Anda di halaman 1dari 9

DI SUSUN

OLEH :

RAHMAT PURNAMA
SITI MAHARANI
OKI APRIADI
SAFRIZAL

DOSEN : Ns.Andalia Roza,S.kep

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU
2011
Kata Pengantar.
Alhamdulilah puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan nikmat
yang diberikanNya saya dapat menyelasaikan makalah yang berjudul “perawatan
pasien hemodialisa” ini untuk membantu proses belajar mengajar pada mata
kuliah KDM dan internet.
Saya mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan
makalah ini dan saya menyadari terdapat banyak kekurangan dan kesalahan
dalam pembuatan makalah ini, jadi saya mengharapkan kritik dan saran dari
teman-taman semua agar lebih baik untuk kedepanya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan di manfaatkan oleh kita semua.amin

Pekanbaru, 15 April 2011

penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.
Hemodialisa adalah pengobatan bagi orang yang menurun fungsi
ginjalnya. Hemodialisa mengambil alih fungsi ginjal untuk membersihkan darah
dengan cara mengalirkan melalui “ginjal buatan”. Hal yang melatar berlakangi isi
makalah ini di harapkan agar pengobatan hemodialisa dapat di cegah bagi para
penderita penurunan fungsi ginjal dengan lebih meningkatkan asupan cairan bagi
fungsi ginjal yang belum kronis.
Haemodialysis adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum dan
zat beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang berisi
membrane yang selektif-permeabel dimana melalui membrane tersebut fusi zat-
zat yang tidak dikehendaki terjadi. Haemodialysa dilakukan pada keadaan gagal
ginjal dan beberapa bentuk keracunan
Banyak orang merasa tak nyaman dan ragu-ragu saat-saat pertama
dilakukan hemodialisa. Saat dilakukan hemodialisa sebenarnya anda tidak akan
merasakan apa-apa, beberapa orang akan merasa lelah setelah selesai dilakukan
hemodialisa terutama bila baru beberapa kali hemodialisa. Setelah beberapa kali
hemodialisa maka cairan yang berlebih dan racun dari tubuh anda akan berkurang,
anda akan merasa kembali bertenaga.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH.


1.Pengertian hemodialisa.
2.Askep pada hemodialisa.
3.perawatan sebelum hemodialisa.
4.Perawatan saat hemodialisa.

1.3 TUJUAN.
Secara umum untuk memahami bagaimana isi makalah, secara pasifik agar
pembaca memahami setiap hal dalam identifikasi masalah.

BAB II
ISI
2.1. Pengertian hemodialisa.
Hemodialisa adalah proses pembersihan darah oleh akumulasi sampah
buangan. Hemodialisis digunakan bagi pasien dengan tahap akhir gagal ginjal atau
pasien berpenyakit akut yang membutuhkan dialysis waktu singkat (DR.
Nursalam M. Nurs, 2006).
Haemodialysis adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum dan
zat beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang berisi
membrane yang selektif-permeabel dimana melalui membrane tersebut fusi zat-
zat yang tidak dikehendaki terjadi. Haemodialysa dilakukan pada keadaan gagal
ginjal dan beberapa bentuk keracunan (Christin Brooker, 2001).
Hemodialisa adalah pengobatan bagi orang yang menurun fungsi
ginjalnya. Hemodialisa mengambil alih fungsi ginjal untuk membersihkan darah
dengan cara mengalirkan melalui “ginjal buatan”. Sampah dan air yang berlebih
dibuang dari tubuh selama proses hemodialisa berlangsung, ini biasanya
dilakukan oleh ginjal yang fungsinya masih baik.
Hemodialisa adalah tindakan yang dilakukan untuk membantu beberapa
fungsi ginjal yang terganggu atau rusak saat ginjal tidak lagi mampu
melaksanakannya. Hemodialisa membantu menjaga keseimbangan cairan dan
elektrolit pada tubuh, juga membantu mengekskresikan zat-zat sisa atau buangan.

Cara Kerja Hemodialiisa.


Sebuah ginjal buatan disambung dengan mesin hemodialisa. Sebuah
selang infus akan bertugas mengalirkan darah dari tubuh anda untuk dibersihkan
di ginjal buatan, selang infus lainnya akan mengalirkan kembali darah ke tubuh
anda. Proses ini yang akan membuang sampah dan air yang berlebih dari tubuh
anda.
Diperlukan suatu cara agar darah bisa masuk ke mesin, hal ini disebut
dengan “akses”. Akses yang paling umum adalah fistula di lengan . Dokter bedah
anda akan membuat sayatan kecil di lengan dan menyambung 2 pembuluh darah,
arteri dan vena. Hal ini akan membuat pembuluh vena menjadi besar dan
memudahkan perawat dialisa untuk memasang 2 jarum, satu untuk mengalirkan
darah menuju mesin, yang lainnya mengalirkan darah menuju tubuh .

2.2. Askep pada hemodialisa.


Pada pasien yang baru pertama kali hemodialisis, jika kondisi pasien
memungkinkan, pasien diorientasikan pada ruangan paviliun II dan alat-alat yang
ada. Selain itu pasien diberikan penjelasan ringkas tentang prosedur yang akan
dijalankan, prinsip hemodialisis, diet, pembatasan cairan, perawatan cimino, hal-
hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama hemodialisis dan efek dari
hemodialisis.
Pada pre hemodialisis, kegiatan perawatan meliputi : menghidupkan
mesin, meyediakan alat-alat, memasang alat pada mesin, sirkulasi cairan NaCl
pada mesin, mengawasi penimbangan berat badan pasien, mengukur suhu badan,
mengukur tekanan darah dan menghitung denyut nadi.
Pada tahap pemasangan alat dan selama pemasangan, kegiatannya meliputi
: desinfeksi daerah penusukan, pemberian anestesi lokal (kalau perlu), penusukan
jarum, pemasukan heparin (bolus), selanjutnya menyambung jarum pada arteri
blood line. Lalu menekan tombol BFR, membuka klem venous dan arteri blood
line, memprogram penurunan berat badan, waktu pelaksanaan, venous pressure,
kecepatan aliran heparin dan UFR. Kemudian menghubungkan heparin contnous
ke sirkulasi, monitoring pernafasan, makan dan minum, pengaturan posisi tubuh,
monitoring alat-alat dan kelancaran sirkulasi darah, mengukur tekanan darah dan
menciptakan suasana ruangan untuk mengisi kegiatan pasien selama hemodialisis
berlangsung.
Pada tahap penghentian hemodialisis meliputi : penghentian aliran darah,
mencabut jarum inlet dan menekan bekas tusukan sambil menunggu sampai aliran
darah pada venous blood line habis. Langkah selanjutnya adalah mencabut jarum
out line dan menekan bekas tusukan, mengganti gaas bethadine dan fiksasi dengan
plester. Setelah penghentian hemodialisis, dilakukan pengukuran tekanan darah,
mengukur suhu, mengawasi penimbangan berat badan, membereskan alat-alat dan
dilanjutkan dengan desinfeksi alat.
Semua kegiatan baik pada tahap pre hemodialisis selama pemasangan dan
penghentian hemodialisis dilakukan oleh perawat kecuali penimbangan berat
badan dan minum yang pada beberapa pasien dilakukan sendiri. Disamping itu
beberapa pasien telah dapat melaporkan pada perawat apabila ada ketidakberesan
pada mesin atau akses vaskular, setelah mencoba mengatasi sendiri.

2.3. perawatan sebelum hemodialisa


Hal-hal yang harus di persiapkan :
-Persiapan mesin
-Listrik
-Air (sudah melalui pengolahan)
-Saluran pembuangan
-Dialisat (proportioning sistim, batch sistim)
-Persiapan peralatan + obat-obatan
-Dialyzer/ Ginjal buatan (GB)
-AV Blood line
-AV fistula/abocath
-Infuse set
-Spuit : 50 cc, 5 cc, dll ; insulin
-Heparin inj
-Xylocain (anestesi local)
-NaCl 0,90 %
-Kain kasa/ Gaas steril
-Duk steril
-Sarung tangan steril
-Bak kecil steril
-Mangkuk kecil steril
-Klem
-Plester
-Desinfektan (alcohol + bethadine)
-Gelas ukur (mat kan)
-Timbangan BB
-Formulir hemodialisis

Prosedur Kerja
-Cuci tangan
-Letakkan GB pada holder, dengan posisi merah diatas
-Hubungkan ujung putih pada ABL dengan GB ujung merah
-Hubungkan ujung putih VBL dengan GB ujung biru, ujung biru VBL
dihubungkan dengan alat penampung/ mat-kan
-Letakkan posisi GB terbalik, yaitu yang tanda merah dibawah, biru diatas
-Gantungkan NaCl 0,9 % (2-3 kolf)
-Pasang infus set pada kolf NaCl
-Hubungkan ujung infus set dengan ujung merah ABL atau tempat khusus
-Tutup semua klem yang ada pada slang ABL, VBL, (untuk hubungan tekanan
arteri, tekanan vena, pemberian obat-obatan)
-Buka klem ujung dari ABL, VBL dan infus set
-Jalankan Qb dengan kecepatan  100 ml/m
-Udara yang ada dalam GB harus hilang (sampai bebeas udara) dengan cara
menekan-nekan VBL
-Air trap/Bubble trap diisi 2/3-3/4 bagian
-Setiap kolf NaCl sesudah/ hendak mengganti kolf baru Qb dimatikan
-Setelah udara dalam GB habis, hubungkan ujung ABL dengan ujung VBL, klem
tetap dilepas
-Masukkan heparin dalam sirkulasi darah sebanyak 1500-2000 U
-Ganti kolf NaCl dengan yang baru yang telah diberi heparin 500 U dan klem
infus dibuka
-Jalankan sirkulasi darah + soaking (melembabkan GB) selama 10-15 menit
sebelu dihubungkan dengan sirkulasi sistemik (pasien).

CATATAN !!!!
-PERSIAPAN SIRKULASI
-Rinsing/Membilas GB + VBL + ABL
-Priming/ mengisi GB + VBL + ABL
-Soaking/ melembabkan GB.
-Volume priming : darah yang berada dalam sirkulasi (ABL + GB + VBL )

Cara menghitung volume priming :


Σ NaCl yang dipakai membilas dikurangi jumlah NaCl yang ada didalam mat kan
(gelas tampung/ ukur)
Contoh :
∑ NaCl yang dipakai membilas : 1000 cc
∑ NaCl yang ada didalam mat kan : 750 cc
Jadi volume priming : 1000 cc – 750 cc = 250 cc
Cara melembabkan (soaking) GB
Yaitu dengan menghubungkan GB dengan sirkulasi dialisat
Bila mempergunakan dialyzer reuse / pemakaian GB ulang :
Buang formalin dari kompartemen darah dan kompartemen dialisat
Hubungkan dialyzer dengan selang dialisat
Biarkan  15 menit pada posisi rinse
Test formalin dengan tablet clinitest :
Tampung cairan yang keluar dari dialyzer atau drain
Ambil cairan  10 tts (1/2 cc), masukkan ke dalam tabung gelas, masukkan 1
tablet clinitest ke dalam tabung gelas yang sudah berisi cairan
Lihat reaksi :
Warna biru : – / negatif
Warna hijau : + / positif
Warna kuning : + / positif
Warna coklat : +/ positif
Selanjutnya mengisi GB sesuai dengan cara mengisi GB baru
Persiapan pasien
1.Persiapan mental
2.Izin hemodialisis
3.Persiapan fisik :Timbang BB, Posisi, Observasi KU (ukur TTV)

2.4. Perawatan saat hemodialisa


Sarana hubungan sirkulasi/ akses sirkulasi :
Dengan internal A-V shunt/ fistula cimino
Pasien sebelumnya dianjurkan cuci lengan & tangan
Teknik aseptic + antiseptic : bethadine + alcohol
Anestesi local (lidocain inj, procain inj)
Punksi vena (outlet). Dengan AV fistula no G.14 s/d G.16/ abocath, fiksasi, tutup
dengan kasa steril
Berikan bolus heparin inj (dosis awal)
Punksi inlet (fistula), fiksasi, tutup dengan kassa steril
Dengan eksternal A-V shunt (Schibner)
Desinfektan
Klem kanula arteri & vena
Bolus heparin inj (dosis awal)
Tanpa 1 & 2 (femora dll)
Desinfektan
Anestesi local
Punksi outlet/ vena (salah satu vena yang besar, biasanya di lengan).
Bolus heparin inj (dosis awal)
Fiksasi, tutup kassa steril
Punksi inlet (vena/ arteri femoralis)
Raba arteri femoralis
Tekan arteri femoralis
Vena femoralis  0,5 – 1 cm ke arah medial
Anestesi lokal (infiltrasi anetesi)
Vena femoralis dipunksi setelah anestesi lokal 3-5 menit
Fiksasi
Tutup dengan kassa steril

Memulai hemodialisis :
1.Ujung ABL line dihubungkan dengan punksi inlet
2.Ujung VBL line dihubungkan dengan punksi outlet
3.Semua klem dibuka, kecuali klem infus set
4.Jalankan pompa darah (blood pump) dengan Qb  100 ml/m, sampai sirkulasi
darah terisi darah semua.

Anda mungkin juga menyukai