TAHUN 2017
15/03/2017 · by Nur Sumiyarsih A
Telah tiga hari ini aku di Kota ini, melakukan kegiatan penulisan soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional
(USBN) yang akan dilaksanakan tanggal 20 Maret ini. Sebagai guru kegiatan membuat/menulis soal
adalah hal yang sangat biasa dilakukan. Tetapi membuat soal Berstandar Nasional, ternyata tidak semudah
yang dibayangkan. Karena kaidah penulisan soal berstandar nasional menurut Pusat Penilaian Pendidikan
(Puspendik) ternyata sangat banyak dan rumit.
Selama ini kebanyakan para guru, termasuk penulis membuat soal dengan cara langsung membuat
perintah dengan kata kerja operasional (KKO) “ Sebutkan”, “Jelaskan”, “Tuliskan”, atau “Bedakan” yang
kemudian diikuti dengan materi yang ingin diujikan kepada siswa. Dari berbagai perintah tersebut
kebanyakan kita hanya menuntut siswa menguasai pengetahuan dan pemahaman sebuah konsep, dimana
hanya menuntut siswa untuk me“recall” atau mengingat kembali materi yang telah diajarkan oleh guru.
Sehingga siswa tidak dibiasakan untuk mengaplikasikan dan menalar sebuah konsep. Hal ini berpengaruh
terhadap mutu pendidikan di Indonesia yang masih berada di bawah jika dirangking dengan negera-negara
lain.
Menurut Rangking dari PISA, dari tahun ke tahun posisi Indonesia menduduki rengking 5 terbawah dalam
hal membaca, matematika, dan sains. Sampai tahun 2012 Indonsesia berada pada rengking 61 dari 65
negara dalam hal membaca, 64 dari 65 negara dalam hal matematika, dan 64 dari 65 negara dalam hal
sains. Keadaan ini yang mengundang keprihatinan dari berbagai pihak , terutama pemangku kepentingan di
bidang pendidikan. Oleh karena itu beberapa tahun terakhir mulai dikembangkan soal-soal yang menuntut
kemampuan siswa untuk mengaplikasikan dan menalar sebuah konsep.
Penulisan soal USBN tahun ini juga mengacu pada kemampuan tersebut, yang disajikan dalam sebuah
Blue Print Kisi-kisi yag telah dikeluarkan oleh Puspendik Kemdikbud. Pada Kisi-kisi tersebut telah
ditentukan bahwa soal-soal yang dibuat menuntuk pada 3 level kognitif seorang siswa, yakni: a) Level 1,
yaitu level memahami dan meguasai sebuah konsep, b) level 2, yaitu level dapat mengaplikasikan sebuah
konsep, dan c) level 3, yaitu level menalar sebuah konsep
Berikut disajikan contoh soal yang termasuk dalam ketiga macam level tersebut:
Alat-alat yang diperlukan untuk transfusi darah harus steril dan untuk sekali pakai.
Darah diambil dari kantong darah 450 ml, setelah sebelumnya diambil sedikit untuk sampel sebagai bahan
pemeriksaan dan pengetesan
Seorang pria dapat mendonorkan darah 5 x dalam setahun, dan seorang wanita 3 x dalam setahun. Donor
harus berumur 18 s/d 65 tahun. Diwajibkan menunggu 8 minggu untuk sebelum menyumbang darah
berikutnya ”
Berdasarkan bacaan, mengapa donor darah tidak dapat tergantikan? Sebutkan sebuah kaliamat yang dapat
menjelaskan alasannya.
Tujuan pertanyaan: a) Mengakses dan memperoleh informasi dan b) menemukan informasi yang
dinyatakan secara eksplisi dalam sebuah bacaan/iklan
Soal Level 3 dapat dikembangkan menjadi soal HOTS (Higher Order Thingking Skill). Mengenai ini akan
saya tulis pada kesempatan berikutnya.