PENDAHULUAN
1
besar terdapat di luar sel, di cairan antar sel dan
di plasma darah. Kadar Na+ yang untuk sebagian besar terdapat di
+
luar sel, di cairan antar sel dan di plasma darah. Kadar Na
di cairan ekstrasel diregulasi oleh sekresi ADH di neurohipofisi.
1.2 TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 PENGGOLONGAN DIURETIK
1. Diuretik Kuat
- Farmakodinamik
4
asenden pada bagian dengan epitel tebal dengan cara menghambat
kotranspor Na+/K+/Cl- dari membran lumen pada pars ascenden
ansa henle, karena itu reabsorpsi Na+/K+/Cl- menurun.
(Farmakologo dan Terapi Edisi 5 Halaman 391)
- Farmakokinetik
- Efek samping
1. Gangguan cairan dan elektrolit. Sebagian efek samping
berkaitan dengan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Ototoksisitas, Asam etakarinat dapat menyebabkan ketulian
sementara maupun menetap dan hal ini merupakan efek samping
yang serius. Ketulian sementara juga dapat terjadi pada
furosemid dan lebih jarang pada bumetanid.
3. Hipotensi dapat terjadi akibat deplesi volume sirkulasi
4. Efek metabolic, seperti diuretic tiazid, diuretic kuat juga dapat
menimbulkan efek samping metabolik berupa hiperurisemia,
hiperglikemia, peningkatan kolesterol LDL dan trigliserida,
serta penurunan HDL.
5
5. Reaksi alergi, reaksi alergi umumnya berkaitan dengan struktur
molekul yang menyerupai sulfonamide.
6. Nefritis interstisialisn alergik, furosemid dan tiazid diduga dapat
menyebabkan nefritis interstisialis alergik yang menyebabkan
gagal ginjal reversible.
(Farmakologi dan Terapi Edisi 5 Halaman 392)
- Indikasi
- Sediaan
6
bekerja pada bagian awal tubulus distal (nefron). Obat ini menurunkan
reabsorpsi natrium dan klorida, yang meningkatkan ekskresi air, natrium,
dan klorida. Selain itu, kalium hilang dan kalsium ditahan. Obat ini
digunakan dalam pengobatan hipertensi, gagal jantung ringan, edema,
dan pada diabetes insipidus nefrogenik.
Obat-obat diuretik yang termsuk golongan ini adalah ;
klorotiazid, hidroklorotiazid, hidroflumetiazid, bendroflumetiazid,
politiazid, benztiazid, siklotiazid, metiklotiazid, klortalidon, kuinetazon,
dan indapamid.
- Farmakodinamika
Diuretik tiazid bekerja menghambat simporter Na+, Cl- di
hulu tubulus distal system transport ini dalam keadaan normal
berfungsi membawa Na+ dan Cl- dari lumen kedalam sel epitel
tubulus. Na+ selanjutnya dipompakan keluar tubulus dan ditukar
dengan K+, sedangkan Cl- dikeluarkan melalui kanal klorida. Efek
farmakodinamik tiazid yang utama ialah meningkatkan ekskresi
natrium, klorida dan sejumlah air.
Mekanisme kerja :
Bekerja pada tubulus distal untuk menurunkan reabsorpsi
Na+ dengan menghambat kotransporter Na+/Cl- pada
membran lumen.
Farmakokinetik :
Absorbsi tiazid melalui saluran cerna baik sekali. Umumnya
efek obat tampak setelah 1 jam. Didistribusikan ke seluruh
ruang ekstrasel dan dapat melewati sawar uri. Dengan proses
aktif, tiazid diekskresi oleh sel tubuli proksimal ke dalam
cairan tubuli. Biasanya dalam 3-6 jam sudah diekskresi dari
badan.
- Efek samping
1. Gangguan elektrolit meliputi hipokalemia, hipovolemia,
hiponaternia, hipokloremia, hipomagnesemia.
7
2. Gejala infusiensi ginjal dapat diperberat oleh tiazid, mungkin
karena tiazid langsung mengurangi aliran darah ginjal.
3. Hiperkalsemia tendensi hiperkalsemia pada pemberian tiazid
jangka panjang merupakan efek samping yang menguntungkan
terutama untuk orang tua dengan resiko osteoporosis.
4. Hiperurisemia. Diuretiktiazid dapat meningkatkan kadar asam
urat darah karena efeknya menghambat sekresi dan
meningkatkan reabsorbsi asam urat.
5. Tiazid menurunkan toleransi glukosa dan mengurangi
efektivitas obat hipoglikemik oral.
- Indikasi
1. Tiazid merupakan diuretik terpilih untuk pengobatan udem
akibat payah jantung ringan sampai sedang.
2. Merupakan salah satu obat penting pada pengobatan hipertensi,
baik sebagai obat tunggal atau dalam kombinasi dengan obat
hipertensi lain.
Lama
Obat Sediaan Dosis (mg/hari) Kerja
(jam)
Klorotiazid Tablet 250mg dan 500mg 500-2000 6-12
Hidroklortiazid Tablet 25mg dan 50mg 25-100 6-12
Hidroflumetiazid Tablet 50mg 25-200 6-12
Bendroflumetiazi
d Tablet 2,5 ; 5 dan 10 mg 5-20 6-12
Politiazid Tablet 1; 2 dan 4 mg 1-4 24-48
Benztiazid Tablet 50 mg 50-200 6-12
Siklotiazid tablet 2 mg 1-2 18-24
8
3. Diuretik Hemat Kalium
1. Antagonis Aldosteron
Aldosteron adalah mineralokortikoid endogen yang paling
kuat. Peranan utama aldosteron ialah memperbesar reabsorbsi
natrium dan klorida di tubuli serta memperbesar ekskresi kalium.
Yang merupakan antagonis aldosteron adalah spironolakton dan
bersaing dengan reseptor tubularnya yang terletak di nefron sehingga
mengakibatkan retensi kalium dan peningkatan ekskresi air serta
natrium. Obat ini juga meningkatkan kerja tiazid dan diuretik loop.
Diuretik yang mempertahankan kalium lainnya termasuk amilorida,
yang bekerja pada duktus pengumpul untuk menurunkan reabsorpsi
natrium dan ekskresi kalium dengan memblok saluran natrium,
tempat aldosteron bekerja. Diuretik ini digunakan bersamaan dengan
diuretik yang menyebabkan kehilangan kalium serta untuk
pengobatan edema pada sirosis hepatis. Efek diuretiknya tidak sekuat
golongan diuretik kuat.
Mekanisme kerja
Penghambatan kompetitif terhadap aldosteron. Bekerja di
tubulus renalis rektus untuk menghambat reabsorpsi Na+, sekresi
K+ dan sekresi H+
Farmakokinetik
9
Efek samping
Indikasi
10
mulai tampak setelah 1 jam. Amilorid dan triameteren per oral
diserap kira-kira 50% dan efek diuresisnya terlihat dalam 6 jam dan
berkahir sesudah 24 jam.
- Efek samping
Efek toksik yang paling berbahaya dari kedua obat ini adalah
hiperkalemia. Triamteren juga dapat menimbulkan efek
samping yang berupa mual, muntah, kejang kaki, dan pusing.
Efek samping amilorid yang paling sering selain hiperkalemia
yaitu mual, muntah, diare dan sakit kepala.
- Indikasi
- Sediaan
4. Diuretik Osmotik
11
3. Secara farmakologis merupakan zat yang inert
4. Umumnya resisten terhadap perubahan-perubahan metabolik.
Diuresis osmotik merupakan zat yang secara farmakologis
lembam, seperti manitol (satu gula). Diuresis osmotik diberikan secara
intravena untuk menurunkan edema serebri atau peningkatan tekanan
intraoukular pada glaukoma serta menimbulkan diuresis setelah
overdosis obat. Diuresis terjadi melalui “tarikan” osmotik akibat gula
yang lembam (yang difiltrasi oleh ginjal, tetapi tidak direabsorpsi) saat
ekskresi gula tersebut terjadi.
- Manitol
- Indikasi
12
- Efek samping.
- Kontraindikasi
13
golongan diuretik ini adalah asetazolamid, diklorofenamid dan
meatzolamid.
- Asetazolamid
Farmakodinamika
Efek farmakodinamika yang utama dari asetazolamid
adalah penghambatan karbonik anhidrase secara nonkompetitif.
Akibatnya terjadi perubahan sistemik dan perubahan terbatas
pada organ tempat enzim tersebut berada.(farmakologi dan terapi
ed V hal 400)
Asetazolamid memperbesar ekskresi K+, tetapi efek ini
hanya nyata pada permulaan terapi saja, sehingga pengaruhnya
terhadap keseimbangan kalium tidak sebesar pengaruh
tiazid.(farmakologi dan terapi ed V hal 400)
Asetazolamid dosis besar dapat menghambat sekresi asam
lambung, namun secara klinis efek ini tidak bermakna.
Farmakokinetik
Asetazolamid diberikan per oral. Asetozalamid mudah
diserap melalui saluran cerna, kadar maksimal dalam darah
dicapai dalam 2 jam dan ekskresi melalui ginjal sudah sempurna
dalam 24 jam. Obat ini mengalami proses sekresi aktif oleh
tubuli dan sebagian direabsorpsisecara pasif. Asetazolamid
terikat kuat pada karbonik anhidrase, sehingga terakumulasi
dalam sel yang banyak mengandung enzim ini, terutama sel
eritrosit dan korteks ginjal. Distribusi penghambat karbonik
anhidrase dalam tubuh ditentukan oleh ada tidaknya enzim
karbonik anhidrase dalam sel yang bersangkutan dan dapat
tidaknya obat itu masuk ke dalam sel. Asetazolamid tidak
dimetabolisme dan diekskresi dalam bentuk utuh melalui
urin.(farmakologi dan terapi ed V hal 401)
14
- Efek Samping dan kontraindikasi
- Indikasi
15
BAB III
PENUTUP
16
DAFTAR PUSTAKA
17