminta untuk selalu aktif berpartisipasi mendukung
kebijakan perusahaan dalam Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (HSE), yang
pada prinsipnya adalah :
1. Merencanakan, mempersiapkan dan memelihara berbagai fasilitas sarana yang diperlukan
dalam setiap kegiatan operasi perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, agar
selalu dapat melindungi pekerja, aset perusahaan dan kelestarian lingkungan.
2. Mengacu pada Undang-undang No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan
Undang-undang No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pimpinan
menetapkan dan melaksanakan suatu system manajemen Keselamatan Kerja, Kesehatan
Kerja dan Perlindungan Lingkungan yang diperlukan guna menunjang kegiatan operasi
dan pekerja, serta terus menerus melakukan promosi guna mendukung kebijakan
perusahaan dalam Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan.
3. Melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya kegagalan operasi, kecelakaan
kerja dan kerusakan lingkungan.
4. Mewajibkan seluruh pekerja untuk selalu bekerjasama, baik dengan instansi Pemerintah
maupun dengan seluruh mitra kerja dalam setiap kegiatan Keselamatan, Kesehatan Kerja
dan Lingkungan (HSE) dimanapun operasi perusahaan dilakukan.
PT. xxxx
nama.
Direktur
MANAJEMEN HEALTH, SAFETY AND ENVIRONMENT
Koordinator HSE
Seorang ahli HSE bertanggung jawab atas pengawasan terhadap pelaksanaan
program HSE di perusahaan
Membantu pimpinan mempersiapkan seluruh program HSE
Memberikan saran-saran dan masukan tentang HSE kepada pinpinan
Membantu untuk mengimplementasikan Manajemen HSE pada seluruh kegiatan
operasi perusahaan
Melakukan inspeksi, survei dan pengamatan terhadap aspek HSE dalam berbagai
kegiatan operasi perusahaan
Memeberikan pendidikan dan pelatihan HSE kepada pekerja
Melakukan penyelidikan dan melaporkan kepada Pimpinan atas kecelakaan yang
terjadi
Mendokumentasikan seluruh kegiatan HSE perusahaan
Pimpinan Senior
o Bertanggung jawab terhadap keberhasilan pelaksanaan program HSE perusahaan
di setiap lini yang berada di bawahnya
o Bertanggung jawab dan melaporkan kepada Pimpinan semua persoalan dan
kejadian yang berhubungan dengan HSE di setiap lini yang berada di bawahnya
o Melakukan inspeksi HSE secara berkala, atau tidak berkala bila dipandang perlu,
ke seluruh area operasi yang menjadi tanggung jawabnya
o Menghadiri rapat-rapat HSE yang diadakan secara berkala
C. ADMINISTRASI
Kebijakan HSE
Kebijakan HSE perusahaan, yang merupakanacuan program HSE, dibuat tertulis
dan ditandatangani oleh pimpinan perusahaan untuk disebarluaskan ke seluruh
bagian di perusahaan.
Manajeman HSE
Manajemen HSE sebagai pedoman peaksanaan program HSE, dibuat tertulis,
ditandatangani oleh pimpinan perusahaan, dan didistribusikan ke seluruh bagian di
perusahaan.
2. PERATURAN HSE
A. KESELAMATAN KERJA
Seluruh pekerja diwajibkan untuk memakai Kartu Identitas atau identitas lainnya
yang diwajibkan di tempat kerja
Setiap calon pekerja harus mendapatkan penjelasan tentang HSE dan peraturan-
peraturannya sebelum mulai bekerja
Setiap pekerja sebelum mulai bekerja harus memberitahu terlebih dahulu kepada
penguasa area dimana dia akan bekerja
Setiap pekerja harus menempatkan keselamatansebagai prioritas utama dalam
setiap kegiatan kerja
Setiap pekerja harus mematuhi peraturan atau ketentuan khusus HSE yang
diberlakukan di suatu area kerja
Setiap pekerja harus selalu memakai Alat Pelindung Diri yang diharuskan dengan
benar
Setiap pekerja harus menghindari diri dan semua kegiatan yang dapat berdampak
negatif seperti berjudi, berkelahi dan tindakan kriminal lainnya
Sebelum bekerja di suatu area, setiap pekerja harus memeriksa bahaya yng
mungkin ada, harus selalu waspada terhadap segala hal yang dapat menimbulkan
bahaya bagi pekerjaan atau dirinya selama bekerja, memberitahukan kepada rekan-
rekan yang lain serta segera melaporkan kepada atasan apabila menemukannya
Sebelum melakukan suatu pekerjaan, setiap pekerja harus mengenali jenis
pekerjaannya, peralatan yang digunakan serta cara menggunakannya
Setiap pekerja harus berusaha untuk dapat ikut dan berpartisipasi aktif dalam
rapat-rapat HSE yang diadakan secara berkala
Setiap pekerja harus melaporkan setiap kejadian kecelakaan atau kejadian hampir
celaka, yang terjadi di lokasi kerja.
B. KESEHATAN KERJA
Setiap calon pekerja harus menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum diterima
untuk bekerja
Setiap pekerja harus melaporkan setiap gangguan kesehatan akibat bekerja
Setiap pekerja harus menghindarkan dirinya dari perbuatan-perbuatan yang dapat
menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan, seperti minum minuman keras,
mengkonsumsi obat-obatan terlarang, kurang beristirahat, dsb.
C. LINDUNGAN LINGKUNGAN
Setiap pekerja harus menjaga kebersihan dan kerapihan lingkungan tempat kerja
Setiap pekerja diminta untuk tidak mengganggu, merusak atau menyebabkan
kematian fauna dan flora di sekitar area tempat kerja, dan diminta untuk menjaga
kelestariannya
Setiap pekerja diminta untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan, baik
tanah, air, maupun udara akibat kegiatan operasi di area kerja
Setiap pekerja harus segera melaporkan kepada atasan atau petugas HSE bila
melihat terjadinya suatu pencemaran di lingkungan tempat kerja.
3. KOMUNIKASI
A. KOMUNIKASI PRIBADI
Yang dimaksud dengan komunikasi pribadi adalah pembicaraan antara atasan dan
bawahannya secara pribadi dalam kaitannya dengan pekerjaannya dan HSE, secara
berkala
Tujuan utama dari komunikasi pribadi ini adalah untuk memberikan informasi
secara umum kebijakan perusahaan berkaitan dengan kegiatan operasi, diantaranya
pengenalan tugas, kebijakan dan program HSE kepada semua pekerja baru,
pekerja yang pindah posisi dan pekerja kontraktor bila dianggap perlu
Di samping itu, para penyelia terutama pekerja lapangan juga diminta mengadakan
kontrak pribadi secara berkala dengan bawahannya untuk mendiskusikan program
kerja baru, pencapaian hasil kerja dan rencana program yang akan datang
Seluruh penyelia akan mendapatkan pendidikan teknik melakukan komunikasi
pribadi, yang dikoordinir oleh Divisi HRD sebagai program berkelanjutan
pengembangan pekerja.
Kecelakaan Lingkungan
Kejadian yang tidak diinginkan yang mengakibatkan kerusakan lingkungan seperti
minyak/ bahan kimia tumpah, kebakaran hutan, kerusakan tanaman/ hutan, dsb.
Hampir Celaka
Kejadian yang tidak diinginkan yang tidak menimbulkan kerugian, tetapi dengan
kondisi yang sedikit saja bebeda dapat mengakibatkan cedera pada manusia,
kehilangan produksi, kerusakan peralatan atau lingkungan.
C. PENGENDALIAN BAHAYA
Apabila diketahui adanya bahaya, tindakan harus segera dilakukan untuk
mengendalikan dampaknya terhadap pekerja, yang terbaik adalah dengan cara
menghilangkan sumber bahayanya. Sebagai contoh, mengganti bahan berbahaya
dengan yang bahan yang kurang berbahaya, menambah penerangan lampu, rekayasa
untuk menghilangkan bahaya-bahaya kebisingan dan getaran.
Sebagai upaya terakhir apabila tidak mungkin menghilangkan bahayanya sampai pada
batas aman, maka harus disediakan Alat Pelindung Diri yang khusus dirancang untuk
melindunginya.
E. PENANGANAN KESEHATAN
Sistem penanganan kesehatan difokuskan pada pengamatan masing-masing jenis
bahaya yang dapat menyebabkan kerugian. Perusahaan akan melakukan pemerikasaan
kesehatan pada setiap calon pekerja.
7. PROMOSI
A. PENGERTIAN
Promosi HSE adalah upaya yang dilakukan melalui tulisan dan gambar untuk :
o Mensosialisasikan kebijakan HSE, manajemen peraturan-peraturan HSE,
keputusan-keputusan serta kebijakan-kebijakan khusus atau baru pimpinan tentang
HSE kepada seluruh pekerja
o Mengumumkan hasil rapat-rapat grup HSE dan HSEC
o Mengumumkan kejadian serta statistik kecelakaan kerja yang terjadi
o Sarana pembinaan guna meningkatkan kesadaran setiap pekerja akan HSE.
B. CARA PROMOSI
Promosi HSE dilakukan melalui :
Media papan pengumuman
Media komputer
Rapat-rapat, baik rutin maupun khusus
Kampanye HSE, yaitu dikaitkan dengan kegiatan atau peringatan hari-hari tertentu
Kegiatan sosial dan olah raga perusahaan
C. TANGGUNG JAWAB
Bagian HSE bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pelaksanaan promosi HSE
ini, bekerja sama dengan HSEC.
9. INSPEKSI
A. TUJUAN INSPEKSI
Melihat tingkat keberhasilan pelaksanaan program HSE
Melihat apakah ada hal-hal yang tidak memenuhi standar HSE dalam kegiatan
operasi perusahaan untuk perbaikan
Melihat hal-hal yang berhubungan denganHSE pada rancangan, area, sarana,
peralatan, perlengkapan, suatu kegiatan operasi yang baru yang akan dilaksanakan
Keperluan investigasi suatu kecelakan yang terjadi
Memperoleh data-data dan bahan guna peningkatan program HSE di perusahaan.
B. PELAKSANAAN INSPEKSI
Inspeksi Terencana
Inspeksi terencana dilakukan secara berkala untuk suatu area operasi perusahaan.
B. LINDUNGAN LINGKUNGAN
Pengertian Lindungan Lingkungan adalah melindungi dan menjaga lingkungan dan
kerusakan yang diakibatkan oleh pemaparan elemen lingkungan secara berlebihan dan
tidak terkendali, baik dampak dan faktor internal berupa kegiatan operasi perusahaan
maupun karena faktor eksternal. Bentuk perusakan lingkungan antara lain :
Pencemaran tanah, udara, air
Kebakaran
Banjir
Tanah longsor
Abrasi
Erosi
Kematian/ kepunahan fauna, flora
PEDOMAN KESELAMATAN
7. PENANGANAN LISTRIK
Listrik hanya boleh ditangani oleh petugas yang ahli dan berwenang.
7.1 Hanya petugas yang ditunjuk oleh manajemen yang boleh melepas atau mengganti
sekering.
7.2 Sebelum dibuktikan bahwa listrik telah mati, maka harus selalu dianggap bahwa
aliran listrik masih ada.
7.3 Semua papan tombol dan instalasi sejenis hams selalu bebas dari penghalang/
rintangan.
7.4 Jangan melakukan hal-hal sebagai berikut :
Mereka-reka kotak sambungan kabel, misalnya menjepit kabel di dalam soket
dengan batang korek api atau paku.
Memasang perkakas listrik pada soket lampu, sehingga tidak ada hubungan ke
tanah (grounding).
Memaksakan kontak (plug) ke dalam soket yang bukan ukurannya.
Menggunakan sekering yang tidak sesuai ukurannya dengan besar anus.
Menggantungkan kabel beraliran listrik pada paku atau membiarkannya
berserakan di tempat-tempat di mana kemungkinan kabel dapat rusak atau
basah.
Menggunakan peralatan yang kawat groundingnya keluar dari terminalnya.
7.5 Tindakan terhadap korban kecelakaan terkena aliran listrik
Putuskan hubungan korban dengan listrik, dengan cara memutuskan aliran
listrik atau menarik korban.
Menarik korban dengan menggunakan tongkat, tali, kain yang kering, atau
benda-benda yang bersifat non konduktif.
Jangan sekali-kali menyentuh korban dengan tangan telanjang atau bahan-
bahan yang konduktif.
Tempatkan korban pada ruangan yang cukup udara segarnya.
Apabila korban masih bernafas, baringkan telentang, buka semua pakaian yang
mengikat. Rangsanglah kesadaran korban dengan minyak wangi, cuka dsb bila
pingsan.
8. PERALATAN LISTRIK
Umum
8.1 Sebelum digunakan, peralatan listrik harus diperiksa kondisinya dan harus dalam
kondisi aman, baik kondisi fisiknya maupun kemampuannya.
8.2 Gunakan peralatan yang sesuai dengan pekerjaannya dan pastikan penggunanya
sudah mendapat latihan bagaimana cara menggunakannya.
8.3 Jauhkan selalu kabel-kabel listrik dari air, minyak, panas dan benda-benda tajam.
8.4 Usahakan kabel letaknya selalu di atas, jangan melintang di tengah jalan.
8.5 Jangan menarik atau mengangkat peralatan listrik pada kabelnya.
8.6 Simpan peralatan listrik di tempat yang aman.
8.7 Apabila peralatan listrik jatuh, periksalah dulu kondisi fisik dan kemampuannya
sebelum digunakan lagi.
8.8 Apabila bekerja dengan mengoperasikan peralatan listrik, jangan palingkan
pandangan dari pekerjaan selama peralatan bekerja.
8.9 Bila ada peralatan listrik yang rusak, usang atau tidak baik lagi harus segera
dilaporkan kepada atasan. Jangan sampai ada yang memegangnya sebelum
diperbaiki.
9. MESIN-MESIN
Umum
9.1 Saat menjalankan mesin harus selalu waspada, konsentrasi penuh.
9.2 Hanya pekerja yang ditunjuk manajemen yang berhak menjalankan mesin-mesin.
9.3 Tutupi bagian-bagian mesin yang berbahaya, trutama bagian-bagian yang berputar
dan panas.
9.4 Mesin-mesin harus dipelihara secara berkala dan teratur
9.5 Laporkan segera setiap ada kondisi yang tidak normal pada mesin-mesin.
9.6 Kenakan selalu alat pelindung diri yang ditentukan.
9.7 Upayakan mesin-mesin selalu dalam keadaan bersih.
Petunjuk-petunjuk Yang Perlu Diperhatikan
9.8 Sebelum mesin dijalankan, periksa keamanan kondisi sekitar, dan semua pelindung
pada mesin sudah terpasang dengan baik. Laporkan bila ada pelindung yang rusak
atau kurang lengkap.
9.9 Jangan memakai pakaian yang kendor atau perhiasan yang dapat terbelit atau
tersangkut pada bagian mesin yang bergerak. Bila berambut panjang, ikatlah dan
gunakan penutup kepala.
9.10 Jangan naik di atas mesin.
9.11 Pergunakan alat atau sikat untuk membersihkan serpihan/ serbuk besi, jangan sekali-
kali menggunakan tangan.
9.12 Petugas harus tahu benar cara menghentikan mesin segera bila keadaan darurat atau
membahayakan.
9.13 Jangan mengurangi kecepatan atau menghentikan mesin dengan menggunakan
tangan, dan jangan memindahkan tali (belt) mesin pada saat mesin dalam keadaan
hidup.
9.14 Jangan membersihkan minyak yang ada pada mesin atau menyetel mesin pada saat
mesin dalam keadaan hidup. Hal ini hanya boleh dilakukan oleh petugas yang
berwenang dengan mengenakan alat pelindung yang lengkap.
9.15 Mesin yang sedang berjalan jangan dibiarkan tanpa pengawasan.
Derek (Crane)
10.15 Hanya pekerja yang memiliki Surat Ijin Operasi (SIO) dan yang diberi
kewenangan yangboleh menjalankan derek.
10.16 Periksa seluruh alat control pengendali mesin, sebelum digunakan.
10.17 Ikuti aba-aba dari petugas yang ditunjuk untuk itu.
10.18 Kemampuan derek adalah termasuk beban dan berat alat pengangkatnya. Beban
jangan sampai melebihi kemampuan derek.
10.19 Sebelum benar-benar mengangkat beban, dicoba dulu kemampuan derek dengan
cara mengangkat sedikit, lalu berhenti sebentar. Bila kuat dapat diteruskan, jangan
sampai beban bergoyang keras.
10.20 Jalur yang dilewati saat mengangkat harus benar-benar kosong, tidak ada
penghalang.
10.21 Beban jangan terlalu lama digantung
11. MASUK KE DALAM RUANG BEJANA TERTUTUP
Bahaya yang ada bila memasuki suatu ruang/ bejana/ tangki tertutup terutama
kemungkinan adanya sejumlah gas dari bahan kimia berbahaya, dan adanya bahaya
kekurangan oksigen.
Petunjuk Memasuki Ruang / Bejana/ Tangki Tertutup
Demi keselamatan, gunakan sistem ijin kerja/ ijin masuk
Taati semua peraturan yang ada pada ijin kerja/ masuk
Harus ada seorang yang bertanggung jawab terhadap kegiatan di dalam ruang/ bejana
tersebut, dan harus selalu berada di luar selama kegiatan berlangsung
Pada pakaian atau sabuk pengaman harus dihubungkan dengan tali sandaran (lifeline)
yang ujungnya dipegang seseorang di luar ruangan
Petugas pemegang tali sandaran harus terus-menerus memperhatikan orang yang sedang
bekerja di dalam, selalu siap memberikan bantuan bila diperlukan
Jangan memberikan bantuan orang yang berada di dalam ruang tanpa menggunakan
peralatan alat bantu bernapas (Breathing Apparatus)
Petugas dengan peralatan alat bantu bernapas (Breathing Appartus) untuk memberikan
pertolongan bagi orang yang berada di dalam ruangan harus selalu siap di luar ruangan
Kondisi udara di dalam ruangan harus terus-menerus dipantau selama ada orang yang
bekerja di dalamnya.
14.3 Rak-rak
Beban jangan sampai melebihi kapasitas rak. Gunakan tangga untuk menjangkau
rak yang di luar batas jangkauan
Tumpukan barang paling atas jangan lebih dari 50 cm dari plafon ruangan
FAKTOR MANUSIA
Kemampuan Fisik/ Fisiologis Yang Kurang
Tidak tepatnya tinggi, berat, ukuran, kekuatan, jangkauan, dsb
Keterbatasan gerakan tubuh
Kemampuan terbatas untuk menopang posisi tubuh
Sensitif terhadap koridisi lingkungan atau alergi
Sensitif terhadap lingkungan ekstrim (suhu, bunyi, dsb)
Berkurangnya penglihatan
Berkurangnya pendengaran
Berkurangnya kemampuan sensor lainnya (sentuhan, rasa, keseimbangan)
Kapasitas pernafasan yang kurang
Ketidakmampuan fisik permanen yang lain
Ketidakmampuan sementara
Ketrampilan Kurang
Instruksi awal yang kurang
Praktek yang kurang
Jarang tampil
Kurang pengarahan
Motivasi Kurang
Kinerja yang kurang tapi dihargai
Kinerja yang baik tapi diberi sanksi
Insentif yang kurang
Frustasi yang berlebihan
Kurang semangat
Kurang berusaha untuk menghemat waktu atau upaya
Kurang berusaha untuk mencegah ketidaknyamanan
Kurang berusaha untuk menarik perhatian
Tekanan kawan yang tidak pantas
Contoh kepemimpinan yang kurang
Kurangnya umpan balik terhadap penampilan
Insentif produksi yang kurang
FAKTOR PEKERJAAN
Petunjuk dan/ atau Kepemimpinan Kurang
Hubungan pelaporan yang tidak jelas atau berhubungan
Penunjukan tanggung jawab yang tidak jelas atau bertentangan
Pendelegasian yang tidak benar atau kurang
Memberikan kebijakan, prosedur, petunjuk atau latihan yang kurang
Memberikan maksud, tujuan atau peraturan yang bertentangan
Program atau rencana kerja yang kurang instruksi, pengarahan dan/ atau pendidikan
yang kurang
Menyediakan dokumen referensi, buku-buku petunjuk dan pedoman yang kurang
Kurangnya identifikasi dan evaluasi kerugian yang terjadi
Pengetahuan tugas kepemimpinan/ manajemen yang kurang
Kurangnya penyesuaian antara kualifikasi perorangan dengan kebutuhan kerja/ tugas
Kurangnya pengukuran dan evaluasi kinerja
Umpan balik tentang kinerja yang salah atau kurang
Rekayasa Kurang
Penilaian yang kurang dari kerugian
Pertimbangan yang kurang dari faktor manusia/ ergonomic
Standar, spesifikasi dan/ atau rancangan yang kurang
Pengawasan pembangunan yang kurang
Penilaian yang kurang terhadap kesiapan operasional
Pengawasan yang kurang terhadap operasi awal
Evaluasi yang kurang terhadap perubahan-perubahan
Pengadaan Kurang
Spesifikasi yang kurang pada permintaan
Penelitian yang kurang pada peralatan/ bahan
Spesifikasi yang kurang untuk pemasok
Jenis atau jalur pengiriman kurang
Pemeriksaan dan persetujuan yang kurang pada penerimaan
Komunikasi data keselamatan dan kesehatan yang kurang
Penanganan bahan yang tidak benar
Penyimpanan bahan yang tidak benar
Pengangkutan bahan yang tidak benar
Pengidentifikasian jenis yang berbahaya kurang
Penumpukan dan/ pembuangan sampah yang tidak benar
Pemeliharaan Kurang
Kurangnya pencegahan pada :
~ penilaian akan kebutuhan
~ pelumasan dan perawatan
~ penyetelan/ pemasangan
~ pembersihan atau pelepasan kembali
Kurangnya perbaikan pada :
~ Komunikasi tentang kebutuhan
~ Penjadwalan kerja
~ Pemeriksaan unit-unit
~ Penggantian bahan-bahan
3. Kode Warna
Perlengkapan pengangkatan dan pipa-pipa
4. Gas-Gas Bertekanan Dalam Tabung
Disimpan berdiri dan terikat untuk mencegah terguling/ terjatuh
Isinya jelas dan bertanda sesuai standar
Tutupnya ada dan terpasang dengan baik
Perlindungan terhadap karat
Penyimpanan jauh dari tangga, elevator dan jalan
Inspeksi terhadap penyok, karat, catatan pengetesan
Ventilasi yang cukup di area penyimpanan
6. Keadaan Darurat
Petunjuk operasional pada pengendalian dalam keadaan darurat (hidup-mati, buka-
tutup, dsb)
Prosedur keadaan darurat
Nomor-nomor darurat pada telepon utama di setiap area kerja
Tanda bahaya kebakaran pada fasilitas yang bermuatan bahan-bahan berbahaya dan
mudah terbakar
7. Pintu Keluar/ Jalan Keluar
Pintu keluar yang cukup untuk penyelamatan segera
Pintu keluar yang tertutup tidak terkunci
Arah dan pintu keluar diberi tanda yang jelas
Pintu keluar dan tanda-tandanya bercahaya dalam gelap
Lebih dari satu jalan keluar untuk satu area
Pecapaian pintu keluar tidak terhalang sesuatu
Bahan-bahan mudah terbakar jauh dari pintu keluar
Lebar pintu keluar paling sedikit 28 inchi
9. Pencegahan Kebakaran
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) sesuai untuk jenis bahannya, dan siap pakai
APAR diperiksa setiap bulan
Diberi tanda yang mudah dilihat
Cara menggunakannya
14. Penerangan
Selama ada pekerja, area jalan dan area kerja diberi penerangan yang cukup
Tempat lampu bersih
Tingkat penerangan sesuai dengan jenis pekerjaannya
15. Perlengkapan dan Pelindung Mesin
Kondisi umum, pencegahan kerusakan, kebersihan dan pelumasan harus baik
Transmisi tenaga mekanis terlindungi
Pelindung otomatis dan operator terpasang
Tombol stop darurat terpasang dengan benar, diberi tanda dan kode warna
Isolasi dan penguncian untuk pekerjaan pemeliharaan, dsb
Tersedia petunjuk untuk operator dan pemeliharaan