Anda di halaman 1dari 13

ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal

Volume 1, No. 2 : 10 – 18, Nopember 2013

SENAM AEROBIC EXERCISER CHI MACHINE LEBIH EFEKTIF DARIPADA


BERSEPEDA STATIS MENURUNKAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN
DIABETES MELLITUS TIPE II DI PUSKESMAS MENGWI III
Oleh;
I Wayan Surasta, Ketut Tirtayasa, I Putu Gede Adiatmika.
Program Studi Fisiologi Olahraga Universitas Udayana

ABSTRAK

Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia. Aktivitas


fisik (olahraga) merupakan salah satu pengelolaan diabetes mellitus. Penelitian bertujuan untuk
mengetahui pengaruh senam aerobic menggunakan chi- machine lebih efektif daripada bersepeda
statis terhadap penurunan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe II. Rancangan penelitian
quasi eksperiment, pre test and post test control group design. Kelompok 1 (10 sampel) diberikan
aktivitas olah raga senam aerobic mengunakan chi-machine dan kelompok 2 (10 sampel) diberikan
aktivitas olah raga bersepeda statis 15 menit 3 kali seminggu selama 6 minggu. Penelitian dilakukan
di Puskesmas Mengwi III, Kabupaten Badung dengan 20 sampel diambil secara acak sederhana. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa senam aerobic menggunakan chi-machine pada pasien diabetes
mellitus tipe II dapat menurunkan kadar gula darah rerata 124 mg%. Bersepeda statis dapat
menurunkan kadar gula darah rerata 70,4 mg%. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa senam
aerobic menggunakan chi-machine dapat menurunkan kadar gula darah rerata 124mg%. Senam
aerobic menggunakan chi-machine lebih efektif 17% dari pada bersepeda statis (p: 0,028) dalam
menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus tipe II.

Kata kunci : Senam aerobic exerciser chi-machine, bersepeda statis, diabetes mellitus

EXERCISE USING AEROBIC CHI MACHINE MORE EFFECTIVE THAN STATIC


BICYCLE IN REDUCING OF BLOOD GLUCOSE LEVEL IN TYPE 2 DIABETES
MELLITUS PATIENTS AT PUBLIC HEALTH CENTER MENGWI III
By
I Wayan Surasta, Ketut Tirtayasa, I Putu Gede Adiatmika.
Program Magister of Sport Physiology Udayana University

ABSTRACT

Diabetes mellitus is a metabolic syndrome with hyperglycemic in characteristic. Exercise is


one of intervention hopefully curing diabetes mellitus. The objective of the study was to analyze
effect of aerobic exerciser chi- machine and static bicycle reducing of blood glucose level type 2
diabetes mellitus. Design of study quasi eksperiment, pre test and post test control group design.
Group 1 (10 samples) was provided aerobic exercise chi-machine and group 2 (10 samples) static
bicycle 15 minutes three time a week the duration of six weeks. Study locati was at Mengwi III
Public Health Center, of Badung Regency with 20 samples was selected by using simple random
sampling from the patient of diabetes mellitus type 2. Result of study is showed aerobic exerciser chi-
machine reduced the mean of blood glucose level of 124 mg%. Static bicycle reduced mean of blood
glucose level of 70.4 mg%. Conclusion of study aerobic exercise chi-machine more effective 17%
than static bicycle exercise (p: 0,028) for reducing of blood glucose level type 2 diabetes mellitus.

Key words : aerobic exerciser chi-machine, static bicycle exercise, diabetes mellitus
10
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal

Volume 1, No. 2 : 10 – 18, Nopember 2013

PENDAHULUAN tercatat selama 3 tahun terakhir (2007 – 2009)

Perubahan gaya hidup yang menyertai yaitu sebesar 7.342 kasus. 23

revolusi ini memiliki sisi buruk yang Pengelolaan diabetes mellitus terdiri dari

memperluas epidemi obesitas dan diabetes empat pilar, yaitu : edukasi, perencanaan

mellitus. Prevalensi dan insiden diabetes makanan, aktifitas fisik (olahraga) dan
34
mellitus meningkat secara drastis di negara- intervensi farmakologis . Sebagai usaha

negara industri baru dan negara sedang pencegahan diabetes mellitus agar tidak terjadi

berkembang, termasuk Indonesia. Peningkatan komplikasi dapat dilakukan dengan mengikuti

penderita diabetes mellitus juga terjadi aktifitas fisik atau olah raga. Program olah

menurut survei kesehatan rumah tangga di raga tersebut membutuhkan waktu, dan untuk

Indonesia pada tahun 2007 sekitar 5,7 persen kebanyakan orang tidak punya waktu karena

dari hampir 300 juta total penduduk Indonesia. sangat sibuk. Sering kali waktu tiga jam

Hal ini terjadi karena kasusnya seperti seminggu yang direncanakan untuk berolah

fenomena gunung es. Perkumpulan raga dan menyeimbangkan energi masuk dan

endokrinology Bali, menemukan bahwa energi keluar tidak terlaksana.

prevalensi diabetes mellitus sekitar 5,9 persen Aktifitas fisik senam aerobik dengan

dari jumlah penduduk Bali. Penyakit diabetes menggunakan alat “Chi Machine Aerobic

mellitus ini sering tidak terdeteksi secara Exerciser” adalah alat kesehatan yang didesain

klinis. Kebanyakan diabetes mellitus terdeteksi sesuai dengan struktur anatomi tubuh manusia,

secara kebetulan. Penderita datang ke Rumah untuk melatih gerak badan secara alami

Sakit dengan keluhan lain, tetapi saat diperiksa dengan metode gerak renang ikan mas (gold

ternyata gula darahnya tinggi. Menurut Badan fish method) diciptakan oleh Shizuo Inoue

Pusat Statistik dari Dinas Kesehatan Propinsi pada tahun 1990. Dengan menggoyangkan

Bali jumlah kasus diabetes mellitus yang tubuh kekanan dan kekiri sehingga peredaran

darah menjadi lancar serta sel-sel atau organ-


11
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal

Volume 1, No. 2 : 10 – 18, Nopember 2013

organ dalam tubuh mendapat oksigen lebih rancangan quasi eksperiment, pre test and post
21
banyak. Dalam posisi tidur terlentang dengan test control group design . Kelompok 1

berat badan yang minimal dan tidak diberikan aktivitas olah raga senam aerobic

melelahkan fisik. Selain itu berfungsi pula exerciser chi-machine dan kelompok 2

untuk melemaskan otot dan syaraf yang kaku, diberikan aktivitas olah raga bersepeda statis.

juga untuk meningkatkan metabolisme dalam Aktivitas olah raga pada masing-masing

tubuh. perlakuan selama 6 minggu. Kedua kelompok

Aktifitas fisik sepeda statis aerobik masing-masing berjumlah 10 orang yang

dengan mengayunkan kaki menggenjot pedal diambil secara acak sederhana juga. Penelitian

sepeda akan berdampak pada peningkatan dilakukan di Puskesmas Mengwi III,

denyut jantung, pernapasan dan juga Kabupaten Badung selama 6 minggu.

penggunaan kalori dalam tubuh pada saat

melakukan sepeda statis.

Apakah ada perbedaan penurunan gula

darah pasien diabetes mellitus tipe II antara

senam aerobic exerciser chi-machine dengan

bersepeda statis 15 menit 3 kali seminggu

selama 6 minggu

MATERI DAN DISKUSI

Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh senam aerobic exerciser

chi-machine dan bersepeda statis selama 15

menit, 3 kali seminggu selama 6 minggu

terhadap penurunan kadar gula darah pada

pasien diabetes mellitus tipe II. Rancangan

penelitian ini bersifat eksperimen dengan


12
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal

Volume 1, No. 2 : 10 – 18, Nopember 2013

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 :Karakteristik Subjek Penelitian

Karakteristik chi-machine Bersepeda statis

n Rerata SD n Rerata SD

Umur (thn) 10 54,80 8,34 10 52,80 9,27

TB (cm) 10 160,10 7,25 10 158,50 5,30

BB (kg) 10 62,80 3,08 10 60,80 4,05

(IMT) 10 24,59 2,00 10 24,22 1,50

GD (mg%) 10 307,20 48,40 10 305,50 51,86

menunjukkan karakteristik subjek Karateristik lingkungan penelitian : pada

penelitian Senam aerobic exercese chi- minggu pertama data suhu lingkungan diambil

machine dari segi umur rerata 54,80±8,34 didapatkan rentang suhu kering lingkungan 29

tahun, rerata tinggi badan 160,10±7,25cm, – 31oC dengan kelembaban relatif udara 77 –

rerata berat badan 62,80±3,08 rerata indeks 79%. Pada minggu kedua data suhu

massa tubuh 24,59±2,00 dan kadar gula darah lingkungan diambil didapatkan rentang suhu

sewaktu 307,20±48,40mg%., dan karakteristik kering lingkungan 28 – 30oC dengan

subyek penelitian bersepeda statis dari segi kelembaban relatif udara 77 – 79%. Pada

umur rerata 52,80±9,27 tahun, rerata tinggi minggu ketiga data suhu lingkungan diambil

badan 158,50±5,30cm, rerata berat badan didapatkan rentang suhu kering lingkungan 29

60,80±4,05 rerata indeks massa tubuh – 31oC dengan kelembaban relatif udara 78 –

24,22±1,50 dan kadar gula darah sewaktu 79%. Pada minggu keempat data suhu

305,50±51,86mg%. lingkungan diambil didapatkan rentang suhu

kering lingkungan 28 – 31oC dengan

13
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal

Volume 1, No. 2 : 10 – 18, Nopember 2013

kelembaban relatif udara 78 – 79%. Pada Perbedaan rerata kadar gula darah antar

minggu kelima data suhu lingkungan diambil kelompok sesudah senam aerobic exerciser

didapatkan rentang suhu kering lingkungan 29 chi-machine dan besepeda statis diuji dengan T

– 32oC dengan kelembaban relatif udara 78 – test independent pada α = 0,05. Analisis

79%. Pada minggu keenam data suhu Levene’s Test menunjukkan nilai p 0,16 yang

lingkungan diambil didapatkan rentang suhu berarti bahwa diasumsikan kedua kelompok

kering lingkungan 28 – 30oC dengan homogen.

kelembaban relatif udara 77 – 79%.

Tabel 2. Uji Beda Penurunan Kadar gula darah sesudah senam aerobic exerciser chi-machine dan
besepeda statis
Variabel n Rata-rata Beda SE P

Kadar gula darah sesudah 10 124,20 49,70 20,73 0,028


senam aerobic exercise chi-
machine
Kadar gula darah sesudah 10 74,50
bersepeda statis

Dari Tabel 2 dapat dikatakan bahwa terhadap rerata tersebut sebesar 20,73. Hasil

rerata perbedaan kadar gula darah pada analisis juga didapatkan nilai p sebesar 0,028

kelompok yang mendapat perlakuan senam yang artinya pada tingkat kemaknaan 0,05, Ho

aerobic exercise chi-machine adalah ditolak. Jadi ada perbedaan bermakna rerata

124,20mg%, sedangkan pada kelompok kadar gula darah antara kelompok perlakuan

perlakuan bersepeda statis sebesar 74,50mg%. senam aerobic exercise chi-machine dengan

Beda rerata antara kedua kelompok tersebut bersepeda statis.

adalah 49,70mg% dengan penyimpangan

kedua kelompok tersebut yaitu variabel umur,

Karakteristik Subjek Penelitian berat badan, tinggi badan, variabel indeks

Data karakteristik subjek penelitian massa tubuh dan variabel kadar gula darah

yang diperoleh menunjukkan bahwa variabel sebelum senam aerobic exerciser chi-machine
14
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal

Volume 1, No. 2 : 10 – 18, Nopember 2013

dan bersepeda statis mempunyai nilai yang disebabkan oleh pengaruh perbedaan

memenuhi syarat yang telah ditentukan pada karakteristik subjek penelitian ke dua

kriteria inklusi dan berdistribusi normal kelompok melainkan oleh karena jenis

dengan nilai p > 0,05 serta homogen dengan perlakuan.

nilai p > 0,05. Dengan demikian distribusi Diabetes mellitus tipe II disebut

variabel dari kedua kelompok perlakuan sebagai diabetes dewasa (adult-onset diabetes)

adalah normal. Data dengan sebaran normal karena biasanya mulai timbul pada usia lanjut,
25
merupakan data parametrik . Begitu pula akhir-akhir ini seiring dengan bertambahnya

varian ke dua kelompok perlakuan adalah berat badan anak pada usia muda, diabetes tipe

homogen sehingga data yang diperoleh adalah II semakin banyak dijumpai remaja dan

data parametrik. dewasa muda. Dari seluruh pengidap diabetes,

Uji karakteristik variabel umur, lebih dari 90 % menderita diabetes tipe II,
20
variabel tinggi badan, variabel indeks massa sangat dipengaruhi oleh gaya hidup . Lebih

tubuh dan variabel kadar gula darah sebelum dari 60 % penduduk dunia saat ini menderita

perlakuan dengan uji T-Independent Test kelebihan berat badan atau obesitas,

menunjukkan bahwa kondisi variabel umur, pertambahan berat badan menjadi masalah

variabel berat badan, variabel tinggi badan, yang berdampak pada kita semua. Jawaban

variabel indeks massa tubuh dan variabel umum untuk menjelaskan pertambahan berat

kadar gula darah ke dua kelompok dalam badan berkisar dari, liburan yang

kondisi yang sama atau tidak berbeda mengacaukan diet, tidak sempat berolah raga

bermakna dengan nilai p > 0,005. Dengan minggu ini, kesibukan yang menyita waktu,

demikian variabel umur, variabel tinggi badan, timbangan yang kacau, padatnya jadwal, dll.

variabel indeks massa tubuh dan variabel Hal ini sebagai alasan sehingga melupakan

kadar gula darah tidak memberikan pengaruh bahwa penyakit diabetes yang menghantui

pengganggu secara signifikan. Ini dapat terutama diabetes mellitus tipe II. (Lihat Tabel

diartikan hasil akhir dari penelitian ini bukan 5.1.)


11
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal

Volume 1, No. 2 : 10 – 18, Nopember 2013

Kondisi Lingkungan Penelitian awal sampai akhir rata-rata selama kegiatan,

Kegiatan senam aerobic exerciser chi- suhu dan kelembaban relatif menunjukkan

machine dan bersepeda statis dilaksanakan masih dalam batas toleransi untuk melakukan

selama 6 minggu tanggal 6 mei – 15 juni 2013 senam aerobic exerciser chi-machine dan

seminggu 3 kali setiap hari senin, rabu dan bersepeda statis atau daerah nyaman untuk

jumat pada jam 08.30 – 11.00 secara bergiliran orang Indonesia sehingga tidak mengganggu

diatur sesuai dengan waktu yang sudah aktivitas fisik seseorang. Orang Indonesia

ditentukan. Pada periode latihan dilakukan masih dapat beraklimatisasi dengan baik pada

selama 15 menit selanjutnya bergiliran sesuai kelembaban relatif 70 sampai 80 persen

dengan waktunya selama 6 minggu diatur dengan suhu berkisar antara 29 – 30 derajat

sedemikian rupa sehingga tidak saling celcius. Sedangkan suhu udara yang nyaman

mengganggu. Pengambilan data awal berupa untuk orang Indonesia adalah pada suhu
17
pengukuran berat badan, pengukuran tinggi berkisar antara 24 – 26 derajat celsius .

badan dan pemeriksaan kadar gula darah yang Dengan demikian rata-rata suhu dan

dilakukan tempat perlakuan di ruang kelembaban relatif masih dalam batas normal,

pemeriksaan Puskesmas Mengwi III sehingga tidak mengganggu aktivitas kegiatan

Kabupaten Badung. Pada saat pelaksanaan senam aerobic exerciser chi-machine dan

kegiatan senam aerobic exerciser chi-machine bersepeda statis. Ini dapat diartikan hasil akhir

dan bersepeda statis setiap harinya dilakukan penelitian ini tidak dipengaruhi oleh faktor

pengukuran suhu ruangan berkisar antara 28oC lingkungan atau bukan dari hasil pengaruh

– 32oC dengan kelembaban relatif berkisar lingkungan tempat kegiatan tetapi memang

antara 78 -79%. benar-benar dari hasil penelitian. Pada pasien

Data lingkungan penelitian yang diabetes mellitus tipe II pada umumnya

diperoleh selama dalam proses penelitian diderita oleh usia lanjut membutuhkan sarana

senam aerobic exerciser chi-machine dan olah raga dan suasana olah raga sesuai dengan

bersepeda statis selama 6 minggu mulai dari kondisinya dari lingkungan yang bebas polusi,
12
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal

Volume 1, No. 2 : 10 – 18, Nopember 2013

kebisingan, udara yang sejuk dan suasana setiap hari akan berdampak: memperbaiki

santai di rumah kondisi ini dapat ditemukan tulang belakang, meluruskan susunan saraf

sehingga metode olah raga senam aerobic pada sumsum di tulang belakang yang dilalui

exerciser chi-machine sangat tepat karena oleh syaraf-syaraf, menghilangkan tekanan

dilakukan di dalam rumah yang nyaman dan pada syaraf tulang punggung, mengurangi

terbebas dari kecelakaan bila dilakukan di luar perasaan mati rasa pada syaraf perifer,

rumah. (Lihat Tabel 5.2.) meningkatkan fungsi sistem syaraf di seluruh

Beda Rerata Kadar Gula darah sesudah tubuh, dan melancarkan pergerakan peredaran
28
senam aerobic exerciser chi-machine dan darah . Dengan menggerakkan kaki secara

bersepeda statis statis kekiri dan kekanan akan berpengaruh

Rerata kadar gula darah pada juga pada pergerakan tulang belakang kekiri

perlakuan kelompok senam aerobic exerciser dan kekanan akan berdampak pada sistem

chi-machine adalah 124,20mg% sedangkan saraf otonom sepanjang tulang belakang dan

pada kelompok bersepeda statis 74,50mg% pada otot-otot di punggung dan seluruh tubuh

beda rerata antara kedua kelompok tersebut untuk meningkatkan metabolismenya dan juga

adalah 49,70mg% dengan penyimpangan mempengaruhi pernapasan untuk

terhadap rerata tersebut sebesar 20,73. Hasil meningkatkan ambilan asupan oksigen dari

analisis juga didapatkan nilai p sebesar 0,028 luar tubuh melalui proses pernapasan maka

yang artinya pada tingkat kemaknaan 0,05. Ho pada setiap langkah itu merupakan bagian dari

ditolak, jadi ada perpedaan bermakna rerata senam pernafasan aerobik. Pergerakan tubuh

kadar gula darah antara kelompok senam kekiri-kekanan secara ritmik akan

aerobic exerciser chi-machine dan bersepeda mempengaruhi otot-otot seluruh tubuh untuk

statis. (Lihat Tabel 5.5). meningkatkan metabolismenya sehingga untuk

Berdasarkan dari nilai tersebut mencukupi kebutuhan kalorinya insulin

dampak dari pernapasan aerobik pada senam bekerja lebih aktif untuk menurunkan kadar

aerobic exerciser ch-machine selama 15 menit gula darah, aktifitas sistem saraf ototnom juga
13
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal

Volume 1, No. 2 : 10 – 18, Nopember 2013

meningkat akan berakibat pada pengaturan orang yang memiliki cairan tubuh bersifat

sistem kelenjar endokrine di hipothalamus asam merupakan orang-orang yang berpotensi

mempengaruhi kelenjar endokrine yang lain menderita penyakit diabetes, hipertensi,

untuk berkerja lebih efektif sehingga tubuh pengapuran dan perdarahan otak / stroke.

dapat memenuhi seluruh kebutuhan energi Dalam keadaan kekurangan oksigen, otak

keseluruh tubuh. tidak bisa memelihara kondisinya. Tubuh dari

Orang yang cairan tubuhnya seorang yang menderita penyakit diabetes

bersuasana acidemia (asam) membutuhkan perlu oksigen yang lebih banyak pada waktu

lebih banyak oksigen untuk menormalkan berolah raga untuk menjamin agar peredaran

tubuh mereka dibandingkan dengan yang darah menjadi lancar. Selama kekurangan

lainnya. Makanan seperti ikan, daging, gula oksigen, gerakan seorang pasien diabetes

dan alkohol akan meningkatkan kadar menjadi lamban dan akan merasa sulit sekali

keasaman dari cairan tubuh kita. Satu cara untuk bekerja dan berpikir dengan jernih.

untuk meningkatkan pasokan oksigen ke (Lihat Tabel 5.6.)

dalam tubuh adalah dengan melebarkan Selama gerak badan, gerakan tubuh

pembuluh darah dan meningkatkan denyut terutama ekstremitas, dianggap meningkatkan

jantung dengan melakukan olah raga. Dengan ventilasi paru dengan merangsang

olah raga akan memicu denyut jantung dan proprioseptor sendi yang kemudian

meningkatkan aliran darah untuk mengirimkan impuls eksitasi ke pusat

meningkatkan asupan oksigen dan pernapasan12. Alasan untuk mempercayai hal

meningkatkan metabolisme tubuh. Cara ini ini adalah bahwa gerakan pasif dari

juga akan menormalkan metabolisme dan ekstremitas pun sering meningkatkan ventilasi

meningkatkan suhu tubuh. Tubuh memerlukan paru beberapa kali lipat seperti pada bersepeda

lebih banyak oksigen dibandingkan dengan statis. Faktor-faktor humoral dan faktor-faktor

biasanya untuk mengatasi kelebihan keasaman syaraf dalam mengatur pernapasan selama

di dalam cairan tubuh. Pada umumnya orang- gerak badan adalah ; perangsangan pusat
14
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal

Volume 1, No. 2 : 10 – 18, Nopember 2013

pernapasan secara langsung oleh korteks Penelitian latihan erobik dan latihan

serebri dan perangsangan tak langsung oleh dengan tahanan meningkatkan kontrol

proprioseptor dan faktor humoral yaitu karbon glikemik pada pasien DM tipe II. Latihan

dioksida, ion hidrogen dan oksigen. dilakukan selama 45 menit, tiga kali

Pada pasien diabetes mellitus tipe II perminggu selama 26 minggu 2. Kombinasi

dari perjalanan panjang dan rumit ketika antara senam erobik dengan latihan dengan

resistensi terhadap insulin atau penurunan tahanan dapat meningkatkan penggunaan

sensitivitas terhadap insulin dan ketidak oksigen, penurunan HbA1c 14.

mampuan memproduksi insulin sesuai dengan Latihan fisik tidak hanya

kebutuhan menyebabkan kenaikan kadar gula meningkatkan toleransi insulin pada pasien

darah. Strategi pengobatan pertama yang DM, juga dapat meningkatkan toleransi insulin

diterapkan pada pasien diabetes mellitus tipe II pada orang normal dan pradiabetik. Hal

adalah dengan perubahan diet dan peningkatan tersebut sesuai dengan hasil penelitian senam

aktivitas atau olah raga. Perubahan gaya hidup erobik dapat meningkatkan respon insulin

ini dapat memiliki dampak yang luar biasa terhadap glukosa darah baik pada orang

berkaitan dengan kadar gula darah. normal maupun pada prediabetik. Latihan

Peningkatan aktivitas fisik juga dapat dilakukan selama 6 bulan 15.

menurunkan kadar gula darah, bahkan sebelum Latihan dengan waktu lama sangat

berat badan berkurang drastis, karena aktivitas baik untuk tipe II diabetes mellitus karena

tersebut membuat otot lebih sensitif terhadap terjadi peningkatan sekresi insulin,

insulin, yang mendorong gula dalam darah peningkatan sensitivitas insulin, terjadinya

menuju otot. Lama-kelamaan peningkatan efek penurunan glukosa darah (selama 2 – 3

aktivitas fisik akan menolong menurunkan hari) setelah latihan terakhir, HDL kholesterol

berat badan, juga akan mengurangi resistensi meningkat dan serum kholesterol serta

insulin serta memproduksi insulin. (Lihat trigliserida menurun. Hal tersebut sesuai

Tabel 5.5). dengan hasil penelitian bahwa latihan erobik


15
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal

Volume 1, No. 2 : 10 – 18, Nopember 2013

dapat menurunkan HDL pada pasien DM tipe menurunkan kadar gula darah pada pasien

II 24. diabetes mellitus tipe II.

Berikut ini pengaruh peningkatan


DAFTAR PUSTAKA
aktifitas fisik, langsung memperbaiki otot-otot 1. Askandar, T. 2000. Ilmu Penyakit Dalam,
terhadap insulin, sehingga gula lebih mudah Surabaya Airlangga Press.
2. Barclay, L. 2007. Aerobic and resisteance
ditimbun dalam otot daripada dibiarkan
training improve glycemic control in tupe
meningkat dalam peredaran darah. Efek 2 diabetes, availabel from
terbaik dari aktifitas fisik diperoleh bila http://www.medscap.org, tanggal 21
Desember 2012
dilakukan dengan teratur, setidaknya tiga
3. Berger, R. A. 1982. Applied Exercise
sampai empat kali seminggu. Selain efek Physiology. Philadelpia: Lea and Febiger.
langsungnya, aktifitas fisik bisa membantu 4. Bompa, T.O. 1983. Teory And
Metodology Of Training. Lowa :
menurunkan berat badan, dan khususnya lebih
Kendall/Hutt Publising Company.
berguna untuk mempertahankan berat badan 5. Cooper, K.H. 1978. The New Aerobic
yang diperoleh berkat perubahan komposisi Way, New York : M Evan and Company
Inc.
makanan. Program pencegahan dan
6. De Fronzo R. Banting. 2008. .Lecture
pengobatan diabetes yang paling berhasil dipresentasikan di Annual Meeting of
memasukkan peningkatan aktifitas fisik ADA San Fransisco, June 2008
7. Depkes RI. 2005. Olahraga Pada
dengan intensitas sedang dalam kehidupan
Berbagai Penyakit, Direktorat Jendral
20
sehari-hari . Pembinaan Kesehatan Masyarakat,
KESIMPULAN Jakarta.
8. Depkes. RI. 2005. Pedoman
Senam aerobic exerciser chi-machine
Penatalaksanaan Diabetes, edisi Kedua
selama 15 menit 3 kali seminggu selama 6 Jakarta. Depkes RI.
minggu lebih efektif 17% dari pada bersepeda 9. Djarwanto Ps. 1998. Statistik
Nonparametrik, BPFE-Yogyakarta,
statis dengan gayungan 30 km/jam 3 kali
Yogyakarta.
seminggu selama 6 minggu dalam 10. Fungsi Sepeda Statis alat olahraga fitness
dirumah. 2012. availabel from

16
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal

Volume 1, No. 2 : 10 – 18, Nopember 2013

(http://www.treadmillmurah.com/2012/02 18. Monk A, Adolphson S, Hollander P,


/fungsi-sepeda-statis.html diakses 12 Bergenstal RM. 1988. Managing Type II
Maret 2012 Diabetes. International Diabetes Center.
11. Gunung, K. 2006. Variabel dan 19. Nala, I G N. 2011. Prinsip Pelatihan
Rancangan Penelitian. Denpasar : Lab Fisik Olahraga, Udayana University
IKK-IKP Fakultas Kedokteran Press, Denpasar
Universitas Udayana. 20. Nathan, D. 2010. Menaklukkan Diabetes,
12. Guyton, M.D. 1997. Buku Ajar Fisiologi Harvard College. The McGraw-Hill
Kedokteran. Jakarta : EGC Companies, Inc. New York
13. Handoko Riwidikdo. 2008. Statistik 21. Pocock, S.J. 2008. Clinical Trials, A
Kesehatan, Mitra Cendekia Press Practical Approach. New York : Wiley
Yogyakarta. Medical Publication.
14. Hitt, E. 2010. Combined aerobic and 22. Pratiknya, A W. 2000. Dasar-dasar
strength training improves glucose Metodologi Penelitian Kedokteran dan
control in diabetes, availabel from Kesehatan, RajaGrafindo Persada,
http://www.medscap.org, tanggal 9 Jakarta.
Januari 2012 23. Radar Bali. 2012. Penderita diabetes
15. Jenkins, NT., and Hagbeng, JM. 2011. terus meningkat, Metro Denpasar, 8 Juni
Aerobic training effects on glucose 2012.
tolerance in prediabetic and 24. Ribeiro, ICD., Iborra, RT. 2008. HDL
normoglycemic humans, availabel from atheroprotection by aerobic exercise
http://www.medscap.org, tanggal 9 training in type 2 diabetes mellitus,
Januari 2012 availabel from http://www.medscap.org,
16. Jorgens X, Gruber M, Kronsbein. 1992. tanggal 9 Januari 2012
Bagaimana Mengobati Diabetes secara 25. Santoso G, Zafar S. 2010. Ilmu Faal
Mandiri, disadur oleh Tanudjaja T dan Olahraga (Fisiologi Olahraga), Fakultas
Soegondo S. Verlag-Kirchheim & Co Pendidikan Olahraga dan Kesehatan,
Gmbh, Mains 1992. Sadurannya Universitas Pendidikan Indonesia,
diterbitkan oleh FKUI. Bandung.
17. Manuaba, I. B. 1998. Bunga Rampai 26. Sharkey, J, B. 2003. Kebugaran dan
Ergonomi Kumpulan Artikel, Denpasar Kesehatan, Jakarta : PT Raja Grafindo
Program Studi Ergonomi Fisiologi Kerja, Persada.
Program Pascasarjana Universitas 27. Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia
Udayana. dari Sel ke Sistem, Jakarta : EGC

17
ISSN : 2302-688X Sport and Fitness Journal

Volume 1, No. 2 : 10 – 18, Nopember 2013

28. Shizuo, I. 1990. Senam Pernapasan 32. Tandra, H. 2007. Segala sesuatu yang
Aerobik dan Kesehatan, Hsin Ten harus anda ketahui tentang diabetes.
Internasional Group, Kagawa, Jepang. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
29. Soegondo S, Subekti I. 2002. Konsensus 33. Triangto, M. 2005. Jalan Sehat dengan
Pengelolaan diabetes mellitus tipe 2 di Sport Therapy, Seri Intisari Kesehatan.
Indonesia. PB Perkeni. Jakarta : PT Intisari Mediatama.
30. Sumosardjuno. 1996. Sehat dan Bugar, 34. Wibisono. 2009. Senam Khusus Untuk
Petunjuk Praktis Berolahraga yang Benar, Penderita Diabetes. availabel from
: PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta (http://senamkaki.com diakses 15 Agustus
31. Suyono S. 1992. Upaya Pencegahan 2011).
Primer dan Sekunder dalam 35. William G, Pickup JC (eds). 1992.
Mengantisipasi Ledakan Penderita Handbook of diabetes. Blackwell
Diabetes Menjelang abad ke-21. Pidato Scientific Publications. London.
pengukuhan sebagai guru besar FKUI.

18

Anda mungkin juga menyukai