Anda di halaman 1dari 11

1.

Lifting Indeks (1)

Lifting indeks (LI) adalah istilah untuk memperkiraan relatif tingkat stres fisik yang
terkait dengan tugas mengangkat manual. Lifting Indeks digunakan untuk mengetahui indeks
pengangkatan apakah proses pengangkatan menimbulkan risiko LBP atau tidak. Ketika
lifting indeks > 1 maka posisi tersebut dapat menimbulkan risiko tinggi LBP. Jika lifting
indeks <1 maka posisi tersebut tidak menimbulkan risiko LBP. Berikut rumus lifting indeks :

Lifting Indeks (LI) = Load Weight ÷ Recommended Weight limit (RWL)

Recommended Weight Limit (RWL) (1)

Recommended Weight limit (RWL) adalah rekomendasi batas beban yang dapat
dilakukan oleh pekerja dalam periode waktu tertentu tanpa peningkatan risiko terjadinya LBP
yang diakibatkan pengangkatan beban manual meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara
repetitive dan dalam jangka waktu yang lama. Berikut ini rumus RWL:

RWL = LC X HM X VM X DM X AM X FM X CM

LC : Load Constant (pelipat ganda berat beban konstan) = 23 kg

HM : Horizontal Multiplier (H) (pelipat ganda jarak horizontal) = 25/H. Jarak horizontal dan
garis tengah batang tubuh sampai posisi tangan memegang beban. Jaraknya minimal
25 cm, ( beban diperkirakan 10 cm di muka permukaan depan tubuh jarak batang
tubuh sampai sisi depan tubuh = 15 cm). Jarak maksimal 80 cm, yaitu jarak
antropometri statis jangkauan lengan maksimal pada sebagian besar individu pekerja.

Gambar. Jarak horizontal


Sumber : Middlesworth. Ergonomich NIOSH Lifting equations (singgle tasks) hal 1−27
VM : Vertical multiplier (V) (pelipat ganda tinggi beban dari lantai). Tinggi dasar beban dari
lantai = 1− (0,003) [V−75]. Tinggi maksimal 0 cm, bila beban diletakkan di lantai.
Tinggi maksimal 175 cm, yaitu tinggi antropometri statis jangkauan vertikal hampir
maksimal pada sebagian besar pekerja. Kondisi paling nyaman V= 75 cm, yaitu tinggi
buku jari antropometri statis pada saat berdiri.

Gambar. Jarak vertical tinggi beban dari lantai


Sumber : Middlesworth. Ergonomich NIOSH Lifting equations (singgle tasks) Hal 1−27
DM : Distance multiplier (D) (pelipat ganda jarak angkatan) = 0,82 + (4,5/D). Jarak
angkatan dari tempat asal beban ke tempat tujuan. Jarak minimal 25 cm, karena kalau
<25 cm pengaruhnya terhadap variabelitas rumus sangat kecil, bila beban diletakkan
di lantai (Dalam rumus, bila D <25 dapat dianggap D= 25 cm). Jarak maksimal 200
cm, yaitu tinggi antropometri statis jangkauan vertikal maksimal pada sebagian besar
pekerja.

Gambar. Jarak angkatan dari tepat asal beban ke tempat tujuan


Sumber : Mark Middlesworth. Ergonomich NIOSH Lifting equations (singgle tasks)
AM : Asymetric multiplier (pelipat ganda sudut putaran dari titik asal). = 1− (0,0032 A).
Besar sudut putaran perpindahan beban, diukur dari tempat asal beban ke tempat
tujuan.

Gambar. Besar sudut putaran perpindahan beban


Sumber : Mark Middlesworth. Ergonomich NIOSH Lifting equations (singgle tasks)
FM : Frequency multiplier (pelipat ganda frekuensi angkatan.) frekuensi rata−rata angkatan
dalam semenit (jumlah angkatan/menit) frekuensi minimal 0,2 ( 1 angkatan/5 menit),
untuk F <0,2 dianggap nilainya 0. Frekuensi maksimal 12−18, untuk F >18 di luar
batas kemampuan manusia.
Frekuensi Lama kerja ( terus menerus)
(angkatan/menit < 8 jam < 2 jam < 1 jam
V<75 cm V>75cm V<75 cm V>75cm V<75 cm V>75cm
0,2 0,85 0,85 0,95 0,95 1,00 1,00
0,5 0,81 0,81 0,92 0,92 0,97 0,97
1 0,75 0,75 0,88 0,88 0,94 0,94
2 0,65 0,65 0,84 0,84 0,91 0,91
3 0,55 0,55 0,79 0,79 0,88 0,88
4 0,45 0,45 0,72 0,72 0,84 0,84
5 0,35 0,35 0,60 0,60 0,80 0,80
6 0,27 0,27 0,50 0,50 0,75 0,75
7 0,22 0,22 0,42 0,42 0,70 0,70
8 0,18 0,18 0,35 0,35 0,60 0,60
9 0.00 0,15 0,30 0,30 0,52 0,52
10 0.00 0,13 0,26 0,26 0,45 0,45
11 0.00 0.00 0.00 0,23 0,41 0,41
12 0.00 0.00 0.00 0,21 0,37 0,37
13 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0,34
14 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0,28
>15 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Table. Pelipat ganda frekuensi angkatan


CM : Coupling multiplier (pelipat ganda faktor kemudahan memegang beban). Faktor faktor
kemasan beban yang dapat memudahkan memegang beban (bentuk kemasan beban,
elastisitas beban, memiliki pegangan).

Kriteria kemudahan Pelipat ganda faktor kemudahan


V < 75 cm V> 75 cm
Baik 1,00 1,00
Cukup 0.95 1,00
Buruk 0,90 0,90
Table. Pelipat ganda Faktor kemudahan

Keterangan kriteria kemudahan

1. Baik
a. Desain kemasan boks optimal, memiliki pegangan atau lubang dengan
desainyang optimal
b. Kemasan bukan boks, bagian yang bebas dari kemasan cukup longgar mudah
dilipat untuk pegangan
2. Cukup
a. Desain kemasan boks optimal, tetapi pegangan atau lubang kurang memenuhi
syarat
b. Kemasan bukan boks atau desain kemasan boks yang kurang memenuhi syarat,
sehingga saat menggenggam tangan harus menekuk kedalam sebesar 900
3. Buruk
a. Desain kemasan boks kurang memenuhi syarat, tidak memiliki pegangan atau
lubang
b. Kemasan bukan boks atau beban dengan bentuk tidak beraturan besar sekali atau
sukar untuk dipegang.
Karakteristik pengangkatan beban pada pekerja kontruksi

a. Besar beban yang diangkat. Diskus intervertebralis L5 S1 akan menanggung gaya


kompresi yang lebih besar bila mengangkat beban yang bervolume lebih besar
dibandingkan mengangkat beban yang sama beratnya tetapi bervolume lebih kecil.

Sumber : Jason Cato. Simple Solutions For Home Building Workers. NIOSH. 2013

b. Bentuk dan karakteristik beban yang diangkat. Nilai ambang batas mengangkat beban
dengan kemasan yang liat atau dapat mengempis lebih tinggi bila dibandingkan
mengangkat beban berupa boks

Sumber : Jason Cato. Simple Solutions For Home Building Workers. NIOSH. 2013

c. Distribusi beban dan stabilitas. Beban yang tidak terisi penuh akan mengurangi nilai
ambang batas mengangkat beban. Beban yang tidak simetris akan memberikan stres
mekanik yang lebih besar pada vertebra lumbalis, karena pusat gaya beban akan jatuh
di luar pusat gaya berat batang tubuh, yang menimbulkan gaya rotasi dari masing
masing vertebra pada vertebra di dekatnya
d. Pegangan beban nilai ambang batas mengangkat beban yang kemasannya tanpa
pegangan kira kira 4 sampai 12 % lebih rendah jika dibandingkan yang menggunakan
pegangan.

Sumber : Jason Cato. Simple Solutions For Home Building Workers. NIOSH. 2013

e. Tinggi jarak angkatan. Tenaga yang paling efisien untuk mengangkat beban pada
ketinggian jarak 100 sampai 150 cm

Sumber : Jason Cato. Simple Solutions For Home Building Workers. NIOSH. 2013

f. Berat, frekuensi mengangkat, dan jarak memindahkan beban. Nilai ambang batas
mengangkat beban makin rendah jika beban semakin berat, aktivitas mengangkat
benda dilakukan dengan semakin sering, dan makin jauh jarak memindahkan beban.

Sumber : Jason Cato. Simple Solutions For Home Building Workers. NIOSH. 2013
2. Pengendalian Risiko LBP pada Pekerja Kontruksi

Tidak semua organisasi tempat kerja mempunyai fasilitas dan kemampuan yang sama dalam
upaya pengendalian manual material handling. Tahapan prioritas berikut ini dapat
dilaksanakan untuk mengatasi keterbatasan organisasi ditempat kerja;

Prioritas I
Memperbaiki perencanaan tugas kerja atau Job redesign, kemampuan seseorang yang
ditugaskan untuk pekerjaan dengan aktifitas mengangkat beban harus selaras dengan
kebutuhan proposional fisik tugas kerja, oleh karenanya perlu dilaksanakan pemeriksaan
sebelum bekerja dan pemeriksaan untuk penempatan tenaga kerja yang seksama. Prosedur
pemeriksaan :
1. Riwayat penyakit : perlu ditanyakan gangguan musculoskeletal yang pernah terjadi.
LBP sering terjadi pada usia 35 sampai 55 tahun. Perokok dan masalah kejiwaan yang
berat seringkali merupakan faktor risiko yang bermakna
2. Pemeriksaan fisik. Data antropometri perlu diukur untuk dibandingkan dengan
peralatan di tempat kerja, dan gerakan gerakan yang terbatas perlu dicermati sebagai
tanda tanda adanya gangguan nyeri pinggang yang ringan
3. Pemeriksaan radiografi pada tulang pinggang. Gambaran abnormal pada pemeriksaan
radiografi bukan merupakan faktro predisposisi dari LBP, walaupun 40% penderita
gangguan nyeri pinggang terdapat gambaran abnormalitas
4. Tes kekuatan, merupakan pengukuran tenaga yang dikeluarkan oleh sekelompok otot
pada keadaan kerja otot statis dan dinamis.

Prioritas II

Memanfaatkan penggunaan peralatan mekanis angkat beban : lift table, lever hoish,
crane, trolley, hand truck dn forklift truck. Dan conveyor

Sumber : Jason Cato. Simple Solutions For Home Building Workers. NIOSH. 2013
Prioritas III

Pelatihan mengenai cara pengangkatan beban yang aman, perbaikan sistem kerja, dan
aplikasi teknologi baru untuk mengatasi penyimpangan perilaku dan tugas kerja yang
kurang memadai, harus dilakukan pada seluruh pekerja yang ditugaskan pada pekerjaan
mengangkat beban

Prasyarat mengangkat beban yang aman

1. Kurangi berat beban yang diangkat (dikemas dengan kemasan yang lebih kecil).

Sumber : Jason Cato. Simple Solutions For Home Building Workers. NIOSH. 2013

2. Angkat beban bersama untuk beban yang lebih besar

Sumber : Jason Cato. Simple Solutions For Home Building Workers. NIOSH. 2013
3. Gaya angkat beban yang benar

Sumber : Jason Cato. Simple Solutions For Home Building Workers. NIOSH. 2013

4. Ubah metode angkat beban (menarik/mendorong lebih ringan daripada membawa)


5. Kurangi jarak membawa beban (ubahlah menjadi beberapa jarak yang lebih dekat dari
pada 1 kali jarak yang jauh
6. Tinggi angkatan tidak lebih tinggi dari bahu

Sumber : Jason Cato. Simple Solutions For Home Building Workers. NIOSH. 2013

7. Beban yang berat pada tinggi kepalan tangan


8. Kurangi frekuensi mengangkat beban
9. Periode istirahat yang cukup
10. Rotasi tugas
11. Buat kemasan dengan pegangan memadai

3. Managemen Risiko LBP pada pekerja kontruksi (2)

Pekerjaan kontruksi sering mengakibatkan gangguan pada sistem muskulosketal terutama


LBP. managemen yang tepat perlu dilakukan untuk meminimalkan gangguan LBP pada
pekerja. terdapat 5 langkah management risiko LBP pada pekerja kontruksi :

Langkah 1: Memahami bagaimana tugas penanganan manual dilakukan.


Melakukan pengumpulan informasi tentang penanganan manual pada pekerjaan
kontruksi dan mengidentifikasi tahapan dari pekerjaan tersebut. Informasi bisa didapatkan
dari orang yang yang biasa bekerja di tempat tersebut misalnya pekerja, mandor maupun
petugas kesehatan dan keselamatan. Orang yang akan melakukan panilaian harusnya
memiliki pemahaman yang baik tentang jenis tugas penanganan manual yang dilakukan oleh
para pekerja .

Langkah 2: Mengumpulkan data teknis

Informasi teknis dapat mencakup berat dan ukuran muatan, pengukuran fisik area kerja,
jumlah lift manual yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan informasi umum tentang
lingkungan kerja seperti rute akses. Ini adalah praktik yang baik untuk mengambil foto-foto
tugas kerja dan lingkungan kerja, karena hal ini memudahkan untuk memvisualisasikan
potensi bahaya. Semua data ini dapat dikumpulkan saat mengamati tugas. Pada titik itu,
disarankan untuk berkonsultasi dengan orang lain untuk menulis informasi yang relevan dan
membahas cara-cara alternatif menyelesaikan tugas dengan risiko yang lebih kecil.

Langkah 3: Identifikasi masalah atau faktor risiko yang perlu diperbaiki.

Langkah selanjutnya dari proses ini adalah mengidentifikasi kondisi ergonomis yang
tidak menguntungkan atau faktor risiko yang dapat berkontribusi pada risiko LBP. Perlu
adanya pengendalian tentang risiko penyebab LBP misalnya : Beban terlalu berat untuk
diangkat dalam jarak jauh, Ada upaya fisik yang terlalu sering melibatkan tulang belakang,
Jarak membawa dan mengangkat berlebihan. Setelah faktor-faktor risiko telah diidentifikasi,
perlu untuk menyelidiki solusi potensial.

Langkah 4: Melakukan pengendalian risiko untuk meminimalkan dampak kesehatan bagi


pekerja.

Pengendalian risiko pada penanganan manual dapat dengan mengubah cara pengakatan
yang salah dan mengubah yang benar atau mengurangi penanganan manual beban dengan
menggunakan cara mekanis dan lain sebagainya. Hal ini bermanfaat untuk pekerjaan
kontruksi yang mempunyai risiko tinggi menyebabkan LBP

Langkah 5 : Meninjau
Meninjau kembali apakah tingkat dimana langkah langkah pengendalian telah
menhindari atau mengurangi LBP. Keberhasilan mereka akan tergantung pada implementasi
perubahan yang tepat waktu dan tingkat penerimaan pekerja

Referensi :

1. Harrianto ridwan. Buku ajar kesehatan kerja. EGC, 2010 hal 227
2. Joyce james. An Intoduction To The Management Of Manual Handling In The
Construction Sector. HSA. 2013 hal 1−20

Anda mungkin juga menyukai