Bahan Tayang Hasil Wasmat Palembang
Bahan Tayang Hasil Wasmat Palembang
Bahan Tayang Hasil Wasmat Palembang
Perda Kota
Lahan Lahan SHM No 3043 Akte Sudah
Palembang No 11 Th. SHGB No
Kosong / Kosong / & 3039 Pengoperan Beroperasi
2012 pembinaan 117 tgl 19-
Rawa Rawa 15-10-2014 Hak No 16 tgl
pengendalian 05-2016
pemanfaatan rawa 10-10-2015
Sumber :
No Control
- Peta Pola Ruang Perda No. 15 Tahun 2012 tentang RTRW Kota Palembang
- Citra Satelit Google Eart, Perekaman Tahun 2000, 2011, 2014 , 2015, dan 2018
INDIKASI KETIDAKSESUAIAN PEMANFAATAN RUANG
INDUSTRI/PERGUDANGAN/JASA DALAM PERUNTUKKAN RTH ( BENGKEL SC SPORT CAR)
No Control
Sumber :
- Peta Pola Ruang Perda No. 15 Tahun 2012 tentang RTRW Kota Palembang
- Citra Satelit Google Eart, Perekaman Tahun 2000, 2011, 2014 , 2015, dan 2018
INDIKASI KETIDAKSESUAIAN PEMANFAATAN RUANG
PERUMAHAN DALAM PERUNTUKKAN KAWASAN RAWA KONSERVASI DAN RTH ( PERUMAHAN ANYAR RESIDENCE )
Luas KUPZ
Lokasi Alamat Luas Total Pola Ruang Penggunaan Lahan Waktu
(Ha) I T B X
Sumber :
- Peta Pola Ruang Perda No. 15 Tahun 2012
tentang RTRW Kota Palembang
- Citra Satelit Google Earth, Perekaman Tahun
2011 - 2018
MAL-Administrasi Penerbitan Izin Pemanfaatan Ruang
Salah satu aspek yang memungkinkan adanya pertanggungjawaban pidana pejabat menurut Philipus M.Hadjon dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya mengandung unsur mal-administratif
Pasal 73
(1) Setiap pejabat pemerintah yang berwenang
pengertian yang menerbitkan izin tidak sesuai dengan
Pasal 1 butir 3 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2008 menjelaskan rencana tata ruang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 37 ayat (7), dipidana dengan pidana
bahwa, maladministrasi adalah perilaku atau perbuatan melanggar penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda
hukum, melampaui wewenang, menggunakan wewenang untuk tujuan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
lain dari yang menjadi tujuan wewenang tersebut, termasuk kelalaian rupiah).
(2) Selain sanksi pidana sebagaimana dimaksud
atau pengabaian kewajiban hukum dalam penyelenggaraan pelayanan pada ayat (1) pelaku dapat dikenai pidana
publik yang dilakukan oleh Penyelenggara Negara dan Pemerintahan yang tambahan berupa pemberhentian secara tidak
menimbulkan kerugian materiil dan/atau immaterial bagi masyarakat dan dengan hormat dari jabatannya.
orang perseorangan
Dalam istilah yang lain Barda Nawawi Arief menyebut sebagai 3 (tiga) persoalan dasar dalam hukum pidana, yaitu: konsep
Perbuatan (P), konsep Orang (O), dan konsep Pidana (P), yang disingkat POP.
ada dua perbuatan dimana yang pertama, Ps 73 UUPR jelas Syarat: Adanya perbuatan melawan hukum
menerbitkan izin dan yang kedua izin yang menyebut (Pasal 73 UUPR dengan menerbitkan IMB di
diterbitkan tidak sesuai dengan rencana tata ruang Pejabat yang kawasan Lindung) dan adanya unsur
berwenang kesalahan.
Merupakan TP formil , menitikberatkan pada Unsur Kesalahan:
dilakukannya perbuatan yang dilarang. Adanya kemampuan bertanggungjawab,
adanya hubungan batin antara si pembuat
Sebagai tindak pidana formil, pembuktian terhadap dengan perbuatan yang dilakukannya (baik
terjadinya tindak pidana sebagaimana dimaksud yang berupa kesengajaan atau kealpaan),
dalam Pasal 73 UUPR sangat sederhana, yaitu dan tidak adanya alasan penghapus
pertama, adanya bukti yang berupa KTUN tentang kesalahan, atau alasan pemaaf.
pemberian izin pemanfaatan ruang (dalam hal ini Perlu diteliti lebih lanjut dengan meminta
IMB) atau izin usaha dan/atau kegiatan; dan kedua, keterangan pejabat yang menerbitkan izin.
dalam penerbitan izin tidak sesuai dengan rencana
tata ruang, dibuktikan dengan kajian spatial.
TERIMAKASIH