Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kedokteran Keluarga adalah blok XXIII pada semester VII dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario B
yang memaparkan kasus tentang Klinik Dokter Keluarga (KDK) FK UMP
baru berdiri 2 tahun dan hanya memiliki 1 dokter, 1 bidan, dan 1 petugas
administrasi karena beberapa tenaga medis mengundurkan diri sehingga mutu
pelayanan, Klinik Dokter Keluarga (KDK) “FK UMP” di khawatirkan
mengalami penurunan. Baru-baru ini, kepala KDK dituntut oleh keluarga
pasien sehubungan dengan Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) berupa
kejadian infeksi setelah pengangkatan KB implant.
Kronologisnya pasien wanita usia 35 tahun datang ke KDK karena
ingin melepas KB implant di lengan kiri atas. Dokter memerintahkan bidan
untuk melakkukan tindakan tersebut. Keesokan harinya pasien tersebut
datang kembali mengeluhkan lengan kiri atas bengkak dan biru. Dokter
mendiagnosa pasien tersebut mengalami hematoma regio humeral dan pasien
diberikan obat dan diminta untuk kontrol kembali.
Setelah dilakukan pengecekan oleh dokter, ternyata bidan tidak
menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP) tindakan melepas KB
implant yaitu prosedur aseptik. Seharusnya kejadian ini dapat dicegah jika
semua staff KDK menjelaskan tugasnya sesuai Standar Operasional Prosedur
(SOP).

1
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari
sistem pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Data Tutorial
Tutor : dr. Vina Pramayastri
Moderator : Dhea Nadhila
Sekertaris Meja : Yuliana
Sekertaris Papan : Rahma Eka Fauziyah
Waktu : Selasa, 2 Desember 2019
Kamis, 4 Desember 2019
Peraturan :
1. Menonaktifkan ponsel atau dalam keadaan diam
2. Mengacungkan tangan saat akan mengajukan argumen
3. Tidak boleh makan pada saat diskusi tutorial berlangsung

2.2. Skenario
“ Derita Pimpinan”
Klinik Dokter Keluarga (KDK) FK UMP baru berdiri 2 tahun dan
hanya memiliki 1 dokter, 1 bidan, dan 1 petugas administrasi karena beberapa
tenaga medis mengundurkan diri sehingga mutu pelayanan, Klinik Dokter
Keluarga (KDK) “FK UMP” di khawatirkan mengalami penurunan. Baru-
baru ini, kepala KDK dituntut oleh keluarga pasien sehubungan dengan
Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) berupa kejadian infeksi setelah
pengangkatan KB implant.
Kronologisnya pasien wanita usia 35 tahun datang ke KDK karena
ingin melepas KB implant di lengan kiri atas. Dokter memerintahkan bidan
untuk melakkukan tindakan tersebut. Keesokan harinya pasien tersebut
datang kembali mengeluhkan lengan kiri atas bengkak dan biru. Dokter
mendiagnosa pasien tersebut mengalami hematoma regio humeral dan pasien
diberikan obat dan diminta untuk kontrol kembali.
Setelah dilakukan pengecekan oleh dokter, ternyata bidan tidak
menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP) tindakan melepas KB
implant yaitu prosedur aseptik. Seharusnya kejadian ini dapat dicegah jika

3
semua staff KDK menjelaskan tugasnya sesuai Standar Operasional Prosedur
(SOP).
2.3. Klarifikasi Istilah
1. Standar Operasional : Dokumen yang berkaitan dengan prosedur
Prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan yang
bertujuan untuk memperoleh hasil kerja yang
paling efektif dengan biaya yang serendah
rendahnya
2. KDK (Klinik Dokter : Dokter Praktik umum yang
Keluarga) menyelenggarakan pelayanan primer yang
komprehensif kontiyu dan mengutamakan
pencegahan yang dilandasi dengan
keterampilan dan keilmuan yang mapan.
3. Kejadian Yang Tidak : Suatu kejadian yang mengakibatkan cedera
Diinginkan yang tidak diinginkan pada pasien karena
suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil dan bukan
karena kondisi pasien
4. KB implant : Suatu usaha untuk menjarakan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan
dengan memakai alat kontrasepsi metode
hormonal implant
5. Mutu Pelayanan : Pelayanan yang dapat memuaskan setiap
pemakai jasa yang sesuai tingkat kepuasan
rata- rata.
6. Hematoma : Pengumpulan setempat ekstravasasi darah
biasanya membeku didalam organ ruang atau
jaringan
7. Aseptik : Keadaan bebas dari mikroorganisme
penyebab penyakit

4
2.4. Identifikasi Masalah
1. Klinik Dokter Keluarga (KDK) FK UMP baru berdiri 2 tahun dan hanya
memiliki 1 dokter, 1 bidan, dan 1 petugas administrasi karena beberapa
tenaga medis mengundurkan diri sehingga mutu pelayanan, Klinik Dokter
Keluarga (KDK) “FK UMP” di khawatirkan mengalami penurunan. Baru-
baru ini, kepala KDK dituntut oleh keluarga pasien sehubungan dengan
Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) berupa kejadian infeksi setelah
pengangkatan KB implant.
2. Kronologisnya pasien wanita usia 35 tahun datang ke KDK karena ingin
melepas KB implant di lengan kiri atas. Dokter memerintahkan bidan
untuk melakkukan tindakan tersebut. Keesokan harinya pasien tersebut
datang kembali mengeluhkan lengan kiri atas bengkak dan biru. Dokter
mendiagnosa pasien tersebut mengalami hematoma regio humeral dan
pasien diberikan obat dan diminta untuk kontrol kembali.
3. Setelah dilakukan pengecekan oleh dokter, ternyata bidan tidak
menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP) tindakan melepas KB
implant yaitu prosedur aseptik. Seharusnya kejadian ini dapat dicegah jika
semua staff KDK menjelaskan tugasnya sesuai Standar Operasional
Prosedur (SOP)

Prioritas : Klinik Dokter Keluarga (KDK) FK UMP baru berdiri 2 tahun dan hanya
memiliki 1 dokter, 1 bidan, dan 1 petugas administrasi karena beberapa tenaga
medis mengundurkan diri sehingga mutu pelayanan, Klinik Dokter Keluarga
(KDK) “FK UMP” di khawatirkan mengalami penurunan. Baru-baru ini, kepala
KDK dituntut oleh keluarga pasien sehubungan dengan Kejadian Tidak Diinginkan
(KTD) berupa kejadian infeksi setelah pengangkatan KB implant.

5
2.5. Analisis Masalah
Analisis 1
Klinik Dokter Keluarga (KDK) FK UMP baru berdiri 2 tahun dan hanya
memiliki 1 dokter, 1 bidan, dan 1 petugas administrasi karena beberapa tenaga
medis mengundurkan diri sehingga mutu pelayanan, Klinik Dokter Keluarga
(KDK) “FK UMP” di khawatirkan mengalami penurunan. Baru-baru ini, kepala
KDK dituntut oleh keluarga pasien sehubungan dengan Kejadian Tidak
Diinginkan (KTD) berupa kejadian infeksi setelah pengangkatan KB implant.
a. Apa makna KDK FK UMP hanya memeliki 1 dokter, 1 bidan dan 1
petugas administrasi ? (arya, ulik, nanik)
b. Apa saja kriteria mutu pelayanan KDK?(rahma, rama, dita)

c. Bagaimana stuktur organisasi KDK?(ulik, dhea, arya)


d. Apa saja tugas kepala KDK?(rahma, zafira, rama)
`Pimpinan mempunyai kewajiban untuk memberikan arahan dan
dukungan bagi karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawab. Arahan dan dukungan dapat diberikan dalam bentuk kebijakan
lokal, pertemuan-pertemuan, maupun konsultasi dan pembimbingan
oleh pimpinan.
Pimpinan menetapkan tahapan pencapaian indikator untuk mengukur
kinerja Klinik sesuai dengan target yang ditetapkan.

Monitoring dan Penilaian Kinerja dilakukan oleh Pimpinan dan


Pemangku Jabatan untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan program
kegiatan

Anggraini, M. T., Novitasari, A., & Setiawan, M. R. (2017). BUKU AJAR: KEDOKTERAN
KELUARGA. Unimus Press, Semarang

e. Mengapa pada kasus kepala KDK dituntut keluarga pasien atas


kejadian tidak diinginkan?(dhea, rega, ulik)
f. Apa saja faktor yang mempengaruhi mutu pelayanan KDK?(zafira,
mutiara, rama)

1. Tangibles (Hal-hal yang terlihat / bukti

fisik). Penampilan , Perlengkapan, Fasilitas fisik , Sarana fisik .


Tata ruang .

6
2. Reliability (Kehandalan)

- Pelayanan segera . - Kemampuan . Kemudahan .


- pengobatan . Menyediakan

3. Responsiveness (Ketanggapan).

- Pelayanan cepat - Merespon.


- Kemampuan .
- Kesediaan .

- Menginformasikan

4. Assurance (Jaminan).

- Kesopanan .
- Ketrampilan . - Pengetahuan . - Mampu .
- Jaminan .

5. Empathy (Empati).

- Perhatian .
- Memahami .
- Mudah dihubungi . - Komunikasi baik .
- Mengerti kesulitan .

g. Apa saja syarat dibentuk KDK?(rega nanik dhea)


h. Apa saja landasan hukum yang mengatur tanggung jawab kepala
KDK?(Mutiara dhea fira)
i. Apa yang dilakukan ketika terjadi kejadian yang tidak diingikan
pada kasus? (nanik, arya, rega)
j. Apa saja yang termasuk kriteria kejadian yang tidak
diinginkan?(dita, rahma, mutiara)
k. Apa tujuan program menjaga mutu?(arya, ulik, nanik)
l. Bagaimana cara pelaporan kejadian tidak diinginkan?(rama, rahma,
dita)

m. Bagaimana strategi menjalankan pelayanan kesehatan yang


bermutu? (ulik dhea arya)

7
Analisis 2
Kronologisnya pasien wanita usia 35 tahun datang ke KDK karena ingin
melepas KB implant di lengan kiri atas. Dokter memerintahkan bidan untuk
melakkukan tindakan tersebut. Keesokan harinya pasien tersebut datang
kembali mengeluhkan lengan kiri atas bengkak dan biru. Dokter mendiagnosa
pasien tersebut mengalami hematoma regio humeral dan pasien diberikan obat
dan diminta untuk kontrol kembali.
a. Apa makna pasien mengeluhkan lengan kiri atas bengkak dan biru
setelah melepas KB implant? (Rahma, zafira, Rama)
Terjadi kejadian yang tidak diinginkan berupa cedera akibat dari
tidak terlaksana nya patient safety karena tidak menjalankan SOP
b. Apa yang dimaksud dengan Patient Safety?(dhea, rega, ulik)
c. Bagaimana standar Patient Safety?(zafira, mutik, Rahma)
d. Bagaimana Prinsip Patient Safety?(Rega, nanik, dhea)
e. Bagaimana langkah- langkah pelaksanaan Patient Safety?(nanik,
dita, fira)
f. Apa saja sasaran Patient Safety?(Dita, rama, rega)

Sasaran 1: Ketepatan Identifikasi Pasien


Sasaran 2: Peningkatan Komunikasi yang Efektif

Sasaran 3: Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai


(High-Alert)

Sasaran 4: Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien


Operasi

Sasaran5:Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan


Kesehatan

Sasaran 6: Pengurangan Risiko Pasien Jatuh

Iskandar, E. (2018). Tata Kelola dan Kepatuhan Penerapan Standar Patient Safety
Penyakit Stroke di Rumah Sakit Dr. Kanujoso Djatiwibowo Tahun 2015. Jurnal
Administrasi Rumah Sakit Indonesia, 3(3).

8
g. Apa dampak jika Patient Safety tidak diterapkan?(zafira arya
mutara)
h. Bagaimana seharusnya penerapan Patient Safety Pada kasus?(rega
Ulik nanik)

Analisis 3
Setelah dilakukan pengecekan oleh dokter, ternyata bidan tidak menjalankan
Standar Operasional Prosedur (SOP) tindakan melepas KB implant yaitu
prosedur aseptik. Seharusnya kejadian ini dapat dicegah jika semua staff KDK
menjelaskan tugasnya sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP).
a. Bagaimana Standar Operasional Prosedur (SOP) pelepasan KB
implant? (Mutiara, rahma, dita)
b. Mengapa setiap KDK harus memiliki Standar Operasional Prosedur
(SOP)? (nanik dhea arya)
c. Apa akibat jika Standar Operasional Prosedur (SOP) tidak
terlaksana ?(dita fira rahma)
d. Bagaimana prinsip- prinsip dari Standar Operasional Prosedur
(SOP)? (arya rega ulik)
e. Apakah bidan boleh melakukan prosedur pelepasan KB
implant?(rahma, mutiara, rama)

4. Bagaimana Pandangan islam dari kasus? (ALL)

2.6. Hipotesis
Mutu pelayanan KDK dikhawatirkan mengalami penurunan karena Kejadian
yang tidak Diinginkan akibat bidan tidak melaksanakan standar operasional
prosedur pelepasan KB implant

9
2.7. Kerangka Konsep

Pelepasan KB implant
tidak sesuai SOP

Kejadian Tidak Diiinginkan Struktur organisasi tidak baik

Mutu pelayanan di
khawatirkan menurun

DAFTAR PUSTKA

10
11

Anda mungkin juga menyukai