Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Tuhan yang maha esa yang telah memberikan kami
kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. .
Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada TUHAN atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah bahasa
inggris tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan pemberian asi
eksklusif di wilaya kerja puskesmas kandahe kabupaten sangihe Sulawesi utara
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dengan menyusunnya makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Manado, 7 november 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah


1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan penelitian

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Manfaat ASI ekslusif untuk bayi

2.2 manfaat asi ekslusif untuk ibu

2.3 Hubungan pengetahuan masyarakat tentang pemberian ASI


Ekslusif

2.4 Memberikan promkes tentang ASI ekslusif

2.5 teori health promoting model dari nola j pender

2.6 mengajarkan cara perawatan payudara untuk ibu menyusui agar


asi tidak terhambat
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah


Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya dapat terwujud, termasuk peningkatan derajat kesehatan anak.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia dimulaisejak masa hamil, bayi, anak sekolah,
dewasa, sampai lanjut usia yang dikenal dengan pendekatan siklus kehidupan. Setiap
tahap dari siklus tersebut, manusia menghadapi masalah gizi yang berbeda yang harus
diatasi dengan cepat dan tepat. Salah satu upaya untuk memperoleh tumbuh kembang
yang baik ialah dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif sampai bayi
berumur 6 bulan, selanjutnya pemberian ASI dapat dilanjutkan sampai bayi berumur 24
bulan. Pemberian ASI eksklusif dapat mencegah kematian balita sebesar 28%. Menurut
Depkes RI (2005), bahwa praktik pemberian ASI di negara berkembang telah berhasil
menyelamatkan sekitar 1,5 juta bayi per tahun dari kematian dan kesakitan. Prevalensi
pemberian ASI eksklusif di beberapa negara berdasarkan hasil penelitian belum
mencapai target yang diharapkan. Cakupan pemberian ASI eksklusif di Amerika Serikat
tahun 2007 hanya 16,8%, Bangladesh hanya 36% pada tahun 2011, dan Teheran hanya
mencapai 46,5% pada tahun 2014. Di Indonesia saat ini cakupan pemberian ASI eksklusif
masih jauh di bawah angka yang diharapkan, yaitu 80%. Berdasarkan data Riskesdas
2010, persentase cakupan ASI eksklusif sebesar 15,1 %, sedangkan hasil Riskesdas 2013
menunjukkan bahwa persentase pemberian ASI saja dalam 24 jam terakhir semakin
menurun seiring meningkatnya umur bayi dengan persentase terendah pada bayi umur
6 bulan sebesar 30,2%. Data Dinas kesehatan Provinsi Sulawesi Utara menyatakan
bahwa cakupan pemberian ASI Eksklusif hanya 34,7% pada Tahun 2013 (Pusdatin, 2015),
sedangkan di Kabupaten Kepulauan Sangihe mengalami peningkatan dalam waktu 3
Tahun, yaitu pada tahun 2013 sebesar 37%, tahun 2014 sebesar 39%, dan tahun 2015
meningkat menjadi sebesar 45% (Anonimous, 2016). Puskesmas Kendahe merupakan
salah satu puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe, dimana
cakupan pemberian ASI eksklusif termasuk dalam kategori 3 terendah pada tahun 2015,
yaitu hanya 14,6% (Dinkes Kabupaten Sangihe, 2015).
1.2 Rumusan Masalah
- Kegagalan pemberian ASI ekslusif
- Kurangnya dukungan dari tenaga kesehatan
- Pencegahan kematian balita
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan tindakan pemberian ASI eksklusif serta
mengetahui hubungan diantara masing-masing faktor. Sehingga
dapat mengetahui sampai dimana pengetahun dari masayarakat
dan membuat jalan keluar yang terbaik sehingga masyarakat bisa
mendapat banyak pengetahuan dan membuat kesehatan
masayarakat lebih baik.
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Manfaat ASI Ekslusif untuk bayi

 Asi sebagai nutrisi


 Makanan terlengkap untuk bayi terdiri diri proposi yang
seimbang dab cukup mengandung zat gizi yang diperlukan untuk
6 bulan.
 Mengandung antibody yang melindungi terhadap penyakit.
 Menunjang perkembangan motoric sehingga bayi yang
diberikan asi ekslusif akan bisa lebih cepat jalan.
 Meningkatkan jalinan kasih saying
 Mudah dicerna dan zat gizi mudah diresap
 Melindungi terhadap alergi karena mengandung zat yang dapat
menumbulkan alergi,

2.2 manfaat asi ekslusif untuk ibu

 Menyusui membantu ibu dan bayi untuk bonding yaitu


mengembangkan hubungan yang dekat dan penuh kasih antara
ibu dan bayi.
 Ibu menyusui mendapat rangsangan dari hisapan bayi yang
menghasilkan hormone oksitosin untuk merangsang kontraksi
rahim.
 Menyusui mengurangi risiko pendarahan pada ibu usai
melahirkan.
 Menyusui menunda kembalinya masa haid sehingga sebagai
kontrasepsi alami.
 Menyusui membuat ibu mendapat kadar oksitosin yang cukup
untuk membuat rahim cepat kembali ke ukuran sebelum hamil.
 Menyusui mengurangi risiko ibu terkena kanker payudara
 Menyusui mengurangi risiko ibu terkena depresi dan melakukan
penelantaran dan juga kekerasan pada anak.
 Menyusui praktis karena efisien dan bisa dilakukan kapan saja dan
dimana saja.
 Menyusui memungkinkan ibu kembali mendapatkan berat badan
seperti sebelum hamil karena energy menyusui diambil dari
cadangan lemak yang timbul saat hamil.

2.3 Hubungan pengetahuan masyarakat tentang pemberian asi


ekslusif
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang memiliki pengetahuan baik
tidak memberikan ASI eksklusif lebih besar (51,1 %) dibanding dengan responden yang memberikan ASI
eksklusif (12,5 %), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan kurang juga lebih besar tidak
memberikan ASI secara eksklusif (28,4 %) disbanding dengan yang memberikan ASI eksklusif (8 %). Dari
uji chi square, didapatkan nilai p = 0,803 yang berarti bahwa H0 diterima, dengan demikian tidak ada
hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif. sehingga

masyarakat tidak benar-benar memahami manfaat dan pentingnya asi


ekslusif oada bayi sehingga mereka tidak terlalu memperhatikan
tentang hal tersebut dan kerena kurangnya pengetahuan dapat
mempengaruhi kesehatan dan tidak adanya dukungan dari tenaga
kesehatan dan masayarakat atau ibu-ibu ini sangat memerlukan
bantuan dari tenaga kesehatan.
2.4 Memberikan Promosi kesehatan tentang asi ekslusif
Berdasarkan data yang di kumpul dapat diketahui bahwa responden yang terpapar promosi
susu formula tidak memberikan ASI Eksklusif lebih besar (64,8 %) dibanding dengan yang
memberikan ASI eksklusif (2,2 %), sedangkan responden yang tidak terpapar promosi susu
formula lebih besar memberikan ASI secara eksklusif (18,2 %) dibanding dengan yang tidak
memberikan ASI eksklusif (14,8 %). Dari uji chi square, didapatkan nilai p = 0,000 yang berarti
bahwa H0 ditolak, dengan demikian ada hubungan yang bermakna antara promosi susu formula
dengan pemberian ASI eksklusif. Nilai OR 0,29 (95 % CI : 0,006 – 0,140). Hal ini berarti bahwa
responden yang terpapar promosi susu formula memiliki peluang 6,0 kali lebih besar untuk tidak
memberikan ASI eksklusif. dapat diketahui juga bahwa responden yang mendapatkan dukungan
tenaga kesehatan tidak memberikan ASI eksklusif lebih besar (36,4 %) dibanding dengan yang
memberikan ASI eksklusif (9,1 %), sedangkan responden yang tidak mendapatkan dukungan
petugas kesehatan tidak memberikan ASI secara eksklusif juga lebih besar (43,1 %) dibanding
dengan yang memberikan ASI eksklusif (11,4 %). Dari uji chi square, didapatkan nilai p = 0,923
yang berarti bahwa H0 diterima, dengan demikian tidak ada hubungan yang bermakna antara
dukungan petugas kesehatan dengan pemberian ASI eksklusif

Untuk itu sebagai perawat dengan melihat kondisi seperti ini


dengan memberikan pengetahuan tentang tentang ASI ekslusif
dan menjelaskan bahwa adanya ASI kolostrum yaitu cairan yang
pertama di sekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama
sampai hari keempat yang memiliki komposisi yang tinggi lemak
dan sel-sel hidup. Dan memberi tahu bahwa asi ekslusif yaitu
makanan pendamping yang baik untuk bayi dan berbagai manfaat
dari asi ekslusif baik itu manfaat untuk bayi maupun untuk ibu dan
memberikan rekomendasi pemberiaan asi ekslusif dan juga
memberi tahukan kepada ibu dan juga keluarga bahwa bahaya
susu formula untuk bayi. Dan memberitahukan bahwa kegagalam
pemberian asi ekslusif dapat membuat kondisi bayi mengalami
sakit ataupun kelainan dan kondisi ibu yang akan
membengkaknya payudara, ibu kurang gizi dan lain-lain. Dan
mungkin dengan tidak adanya pengalaman, merokok,
pengalaman menyusui yang gagal, kurang pengetahuan sehingga
perawat memberikan promosi kesehatan yang bisa mudah untuk
dimengerti dan bisa di lakukan.

2.5 Landasan teori health promoting model nole j. pender


Perilaku kesehatan sebagai motivasi oleh keinginan untuk
meningkatkan kesejateraan kesehatan masyarakat dan perilaku
sehat bersifat social dan ekonomis. Seseorang akan mulai
bertindak dari perilakunya yang akan tetap digunakan dalam
dirinya ini adalah sebuah pendekatan untuk kesehatan. Disisi lain,
perlindungan kesehatan atau pencegahan penyakit digambarkan
sebagai keinginan perilaku termotivasi untuk secara aktif
menghindari penyakit, mendeteksi lebih dini, atau
mempertahankan berfungsi dalam batasan penyakit. Layanan
promosi kesehatan sangat penting untuk meningkatkan
kesehatan bagi masyarakat yang kurang pengetahuan. Perlu di
catat bahwa dari segala usia bisa mendapatkan promosi
kesehatan.
Health promotion model ini di usulkan sebagai kerangka untuk
mengintegrasikan keperawatan dan perspektif ilmu pada faktor-
faktor yang mempengruhi perilaku kesehatan. Model ini akan di
gunakan sebagai panduan untuk menjelajahi proses biofisik yang
memotivasi individu untuk terlibat dalam perilaku yang diarahkan
untuk peningkatan kesehatan. Model ini telah digunakan secara
luas sebagai kerangka kerja untuk penelitian yang bertujuan untuk
memprediksi kesehatan mempromosikan gaya hidup serta
perilaku tertentu. Konsep utama dari health promotion model
adalah karakteristik individu dan pengalaman ( perilaku sebelum
hubungan dengan faktor-faktor), perilaku kognisi tertentu dan
yang mempengaruhi( manfaat yang dirasakan dari tindakan dan
pengaruh self efficacy. Pengaruh aktifitas terkait dan pengaruh
interpersonal, dan situsional ). Dan hasil perilaku yaitu komitmen
untuk sebuah rencana tindakan dan tututan bersaing langsung
dan preferensi dan kesehatan mempromosikan perilaku.
Dan menurut saya promosi kesehatan tentang asi ekslusif ini
sangat penting dikarenakan di wilaya tersebut yang masih banyak
kurang pengetahuan tentang pemberian asi ekslusif.

Asumsi dari model promosi kesehatan

 Manusia mencoba menciptakan kondisi agar tetap hidup


dimana mereka dapat mengekspresikan keunikan.
 Manusia mempunyai kapasitas untuk mereflesikan
kesadaran dirinya, termasuk penialian terhadap
kemampuannya.
 Manusia menilai perkembangan sebagai suatu nilai yang
positif dan mencoba mencapai suatu keseimbangan
antara perubahan dan stabilitas.
 Setiap individu secara aktif berusaha mengatur
perilakunya.
 Individu merupakan makhluk bio-psiko-sosial yang
kompleks, berinteraksi dengan lingkungannya secara
terus menerus dan mejelmakan lingkungan yang diubah
secara terus menurus.
 Professional kesehatan merupakan bagian dari
lingkungan interpersonal yang berpengaruh terhadap
manusia sepanjang hidupnya.
 Pembentukan kembali konsep dari manusia dengan
lingkungan adalah penting untuk perubahan perilaku.

Proposisi model promosi kesehatan

 Perilaku sebelumnya dan karakteristik yang diperoleh


mempengaruhi kepercayaan dan perilaku untuk
meningkatkan kesehatan.
 Manusia melakukan perubahan perilaku dimana mereka
mengharapkan keuntungan yang bernilai bagi dirinya.
 Rintangan yang di rasakan dapat menjadi penghambat
kesanggupan melakukan tindakan suatu mediator
perilaku sebagaimana perilaku nyata.
 Promosi atau pemanfaatan diri akan menambah
kemampuan untuk melakukan tindakan dan perbuatan
dari perilaku.
 Pemanfaatan diri yang terbesar akan menghasilkan
sedikit rintangan pada perilaku kesehatan spesifik.
 Pengaruh positif pada perilaku akibat pemanfaatan diri
yang baik dapat menambah hasil positif.
 Manusia lebih suka dengan promosi kesehatan ketika
model perilaku itu menarik. Perilaku yang di harapkan
terjadi dan dapat mendukung perilaku yang sudah ada.
 Pengaruh situsional pada lingkungan eksternal dapat
menambah atau mengurangi keinginan untuk
beradaptasi dalam perilaku promosi kesehatan.
 Komitemen pada rencana kegiatan kemungkinan kurang
menunjukan perilaku yang di harapkan ketika seseorang
mempunyai control yang sedikit dan kebutuhan yang di
inginkan tidak tersedia.
2.6 mengajarkan cara perawatan payudara
untuk memperlancar asi agar tidak terhambat yaitu dangan
memijat payudara dan mengkompres dengan air hangat dan pijat
payudara secara lembut bila ada benjolan akibat tersumbat
saluran susu. Dan karena tidak pijat membuat payudara menjadi
keras dan sakit, jangan memakai bra yang terlalu ketat, bra kawat
atau baju atasan yang ketat.
Harap di waspadai jika payudara berwarna kemerahan, perih,
gatal dan bengkak bahkan hingga putting bernanah yang disertai
dengan ibu merasa lemah dan mengidap flu. Karena gejala-gejala
tersebut bisa terkena penyakit dan segera untuk tanyakan kondisi
ke dokter. Bila payudara membengkak karena terlalu penuh
melewati jadwal menyusui payudara bisa dikompres dengan
payudara membengkak dapat berakibat si kecil sulit untuk
menyusui, sebaiknya ibu-ibu merawat payudara dengan baik agar
tidak terkena penyakit ataupun membuat ibu menjadi tidak
nyaman akibat payudara bengkak dan nyeri dan bisa membuat
kesehatan bayi dan ibu menjadi lebih baik.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ada 4 faktor yang berhubungan
dengan tindakan pemberian ASI eksklusif, yaitu pekerjaan, persepsi, promosi susu
formula, dan dukungan keluarga. Dari faktor tersebut, faktor persepsi merupakan
faktor yang paling dominan berhubungan dengan tindakan pemberian ASI
eksklusif. Dan sangat kurangnya pengetahuan dari masyarakat dan tidak adanya
dukungan dari tenaga kesehatan sehingga membuat masyarakat tidak terlalu
memperhatikan masalah kesehatan mereka.

3.2 Saran

Dengan adanya penelitian ini dan adanya promosi kesehatan yang diberikan
kiranya masyarakat di wilaya kerja puskesmas kendahe kabupaten kepulauan
sengihe Sulawesi utara dapat melakukan semua yang ajarkan dan dapat
memahaminya sehingga di waktu akan dating tidak akan ada lagi masalah yang
timbul tentang kesehatan yang dikarenakan kurang pengetahuan dan diharapkan
lebih banyak lagi ibu-ibu yang memberikan asi ekslusif kepada bayi agar supaya
bayi dan juga ibu tetap sehat dan mengurahi tingkat masalah penyakit di wilaya
tersebut semoga semua yang diberikan dapat berguna bagi wilaya kendahe.

Anda mungkin juga menyukai