Anda di halaman 1dari 56

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem Komunitas II dengan pokok
bahasan Program Kesehatan / Kebijakan Dalam Menanggulangi Masalah
Kesehatan Utama Di Indonesia

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha
kita.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang lebih bermutu dan merata untuk


seluruh masyarakat merupakan keinginan yang menjadi landasan pelaksanaan
pembangunan kesehatan di Indonesia.Pembangunan kesehatan di Indonesia
selama beberapa dekade yang lalu harus diakui relatif berhasil, terutama
pembangunan infra struktur pelayanan kesehatan yang telah menyentuh sebagian
besar wilayah kecamatan dan pedesaan. Namun keberhasilan yang sudah dicapai
belum dapat menuntaskan.problem kesehatan masyarakat secara menyeluruh,
bahkan sebaliknya tantangan sektor kesehatan cenderung semakin meningkat.

Transisi epidemiologis, yang di tandai dengan semakin berkembangnya penyakit


degeneratif dan penyakit tertentu yang belum dapat diatasi sepenuhnya (seperti
TBC, DHF dan malaria); hal ini merupakan sebagian tantangan kesehatan di masa
depan. Tantangan lainnya yang harus ditanggulangi antara lain adalah
meningkatnya masalah kesehatan kerja, kesehatan lingkungan, masalah obat-
obatan; dan perubahan dalam bidang ekonomi, kependudukan, pendidikan, sosial
budaya; dan dampak globalisasi yang akan memberikan pergaruh terhadap
perkembangan keadaan kesehatan masyarakat.
Berdasarkan penjelasan di atas sangat diperlukan upaya agar masalah
kesehatan di masa depan dapat ditanggulangi sehingga mencapai kualitas
kesehatan masyarakat yang diinginkan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pemberantasan penyakit menular dan penyehatan
lingkungan pemukiman ?
2. Apa yang dimaksud dengan masalah kesehatan komunitas di Indonesia ?
3. Bagaimanakah program pembinaan kesehatan di Indonesia ?
4. Bagaimanakah strategi pemecahan masalah kesehatan komunitas ?

1.3 TUJUAN MASALAH


1. Menjelaskan yang dimaksud dengan pemberantasan penyakit menular dan
penyehatan lingkungan pemukima
2. Menjelaskan yang dimaksud dengan masalah kesehatan komunitas di
Indonesia
3. Menjelaskan program pembinaan kesehatan di Indonesia
4. Menjelaskan strategi pemecahan masalah kesehatan komunitas
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN PENYEHATAN
LINGKUNGAN PEMUKIMAN
2.1.1 Penyakit Menular
Yang dimaksud penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan
(berpindah dari orang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun melalui
perantara). Penyakit menular ini ditandai dengan adanya (hadirnya) agen atau
penyebab penyakit yang hidup dan dapat berpindah.
Suatu penyakit dapat menular dari orang yang satu kepada yang lain
ditentukan oleh 3 faktor tersebut diatas, yakni :
1. Agen (penyebab penyakit)
2. Host (induk semang)
3. Route of transmission (jalannya penularan)

2.1.2 Agen-agen infeksi (penyebab infeksi)


Makhluk hidup sebagai pemegang peranan penting didalam epidemiologi yang
merupakan penyebab penyakit dapat dikelompokan menjadi :
1. Golongan virus , misalnya influenza, trachoma, cacar dan sebagainya.
2. Golongan riketsia , misalnya typhus.
3. Golongan bakteri, misalnya disentri
4. Golongan protozoa, misalnya malaria, filarial, schistosoma, dsb.
5. Golongan jamur, yakni bermacam-macam panu, kurap, dsb.\
6. Golongan cacing, yakni bermacam-macam cacing perut seperti ascaris
(cacing gelang), cacing kremi, cacing pita, cacing tambang, dsb.
Agar supaya agen atau penyebab penyakit menular ini tetap hidup (survive)
maka perlu persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
1. Berkembang biak
2. Bergerak atau berpindah dari induk semang
3. Mencapai induk semang baru
4. Menginfeksi induk semang baru tersebut.
Kemampuan agen penyakit ini agar penyakit ini tetap hidup pada lingkungan
manusia adalah suatu factor penting didalam epidemologi infeksi. Setiap bibit
penyakit (penyebab penyakit) mempunyai habitat sendiri-sendiri sehingga ia dapat
tetap hidup.Dari sini timbul istilah reservoir yang diartikan sebagai berikut 1) habitat
dimana bibit penyakit tersebut hidup dan berkembang 2) survival dimana bibit
penyakit tersebut hidup sangat tergantung pada habitat sehingga ia dapat tetap
hidup. Reservoir tersebut dapat berupa manusia, binatang atau benda-benda mati.
Reservoir di dalam manusia.Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoir didalam
tubuh manusia antara lain campak (measles), cacar air (small pox), typhus (typoid),
meningitis, gonorrhea dan syphilis. Manusia sebagai reservoir dapat menjadi kasus
yang aktif dan carier.
Carrier adalah orang yang mempunyai bibit penyakit didalam tubuhnya tanpa
menunjukan adanya gejala penyakit tetapi orang tersebut dapat menularkan
penyakitnya kepada orang lain. Convalescent carriers adalah orang yang masih
mengandung bibit penyakit setelah sembuh dari suatu penyakit.Carriers adalah
sangat penting dalam epidemologi penyakit-penyakit polio, typhoid, meningococcal
meningitis dan amoebiasis. Hal ini disebabkan karena :
1) Jumlah (banyaknya carriers jauh lebih banyak dari pada orang yang sakitnya
sendiri).
2) Carriers maupun orang yang ditulari sama sekali tidak tahu bahwa mereka
menderita / kena penyakit.
3) Carries tidak menurunkan kesehatannya karena masih dapat melakukan
pekerjaan sehari-hari.
4) Carriers mungkin sebagai sumber infeksi untuk jangka waktu yang relative lama.
Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoir pada binatang pada umumnya
adalah penyakit zoonosis. Zoonosis adalah penyakit pada binatang vertebrata yang
dapat menular pada manusia. Penularan penyakit-penyakit pada binatang ini melalui
berbagai cara, yakni :
1) Orang makan daging binatang yang menderita penyakit, misalnya cacing
pita.
2) Melalui gigitan binatang sebagai vektornya, misalnya pes melalui pinjal
tikus, malaria, filariasis, demam berdarah melalui gigitan nyamuk.
3) Binatang penderita penyakit langsung menggigit orang misalnya rabies.

Penyakit-penyakit yang mempunyai reservoir pada benda-benda mati pada


dasarnya adalah saprofit hidup didalam tanah. Pada umumnya bibit penyakit ini
berkembang biak pada lingkungan yang cocok untuknya. Oleh karena itu bila terjadi
perubahan temperature atau kelembapan dari kondisi dimana ia dapat hidup maka
ia berkembang biak dan siap infektif. Contoh clostridium tetani penyebab tetanus, C.
botulinum penyebab keracunan makanan dan sebagainya.
2.1.3 Sumber infeksi dan penyebaran penyakit
Yang dimaksud sumber infeksi adalah semua benda termasuk orang atau
binatang yang dapat melewatkan / menyebabkan penyakit pada orang. Sumber
penyakit ini mencakup juga reservoir seperti telah dijelaskan sebelumnya.
Macam-macam penularan (mode of transmission)
Mode penularan adalah suatu mekanisme dimana agen / penyebab penyakit
tersebut ditularkan dari orang ke orng lain atau dari reservoir kepada induk semang
baru. Penularan ini melalui berbagai cara antara lain :
1. Kontak (contact)
Kontak disini dapat terjadi kontak langsung maupun kontak tidak langsung
melalui benda-benda yang terkontaminasi. Penyakit-penyakit yang ditularkan
melalui kontak langsung ini pada umumnya terjadi pada masyarakat yang
hidup berjubel. Oleh karena itu lebih cenderung terjadi dikota dari pada di
desa yang penduduknya masih jarang.
2. Inhalasi (inhalation)
Yaitu penularan melalui udara / pernapasan. Oleh karena itu ventilasi rumah
yang kurang, berjejelan (over crowding) dan tempat-tempat umum adalah
factor yang sangat penting didalam epidemologi penyakit ini. Penyakit yang
ditularkan melalui udara ini sering disebut air borne infection (penyakit yang
ditularkan melalui udara).
3. Infeksi
Penularan melalui tangan, makanan, dan minuman.
4. Penetrasi pada kulit
Hal ini dapat langsung oleh organism itu sendiri. Penetrasi pada kulit misalnya
cacing tambang, melalui gigitan vector misalnya malaria atau melalui luka,
misalnya tetanus
5. Infeksi melalui plasenta
Yakni infeksi yang diperoleh melalui plasenta dari ibu penderita penyakit pada
waktu mengandung, misalnya syphilis dan toxoplasmosis.
2.1.4 Factor Induk Semang (Host)
Terjadinya suatu penyakit (infeksi) pada seseorang ditentukan pula oleh factor-
faktor yang ada pada induk semang itu sendiri. Dengan perkataan lain penyakit-
penyakit dapat terjadi pada seseorang tergantung / ditentukan oleh kekebalan /
resistensi orang yang bersangkutan.

2.1.5 Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular


Untuk pencegahan dan penanggulangan ini ada 3 pendekatan atau cara yang dapat
dilakukan :
a. Eliminasi Reservoir ( Sumber Penyakit)
Eliminasi reservoir manusia sebagai sumber penyebaran penyakit dapat
dilakukan dengan :
Mengisolasi penderita (pasien), yaitu menempatkan pasien ditempat yang
khusus untuk mengurangi kontak dengan orang lain.
b. Karantina adalah membatasi ruang gerak penderita dan menempatkannya
bersama-sama penderita lain yang sejenis pada tempat yang khusus didesain
untuk itu. Biasanya dalam waktu yang lama, misalnya karantina untuk
penderita kusta.
c. Memutus Mata Rantai Penularan
Meningkatkan sanitasi lingkungan dan higiene perorangan adalah merupakan
usaha yang penting untuk memutus hubungan atau mata rantai penularan
penyakit menular.
d. Melindungi Orang-Orang (Kelompok)
Bayi dan anak balita adalah merupakan kelompok usia yang rentan terhadap
penyakit menular. Kelompok usia yang rentan ini perlu lindungan khusus
(specific protection) dengan imunisasi baik imunisasi aktif maupun pasif.
Obat-obat prifilaksis tertentu juga dapat mencegah penyakit malaria,
meningitis, dan disentri baksilus.Pada anak usia muda, gizi yang kurang akan
menyebabkan kerentanan pada anak tersebut. Oleh sebab itu, meningkatkan
gizi anak adalah juga merupakan usaha pencegahan penyakit infeksi pada
anak.
2.1.6 Penyehatan Lingkungan Pemukiman
A. Pengertian Kesehatan Lingkungan
Ilmu kesehatan lingkungan diberi batasan sebagai ilmu yang mempelajari
diinamika hubungan interaktif antara kelompok penduduk atau masyarakat dengan
segala macam perubahan komponen lingkungan hidup seperti spesies kehidupan ,
bahan, zat atau berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat, serta
mencari upaya-upaya pencegahan.Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi
lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologis yang dinamis antara
manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya realitas hidup manusia yang
sehat, sejahtera dan bahagia (Himpunan Ahli kesehatan Lingkungan)
Kesehatan lingkungan adalah upaya untuk melindungi kesehatan manusia
melalui pengelolahan, pengawasan dan pencegahan factor-faktor lingkungan yang
dapat mengganggu kesehatan manusia, kesehatan lingkungan adalah ilmu seni
dalam mencapai keseimbangan, keselarasan dan keserasian lingkungan hisup
melalui upaya pengembangan budaya perilaku sehat dan pengelolahan lingkungan
sehingga dicapi kondisi yang bersih, aman, nyaman, sehat dan sejahtera terhindar
dari gangguan penyakit, pencemaran dan kecelakaan, sesuai dengan harkat dan
martabat manusia.Kesehatan lingkungan adalah ilmu dan seni untuk mencegah
pengganggu, menanggulangi kerusakan dan meningkatkan / memulihkan fungsi
lingkungan melalui pengelolahan unsur-unsur / factor-faktor lingkungan yang
berisiko terhadap kesehatan manusia dengan cara identifikasi, analisis,
intervensi/rekayasa lingkungan, shingga tersedianya lingkungan yang menjamin bagi
derajat kesehatan manusia secara optimal.
Masalah kesehatan adalah masalah yang sangat kompleks, yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain diluar kesehatan sendiri. Banyak factor
yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu ataupun kesehatan
masyarakat.Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan
yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya suatu status
kesehatan yang optimal pula.
Usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau
mengoptimalkan lingkungan hisup manusia agar dapat menyediakan media yang
baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup
didalamnya.
B. Dasar Hukum
Dasar Hukum Kesehatan Lingkungan terdapat dalam UU No. 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan, BAB XI Kesehatan Lingkungan.
Pasal 162 “Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun social yang memungkinkan
setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya”
Pasal 163
1) Pemerintah , pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan
lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai risiko buruk bagi kesehatan.
2) Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup lingkungan
permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum.
3) Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bebas dari unsur-unsur
yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain :
 Limbah cair
 Limbah padat
 Limbah gas
 Sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratanyang ditetapkan
pemerintah\
 Binatang pembawa penyakit
 Zat kimia yang berbahaya
 Kebisingan yang melebihi ambang batas
 Radiasi sinar pengion dan non pengion
 Air yang tercemar
 Udara yang tercemar
 Makanan yang terkontaminasi
Ketentuan Mengenai Standar baku mutu kesehatan lingkungan dan proses
pengelolahan limbah sebagaimana dimkasud pada ayat (2), dan ayat (3),
ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kesehatan lingkungan.Kesehatan lingkungan adalah suatu
keseimbangan ekologis yang harus ada antara manusia dengan lingkungannya agar
dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
Ruang lingkup :
1) Penyediaan air minum
2) Pengelolahan air buangan dan pengendalian pencemaran
3) Pengelolahan sampah padat
4) Pengendalian vector
5) Pencegahan dan pengendalian pencemaran tanah dan ekskreta manusia
6) Hygiene makanan
7) Pengendalian pencemaran udara
8) Pengendalian radiasi
9) Kesehatan kerja
10) Pengendalian kebisingan
11) Perumahan dan permukiman
12) Perencanaan daerah perkotaan
13) Kesehatan lingkungan transportasi udara, laut, darat
14) Pencegahan kecelakaan
15) Reaksi umum dan pariwisata
16) Tindakan sanitasi yang berhubungan dengan epidermic , bencana,
kedaruratan tindakan pencegahan agar lingkungan bebas dari risiko
gangguan kesehatan (WHO, 1979)
D. Unsur Kesehatan Lingkungan
Unsur Kesehatan Lingkungan, meliputi :
1. Perumahan
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Rumah
atau tempat tinggal manusia dari zaman ke zaman selalu mengalami perubahan
perkembangan bentuk rumah. Misal saja pada zaman purba manusia tinggal di
gua-gua, kemudian berkembang mendirikan rumah di hutan-hutan dan dibawah
pohon. Setelah manusia memasuki zaman modern ini meskipun rumah mereka
dibangun dengan bukan bahan bahan setempat, tetapi kadang desainnya masih
mewarisi kebudayaan sebelumnya. Sampai pada abad modern ini manusia sudah
membangun rumah bertingkat dan telah dilengkapi dengan peralatan yang serba
modern.
(Gambar : Rumah sesuai perkembangan)
Factor yang perlu diperhatikan dalam membangun sebuah rumah :
a) Factor lingkungan, baik lingkungan fisik, biologis maupun lingkungan social.
Maksudnya membangun sebuah rumah harus memperhatikan tempat dimana
rumah itu didirikan.
b) Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat
Hal ini dimaksudkan rumah dibangun berdasarkan kemampuan keuangan
penghuninya, untuk itu maka bahan-bahan setempat yang rumah kisanya dari
bamboo, kayu atap rumbia, dsb, merupakan bahan-bahan pokok pembuatan
rumah.
c) Teknologi yang dimiliki masyarakat
Dewasa ini teknologi perumahan sudah begitu maju dan begitu modern. Rakyat
pedesaan bagaimanapun sederhananya sudah memiliki teknologi perumahan
sendiri yang dipunyai turun temurun. Dalam rangka penerapan teknologi tepat
guna, maka teknologi yang sudah dipunyai oleh masyarakat tersebut
dimodifikasi.
d) Kebijakan (peraturan) pemerintah yang menyangkut tata guna tanah
Untuk hal ini, bagi perumahan masyarakat pedesaan belum merupakan problem,
namun dikota sudah menjadi masalah besar.
Syarat-syarat rumah yang sehat
1) Lantai
Ubin atau semen adalah baik, namun tidak cocok untuk kondisi ekonomi
pedesaan. Syarat yang terpenting disini adalah lantai tidak berdebu pada musim
kemarau dan tidak basah pada musim penghujan.
Iang , kaso, dan r(Gambar : Lantai)
2) Dinding
Tembok adalah baik, namun disamping mahal, tembok sebenarnya kurang cocok
untuk daerah tropis lebih-lebih ventilasinya kurang. Dinding rumah didaerah
tropis khususnya pedesaan, lebih baik dinding atau papan, sebab meskipun
jendela tidak cukup, maka lubang-lubang pada dinding atau papan tersebut
merupakan ventilasi dan dapat menambah penerangan alamiah.
3) Atap genteng
Adalah umum dipakai baik diperkotaan atau pedesaan. Disamping atap genteng
cocok untuk daerah tropis juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan
masyarakat telah dapat membuatnya sendiri.
4) Lain-lain (tiang , kaso, dan reng)
Kayu untuk tiang dan bambu untuk kaso dan reng adalah umum di pedesaan.
Menurut pengalaman bahan-bahan tersebut tahan lama. Tetapi perlu
diperhatikan bahwa lubang-lubang pada bambu merupakan sarang tikus yang
baik. Untuk menghindari ini maka cara memotongnya harus disesuaikan menurut
ruas-ruas bamboo tersebut, apabila tidak pada ruasnya, maka lubang pada
ujung-ujung bamboo yang digunakan untuk kaso tersebut ditutup dengan kayu.
5) Ventilasi
Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk
menjaga agar aliran udara dalam rumah tersebut tetap segar. Kurangnya
ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 didalam rumah yang kadar CO2 yang
bersifat racun bagi penghuninya meningkat. Kurangnya ventilasi udara akan
menyebabkan kelembapan udara dalam ruangan akan naik. Fungsi kedua dari
ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri terutama
bakteri pathogen.
6) Cahaya
Rumah yang sehat memerlukan pencahayaan yang cukup, tidak kurang dan
tidak terlalu banyak. Cahaya dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
 Cahaya alamiah yakni cahaya matahari. Cahaya ini sangat patogendalam rumah,
misalnya basil TBC. Jalan maasuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan
genteng kaca.
 Cahaya buatan, yakni menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah,
seperti lampu minyak tanah, listrik dan sebagainya.
 Luas bangunan rumah
Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni didalamnya,
artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah
penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya
akan menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini tidak sehat, sebab
disamping menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah satu anggota
keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menularkan penyakitnya ke
anggota keluarga lain.
 Fasilitas dalam rumah

Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebgai berikut :


 Penyediaan air bersih yang cukup
 Pembuangan tinja
 Pembuangan air limbah
 Pembuangan sampah
 Fasilitas dapur
 Ruang berkumpul keluarga
Untuk rumah dipedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi muka atau
belakang). Disamping fasilitas tersebut diatas ada fasilitas yang lain yang perlu
diadakan tersendiri untuk rumah pedesaan antara lain yang perlu diadakan
tersendiri untuk rumah pedesaan, yakni :
 Gudang merupakan tempat untuk menyimpan hasil panen.
 Kandang ternak, karena ternak adalah bagian dari para petani, maka kadang-
kadang ternak tersebut ditaruh didalam rumah.
2. Penyediaan Air Bersih
Air bersih merupakan air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak
Kebutuhan air bersih
Adalah banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan air dalam
kegiatan sehari-hari misalnya mandi, mencuci, memasak, menyiram tanaman,
mencuci mobil, dan lain sebagainya.Kualitas air
Adalah standart kualitas yang terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan
RI No 82/2001 yang digunakan sebagai parameter air yang meliputi aspek fisik,
kimia, biologi
a.Air minum
Air adalah sangat penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih
cepat meninggal karena kekurangan air dari pada kekurangan makanan.
Kebutuhan manusia sangat komplek antara lain untuk minum, mandi,
masak, mencuci, dsb. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang
sangat penting adalah kebutuhan untuk minum.
Syarat-syarat air minum yang sehat
a) Rasa
b) Bau.
c) Suhu
d) Kekeruhan
e) TDS atau jumlah zat padat terlarut
3. Pembuangan Kotoran Manusia
Yang dimaksud kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai
lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan oleh tubuh. Zat-zat yang harus
dikeluarkan dari dalam tubuh ini berupa tinja (feses), air seni (urine), dan CO2.
Dengan bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman,
masalah pembuangan kotoran manusia meningkat. Dilihat dari segi kesehatan
masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia menjadi masalah pokok,
sehingga perlu diatasi sedini mungkin. Karena kotoran manusia merupakan sumber
penyebaran penyakit yang multikompleks. Kurangnya perhatian terhadap
pengelolahan tinja disertai dengan cepatnya pertambahan penduduk, jelas akan
mempercepat penyebaran penyakit-penyakit yang ditularkan melalui tinja.
Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia antara lain : tifus,
disentri, kolera, bermacam-macam cacing (gelang, kremi, tambang, pita), dan
sebagainya.
Pengelolahan tempat pembuangan kotoran manusia
Jamban ; jamban yang sehat apabila memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
a. Tidak mengotori permukaan tanah disekeliling jamban tersebut.
b. Tidak mengotori air permukaan disekitar jamban tersebut.
c.Tidak mengotori air tanah disekitar.
d. Tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa.
e.Tidak menimbulkan bau.
f. Mudah digunakan dan dipelihara.
g.Sederhana desainya dan murah.
h.Dapat diterima oleh pemakainya.
4. Pengelolahan Sampah
Sampah adalah sesuatu bahan atau benda yang sudah tidak dapat dipakai lagi
oleh manusia atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan
manusia dan dibuang.
a.Sumber-sumber sampah
1) Sampah-sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes)
2) Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum.
3) Sampah dari perkantoran.
4) Sampah yang berasal dari jalan raya.
5) Sampah yang berasal dari industry.
6) Sampah yang berasal dari pertanian / perkebunan.
7) Sampah yang berasal dari pertambangan.
8) Sampah yang berasal dari perternakan dan perikanan.
b. Jenis-jenis sampah
Meliputi 3 jenis sampah, yaitu :
1) Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya
a) Sampah an organic adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk.
Misalnya : logam/besi, pecahan gelas, plastic dan sebagainya.
b) Sampah organic adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk. Misalnya :
sisa-sisa makanan, daun-daunan, buah-buahan, dan sebagainya.
2) Berdasarkan dapat dan tidaknya dibakar
a) Sampah yang mudah terbakar, misalnya : kertas, karet, kayu, plastik, kain bekas,
dan lain-lain.
b) Sampah yang tidak dapat terbakar, misalnya : kaleng bekas, logam/besi, kaca, dan
lain-lain.
2.2 MASALAH KESEHATAN KOMUNITAS DI INDONESIA
Indonesia terdapat beberapa masalah kesehatan penduduk yang masih perlu
mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dari semua pihak antara lain: anemia
pada ibu hamil, kekurangan kalori dan protein pada bayi dan anak-anak, terutama di
daerah endemic, kekurangan vitamin A pada anak, anemia pada kelompok
mahasiswa, anak-anak usia sekolah, serta bagaimana mempertahankan dan
meningkatkan cakupan imunisasi. Permasalahan tersebut harus ditangani secara
sungguh-sungguh karena dampaknya akan mempengaruhi kualitas bahan baku
sumber daya manusia Indonesia di masa yang akan datang.
Perubahan masalah kesehatan ditandai dengan terjadinya berbagai macam
transisi kesehatan berupa transisi demografi, transisi epidemiologi, transisi gizi dan
transisi perilaku. Transisi kesehatan ini pada dasarnya telah menciptakan beban
ganda (double burden) masalah kesehatan.
1. Transisi demografi, misalnya mendorong peningkatan usia harapan hidup
yang meningkatkan proporsi kelompok usia lanjut sementara masalah bayi
dan BALITA tetap menggantung.
2. Transisi epidemiologi, menyebabkan beban ganda atas penyakit menular
yang belum pupus ditambah dengan penyakit tidak menular yang
meningkat dengan drastis.
3. Transisi gizi, ditandai dengan gizi kurang dibarengi dengan gizi lebih.
4.Transisi perilaku, membawa masyarakat beralih dari perilaku tradisional
menjadi modern yang cenderung membawa resiko.
Masalah kesehatan tidak hanya ditandai dengan keberadaan penyakit, tetapi
gangguan kesehatan yang ditandai dengan adanya perasaan terganggu fisik, mental
dan spiritual. Gangguan pada lingkungan juga merupakan masalah kesehatan
karena dapat memberikan gangguan kesehatan atau sakit. Di negara kita mereka
yang mempunyai penyakit diperkirakan 15% sedangkan yang merasa sehat atau
tidak sakit adalah selebihnya atau 85%. Selama ini nampak bahwa perhatian yang
lebih besar ditujukan kepada mereka yang sakit. Sedangkan mereka yang berada di
antara sehat dan sakit tidak banyak mendapat upaya promosi. Untuk itu, dalam
penyusunan prioritas anggaran, peletakan perhatian dan biaya sebesar 85 %
seharusnya diberikan kepada 85% masyarakat sehat yang perlu mendapatkan
upaya promosi kesehatan.

2.3 PROGRAM PEMBINAAN KESEHATAN KOMUNITAS


2.3.1 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG BIDANG KESEHATAN
A. Langkah-langkah RPJK
Untuk tercapainya tujuan dan sasaran RPJK tersebut maka perlu di ambil
langka-langkah sebagai berikut.
a.Sektor di luar kesehata
Sektor di luar kesehatan yang bukan menjadi kewernegaraan sektor
kesehatan yang banyak berpengaruh pada sektor kesehatan. Untuk itu perlu di
adakan pendekatan sehingga sektor luar kesehatan tersebut di harapkan dapat
melaksanakaan/ membantu upaya-upaya yang berkaitan dengan kesehatan.
 Pengaruh-pengaruh sektor di luar kesehatan tersebut antara lain:
 Penyediaan dan distribusi pangan berpengaruh pada pengurangan
masalah gizi.
 Pengadaan dan pemeliharaan sarana fisik dapat menunjang perbaikan
lingkungan pemukiman.
 Peningkatan pendidikan masyarakat dapat menunjang proses penyuluhan
kesehatan masyarakat.
 Peningkatan jumlah dan mutu rumah yang sehat dapat menunjang
peningkatan mutu kesehatan.
 Peningkatan mutu keagamaan, menunjang peningkatan mutu penyuluhan
kesehatan melalui ajarn agama dan tokoh-tokoh agam
 Peningkatan ekonomi masyarakat akan menunjang proses pemeliharaan
kesehatan baik promotif,preventif,kuratif,rehabilitatif.
 Peningkatan sektor industri akan menunjang industri kesehatan,antara lain
farmasi,alat-alat kesehatan dan lain-lain.
 Peningakatan media masa sangat penting dalam hal meningkatkan
kesadaran,kemauan dan kemampuan masyarakat melalui proses
penyuluhan.
 Peningkatan prasarana trasportasi sangat membantu kelancaran
masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.
 Peningkatan riset dan teknologi akan sangat membantu riset dan teknologi
kesehatan.
b.Sektor kesehatan
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan,langkah-langkah yang khusus
berhubungan dengan sektor kesehatan adalah sebagai berikut:
 Pengembangan peningkatan swadaya masyarakat dalam pembangunan
kesehatan dengan pendedakat edukatif.
 Pengembangan puskesmas agar dapat mengatasi masalah kesehatan dan
membina peran serta masyarakat dalam wilayah kerjanya.
 Pengembangan sistem rujukan agar dapat menampung permasalahan
kesehatan yang ada.
 Peningkatkan upaya kesehatan,,perbaikan gizi pelayanan keluarga berencanaa
di utamakan bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah,kususnya
kelompok bayi,anak-anak dan ibu serta angkatan kerja.
 Peningakatan kesehatan lingkungan khususnya peningkatan pengawasan
kwalitas lingkungan yang berhubungan dengan manusia.
 Penggadaan obat-obatan dan alat kesehatan di tingkatkan agar dapat tersedia
secara merata dengan harta yng terjangkau oleh masyarakat luas.kemampuan
bangsa indonesia untuk memproduksi bahan bku obat-obatan dan alat
kesehatan yang bermutu di tingkatkan secara bertahap.
 Pengembangan tenaga kerja kesehatan yang mencangkup
perencanaan,pendidikan dan latihan secara pembinaan di arahkan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat serta menunjang pelaksanaan pembangunan
kesehatan sepenuhnya.
 Peningkatan kemampuan manajemen kesehatan dan penyempurnaan peraturan
perundang-undangan untuk menunjang pembangunan kesehatan dan
memberikan perlindungan hukum kepada masyarakat
 Pengembangan cara-cara pembiayaan kesehatan atas adasar upaya
bersama,kekeluargaan dan gotong royongan.penyediaan anggaran untuk
pembangunan kesehatan dari pemerintah akan lebih di tingkatkan secara
memadai sedangkan kemampuan masyarakat untuk berperan serta di harapkan
akan meningkatakan pula.
 Penelitian dan pengembangan di arahkan untuk pemecahan masalah
kesehatan evaluasi program kesehatan dan peningkatan daya guna serta hasil
guna upaya kesehatan.
c. Pokok-pokok upaya kesehatan
Berdasarkan permasalahan yang di hadapi serta kebjaksanaan dan langkah-
langkah pembangunan kesehatan seperti yang di kemukakan di atas, maka di susun
pokok-pokok upaya kesehatan yang meliputi peningkatan upaya
kesehatan,perbaikan gizi,peningakatan kesehatan lingkungan,pencegahan dan
pembrantasan penyakit, pengendalian pengadaan,pengaturan dan pengawasan
obat,makanan dan sebagaiannya peningkatan kesehatan kerja, peningkatan
manajemen hukum,pengembangan tenaga serta penelitian dan pengembangan
kesehatan.
Upaya kesehatan ini dapat di selenggarakan baik oleh masyarakat maupun
pemerintah,atau oleh sektor kesehatan maupun sektor-sektor lainya yang berkaitan
dengan kesehatan. Upaya kesehatantersebut dapat bersifat langsung maupun
menunjang. Upaya kesehatan langsung mencangkup peningkatan upaya
kesehatan,perbaikan gizi,peningkatan kesehatan lingkungan,pencegahan dan
pembrantasan penyakit,pengendalian pengadaan,pengaturan dan pengawasan
obat, makanan dan sebagaian serta peningkatan kesehatan kerja upaya kesehatan
penunjang mencangkup peningakatan manajemen dan hukum,pengembangan
tenag kesehatan serta penelitian dan pengembangan kesehatan. Perlu di tekankan
bahwa dalam semua upaya kesehatan tersebut telah mencangkup kegiatan
penyuluhan kesehatan yang di selenggarakan sesuai keperluannya.
1. Peningkatan upaya kesehatan
Peningakatan upaya kesehatan ini di selenggarakan melalui pendekatan dan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Fungsi puskesmas sebagai pusat pengembangan pembinaan dan pelaaksanaan
upaya kesehatan wilayah kerjanya. Secara bertahap puskesmas mengembangkan
kesejahteraan ibu dan anak,keluarga berencana,perbaikan gizi, kesehatan
lingkungan, pencegahan dan pembrantasan penyakit khususnya imunisasi
penyuluhan kesehatan masyarakat, pengobatan termasuk pelayanan karena
kecelakaan,kesehatan sekolah,perawatan kesehatan masyarakat,kesehatan gigi,
kesehatan jiwa,laboraturium sederhana serta pencatatan dan laporan dalam rangka
sistem informasi kesehatan.
b. Untuk pemerataan upaya kesehatan sampai desa secara bertahap di bangun
puskesmas termasuk puskesmas keliling puskesmas pembantu dan pos kesehatan
atau bentuk sarana kesehatan lainya serta di kembangankan peran serta
masyarakat dengan upaya pembangunan kesehatan masyarakat pada tingkat desa.
c. Fungsi pelayanan rumah sakit dan laboraturium secara bertahap di tingkatkan
supaya menjadi lebih efisien sehinga dapat menampung rujukan dari puskesmas
sarana kesehatan lainnya.
d. Pengobatan tradisional yang terbukti berhasilguna dan berdayaguna
dibina,dibimbing dan di manfaatkan untuk pelayanan kesehatan. Sedangkan
pengawasan dan ketertiban terhadap penyimpangan dan penyalahgunaan yang
merugikan masyarakat,secara terhadap di tingkatkan.
e. Penyuluhan kesehatana di tujukan kepada masyarakat melalui kegiatan-kegitan di
puskesmas dan sarana kesehatan lainnya,juga melalui pemanfaatan media masa
baik yang moderen maupun tradisional untuk mengarahkan dan pengendalikan
penyuluhan kesehatan tersebut prlu di adakan pembinaan yang seksama.sasaran
penyuluhan adalah masyarakat dan tenaga kesehatan.
2. Perbaikan gizi
Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat terutama
golongan yang berpenghasilan rendah.sasaran utama upaya ini ialah anak-anak 0-6
tahun.wanita hamil dan menyusui golongan pekerja yang berpenghasilan rendah
serta penduduk di daerah rawan pangan.
Untuk menjamin tercapainya tujuan tersebut perlu adanya upaya pangan dan
gizi nasional yang menjamin ketertiban semua faktor,baik pemerintah maupun
masyarakat termasuk swasta.
Langkah-langkah dan kegiytan pokok yang di lakukan dalam rangka
pelaksanaan upaya ini adalah sebagai berikut:
a. Peningakatan dan perluasan upaya perbaikan gizi keluarga untuk
mengembangkan kemampuan perorangan keluarga dan masyarakat dalam
kegiatan peningkatan gizi dan mutu hidup.
b.Peningkatan mutu gizi dan bahan pangan yang bnyak di konsumsi rakyat
ntara lain dengan suplementasi dan fortifikasi bahan pangan sesuai
dengan pola masalah gizi utama yang terhadap dalam masyarakat.
c. Pemantapan upaya bantuan pangan dengan mengembangkan sistem
kewaspadaan (surveillance)pangan dan gizi di daerah rawan pangan.
d. Pengembngan pelayanan gizi di instansi khususnya rumah sakit dan
pemberian makanan yang memenui syarat gizi bagi orang yang banyk
seperti pabrik,perusahaan,asrama,panti asuhan,penitipan bayi,anak dan
lanjut usia.
e.Peningakatan upaya penganeragaman makanan pokok.
3. Peningkatan kesehatan lingkungan
Upaya ini bertujuan meningkatkan derajat kesehatan dalam rangka mencapai
kualitas hidup yang optimal melalui upaya kesehatan lingkungan dan pelestarian
lingkungan yang dinamis serta membangkitkan dan memupuk swasembada
masyarakat dalam upaya kesehatan lingkungan.
Langkah-langkah untuk meningkatkan kesehatan lingkungan adalah sebagai
berikut:
a. Peningkatan kesehatan lingkungan dengan pembangunan sarana yang di
perlukan dan peningkatan pemanfaatan serta pemeliharaan sarana yang
ada.
b. Peningakatan pengawasan kualitas lingkungan .
c. Pengelolahan lingkungan biologik dan pembinaan lingkungan sosial yang
mendukung upaya penyehatan lingkungan
d. Pembinaan upaya penganaan dan penanggulangan masalah kesehatan
lingkungan sebagai akibat negatif pembangunan(tekanan pembangunan)

3. Pencegahan dan pemberantasan penyakit


Tujuan upaya ini adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian serta
mencegah akibat buruk lebih lanjut dari penyakit.Dalam menentukan penyakit mana
yang diberantas di pertimbangan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Angka kesakitan atu angka kematian yang tinggi
b. Yang dapat menimbulkan wabah.
c. Yang menyerang terutama bayi,anak-anak,ibu dan angkatan kerja
d. Yang menyerang terutama daerah-daerah pembangunan sosial ekonomi.
e. Adanya metoda teknologi efektif.
f. Adanya ikatan internasional.
5. Peningkatan kesehatan kerja
Langkah-langkah untuk meningkatkan kesehatan kerja anatara lain mencangkup:
a. Pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan .
b. Pembinaan lingkungan kerja yang memenuhi syarat kesehatan.
c. Penyelenggaraan upaya kesehatan tenaga kerja dan keluarganya
secaramenyeluruh.
d. Pembinaan tenaga kesehatan untuk upaya peningkatan kesehatan kerja.
e. Penyusunan,pembakuan dan peraturan syarat-syarat kesehatan bagi
tenaga kerja.
6. Pengengendalian pengandaan,pengaturan dan pengawasan obat,makanan
dan sebagainya.
Upaya ini bertujuan untuk
a. Memperluas,meratakan dan meningkatkan mutu upaya kesehatan dengan
mencukupi persediaan obat dan alat-alat kesehatan yang bermutu baik
dengan penyebaran yang makin merata dn harga yang terjangkau oleh
daya beli masyarakat luas secara meningkatkan ketetapan,kerasionalan
dan efisien penggunaan upaya ini makin di arahkan kepada peningkatan
kemampuan bangsa indonesia.
b. Melindungi masyarakat dari kerugian dan bahaya terhadap penggunaan
obat,alat kesehatan,makanan dan minuman ,kosmetika dan obat
tradisional yang tidak memenuhi syarat kesehatan serta mencegah
penyalahgunaan narkotika dan bahan bahaya lainya.
7. Peningkatan manajemen dan hukum
upaya peningkatan kemampuan manajemen dan pengembangan hukum di
bidang kesehatan merupakan bagian dari program nasional untuk penyempurnaan
administrasi pembangunan dan pembangunan bidang hukum.
Langkah-langkah yang di ambil dalam upaya ini meliputi antara lain adalah
sebagai berikut:
a. pembinaan fungsi perencanaan dan evaluasi pembangunan kesehatan.
b. Penyempurnaan administrasi keuangan, perlengkpan, perkantoran, dan
lain sebagainya.
c. Penyempurnaan organisasi dan tata kerja untuk di sesuaikan dengan
fungsi dan beban kerja.
d. Peningkatan fungsi pengawasan yang mencangkup pengendalian,penilaian
dan penertiban.
e. Pengembangan sisitem informasi kesehatan untuk perbaikan manajemen
kesehatan di semua tingakat
f. Peningkatan prasarana fisik dan fasilitas kerja.
g. Pembinaan,pengembangan hukum di bidang kesehatan untuk menciptakan
ketertiban dan kepastian hukum dan mempelancar pembangunan di bidang
kesehatan.

8. Pengembangan tenaga kesehatan


Tujuan upaya pengembangan tenaga kesehatan adalah:
a. Meningkatkan penyediaan jumlah,jenis dan mutu tenaga kesehatan yang
mampu mengemban tugas untuk mewujudkan perubahan,pertumbuhan
dan pembaharuan dalam rangka memenuhi kebutuhan kesehatan bagi
seluruh lapisan masyarakat.
b. Meningkatkan peranan institusi pendidikan tenaga kesehatan untuk
memenuhi kebutuhan pengembangan teknologi tepat guna di bidang
upaya kesehatan sesuai dengan pengembangan masyarakat,melalui
proses pendidikan tenaga kesehatan.juga meningkatkan peran
institusi sebagai sumber informasi dan invasi bagi pengembangan
program pendidikan tenaga kesehatan.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas di lakukan kegiatan pokok
sebagai berikut ini tersebut:
a. Perencanaan tenaga kesehatan jangaka pendek,menegah dan panjang di
lakukan secara menyeluruh dan terpadu dalam kerja sama yang mantap
antara bidang upaya kesehatan,pendidikan,dan pengelolahan tenaga
kesehatan.
b. Peningkatan pendidikan dan latihan tenaga kesehatan untuk memenuhi
kebutuhan program upaya kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat.
c. Pengelolahan atau pembinaan tenaga kesehatan yang mencangkup
administrasi pangkal tenaga kesehatan mulai dari pengangkatan,
penyebaran sampai mengakhiri profesinya pendayagunaan kesahjetraan
sosial,dan pengembangan karier serta keseragaman perlakuan.

9. Penelitian dan pengembangan kesehatan


Tujuan upaya penelitian dan pengembangan kesehatan adalah memberikan
sarana cipta ilmiah dan teknologi yang diperlukan dalam pembanguan kesehatan.
Oleh karena itu upaya ini di susun untuk membantu memecahkan masalah-masalah
kesehatan dan mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan
program-program kesehatan.
Langkah-langkah yang diambil antara lain :
a.Pengembangan iklim yang mengggairahkan penelitian dan pengembangan
b.Peningkatan kemampuan penelitian dan pengembangan institusional
lembaga penelitian.
c. Peningktan kerja sama antara lembaga ilmiah, baik di dalam maupun luar
negeri serta kerja sama antara para peneliti dan penyelenggara upaya
kesehatan baik di pusat maupun daerah.
d.Pengembangan sistem dokumentasi dan informasi ilmiah kesehatan dan
penyebarluasan hasil penelitian.
e. Mengembangkan metodologi penelitian dan pendekatan interdisiplin yang
sesuai dengankebutuhan.
B. BENTUK POKOK PENYELENGGARAAN SISTEM KESEHATAN NASIONAL.
Agar dapat terarah berhasil guna dan berdaya guna tanpa mengabaikan
fungsi sosial, penyelenggaraan upaya kesehatan perlu di lakukan melalui fungsi
sosial, penyelenggaraan upaya kesehatan perlu dilakukan melalui bentuk pokok
penyelenggaraan sistem kesehatan nasional. Bentuk pokok ini mencakup segi-segi
pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan, sumber daya kesehatan dan
peraturan perundang-undangan.Pelaksanaan dan pengembangan upaya kesehatan
upaya kesehatan di laksanakan dan di kembangkan berdasarkan suatu bentuk
atau pola upaya kesehatan puskesmas, peran serta masyarakat dan rujukan upaya
kesehatan.
Upaya kesehatan puskesmas.Upaya kesehatan melalui puskesmas di
kecamatan merupakan upaya menyeluruh dan terpadu, yang paling dekat dengan
masyarakat. Upaya ini meliputi peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan
pemulihan. Di lapangan atau tingkat desa upaya ini merupakan suatu jaringan yang
saling berkaitan dengan masyarakat dalam berbagai bentuk dalam koordinasi
lembaga ketahanan masyarakat desa.

Dalam kaitan ini peranan puskesmas adalah sebagai suatu unit organisasi
kesehatan yang merupakan pusat pengembangan yang melaksanakan pembinaan
dan jug memberikan pelayanan kesehatan secara meyeluruh dan terpadu di wilayah
kerjanya. Puskesmas harus dapat mengkoordinasikan atau mengatur upaya swasta
dan perorangan dalam bidang kesehatan.
1) Pelayanan upaya kesehatan.
2) Pembinaan upaya kesehatan.
3) Pengembangan upaya kesehatan.
a. Peran serta masyarakat
a.Ikut dalm penelaahan situasi masalah.
b. Ikut terlibat dalam menyusun perencanaan pelaksanaan termasuk
penentuan prioritas
c. Menjalankan kebiasaan hidup sehat dan atau berperan serta secara aktif
dalam megembangkan ketenagaan dana dan sarana.
b.Upaya melalui pembangunan kesehatan masyarakat desa
Kegiatan upaya kesehatan dalam ruang lingkup PKMD di selenggarakan oleh
kader atau tenga kerja yang di pilih dan di biaya oleh masyarakat serta diberi latihan-
latihan yang memadai agar mampu melakukan hal-hal yang sederhana tapi
bermanfaan seperti proritas dan kondisi masyarakat. Upaya kesehatan tersebut
antara lain adalah upaya kesehatan sederhana kesehatan perorangan dan keluarga
serta kegiatan-kegiatan lain seperti yang di sebut sebagai kegiatan minimal dalam
pengertian primary health care.
Kegiatan-kegiatan ini di selenggarakan melalui kader pembangunan bidang
kesehatan wadah dari PKMD adalah lembaga kesehatan masyarakat desa.
a. Uasaha penghimpunan dana gotong royong yang di pergunakan baik
untuk upaya kesehatan oleh masyarakat mau pun pemerintah.
b. Penyelenggaraan pendidikan dan latihan tenaga kesehatan
c. Balai pengobatan(BP),balai kesejahteran ibu dan anak (BKIA)dan klinik
swasta lainnya.
d. Praktek dokter umu,,spesialis dan praktek kelompok terutama di tujukan
untuk pelayanan kesehatan perorangan dan keluarga.
e. Rumah bersalin terutama untuk rawat tinggal ibu melahirkan normal.
f. Rumah sakit umum dan rumah sakit khusus terutama untuk rawat
tinggal.jumlahnya dapt di ukur menrut rasio dan kebutuhan di daerah-
daerah di mana masyarakat mampu menyelenggarakan.
g. Laboraturium klinik dan mikrobiologi.
h. Apotek dan saran distribusi obat,alt kesehatan dan kosmetika.
i. Upaya yang memberikan jasa konsultasi dan bantuan dalam rangka
pelaksanaan upaya kesehatan.
j. Pengobatan tradisional.
k.Uasaha-usaha lain berhubungan dengan kesehatan.
c. Rujukan upaya kesehatan
Rujukan upaya kesehatan ini pada dasarnya meliputi rujukan
kesehatan(health referral)serta rujukan medik(medical referral) yang dapat bersifat
vertikal atau horizontal atau timbal balik.untuk dapat terlaksanakannnya rujukan ini di
perlukan adanya peningkatan etik petugas kesehatan yang bersangkutan.
1) Rujukan kesehatan
2) Bantuan teknologi
3)Bantuan sarana
4) Bantuan oprasional
5) Rujukan medik
Bantuan tersebu dapat berupa anatara lain:
(1) Survai epidemiologik untuk menentukan besarnya permasalahan yang di
hadapi serta metoda penanggulangan yang penting sesuai dengan situasi
dan kondisi daerah
(2) Mengatasi wabah atau kejadian luar biasa di lapangan oleh tim gerak
cepat tingkat kabupaten dan kotamadya,propinsi atau pusat.
(3) Membangun sarana komunikasi.

Pelayanan medik beserta rujukan di bagi menjadi 3 tingkatan yaitu:


a).Tingkatan pelayanan dasar.
b).Tingkatan pelayanan spesialistik.
c).Tingkatan pelayanan sub spesialistik
Masing-masing tingkat pelayanan yang baik di selengarakan oleh pemerintah
maupun swasta melibatkan unit pelayanan jenis tertentu yaitu:
a) Tingkat pelayanan dasar antara lain terdiri dari unit pelayanan yaitu:
(1)Puskesmas,puskesmas pembantu termasuk BP,BKIA,pos kesehatan.
(2) Rumah bersalin.
(3) Praktek dokter,praktek dokter gigi dan praktek berkelompok.
(4) Balai laboratorium kesehatan,balai pemeriksaan obat dan makanan dan
laboratorium klinik.
(5) Apotik,toko obat berizin,optik.
(6) Pengobatan tradisional.
b) Tingkat pelyanan spesialistik antara lain terdiri dari unit pelayanan:
(1) Rumah sakit pemerintah
(2) Rumah sakit khusus.
(3) Rumah sakit swasta.
(4) Praktek dokter umum,dokter gigi,spesialis dan praktek berkelompok.
(5) Balai laboratorium kesehatan,balai pemeriksaan obat dan makanan da
laboratorium klinik.
c) Tingkat pelayanan sub spesialistik antara lain terdiri dari unit pelayanan yaitu:
(1) Rumh sakit pendidikan pemerintah.
(2) Rumah sakit pendidikan swasta.
2.3.2 RENCANA POKOK PROGRAM PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DI
BIDANG KESEHATAN (RPJPK)
Dalm pemikiran Dasar Sistem Kesehatan Nasional telah dikemukakan tujuan
pembangunan kesehatan yang merupakan cita-cita bangsa, yaitu : tercapainya
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum sebagai bagian tujuan nasional. Dalam RPJPK tujuan ini di
jabarkan menjadi lima tujuan utama pembangunan jangka panjang bidang
kesehatan. Selanjutnya, dalam RP3JPK kelima tujuan utama ini dipertegas lagi
sebagai cita-cita yang telah jelas arahnya sehingga merupakan kemauan yang nyata
atau karsa, yang disebut PANCAKARSA HUSADA yang terdiri dari :
1. Peningkatan kemampuan masyarakat menolong dirinya sendiri dalam
bidang kesehatan.
2. Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.
3. Peningkatan status gizi masyarakat.
4. Pengurangan kesakitan dan kematian.
5. Pengembangan keluarga sehat sejahtera dalam makin diterimanya norma
kecil yang bahagia dan sejahtera.
Apabila di perhatikan arah dan kebijaksanaan nasional pembangunan bidang
kesehatan dan masalah pokok serta tantangan sampai tahun 2000, maka diperlukan
kebijaksanaan yang lebih mantap dalam pembangunan jangka panjang bidang
kesehatan yang disebut PANCAKARYA HUSADA yaitu :
1. Peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan.
2. Pengembangan tenaga kesehatan.
3. Pengendalian, pengadaan dan pengawasan obat, makanan, dan bahan
berbahaya bagi kesehatan.
4. Perbaikan gizi dan peningkatan kesehatan lingkungan.
5. Peningkatan dan pemantapan manajemen dan hukum.
Karya pertama merupakan karya pokok yang didukung oleh empat karya
lainnya.
Untuk melaksanakan pembangunan kesehatan didasarkan Pancakarya
Husada itu telah ditetapkan pada pancakarya husada selanjutnya dijabarkan
menjadi lima belas pokok program, yaitu :
1.Pokok Program Peningkatan Upaya Kesehatan Puskesmas
2.Pokok Program Peningkatan Upaya Kesehatan Rujukan.
3.Pokok Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit.
4.Pokok Program Peningkatan Kesehatan Kerja.
5.Pokok Program Penyuluhan Program Kesehatan Masyarakat.
6.Pokok Program Pendidikan dan Latihan Tenaga Kesehatan.
7.Pokok Program Pengelolaan Tenaga Kesehatan.
8. Pokok Program Pengendalian, Pengadaan dan Pengawasan Obat Serta
Makanan, Dan Alat Kesehatan.
9. Pokok Program Pengendalian dan Pengawasan Bahan Berbahaya Bagi
Kesehatan.
10.Pokok Program Perbaikan Gizi.
11.Pokok Program Peningkatan Kesehatan Lingkungan.
12.Pokok Program Penyempurnaan Efisiensi Aparatur Kesehatan.
13.Pokok Program Penyempurnaan Prasarana Fisik Kesehatan.
14.Pokok Program Peningkatan Informasi Kesehatan.
15.Pokok Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Pokok program dan program pembangunan kesehatan tersebut dapat digolongkan
menurut karya husada sebagai berikut :
Karya Husada Pertama : Peningkatan dan Pemantapan Upaya Kesehatan.
1. Pokok Program Peningkatan Upaya Kesehatan Puskesmas.
2. Pokok Program Upaya Kesehatan Rujukan.
3. Pokok Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit.
4. Pokok Program Peningkatan Kesehatan Kerja.
5. Pokok Program Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
Karya Husada Kedua : Pengembangan Tenaga Kesehatan
1. Pokok Program Pendidikan dan Latihan Tenaga Kesehatan.
2. Pokok Program Pengelolaan Tenaga Kesehatan.
Karya Husada Ketiga : pengendalian, pengadaan, dan pengawasan obat.
Serta makanan dan bahan berbahaya bagi kesehatan.
Karya Husada Keempat : Perbaikan Gizi dan Peningkatan Kesehatan Lingkungan.
1. Pokok Program Perbaikan Gizi.
2. Pokok Program Peningkatan Kesehatan Lingkungan.
Karya Husada Kelima : Peningkatan dan Pemantapan Manajemen dan Hukum.
1.Pokok Program Penyempurnaan Efisiensi Aparatur Kesehatan.
2. Pokok Program Penyempurnaan Prasarana Fisik Kesehatan.
3. Pokok Program Peningkatan Informasi Kesehatan.
4. Pokok Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Program-Program Dalam RP3JPK.
Pokok Program Peningkatan Upaya Kesehatan Puskesmas.
1. Program Peningkatan dan Pengembangan.
2. Program Peningkatan dan Pengembangan Fisik Puskesmas.
Pokok Program Peningkatan Upaya Kesehatan Rujukan.
1. Program Rujukan Kesehatan.
2. Program Rujukan Medik.
Pokok Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit.
1.Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.
2. Program Kesehatan Gigi dan Mulut.
3. Program Kesehatan Jiwa.
Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit tak Menular.
1.Program Pelayanan Kesehatan Kerja.
2.Program Keselamatan Kerja.
3.Program Kesehatan Lingkungan Kerja.
Pokok Program Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
1. Program Komunikasi dan Informasi.
2.Program Pembinaan dan Pengembangan Peran Serta Masyarkat.
3.Program Pembinaan Penyelenggaraan Penyuluhan Kesehatan.
Pokok Program Pendidikan dan Latihan Tenaga Kesehatan.
1. Program Peningkatan Perencanaan, Pengawasan dan Penilaian
Pengembangan Tenaga Kesehatan.
2. Program Pendidikan Tenaga Kesehatan.
3. Program Latihan Tenaga Kesehatan.
Pokok Program Pengelolaan Tenaga Kesehatan.
1. Program Pengembangan Karier Tenaga.
2. Program Pengembangan Sistem Informasi Ketenagaan.
3. Program Peningkatan Efisiensi Tenaga Pengelola dan Sarana Kerja.
Pokok Program Pengendalian, Pengadaan dan Pengawasan Obat, Alat Kesehatan,
Makanan Dan Kosmetik.
1. Program Pengadaan dan Pengelolaan Obat dan Alat Kesehatan.
2. Program Pengendalian dan Pengawasan Obat, Alat Kesehatan, Makanan
dan Kosmetika.
3. Program Pembinaan dan Penyuluhan Obat, Alat Kesehatan, Makanan dan
Kosmetika.
Pokok Program Penyempurnaan Pengendalian dan Pengawasan Bahan Berbahaya
Bagi Kesehatan.
1. Program Peningkatan Pengelolaan Bahan Berbahaya.
2. Program Peningkatan Aparatur Pengelolaan Bahan Berbahaya.
3. Program Peningkatan Prasarana dan Sarana.
Pokok Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
1. Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
2. Program Pengembangan Intitusional Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan.
2.3.3 KEBIJAKSANAAN KESEHATAN DI INDONESIA
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat,
diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.Masyarakat diartikan perseorangan,
keluarga, 1/kelompok masyarakat, dan masyarakat secara keseluruhan. Dalam
pengertian pencegahan penyakit sudah termasuk pemberantasan penyakit, yang
merupakan upaya untuk mnegurangi jumlah penderita atau kematian akibat penyakit
tertentu.Penyelenggaraan upaya kesehatan yang menyeluruh terpadu dan
berkesinambungan yang dijabarkan kedalam kegiatan pokok merupakan upaya
untuk memecahkan permasalahan kesehatan yang dihadapi.
Penyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan melalui kegiatan :
a.Kesehatan keluarga
b.Perbaikan gizi
c.Pengamanan makanan dan minuman
d. Kesehatan lingkungan
e. Kesehatan kerja
f. Kesehatan jiwa
g. Pemberantasan penyakit
h. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
i. Penyuluhan kesehatan masyarakat
j. Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan
k. Pengamanan zat adiktif
l.Kesehatan sekolah
m.Kesehatan olahraga
n.Pengobatan tradisional
o. Kesehatan matra.
Dari 15 kegiatan pokok tersebut ada beberapa kegiatan pokok yang berkaitan erat
dengan pelayanan keperawatan sebagai berikut :
A. Kesehatan Keluarga
a. Kesehatan keluarga diselenggarakan untuk meweujudkan kelurga sehat, kecil,
bahagia, dan sejahtera.
Keluarga sehat, kecil, bahagia, dan sejahtera adalah keluarga yang terbentuk
berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memberikan kehidupan dan
material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan YME, memilki hubungan yang serasi,
selaras dans eimbang antar anggota keluarga dengan masyarakat dan
lingkungannya, dengan jumlah anak yang ideal untuk mewujudkan kesejahteraan
lahir dan batin. Kesehatan keluarga sebagaimana dimaksud meliputi kesehatan
suami istri, anak, dan anggota keluarga lainnya.
Kesehatan keluarga dalm pasal ini dimaksudkan bukan hanya ditujukan kepada
kesehatan suami atau istri saja, namun juga ditujukan kepada kesehatan pasangan
suami istri agar tercipta keluarga sehat dan harmonis.
Anggota keluarga lainnya adalah setiap orang yang tinggal serumah dengan
keluarga tersebut, baik yang mempunyai hubungan darah maupun tidak.
b. Kesehatan suami istri diutamakan pada upaya pengaturan kelahiran dalam rangka
menciptakan keluarga yang sehat dan harmonis. Pengaturan kelahiran merupakan
suatu upaya bagi pasangan suami istri untuk merencanakan jumlah ideal anak, jarak
kelahiran anak, dan usia ideal perkawinan, serta usia ideal untuk melahirkan
anaknya agar dapat hidup.
c. Kesehatan istri meliputi kesehatan pada masa prakehamilan, kehamilan, persalinan,
dan masa diluar kehamilan, dan persalinan.
Istri sebagai ibu mempunyai peranan yang besar dalam merawat, mendidik dan
membesarkan anaknya. Oleh karena itu diperlukan peningkatan kesehatan ibu yang
meliputi baik dalam masa pra kehamilan, kehamilan, persalinan, pasca persalinan,
masa diluar kehamilan dan persalinan.
d. Kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan pertumbuhan dan
perkembangan anak. Kesehatan anak dilakukan melalui peningkatan kesehatan
dalam kandungan, masa bayi, masa balita, usia prasekolah dan usia sekolah.
Upaya peningkatan kesehatan anak diperlukan untuk mengatasi permasalahan
kesehatan yang khas pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak sejak
masih dalam kandungan, masa bayi, masa balita, usia prasekolah,dan usia sekolah.
Untuk mengatasi masalah kesehatan anak dapat dilakukan upaya misalnya
pencegahan penyakit dengan cara pemberian pengebalan, upaya peningkatan gizi,
dan upaya bimbingan lain.
e. Setiap keluarga melakukan dan mengembangkan kesehatan keluarga dalam
keluarganya. Pemerintah membantu pelaksanaan dan pengembangan kesehtan
keluarga melalui penyediaan sarana dan prasarana atau dengan kegiatan yang
menunjang pengingkatan kesehatan keluarga.
Bantuan pemerintah berupaya penyediaan-penyediaan sarana dan prasarana antara
lain dapat berupaya penyediaan tempat atau peralatan serta tenaga kesehatan atau
perangkat lain yang dapat mendukung peningkatan kesehatan keluarga misalnya
dengan infroamasi dan edukasi.
f. Kesehatan manusia usia lanjut diarahlan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan dan kemampuannya agar tetap produktif.
Manusia usia lanjut adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan
biologis, fisik, kejiwaan dan sosial. Perubahan ini akan memnerikan pengaruh pada
seluruh aspek kehidupan termasuk kesehatannya. Oleh karena itu kesehatan
manusia lanjut, perlu mendapatkan perhatian khusus dengan tetap diperlihara dan
ditingkatkan agar sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat ikut serta berperan
aktif dalam pembangunan.
g. Pemerintah membantu penyelenggaraan upaya kesehatan manusia usia lanjut
untuk meningkatkan kualitas hidupnya secara optimal. Bantuan untuk manusia usia
lanjut berupaya penyediaan tenaga, sarana, dan prasarana kesehtan yang dilakukan
secara terintegrasi melalui kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi, pelatihan
dan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh masyarakat atau pemerintah.
B. Kesehatan Kerja
a. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktifitas kerja kerja yang
optimal, kesehatan kerja diselenggarakan agar tetap pekerja dapat secara sehat
tanpa membahayakan diri dan masyarakat disekelilingnya, agar diperoleh
produktifitas kerja yang optimal, sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja.
b. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat
kerja dan syarat kesehatan kerja.
Upaya kesehatan kerja pada hakikatnya merupakan penyerasian kapasitas kerja,
beban kerja dan lingkungan kerja. Pelayanan kesehatan kerja adalah pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada pekerja sesuai dengan jaminan sosial tenaga kerj
dan mencakup upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan,
dan pemulihan kesehatan. Syarat kesehatan kerja meliputi persyaratan kesehatan
pekerja baik fisik maupun psikis dengan jenis pekerjaannya, persyaratan bahan
baku, perlatan dan proses kerja serta persyaratan tempat atau lingkungan kerja.
c. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.
Tempat kerja adalah tempat terbuka atau tertutup, bergerak atau tidak bergerak,
yang dipergunakan untuk memproduksi barang atau jasa oleh satu atau beberapa
orang pekerja. Tempat kerja yang wajib menyelenggrakan kesehatan kerja adalah
tempat yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit, atau
mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang.
C. Kesehatan Jiwa
a. Kesehatan jiwa diselenggarakan untuk mewujudkan jiwa yang sehat secara optimal
baik intelektual maupun emosional.
Upaya peningkatkan kesehatan jiwa dilakukan untuk mewujudkan jiwa yang sehat
secara optimal, baik intelektual maupun emosional melalui pendekatan peningkatan
kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, agar
seseorang dapat tetap atau kembali hidup secara harmonis, baik dalam lingkungan
keluarga, leingkungan kerja dan atau dalam lingkungan masyarakat.
b. Kesehatan jiwa meliputi pemeliaharaan dan pengingkatan kesehatan jiwa,
pencegahan dan penganggulangan masalah psikososial dan gangguan jiwa,
penyembuhan dan pemulihan penderita gangguan jiwa.
Masalah psikososial adalah masalah psikososial atau kejiwaan yang timbul sebagai
akibat terjadinya perubahan sosial.
c. Kesehatan jiwa dilakukan oleh perorangan, lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, lingkungan pekerjaan, lingkungan masyarakat, didukung sarana pelayanan
kesehatan jiwa dan saran lainnya.
Sarana lainnya adalah tempat tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan jiwa
antara lain lembaga sosial dan kegamaan.
d. Pemerintah melakukan pengobatan dan perawatan, pemulihan, dan penyaluran
bekas penderita gangguan jiwa yang telah selesai menjalani pengobatan dan atau
perawatan ke dalam masyarakat.
e. Pemerintah membangkitkan, membantu dan membina kegiatan masyarakat dalam
pencegahan dan penanggulangan masalah psikososial dan gangguan jiwa,
pengobatan dan perawatan penderita gangguan jiwa, pemulihan serta penyaluran
bekas penderita ke dalam masyarakat.
f. Penderita gangguan jiwa yang dapat menimbulkan gangguan terhadap keamanan
dan ketertiban umum wajib diobati dan dirawat disarana pelayanan kesehatan jiwa
atau sarana pelayanan kesehatan lainnya.
Penderita gangguan jiwa karena keadaannya, mungkin saja melakukan perbuatan
yang dapat mengganggu keamanan, ketertiban umum, atau keselamatan dirinya.
Oleh karena itu, wajib dirawat dan ditempatkan disarana pelayanan kesehatan jiwa.
Selain itu kewajiban pengobatan dan perawatan di sarana kesehatan jiwa
dimaksudkan agar masyarakat tidak melakukan tindakan yang bertentangan dengan
cara pengobatan dan cara perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan. Yang dimaksudkan dengan sarana kesehatan lainnya, antara lain,
rumah sakit umum dan puskesmas.
g. Pengobatan dan perawatan penderita gangguan jiwa dapat dilakukan atas
permintaan suami atau istri atau anggota keluarga penderita atau atas prakarsa
pejabat yang bertanggunga jawab atas keamanan dan ketertiban di wilayah
setempat atau hakim pengadilan bilamana dalam suatu prakara timbul persangkaan
bahwa yang bersangkutan adalah penderita gangguan jiwa. Hakim pengadilan
adalah hakim yang sedang menangani prakara tersebut.

D. Pemberantasan Penyakit
a. Pemberantasan penyakit di selenggarakan untuk menurunkan angka kesakitan dan
atau angka kematian.
Angka kesakitan adalah angka penderita yang terjadi diantara penduduk dalam
masa tertentu. Angka kesakita dan angka kematian merupakan tolak ukur tinggi
rendahnya derajat kesehatan.
Upaya penurunan angka kesakitan dan kematian dilakukan dengan upaya
pencegahan dan pemberantasan penyakit, baik penyakit menular maupun penyakit
tidak menular yang dapat menimbulkan kematian seperti malaria, TBC, kolera,
gondok endemik, infeksi saluran pernapasan akut, kardiovaskuler, dan penyakit lain
yang sejenis.
b. Pemberantasan penyakit dilaksanakan terhadap penyakit menular dan penyakit tidak
menular.
c. Pemberantasan penyakit menular atau penyakit yang dapat menimbulkan angka
kesakita dan atau angka kematian yang tinggi dilaksanakan sedini mungkin.
d. Pemberantasan penyakit tidak menular dilaksanakan untuk mencegah dan
mnegurangi penyakit dengan perbaikan dan perubahan perilaku masyarakat dan
dengan cara lain.
e. Pemberantasan penyakit menular dilaksanakan dengan upaya penyuluhan,
penyelidikan, pengebalan, menghilangkan sumber dan perantara penyakit, tindakan
karantina, dan upaya yang diperlukan.
f. Pemberantasan penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah dan penyakit
karantina dilaksanakan sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.
E. Penyembuhan Penyakit dan Pemulihan Kesehatan
a. Penyembuhan penyait dan pemulihan kesehatan diselenggarakan untuk
mengembalikan status kesehatan akiba penyakit, mengembalikan fungsi badan
akibat cacat atau menghilangkan cacat. Cacat meliputi cacat bawaan atau cacat
yang diperoleh sebagai dampak dari penyakit atau kecelakaan yang dapat bersifat
sementara atau menetap. Selain itu cacat dapat berupa cacat pada organ secara
anatomis atau secara fungsional seperti berkurangnya kemampuan mendengar atau
melihat.
b. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengobatan
dan atau perawatan.
c. Pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan
atau ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggung jawabkan.
Pengobatan dan atau perawatan denga cara lain adalah pengobatan atau
perawatan yang dilakukan di luar ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan misalnya,
melalui pengobatan-pengobatan dan pengobatan tradisional yang diperoleh secara
turun temurun.
d. Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau
ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan untuk itu. Ketentuan ini dimaksudkan untuk melindungi
masyarakat dari tindakan seseorang yang tidak mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk melakukan pengobatan dan atau perawatan, sehingga akibat
yang dapat merugikan atau membahayakan terhadap kesehatan pasien dapat
dihindari.
e. Pemerintah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
pengobatan dan atau perawatan berdasarkan cara lain yang dapat dipertanggung
jawabkan. Pembinaan dan pengawasan oleh pemerintah terhadap pengobatan dan
atau perwatan dengan cara lain yang dipertanggung jawabkan ditujukan agar cara
tersebut dapat digunakan dengan baik untuk membantu terwujudnya derjat
kesehatan yang optimal terhadap pengobatan dan atau perawatan dengan cara lain
yang belum terbukti manfaatnya. Selain dilakukan pembinaan dan pengawasan dan
juga dilakukan pengkajian dan penelitian guna menentukan manfaat atau bahayanya
terhadap kesehatan.
F. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Penyuluhan kesehatan masyarakat diselenggarakan guna meningkatkan
pengetahuan, kesadaran, kemuan dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat,
dan aktif berperan serta dalam upaya kesehatan.
Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan kegiatan yang melekat pada setiap
kegiatan upaya kesehatan. Penyuluhan kesehatan masyarakat diselenggarakan
untuk mengubah perilaku seseorang atau kelompok masyarakat agar hidup sehat
melalui komunikasi, informasi dan edukasi.
G Kesehatan Sekolah
Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat
belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber
daya manusia yang lebih berkualitas.
Penyelenggaraan kesehatan sekolah dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat bagi peserta didik untuk memungkinkan pertumbuhan dan
perkembangan yang harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang
lebih berkualitas. Disamping itu kesehatan sekolah juga diarahkan untuk memupuk
kebiasaan hidup sehat agar memiliki pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk
melaksanakan prinsip hidup sehat serta aktif berpartisipasi dalam usaha
peningkatan kesehatan, baik disekolah, rumah tangga, maupun dalam lingkungan
masyarakat.
Kesehatan sekolah sebagai mana dimaksudkan diselenggarakan melalui sekolah
atau melalui lembaga pendidikan lain. Lembaga pendidikan lain adalah tempat
pendidikan luar sekolah.
H.Kesehatan Olah Raga
a. Kesehatan olah raga diselenggrakan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan melalui kegiatan olah raga. Kesehatan olah raga merupakan upaya
kesehatan yang memanfaatkan olah raga atau latihan fisik untuk meningkatkan
derjat kesehatan. Dengan olah raga atau latihan fisik yang benar akan dicapai
tingkat kesegaran jasmani yang baik dan merupakan modal penting dalam
peningkatan prestasi.
b. Kesehatan olah raga tersebut diselenggarakan melalui kegiatan sarana olah raga
atau sarana lain. Sarana olah raga adalah tempat yang secara khusus disediakan
untuk kegiatan olah raga, antara lain pusat olah raga, pusat kebugaran, dan tempat
tertentu seperti stadion, kolam renang, klun berlatih, kelompok latihan fisik, dan
kelompok senam. Sarana lain yang dimaksud adalah tempat yang menyembuhkan
atau memulihkan kesehatan akibat cedera olah raga, meningkatkan kesehatan
kelompok masyarakat tertentu misalnya kelompok ibu hamil, melauli latihan fisik dan
penyebarluasan cara olah raga yang benar.
I. Kesehatan Matra
a. Kesehatan matra sebagai bentuk khusus upaya kesehatan diselenggarakan untuk
mewujudkan derjat kesehatan yang optimal dalam lingkungan matra yang serba
berubah.
b. Kesehatan matra meliputi kesetan lapangan, kesehatan kelautan dan bawah air,
serta kesehatan kedirgantaraan. Kesehatan lapangan adalah kesehatan matra yang
berhubungan dengan pekerjaan di darat yang temporer dan serba berubah,
misalnya: kesehatan haji, kesehatan transmigrasi, kesehatan dalam bencana alam
kesehatan di bumi perkemahan. Adapun sasaran pokonya adalah melakukan
dukunga kesehatan operasional dan pembinaan terhadap para personel yang
secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan dilapangan.
Kesehatan kelautan dan bawah air adalah kesehatan matra yang berhubungan
dengan pekerjaan di laut dan erhubungan dengan keadaan lingkungan.
2.3.4 MENURUT DEPARTEMEN KESEHATAN UNTUK KURUN WAKTU 2005-
2009
A. Program Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat
Tujuan program memberdayakan individu, keluarga, dan masyarakat agar
mampu menumbuhkan perilaku hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan
bersumber masyarakat.
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif dari program ini meliputi:
1. Pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi komunikasi, informasi
dan edukasi (KIE):
a. Mengembangkan media dan sarana promosi kesehatan
b. Mengembangkan pendekatan dan teknologi promosi kesehatan
c. Mengembangkan model promosi kesehatan melalui pendekatan lokal .
2. Pengembangan upaya kesehatan bersumber masyarakat, dan generasi muda:
a. Pemberdayaan/penggerakan masyarakat dalam upaya kesehatan
b.Peningkatan kelembagaan upaya kesehatan bersumber masyarakat.
3. Peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat:
a. Menyusun kerangka dan materi kebijakan promosi kesehatan
b. Meningkatkan kemampuan tenaga pengelola program promosi kesehatan
c. Mengembangkan kemitraan dengan lintas program, sektor, LSM, dan
swasta
d. Menyelenggarakan penyebarluasan informasi kesehatanmelalui berbagai
saluran media
e. Menyusun rencana dan pelaksanaan evaluasi program promosi kesehatan
dan pemberdayaan masyarakat
f. Menyusun dan mengembangkan petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis dan
pedoman promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
g.Pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat.
B. PROGRAM LINGKUNGAN SEHAT
Tujuan program mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui
pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan
berwawasan kesehatan.
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi:
1. Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar:
a. Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan perundang-
undangan, dan kebijakan tentang penyediaan sarana air bersih dan
sanitasi dasar, dan diseminasinya
b. Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan penyediaan
sarana air bersih dan sanitasi dasar
c. Menyediakan kebutuhan penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar
sebagai stimulan
d. Menyiapkan materi dan menyusun juklak/juknis/pedoman penyediaan
sarana air bersih dan sanitasi dasar
2. Pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan:
a. Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan perundang-
undangan dan kebijakan tentang pemeliharaan dan pengawasan kualitas
lingkungan, dan diseminasinya
b. Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan pemeliharaan
dan pengawasan kualitas lingkungan
c. Melakukan pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan terutama
dalam kerangka kewaspadaan dini, kesiap-siagaan dan penanggulangan
serta pasca KLB/Bencana maupun kesehatan matra
d. Menyiapkan materi dan menyusun juklak/juknis/pedoman untuk
pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan
3. Pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan:
a. Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan perundang-
undangan dan kebijakan tentang pengendalian dampak risiko pencemaran
lingkungan, dan diseminasinya
b. Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan pengendalian
dampak risiko pencemaran lingkungan
c. Menyediakan kebutuhan pengendalian dampak risiko pencemaran
lingkungan sebagai stimulan
d. Menyiapkan materi dan menyusun juklak/juknis/pedoman pengendalian
dampak risiko pencemaran lingkungan
C. PROGRAM UPAYAKESEHAT AN MASYARAKAT
Tujuan program meningkatkan jumlah, pemerataan, dan kualitas pelayanan
kesehatan melalui Puskesmas dan jaringannya meliputi Puskesmas pembantu,
Puskesmas keliling dan bidan di desa.
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi:
1. Pelayanan kesehatan penduduk miskin di Puskesmas dan
jaringannya
2. Pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana dan prasarana
Puskesmas dan jaringannya:
3.Pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan termasuk obat
generik esensial:
4. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar yang mencakup sekurang-
kurangnya promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak, keluarga
berencana, perbaikan gizi, kesehatan lingkungan, pemberantasan
penyakit menular, dan pengobatan dasar:
5. Penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan:
D. PROGRAM UPAYAKESEHATAN PERORANGAN
Tujuan program: meningkatkan akses, keterjangkauan dan kualitas pelayanan
kesehatan perorangan.
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi:
1. Pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin kelas III RS
2. Pembangunan Sarana dan Prasarana RS di Daerah tertinggal secara selektif:
3. Perbaikan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit:
4. Pengadaan obat dan perbekalan RS:
5. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan:
6. Pengembangan pelayanan kedokteran keluarga:
7. Penyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan:
8. Peningkatan Peran Serta Sektor Swasta dalam UKP:
E. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT
Tujuan program menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan
akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular. Prioritas penyakit menular yang
akan ditanggulangi adalah malaria, demam berdarah dengue, diare, polio, filaria,
kusta, tuberkulosis paru, HIV/AIDS, pneumonia, dan penyakit-penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi. Prioritas penyakit tidak menular yang ditanggulangi
adalah penyakit jantung dan gangguan sirkulasi, diabetes mellitus, dan kanker.
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi:
1. Pencegahan dan penanggulangan faktor risiko:
a. Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-
undangan, dan kebijakan pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
dan diseminasinya
b. Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan untuk
pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
c. Menyediakan kebutuhan pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
sebagai stimulan
d. Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/pedoman
pencegahan dan penanggulangan faktor risiko
2. Peningkatan imunisasi:
a. Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-
undangan, dan kebijakan peningkatan imunisasi, dan diseminasinya
b. Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan peningkatan
imunisasi
c. Menyediakan kebutuhan peningkatan imunisasi sebagai stimulan yang
ditujukan terutama untuk masyarakat miskin dan kawasan khusus sesuai
dengan skala prioritas
d. Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/protap program
imunisasi
e. Menyiapkan dan mendistribusikan sarana dan prasarana imunisasi
f. Meningkatkan kemampuan tenaga pengendalian penyakit untuk
melaksanakan program imunisasi
g. Melakukan bimbingan, pemantauan, dan evaluasi kegiatan imunisasi
h. Membangun dan mengembangkan kemitraan dan jejaring kerja informasi
dan konsultasi teknis peningkatan imunisasi
3. Penemuan dan tatalaksana penderita:
a. Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan
perundangundangan, dan kebijakan penemuan dan tatalaksana penderita
dan diseminasinya
b. Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan penemuan dan
tatalaksana penderita
c. Menyediakan kebutuhanpenemuan dan tatalaksana penderita sebagai
stimula
d. Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/pedoman
program penemuan dan tatalaksana penderita
4. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan
pemberantasan penyakit:
a. Menyiapkan materi dan menyusun rancangan peraturan dan perundang-
undangan, dan kebijakan peningkatan komunikasi informasi dan edukasi
(KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit dan diseminasinya
b. Menyiapkan materi dan menyusun perencanaan kebutuhan peningkatan
komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan pemberantasan
penyakit
c. Menyediakan kebutuhan peningkatan komunikasi informasi dan edukasi
(KIE) pencegahan dan pemberantasan penyakit sebagai stimulan
d. Menyiapkan materi dan menyusun rancangan juklak/juknis/pedoman
program komunikasi informasi dan edukasi (KIE) pencegahan dan
pemberantasan penyakit
F. PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
Tujuan program meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya
meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan anak Balita.
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi:
1. Peningkatan pendidikan gizi
2. Penanggulangan kurang energi protein (KEP), anemia gizi besi, gangguan
akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A, dan kekurangan zat
gizi mikro lainnya;
3. Penanggulangan gizi lebih;
4. Peningkatan surveilens gizi;
5. Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi;

G. PROGRAM SUMBER DAYAKESEHATAN


Tujuan program meningkatkan jumlah, mutu dan penyebaran tenaga
kesehatan, sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan.
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi:
1.Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan;
2.Peningkatan keterampilan dan profesionalisme tenaga kesehatan melalui
pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan tenaga kesehatan;
3.Pembinaan tenaga kesehatan termasuk pengembangan karir tenaga
kesehatan;
4.Penyusunan standar kompetensi dan regulasi profesi kesehatan:
H. PROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN
Tujuan program menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan
obat dan perbekalan kesehatan termasuk obat tradisional, perbekalan kesehatan
rumah tangga, dan kosmetika.
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi:
1. Peningkatan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan;
2. Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan;
3. Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan;
4. Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan
terutama untuk penduduk miskin;
5. Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan rumah sakit.
I. PROGRAM KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN KESEHATAN
Tujuan program mengembangkan kebijakan dan manajemen pembangunan
kesehatan guna mendukung penyelenggaraan sistem kesehatan nasional.
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi:
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan:
2. Pengembangan sistem perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan
pengendalian, pengawasan dan penyempurnaan administrasi keuangan,
serta hukum kesehatan:
3. Pengembangan sistem informasi kesehatan:
4. Pengembangan sistem kesehatan daerah:
5. Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan masyarakat secara kapitasi
dan pra upaya terutama bagi penduduk miskin yang berkelanjutan:

.
J. PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN
Tujuan program meningkatkan penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan sebagai masukan dalam perumusan
kebijakan dan program pembangunan kesehatan.
Kegiatan pokok dan kegiatan indikatif program ini meliputi:
1. Penelitian dan pengembangan:
2. Pengembangan tenaga, sarana dan prasarana penelitian:
3. Penyebarluasan dan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan
kesehatan:
2.5 Konsep Dan fungsi Puskesmas

2.5.1.Konsep Puskesmas

Adalah suatu kesatuan orgnisasi fungsional yang merupakan pusat


pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
di samping memberikan pelayanaan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes 1991
).Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknisi ( UPT ) dinas kesehatan kota yang
bertanggung jawab menyelanggarakan pemnangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja dengan visi: tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya indonesia
sehat misi: memelihara dan mengkatkan mutu pemerantaan dan keterjangkaun
pelayaan kesehatan.

2.5.2 Upaya Puskesmas

1. UKM upaya berdasarkan komitmen nasional, regionol, global untuk gkatan


derazat kesehatan masyarakat serta wajib diselenggarakan puskesmas di
wilayah indonesia dengan kemampuan :

1.Upaya promosi kesehatan

2.Upaya keehatan lingkungan

3.Upya kesehatan ibu dan anak serta kb

4.Upaya perbaikan gizi masyarakat

5.Upaya pencegahan dan pemberantakan penyakit menular

6.Upaya pengobatan

2. UKP upaya ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang di


temukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kempuan puskesmas
2.5.3. Program Puskesmas

1) Program pengobatan
2) Program kesehatan
3) Pelayanaan KIA dan KB
4) Pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular
5) Kesehtan lingkungan
6) Perbaikan gizi

2.5.4 Fungsi Puskesmas

1.Pusat pergerakan pembanggunan

2.Pusat pemberdayan masyarakat

3.Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama


2.6 PHN

Perwatan kesehtan masayarakat (PHN) : public, health nurse ) adalah praktek


mempromosikan dan melindungi kesehatan masyarakat mengunukan pengetahuan
dari keperawatan sosial, dan ilmu kesehatan masyarakat.Sasaran perawatan
kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
mempunyai masalah kesehatan akibat faktor ketidaktaun maupun ketidak mampuan
dalam menyelesaikan masalah kesehatan.

Bentuk kegiatan PHN

1) Asuhan keperawatan pasien ( proritas) kontak puskesmas

a) Pengkajian keperawatan pasien sebagai deteksi dini ( sasaran


prioritas)
b) Penyuluhnan kesehatan
c) Tindakan keperawatan
d) Tindakan keperawatan ( disrect care )
e) Konseling keperawatan
f) Pengobatan ( sesuai kewengan )
g) Rujuk pasien/masalah kesehataTAN
h) Dokumentasi keperawatan

2) Kunjungan rumah oleh perawat ( home visit/home care) bertujuan untuk


pembinaan keluarga rawan kesehatan.mekanisme pelayanan :

a) Proses penerimaan home vist nenerima pasien dari tiap poli di


puskesmas dan koordinator program puskesmas menunjuk perawat
pelaksana untuk mengelola kasus
b) Proses pelayanan

 Persiapan terdiri dari memisahkan indentitas pasien


 Pelaksanaan terdiri perkenalan diri jelaskan tujuan observasi
lingkungan
 Monitoring dan evaluasi keakuran dan kelengkapan pengkajian
awal.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam upaya meningkatkan status derajat kesehatan pada masyarakat Indonesia


di masa sekarang ini, perlu upaya untuk mengenal masalah kesehatan, mengenal
program-program kebijakan pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan, dan
bagaimana pula strategi pemecahan masalah tersebut yang berlaku.

Dalam hal ini pengertian penyakit menular dan cara pemberantasannya harus
dipahami segenap pihak untuk dapat mencegah angka kesakitan di Indonesia.
Penyehatan lingkungan tidak hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan namun pula
peran serta masyarakat sangatlah penting.

Anda mungkin juga menyukai