Anda di halaman 1dari 2

Sumber-Sumber Sejarah (Visual, Audio

visual, Tradisi Lisan)


kamu dulu nonton serial anime Naruto Shippuden? Kalau anda adalah
penggemarnya, dulu dengar nggak tersedia salah satu cii-ciri di dalam
anime Naruto yang berkata begini,
“Mempelajari era lalu untuk memperkirakan era depan. Itulah arti perlu tahu
sejarah.”
Pernah nggak mendengar kata-kata itu?
Ya! Itu adalah kata-kata yang diucapkan oleh Pain. Pain menjelaskan
bahwa histori itu benar-benar penting, gara-gara bersama dengan tahu
sejarah, kami mampu memperkirakan layaknya apa era depan nanti.

Lalu, bagaimana cara kami tahu sejarah? Banyak cara lho yang mampu
anda pakai untuk belajar dan tahu kejadian-kejadian terhadap era lampau.
Terlebih lagi, bersama dengan pesatnya pertumbuhan teknologi, anda
mampu mempelajari histori lewat sumber-sumber berupa visual, audio
visual, termasuk normalitas lisan. Agar mampu lebih tahu lagi, yuk review
penjelasannya.
VISUAL
Sumber histori berupa visual secara umum adalah seluruh sumber
histori yang mampu diamati oleh pengelihatan. Lebih spesifiknya, sumber
histori secara visual itu berupa foto, lukisan, pahatan, dan ukiran.
Sumber visual atau gambar, bisanya digunakan untuk mengabadikan
sebuah perihal sehingga tidak mudah dilupakan. Sumber visual yang
paling tua adalah gambaran-gambaran yang ditemukan di di dalam gua.
Sedangankan foto, ukiran, pahatan, atau lukisan, adalah bentuk-bentuk
visual yang nampak gara-gara terdapatnya pertumbuhan pengetahuan
pengetahuan serta tehnik manusia di dalam pakai alat serta pengetahuan
yang dimiliki. Melalui teknik-tekniknya, manusia sesudah itu mendefinisikan
cerita histori ke di dalam bentuk foto, ukuran, pahatan, termasuk lukisan.
AUDIO VISUAL
Audio visual adalah gambar dan nada yang direkam sesudah itu diolah
untuk diputar lagi dan dilihat. Audio visual dikenal termasuk bersama
dengan sebutan film atau rekaman. Sumber histori berupa audio visual jadi
marak terhadap saat perang dunia ke dua meletus. Hal ini terjadi gara-gara
teknologi sudah sangat mungkin untuk menghasilkan kamera yang mampu
dibawa, tentu saja bersama dengan ukuran yang tidak benar-benar besar.
Pada awal kemunculannya, rekaman peristiwa bersejarah digunakan untuk
propaganda perang. Akan tetapi, terhadap saat itu rekamannya tetap
berwarna hitam putih. Propaganda yang dijalankan pakai rekaman,
bertujuan untuk menarik minat penduduk sehingga mendaftar ke institusi
militer dan berperang untuk negara.
Selain itu, tersedia termasuk rekaman yang menunjukkan saat operasi
militer dijalankan. Rekaman saat operasi militer umumnya digunakan untuk
mengukur kesuksesan operasi tersebut untuk jadi bukti ke penduduk
kecuali operasi tersebut berhasil.
TRADISI LISAN
Tradisi lisan umumnya digunakan untuk mengumpulkan sumber-sumber
histori yang tidak tersedia dokumentasinya, bersama dengan cara
mewawancarai orang-orang yang berkaitan bersama dengan peristiwa
tersebut. Hal ini biasa dijalankan untuk mengidentifikasi dan melestarikan
ceita-cerita leluhur, takhayul, dongeng, atau peristiwa yang tidak sempat di
dokumentasikan gara-gara ketidakmampuan penduduk
itu. https://www.biologi.co.id/
Bukti histori berupa lisan yang diceritakan, adalah bukti histori yang paling
susah untuk di konfirmasi kebenarannya. Hal ini berkaitan bersama dengan
ingatan pencerita dapat perihal tersebut atau cerita di awalnya yang
diturunkan kepadanya. Maka berasal dari itu umumnya sumber lisan ini
harus beroleh narasumber yang benar-benar terlibat dan mampu
dipercaya.

Anda mungkin juga menyukai