Anda di halaman 1dari 2

3 LEVEL KOGNITIF YANG DIUJI DALAM SOAL USBN

TAHUN 2017
15/03/2017 · by Nur Sumiyarsih A

Sumber gambar: okezone.com


Beberapa hari ini aku kangen dengan Blogku yang telah 13 hari tidak kuapa-apakan karena lagi parade
kegiatan yang sangat menyita waktuku. Maka sambil menunggu jemputan, pagi ini aku membuka laptop
dan ingin menulis apa saja yang bisa kutuliskan demi mengobati rasa kangenku. Tiga belas hari lalu aku
posing dari sebuah hotel di Surabaya, karena ada kegiatan pelatihan di kota tersebut, dan hari inipun aku
ingin posting lagi saat masih di sebuah hotel tetapi dari kota berbeda yaitu Palu Sulawesi Tengah.

Telah tiga hari ini aku di Kota ini, melakukan kegiatan penulisan soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional
(USBN) yang akan dilaksanakan tanggal 20 Maret ini. Sebagai guru kegiatan membuat/menulis soal
adalah hal yang sangat biasa dilakukan. Tetapi membuat soal Berstandar Nasional, ternyata tidak semudah
yang dibayangkan. Karena kaidah penulisan soal berstandar nasional menurut Pusat Penilaian Pendidikan
(Puspendik) ternyata sangat banyak dan rumit.

Selama ini kebanyakan para guru, termasuk penulis membuat soal dengan cara langsung membuat
perintah dengan kata kerja operasional (KKO) “ Sebutkan”, “Jelaskan”, “Tuliskan”, atau “Bedakan” yang
kemudian diikuti dengan materi yang ingin diujikan kepada siswa. Dari berbagai perintah tersebut
kebanyakan kita hanya menuntut siswa menguasai pengetahuan dan pemahaman sebuah konsep, dimana
hanya menuntut siswa untuk me“recall” atau mengingat kembali materi yang telah diajarkan oleh guru.
Sehingga siswa tidak dibiasakan untuk mengaplikasikan dan menalar sebuah konsep. Hal ini berpengaruh
terhadap mutu pendidikan di Indonesia yang masih berada di bawah jika dirangking dengan negera-negara
lain.

Menurut Rangking dari PISA, dari tahun ke tahun posisi Indonesia menduduki rengking 5 terbawah dalam
hal membaca, matematika, dan sains. Sampai tahun 2012 Indonsesia berada pada rengking 61 dari 65
negara dalam hal membaca, 64 dari 65 negara dalam hal matematika, dan 64 dari 65 negara dalam hal
sains. Keadaan ini yang mengundang keprihatinan dari berbagai pihak , terutama pemangku kepentingan di
bidang pendidikan. Oleh karena itu beberapa tahun terakhir mulai dikembangkan soal-soal yang menuntut
kemampuan siswa untuk mengaplikasikan dan menalar sebuah konsep.

Penulisan soal USBN tahun ini juga mengacu pada kemampuan tersebut, yang disajikan dalam sebuah
Blue Print Kisi-kisi yag telah dikeluarkan oleh Puspendik Kemdikbud. Pada Kisi-kisi tersebut telah
ditentukan bahwa soal-soal yang dibuat menuntuk pada 3 level kognitif seorang siswa, yakni: a) Level 1,
yaitu level memahami dan meguasai sebuah konsep, b) level 2, yaitu level dapat mengaplikasikan sebuah
konsep, dan c) level 3, yaitu level menalar sebuah konsep

Berikut disajikan contoh soal yang termasuk dalam ketiga macam level tersebut:

Disajikan sebuah bacaan/informasi:


” Mendonorkankan darah adalah kegiatan yang sangat penting. Tidak ada satupun produk yang dapat
menggantikan darah manusia sepenuhnya. Donor darah tidak tergantikan dan dapat menyelamatkan hidup
manusia. Di Perancis setiap tahunnya ada 500.000 pasien memanafaatkan transfusi darah.

Alat-alat yang diperlukan untuk transfusi darah harus steril dan untuk sekali pakai.

Darah diambil dari kantong darah 450 ml, setelah sebelumnya diambil sedikit untuk sampel sebagai bahan
pemeriksaan dan pengetesan

Seorang pria dapat mendonorkan darah 5 x dalam setahun, dan seorang wanita 3 x dalam setahun. Donor
harus berumur 18 s/d 65 tahun. Diwajibkan menunggu 8 minggu untuk sebelum menyumbang darah
berikutnya ”

Dari bacaan tersebut, dapat dibuat 3 macam soal sebagai berikut:

1.Pertanyaan level 1 (pengetahuan dan pemahaman)

Berdasarkan bacaan, mengapa donor darah tidak dapat tergantikan? Sebutkan sebuah kaliamat yang dapat
menjelaskan alasannya.

Tujuan pertanyaan: a) Mengakses dan memperoleh informasi dan b) menemukan informasi yang
dinyatakan secara eksplisi dalam sebuah bacaan/iklan

2. Pertanyaan level 2 (aplikasi)


Seorang wanita berumur delapan belas tahun sudah mendonorkan darahnya sebanyak dua kali pada dua
belas bulan terakhir, dan ingin mendonorkan darahnya lagi. Menurut bacaan “ Donor Darah” pada kondisi
bagaimanakah wanita tersebut dapat mendonorkan darahnya lagi?

Tujuan pertanyaan: a)mengintegrasikan dan mengiterpretasikan: mengembangkan interpretasi dan


2)membuat hubungan antar teks pendek untuk membuat kesimpulan

3. Pertanyaan Level 3 (penalaran)


Bacaan mengatakan “ Alat-alat yang diperlukan untuk donor darah harus steril dan untuk sekali pakai”
mengapa bacaan itu memberikan informasi ini?

Tujuan pertanyaan: Melakukan refleksi dan evaluasi isi bacaan

Soal Level 3 dapat dikembangkan menjadi soal HOTS (Higher Order Thingking Skill). Mengenai ini akan
saya tulis pada kesempatan berikutnya.

(sumber : Materi Pelatihan Penulisan Soal USBN, Puspendik Kemdikbud)

Anda mungkin juga menyukai