Anda di halaman 1dari 12

BAB I

KADAR AIR (WATER CONTENT)

1.1 Tujuan
Tujuan praktikum kadar air tanah ini adalah untuk menetapkan kadar air.
Kadar air adalah rasio atau perbandingan, dinyatakan dalam persen (%) dari
berat air “pori” atau air bebas dalam berat tanah terhadap berat tanah dalam
keadaan kering.

1.2 Teori Dasar


Tanah dapat didefinisikan sebagai akumulasi partikel mineral yang tidak
mempunyai atau lemah ikatan partikelnya, yang terbentuk karena pelapukan
dari batuan. Diantara partikel-partikel tanah terdapat ruang kosong yang
disebut pori-pori yang berisi air dan udara. Ikatan yang lemah antara partikel-
partikel tanah disebabkan oleh karbonat dan oksida yang tersenyawa diantara
partikel tersebut, atau dapat juga disebabkan oleh adanya material organik.
Bila hasil dari pelapukan tersebut berada pada tempat semula maka bagian ini
disebut sebagai tanah sisa (residu soil).

Dimana :

W : kadar air
W1 : berat container
W2 : berat container + berat tanah basah
W3 : berat container + berat tanah kering

1|LABORATORIUM MEKANIKA TANAHUSN KOLAKA


Hasil pelapukan terangkut ke tempat lain dan mengendap di beberapa
tempat yang berlainan disebut tanah bawaan (transportation soil). Media
pengangkut tanah berupa gravitasi, angin, air, dan gletsyer. Pada saat akan
berpindah tempat, ukuran dan bentuk partikel dapat berubah dan terbagi dalam
beberapa rentang ukuran. Proses penghancuran dalam pembentukan tanah dari
batuan terjadi secara fisis atau kimiawi. Proses fisis antara lain berupa erosi
akibat tiupan angin, pengikisan oleh air dan gletsyer, atau perpecahan akibat
pembekuan dan pencairan es dalam batuan, Sedangkan proses kimiawi
menghasilkan perubahan pada susunan mineral batuan asal. Salah satu
penyebab adalah air yang mengandung asam alkali, oksigen dan
karbondioksida. Selain itu dalam arti lain tanah merupakan akumulasi partikel
mineral atau ikatan antar partikelnya, yang terbentuk karena pe lapukan dari
batuan.
Ikatan antara butiran yang relatif lemah dapat disebabkan oleh karbonat,
zat organik, atau oksida - oksida yang mengendap diantara partikel - partikel.
Ruang diantara partikel - partikel dapat berisi air, udara, ataupun yang
lainnya). Tanah juga merupakan kumpulan-kumpulan dari bagian-bagian yang
padat dan tidak terikat antara satu dengan yang lain (diantaranya mungkin
material organik) ronggarongga diantara material tersebut berisi udara dan air.
Tanah adalah material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral
padat yang tidak tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dari bahan-
bahan organik yang telah melapuk (yang berpartikel padat) disertai zat cair
juga gas yang mengisi ruang-ruang kosong diantara partikel-partikel padat
tersebut .

2|LABORATORIUM MEKANIKA TANAHUSN KOLAKA


1.3 Alat dan Bahan

NO. ALAT DAN BAHAN KEGUNAAN

1 Spatula Spatula digunaakan untuk


mememindahkan tanah dari dalam
tabung dan kemudian dimasukkan ke
container

2. Container 2 buah Container yaitu wadah yang digunakan


menyimpan tanah dan kemudian di
masukkan ke dalam oven

3. Timbangan Timbangan digunakan untuk


menimbang berat container pada saat
diisi tanah

4. Oven pengering Oven digunakan untuk menghilangkan


kadar air dalam tanah

5. Desikator Desikator digunakan untuk mengurangi


udara yang terdapat dalam tanah yaitu
menggunakan silica jel

6. Kaos Tangan Digunakan untuk melindungi tangan


dari tanah

7. Alat tulis Digunakan untuk menulis data-data


yang diperoleh dari percobaan

8 Tissue Digunakan untuk membersihkan


container dari tanah yang melengket

9 Masker Digunakan untuk melindungi hidung


dari debu

10 Tanah Tanah yaitu digunakan sebagai sampel


untuk mengetahui kadar air pada tanah

3|LABORATORIUM MEKANIKA TANAHUSN KOLAKA


1.4 Prosedur Percobaan
1. Dikeluarkan tanah dari
dalam karung kemudian
di masukan ke dalam tabung
secukupnya.

2. Di timbang container
terlebih dahulu
sebelum diisi tanah

3. Dimasukkan tanah
tersebut kedalam
container

4. Dibersihkan container
dari tanah yang melengket
kemudian ditimbang
kembali container untuk
mengetahui berat
container+ tanah basah.

4|LABORATORIUM MEKANIKA TANAHUSN KOLAKA


5. Setelah itu container atau
Sampel Dimasukkan
kedalam oven Selama
24 jam pada suhu
100o – 110oC.

6. Setelah dioven,
sampel didinginkan
menggunakan blower
(alat pendingin) beberapa
Menit.

7. Kemudian sampel
dimasukkan ke dalam
desikator untuk
menghilangkan
udara yang ada dalam
container/sampel

8. lalu ditimbang kembali


container/sampel untuk
mengetahui berat tanah
setelah dimasukkan
kedalam oven dan
desikator.

5|LABORATORIUM MEKANIKA TANAHUSN KOLAKA


1.4 HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL

Data Percobaan :

Sampel I II Satuan
11,40 11,21 Gram
Berat Container ( W1)
151,69 113,28 Gram
Berat Cont. + Tanah Basah (W2)
148,89 112,80 Gram
Berat Cont. + Tanah Kering (W3)

Rumus Yang Digunakan :

 Berat tanah basah (W2 – W1)


 Berat tanah Kering (Ws) = (W3 – W1)
 Berat Air (Ww) = (W2 – W3)

 Kadar Air

Dimana :
W1 = Berat Container
W2 = Berat Container + Tanah Basah
W3 = Berat Container + Tanah Kering
W = Kadar Air

 Sampel A :
1. Berat Tanah Basah (W2) = (W2 – W1)
= (151,69 – 11,40)
= 140,29 gr
2. Berat Tanah Kering (Ws) = (W3 – W1)
= (137,58 – 11,40)
= 126,18 gr

6|LABORATORIUM MEKANIKA TANAHUSN KOLAKA


3. Berat Air (Ww) = (W2 – W3)
= (140,29 – 137,49)
= 2,8 gr
𝑊2−𝑊3
4. Kadar Air W = x 100%
𝑊3−𝑊1
140,29−137,49
= x 100%
148,89−11,40

=2%
 Sampel B :
1. Berat Tanah Basah (W2) = (W2 – W1)
= (113,28 – 11,21)
= 102,07 gr
2. Berat Tanah Kering (Ws) = (W3 – W1)
= (101,59 – 11,21)
= 90,38 gr
3. Berat Air (Ww) = (W2 – W3)
= (120,07 – 101,59)
= 18,48 gr
𝑊2−𝑊3
4. Kadar Air W = x 100%
𝑊3−𝑊1
120,07−101,59
= x 100%
112,00−11,21

= 18,1%

2 %+18,1 %
Kadar air rata – rata = = 10,05%
2

7|LABORATORIUM MEKANIKA TANAHUSN KOLAKA


Ditabelkan Sebagai Berikut :

Sampel
Uraian
A B

Berat Container, W1 g 11,40 11,21

Berat Cont. + Tanah Basah, W2 g 151,69 113,28

Berat Cont. + Tanah Kering W3 g 148,89 112,80

Berat Air, W2 – W3 g 2,8 18,48

Berat Tanah Kering, W3 – W1 g 126,18 90,38

Berat Volume Tanah Kering, xdry = x/(1 + w) g

𝑊2−𝑊3 2% 18,1%
Kadar Air, W(%) = 𝑥 100
𝑊3−𝑊1

Kadar Air rata – rata, W 10,05 %

B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan di laboratorium
maka kami memperoleh hasil berat dari container yang di tambah dengan
tanah basah untuk sampel pertama yaitu 151,69 gram dan sampel kedua
yaitu 113,28 gram, sedangkan berat container yang di tambah dengan
tanah kering sampel pertama yaitu 148,89 gram dan sampel kedua 112,80
gram. Dari hasil percobaan ini kami memperoleh kadar air dari sampel
pertama yaitu 2% dan untuk sampel kedua 018,1%. Dari hasil
perhitungan kadar air kedua sampel tersebut maka dapat kami simpulkan
bahwa kadar air rata – rata nya adalah 10,05%.
Hubungan antara percobaan yang telah kami lakukan dengan
dunia pertambangan yaitu dengan mengetahui cara memperoleh kadar air

8|LABORATORIUM MEKANIKA TANAHUSN KOLAKA


maka ketika kita ingin mengetahui seberapa besar kemantapan lereng
yang akan kita buat maka terlebih dahulu kita harus mengetahui kadar air
dalam tanah dari lahan yang akan kita gunakan tersebut. Jadi, semakin
kecil kadar air dalam tanah tersebut maka semakin kokoh lereng yang
akan kita buat.

1.5 Penutup

A. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kadar
air adalah persentase kandungan air pad a suatu bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat
kering (dry basis). Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, didapatkan
kadar air pada sampel pertama yaitu 2 % dan kadar air pada sampel kedua
yaitu 18,1 %.Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis
sebesar 100 persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat
lebih dari 100 persen.
Perhitungan kadar air sangat penting dalam dunia pertambangan
,salah satunya yaitu pada kestabilan lereng dan perhitungan. Kadar air
digunakan dalam menggambarkan fase keterkaitan antara udara,air dan
butir tanah dalam suatu volume tanah.

B. Saran
Dalam Praktikum Mekanika Tanah I kami selaku mahasiswa yang
ikut dalam praktikum ini kurang begitu puas, karena peralatan yang
digunakan cukup relatir terbatas. Tentu saja hal ini menghambat
mahasiswa yang melakukan praktikum dan tentunya menyita waktu.
Oleh karena itu, kami menghimbau dan menyarankan agar hendaknya
pada praktikum selanjutnya alat yang digunakan harus memadai, agar
mahasiswa yang melakukan praktikum merasa puas.

9|LABORATORIUM MEKANIKA TANAHUSN KOLAKA


ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN WATER CONTENT

TANAH TIMBANGAN DIGITAL

SPATULA OVEN PENGERING

CONTAINER DESIKATOR

10 | L A B O R A T O R I U M M E K A N I K A T A N A H U S N K O L A K A
DAFTAR PUSTAKA
Fitter-Hay, 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Universitas Gadjah Mada Press
Yogyakarta.

Foth, H. 1994. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Gadjah Mada Press:


Yogyakarta.

Hanafiah, K., A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada


Jakarta.

Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo: Jakarta.


Hakim, Nurhajati dkk. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas
Lampung: Lampung.
Hidayat, Cecep, dkk. 2015. Panduan Praktikum Dasar-dasar Ilmu Tanah. Fakultas
Sains dan Teknologi UIN SGD: Bandung.

11 | L A B O R A T O R I U M M E K A N I K A T A N A H U S N K O L A K A
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

LEMBAR ASISTENSI
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
BAB I : KADAR AIR (WATER CONTENT)

Nama : Saef Maulana Dzikri Kelompok : 3 (TIGA)

Nim : 170910089 NamaAsisten :

NO. KETERANGAN PARAF

Asisten Lab Praktikan

( ) ( Saef Maulana Dzikri )

12 | L A B O R A T O R I U M M E K A N I K A T A N A H U S N K O L A K A

Anda mungkin juga menyukai