Anda di halaman 1dari 7

Sri Murniasih, dkk.

ISSN 0216 - 3128 197

KAJIAN KANDUNGAN LOGAM B3 DALAM LIMBAH RUMAH SAKIT


DIBANDINGKAN DENGAN PERATURAN PEMERINTAH

Sri Murniasih dan Sukirno


Pusat Teknolgi Akselerator dan Proses Bahan
Jl. Babarsari PO BOX 6101 ykbb Yogyakarta 55281
Email : unie_rhmt@yahoo.co.id

ABSTRAK
KAJIAN KANDUNGAN LOGAM B3 DALAM LIMBAH RUMAH SAKIT DIBANDINGKAN DENGAN
PERATURAN PEMERINTAH. Telah dilakukan evaluasi kandungan logam B3 dalam sampel limbah rumah
sakit menggunakan metode AAN dan dibandingkan dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Sampel yang
digunakan adalah limbah padat dan cair yang diambil dari lima rumah sakit besar di Yogyakarta. Analisis
dilakukan dengan menggunakan spektometer gamma yang dilengkapi detector GeLi, Multi Channel Analyzer
(MCA) dan software Maestro. Hasil analisis kualitatif ditemukan bahwa kandungan logam B3 yang dominan
pada limbah rumah sakit adalah Co, Cr dan Cd. Konsentrasi logam B3 pada limbah cair berturut-turut
adalah Cd (0 - 0,307 mg/L), Co (0,022 - 0,039 mg/L) dan Cr (0,038 - 0,147 mg/L) sedangkan pada limbah
padat dideteksi Cd (3,712 - 7,137 mg/Kg), Co (8,423 mg/Kg - 22,934 mg/Kg) dan Cr (718,185 - 2403,542
mg/Kg). Hasil pengujian akurasi dan presisi untuk logam Cd, Co dan Cr dalam sampel limbah rumah sakit
dengan metode Analisis Aktivasi Neutron dapat dikatakan baik dan efektif dalam menganalisa secara
kualitatif maupun kuantitatif.
Kata Kunci : logam B3, limbah padat, limbah cair, AAN

ABSTRACT
STUDI OF METAL CONTENT IN DANGEROUS TOXIC HOSPITALS WASTE COMPARED WITH
GOVERNMENT REGULATION. Evaluation has been carried danger toxic metals content in hospital waste
samples using NAA method and compared with government regulations has applicable. Solid and liquid
wastes were taken from five major hospitals in Yogyakarta. Analyses were performed by using a gamma
spectrometer detector equipped with Multy Channel Analyzer (MCA) and the Maestro software. The results of
qualitative analysis found that the metal content of the dominant danger toxic on hospital waste are Co, Cr
and Cd. Danger toxic metals concentrations in the effluent are Cd (0 to 0.307 mg / L), Co (0.022 to 0.039 mg /
L) and Cr (0.038 to 0.147 mg / L), respectively while detection of the solid waste are Cd (3.712 to 7.137 mg /
Kg), Co (8.423 mg / Kg - 22.934 mg / kg) and Cr (718.185 to 2403.542 mg / Kg). The results of accuration
and precision test for metals Cd, Co and Cr in the hospital waste using Neutron Activation Analysis methods
can be said good and effective to analyzing the qualitative and quantitative.
Keywords: danger toxic metals, solid waste, effluent, NAA

limbah farmasi, logam berat dan limbah genotoxic


PENDAHULUAN yang masih belum dikelola dengan baik. Sedangkan

P erkembangan pembangunan saat ini sangat


pesat, berbagai fasilitas disediakan dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
limbah infeksius merupakan limbah yang bisa
menjadi sumber penyebaran penyakit baik kepada
petugas, pasien, pengunjung ataupun masyarakat di
diantaranya transportasi, lembaga pendidikan dan sekitar lingkungan rumah sakit. Limbah infeksius
instalasi kesehatan baik berupa rumah sakit maupun berupa jaringan tubuh pasien, jarum suntik, darah,
laboratoium klinik. Rumah sakit merupakan kultur biakan, bahan atau perlengkapan yang
instalasi yang selalu dikembangkan hingga ke bersentuhan dengan penyakit menular atau media
pelosok daerah baik oleh pemerintah maupun lainnya yang diperkirakan tercemari oleh penyakit
swasta guna pelayanan kesehatan masyarakat yang pasien. Limbah kimia, farmasi dan logam berat
lebih mudah terjangkau. Aktivitas pelayanan medis dapat berdampak keracunan akut atau kronik dan
pada rumah sakit akan menghasilkan limbah medis luka bakar, sedangkan limbah infeksius, patologis
yang kualitas maupun kuantitasnya perlu dan benda tajam dapat mengakibatkan infeksi
diperhatikan dan dimonitoring agar tidak berakibat saluran pernafasan, AIDS, hepatitis A, B, C dan
buruk bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. infeksi mata. Untuk limbah genotoksik bersifat
karnisogen dan mutagen serta dapat menyebabkan
Limbah medis termasuk kategori limbah
iritasi kulit dan iritasi saluran cerna(1).
berbahaya dan sebagian lagi termasuk kategori
infeksius. Limbah medis meliputi limbah kimia,

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2012
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 4 Juli 2012
198 ISSN 0216 - 3128 Sri Murniasih, dkk.

Air limbah yang berasal dari rumah sakit TATA KERJA


merupakan salah satu sumber pencemaran air yang
Pengambilan sampel berupa limbah padat
sangat potensial. Hal ini disebabkan karena air
dan cair yang diambil dari lima rumah sakit yang
limbah rumah sakit mengandung senyawa organik
ada di daerah Yogyakarta, dilakukan pada bulan
yang cukup tinggi, senyawa kimia berbahaya serta
Maret – Agustus 2010.
mikroorganisme pathogen yang dapat
menyebabkan penyakit. Limbah cair yang Alat Penelitian
dihasilkan dari sebuah rumah sakit umumnya Fasilitas irradiasi Lazy Susan Reaktor
banyak mengandung bakteri, virus, senyawa kimia, Kartini PTAPB – BATAN, Spektrometer gamma
dan obat-obatan yang dapat membahayakan bagi dengan detektor GeLi Ortec yang dilengkapi multy
kesehatan masyarakat sekitar rumah sakit tersebut. channel analyzer Maestro II, neraca digital
Dari sekian banyak sumber limbah di rumah sakit, OHAUS GT-410 Germany, vial polyetilene 1 ml,
limbah dari laboratorium paling perlu diwaspadai. labu ukur, gelas ukur, kelongsong polyetilene C-20,
Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam proses eppendorf, kompor listik, cawan porselin, nampan
uji laboratorium tidak bisa diurai hanya dengan plastik, ayakan 100 mesh, pinset,
aerasi atau activated sludge. Bahan-bahan itu penumbuk/penghalus sampel dan plastik klip.
mengandung logam berat dan infeksius, sehingga
harus disterilisasi dan dimonitring sebelum Bahan Penelitian
dikatagorikan menjadi limbah tak berbahaya. Bahan yang digunakan adalah sampel
Limbah padat rumah sakit terdiri atas limbah padat (berupa abu sisa hasil insinerasi)
sampah yang mudah membusuk dan mudah/tidak sebanyak 5 kg dan limbah cair sebanyak 5 liter
mudah terbakar. Limbah-limbah tersebut yang diambil dari lima rumah sakit di Yogyakarta,
kemungkinan besar mengandung mikroorganisme larutan standar Merk untuk berbagai unsur logam
pathogen atau bahan kimia beracun berbahaya (B3) B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), aquabides,
137
yang dapat menyebabkan penyakit infeksi dan Cs, SRM (Standard Reference Material) 2704
dapat tersebar ke lingkungan rumah sakit. Limbah buffalo river sediment dan sumber standar
dengan kandungan logam berat tinggi seperti multigama 152Eu.
limbah yang mengandung merkuri atau kadmium Cara Kerja
tidak boleh dibakar atau diinsinerasi karena
berisiko mencemari udara dengan uap beracun(2), Preparasi Vial
dan perlu dimonitoring keberadaannya sehingga Vial polyetilene yang akan dipakai untuk
tidak mencemari daerah sekitarnya. iradiasi dipreparasi terlebih dahulu agar terbebas
Logam berat umumnya memiliki daya dari pengotor. Vial dicuci dengan aquabides
racun yang mematikan terhadap organisme pada sebanyak 3 kali lalu direndam dalam larutan HNO3
kondisi yang berbeda-beda. Logam berat ini : aquabides 1 : 3 selama ± 12 jam. Vial dicuci
mengakhibatkan kematian terhadap beberapa jenis kembali dengan aquabides lalu diendam dengan
biota perairan jika kelarutan pada badan perairan aseton dan diaduk perlahan-lahan sampai terbebas
cukup tinggi. Tingkat kelarutan tersebut dapat dari air. Vial yang sudah bebas air dikeringkan
dikatakan tinggi bila jumlah yang terlarut dalam dalam almari pengering sampai benar-benar kering.
badan perairan melebihi ambang batas(3). Logam Vial sudah siap di iradiasi.
berat yang berbahaya yang sering mencemari Preparasi Sampel
lingkungan antara lain merkuri (Hg), timbal (Pb), Sampel yang berupa limbah cair rumah
arsenik (As), kadmium (Cd), kromium (Cr), dan sakit disaring terlebih dahulu agar terhindar dari
nikel (Ni). Logam berat tersebut diketahui dapat kotoran dan dipekatkan dengan cara 5 liter sampel
terakumulasi di dalam tubuh suatu mikroorganisme, cair diambil 1000 ml kemudian dipanaskan hingga
dan tetap tinggal dalam jangka waktu lama sebagai volume mencapai ± 20 ml. Sampel diambil dengan
racun. Identifikasi logam berat dilakukan dengan eppendorf sebanyak 1 ml dan dimasukan ke dalam
spektrometer gamma, sedangkan pengukurannya vial polyetilene. Sampel berupa limbah padat
menggunakan metoda analisis aktivasi neutron. merupakan abu sisa pambakaran. Sampel padat
Metode ini mempunyai keunggulan antara lain yang sudah kering dibersihkan dari pengotor,
tidak memerlukan perlakuan kimia terlebih dahulu, ditumbuk dan diayak hingga lolos 100 mesh dan
mampu menentukan unsur secara serempak, dihomogenkan. Sampel yang sudah homogen
sensitivitas dan selektivitas yang bisa diandalkan. ditimbang 0,1 gram dengan neraca digital lalu
Selain itu metode ini dapat menganalisa unsur dimasukkan ke dalam vial polyetilene. Setiap
kelumit hingga orde ppb (10-9), sehingga sampel limbah padat dan cair dibuat rangkap tiga.
penggunaan metode analisis aktivasi neutron tepat Vial polyetilene yang telah berisi sampel limbah
untuk menentukan logam berat dalam limbah padat dan cair masing-masing dimasukkan ke
rumah sakit.

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2012
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 4 Juli 2012
Sri Murniasih, dkk. ISSN 0216 - 3128 199

dalam kantong plastik klip dan diberi label dan spektrometer gamma. Setelah diperoleh data nomor
dimasukkan ke dalam kelongsong polyetilene C-20 salur untuk beberapa puncak gamma yang
untuk diiradiasi. dipancarkan oleh 152Eu, kalibrasi tenaga dihitung
Preparasi Larutan Standar menggunakan metode regresi linier, yaitu dengan
persamaan(4):
Larutan standar primer dari SRM No 2704
buffalo river sediment seberat 0,1 gram dimasukkan Y = aX + b (1)
ke dalam vial polyetilene. Larutan standar sekunder Dengan:
yang digunakan adalah larutan standar campuran. Y = tenaga (KeV)
Larutan standar campuran Cd, Co, dan Cr 1000
X = nomor salur puncak
mg/L dari produk Merk. Larutan tersebut
diencerkan, konsentrasi logam Cd 22,5 mg/L, a = slope
logam Co 5 mg/L, dan logam Cr 22,5 mg/L. b = titik potong (intercept)
Campuran tersebut dimasukkan dalam labu ukur
Uji Kestabilan Alat Spektrometer Gamma
100 ml diberi aquabides, dikocok hingga
tercampur. Larutan yang telah tercampur dipipet 1 Kestabilan pengukuran alat spektrometer
ml ke dalam vial polyetilene kemudian dimasukkan gamma diuji secara statistik menggunakan metode
ke dalam plastik klip dan diberi label, selanjutnya chi kuadrat dengan menguji hasil pencacahan
dimasukkan ke dalam kelongsong polyetilene C-20 sumber radioaktif standar 137Cs secara berulang-
dan siap untuk diiradiasi bersama sampel. ulang dalam kondisi peralatan yang sama.
Persamaan yang digunakan adalah(5):
Irradiasi Sampel
⎛ ( x i − x) ⎞
Kelongsong polyetilene C-20 yang sudah

n
χ 2 = ⎜⎜ ⎟ (2)
disiapkan, diiradiasi secara bersama-sama selama ⎝ i =1 x ⎟⎠
12 jam pada fasilitas Lazy Susan dengan fluks
Keterangan:
neutron 1,05 x 1011 n.cm-2s-1. Setelah iradiasi
selesai, kelongsong dikeluarkan dan didiamkan Xi = adalah hasil cacah ke-i

selama 2 hari untuk pencacahan radionuklida Cd,
X = adalah cacah rerata
dan As serta 10-20 hari untuk pencacahan Co dan
Cr. Pendinginan dilakukan agar sinar gamma dari Hasil perhitungan nilai X2 dibandingkan
radionuklida t1/2 pendek meluruh habis sehingga dengan distribusi kebolehjadian X2 pada tabel chi
tidak berinteraksi dengan sinar gamma dari kuadrat dengan tingkat keyakinan 95 %. Jika nilai
radionuklida teraktivasi yang akan ditentukan chi kuadrat hasil perhitungan masuk dalam batas
selain itu pendinginan juga dilakukan untuk diantara dua harga batas yang ditentukan oleh
memperoleh dead time yang diperbolehkan yaitu jumlah pengukuran (n) yang dilakukan, maka dapat
<5% untuk radionuklida t1/2 pendek, <10% untuk disimpulkan secara statistik bahwa alat cacah yang
radionuklida t1/2 sedang dan <20% radionuklida t1/2 dipakai dalam kondisi stabil dan dapat diandalkan.
panjang. Analisa Data
Pencacahan Sampel Setelah diketahui jenis unsur atau logam
Sampel setelah diiradiasi dan didinginkan, yang terdapat dalam sampel secara kualitatif,
dicacah dengan menggunakan seperangkat selanjutnya dilakukan penentuan secara kuantitatif.
spektrometer gamma yang dilengkapi detektor Analisis kuantitatif bertujuan untuk menentukan
GeLi dan perangkat komputer dengan software konsentrasi suatu unsur atau logam dalam suatu
Maestro II untuk membaca data hasil pencacahan sampel. Analisis ini dilakukan dengan cara relatif
sampel yang berupa spektrum gamma dengan yaitu dengan membandingkan konsentrasi unsur
nomer salurnya dengan mengacu tabel Erdtmann. atau logam dalam sampel dengan konsentrasi dalam
Sebelum digunakan untuk pencacahan harus standar. Cacah latar atau blanko yang berawal dari
dilakukan kalibrasi tenaga pada alat spektrometer radionuklida alam yang ada dalam detektor,
gamma. Sampel limbah padat dan cair, blanko, penahan radiasi wadah sampel, bahan sekitar dan
SRM dan standar sekunder yang telah diiradiasi sinar kosamis digunakan untuk mendapatkan cacah
dicacah selama 1000 detik. terkoreksi (cacah netto), dengan persamaan sebagai
Kalibrasi Tenaga berikut (6):
Kalibrasi tenaga dilakukan untuk mencari cps o sampel
Kc = × ks (3)
hubungan antara nomor salur dengan tenaga dari cps o s tan dar
sinar gamma yang terdeteksi oleh detektor.
t
Kalibrasi ini dilakukan dengan mencacah sumber − 0.693( )
152
Eu selama 600 detik dengan menggunakan Cps o = Cps t .e T (4)

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2012
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 4 Juli 2012
200 ISSN 0216 - 3128 Sri Murniasih, dkk.

netto Hasil dari analisis konsentrasi unsur logam


Cps t = (5) berat pada standar primer dibandingkan dengan
t cacah
harga kadar logam berat sejenis yang tercantum
Keterangan : dalam sertifikat. Akurasi menunjukkan kedekatan
KC = kadar unsur dalam sampel (µg/ml atau µg/g pengukuran terhadap nilai sebenarnya yang
atau ppm) tercantum dalam sertifikat.
KS = kadar unsur dalam standar (µg/ml atau µg/g
atau ppm) HASIL DAN PEMBAHASAN
Cpso = laju cacah pada saat t = 0 (cps), yaitu saat Uji Kestabilan Alat
penembakan neutron dihentikan Kestabilan alat ukur Spektrometer Gamma
Cpst = laju cacah pada saat t detik (cps) perlu diuji secara statistik menggunakan metode
t = waktu tunda sampel (jam) chi-kuadrat (χ2). Pengujian dilakukan untuk
T = waktu paruh unsur (jam) memperoleh data kestabilan alat tersebut. Hasil uji
kestabilan yang didapat dapat mempengaruhi
Netto = hasil pencacahan selama waktu analisis yang akan dilakukan. Pengujian kestabilan
pencacahan alat ukur Spektrometer Gamma dilakukan dengan
tcacah = lama waktu pencacahan (detik) pengulangan sebanyak 30 kali pengukuran dengan
selang kepercayaan 95 % sehingga harga batas
Uji Validasi
minimum nilai χ2 adalah 17,7 dan maksimum nilai
Presisi atau kecermatan suatu metoda χ2 adalah 42,6. Hasil pencacahan standar 137Cs
adalah tingkat kedapat-ulangan suatu set hasil uji sebanyak 30 kali diketahui bahwa nilai χ2 adalah
diantara hasil hasil itu sendiri. Presisi berhubungan 18,8123. Nilai χ2 tersebut menunjukan bahwa alat
dengan hasil suatu metoda bila pengukuran itu stabil karena nilai χ2 hitung ≤ χ2 tabel.
diulang-ulang pada sampel yang homogen pada
kondisi yang terkontrol. Presisi suatu metoda dapat Kalibrasi Tenaga
diuji dengan pengulangan analisis, apabila variasi Kalibrasi tenaga diperlukan untuk mencari
hasilnya kecil, maka dikatakan bahwa kecermatan hubungan antara tenaga dan nomor salur. Dari hasil
pengukuran tersebut tinggi. Untuk menguji presisi pencacahan sumber standar multigamma 152Eu
hasil analisis yang dihitung dengan rumus (6): selama 600 detik dengan 10 kali pengulangan.
Kalibrasi tenaga penting dilakukan untuk agar
⎛ sd ⎞
Pr esisi = 100% − ⎜ × 100% ⎟ (6) logam yang akan dianalisa tidak bergeser dari
⎝ x ⎠ tenaganya, sehingga analisa unsur logam berat
Keterangan : dapat tepat. Dari data yang diperoleh dibuat grafik
x = kadar rata-rata sampel antara tenaga dengan nomor salur maka akan
menghasilkan persamaan garis Y = 0,665x - 0,241
sd = standar deviasi dari kadar sampel dengan nilai R2 =1. Harga R2 = 1 menunjukan
Akurasi bahwa alat cacah spektrometer gamma dalam
keadaan baik untuk mencacah suatu sampel atau
Standard Reference Material (SRM)
standar.
diutamakan untuk kalibrasi instrumen dan evaluasi
akurasi metode analisis. Pada penelitian ini Analisis Kualitatif
digunakan SRM (Standard Reference Material) Analisis kualitatif dilakukan untuk
2704 Buffalo River Sediment yang telah mengetahui logam berat yang terkandung di dalam
disertifikasi oleh International Atomic Energy sampel yang akan diteliti. Penentuan logam berat
Agency untuk menguji akurasi hasil analisis dengan dilakukan berdasarkan energi sinar gamma pada
metode AAN. Pengkajian ini dilakukan dengan puncak spektrum yang kemudian dicocokan dengan
cara mencacah SRM yang telah diiradiasi kemudian tabel tenaga radionuklida atau dalam tabel aktivasi
kadarnya dibandingkan dengan nilai yang neutron. Hasil analisis kualitatif sampel limbah
tercantum dalam sertifikat SRM tersebut : padat dan cair dari lima rumah sakit di Yogyakarta
ks − kc dapat diketahui bahwa dari berbagai logam B3
Akurasi (%) = x 100 % yang teridentifikasi keberadaanya dalam sampel
ks (7) hanya logam Cr, Co dan Cd dengan radionuklida
Keterangan : target 50Cr, 60Co dan 115Cd pada tenaga 320 KeV,
kc = konsentrasi hasil pengukuran 1332KeV dan 527 KeV. Logam B3 seperti As dan
Hg tidak terdeteksi pada sampel karena perlakukan
ks = konsentrasi dalam sertifikat
preparasi sampel yang melalui proses pemanasan
menyebabkan As dan Hg yang bersifat volatil

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2012
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 4 Juli 2012
Sri Murniasih, dkk. ISSN 0216 - 3128 201

menyuap sedangkan Pb tidak bisa dianalisis Kandungan logam Cr pada limbah padat paling
menggunakan AAN. Selain logam B3, limbah rendah terdapat pada RS P sebesar 718,185 mg/Kg,
rumah sakit juga banyak mengandung senyawa sedangkan untuk konsentrasi tertinggi pada RS J
organic seperti fenol. dengan konsentrasi sebesar 2403,542 mg/Kg.
Analisis Kuantitatif Tabel 1. Konsentrasi logam Cr dalam sampel
limbah rumah sakit
Analisis kuantitatif bertujuan untuk
menentukan konsentrasi suatu unsur atau logam Konsentrasi Logam Cr
dalam suatu sampel. Analisis ini dilakukan dengan Rumah Sakit Limbah cair Limbah padat
cara relatif yaitu dengan membandingkan (mg/L) (mg/Kg)
konsentrasi unsur atau logam dalam sampel dengan RS B 0,038 x
konsentrasi dalam standar. Setiap limbah yang
dihasilkan dari suatu kegiatan yang akan dibuang RS M 0,047 1625,951
ke lingkungan harus memenuhi peraturan RS P 0,077 718,185
pemerintah maupun daerah untuk mencegah RS S 0,130 1227,548
dampak negatif yang dapat ditimbulkan baik bagi RS J 0,147 2403,542
lingkungan maupun masyarakat sekitar. Salah satu Keterangan :
peraturan pemerintah daerah yang harus dipatuhi x = tidak terdapat pengolahan limbah padat
khususnya untuk kegiatan yang berada di Menurut Keputusan Gubernur Kepala
Yogyakarta adalah Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 214/kpts/1991
Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 214/kpts/1991 tentang baku mutu lingkungan daerah untuk
tentang baku mutu lingkungan daerah untuk wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bagi
wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta baku mutu limbah cair konsentrasi maksimum
berkaitan dengan baku mutu pembuangan limbah logam Cr pada golongan I adalah 0,1 mg/L,
cair hasil samping suatu kegiatan yang diijinkan golongan II 0,5 mg/L, golongan III 1 mg/L,
masuk ke lingkungan(7). Baku mutu limbah padat golongan IV 2 mg/L. Dari data tersebut dapat
untuk logam berat belum tercantum pada diketahui bahwa semua masuk dalam golongan I
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa kecuali limbah RS S, RS J sesudah pengolahan
Yogyakarta, untuk itu digunakan peraturan yang besarnya lebih dari 0,1 mg/L. Limbah RS S,
berdasarkan Keputusan Kepala Badan RS J sesudah pengolahan tersebut mempunyai
Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor Kep- konsentrasi 0,130 mg/L dan 0,147 mg/L sehingga
03/Bapedal/09/1995 tentang Persyaratan baku mutu masuk kedalam golongan II.
dan teknis pengolahan limbah padat yang
mengandung B3(8). Logam Cobalt (Co)
Keracunan logam Co pada konsentrasi 150
Logam Cromium (Cr)
mg/L yang menyebabkan penyakit jantung. Logam
Logam berat Cr termasuk logam yang Co yang masuk ke dalam tubuh dalam jumlah yang
mempunyai daya racun tinggi. Daya racun yang banyak dapat merusak kelenjar gondok sehingga
dimiliki logam Cr ditentukan oleh valensi ionnya. penderita kekurangan hormon kelenjar gondok, sel
Ion Cr6+ merupakan bentuk logam Cr yang paling darah merah berubah, tekanan darah menjadi
banyak dipelajari sifat racunnya, bila dibandingkan tinggi, pergelangan kaki membengkak (odema) dan
dengan ion Cr2+ dan Cr3+. Sifat racun yang dibawa gagal jantung terutama pada anak-anak yang
oleh logam ini juga mengakibatkan terjadinya sedang mngalami pertumbuhan. Hasil analisis
keracunan akut dan keracunan kronis(3). Logam Cr kuantitatif logam Co pada sampel limbah rumah
kemungkinan besar berasal dari limbah sakit dapat dilihat pada Tabel 2.
laboratorium ataupun logam sisa pembakaran.
Tabel 2. Konsentrasi logam Co sampel limbah
Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam proses
rumah sakit
uji laboratorium tidak bisa diurai hanya dengan
aerasi atau activated sludge. Bahan-bahan itu Konsentrasi Logam Co
mengandung logam berat dan infektius, sehingga Rumah Sakit Limbah cair
Limbah padat (mg/Kg)
harus disterilisasi atau dinormalkan sebelum (mg/L)
dikaterogikan menjadi limbah tak berbahaya. RS B 0,022 x
Konsentrasi logam Cr yang terkandung dalam RS M 0,031 8,423
limbah rumah sakit baik limbah cair ataupun padat RS P 0,030 9,238
(lihat Tabel 1). Pada limbah cair, konsentrasi logam RS S 0,035 22,934
Cr paling rendah terdapat pada RS B sebesar 0,038 RS J 0,039 17,354
mg/L, sedangkan untuk konsentrasi tertinggi pada Keterangan :
RS J dengan konsentrasi sebesar 0,147 mg/L. x = tidak terdapat pengolahan limbah padat

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2012
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 4 Juli 2012
202 ISSN 0216 - 3128 Sri Murniasih, dkk.

Dari Tabel 2 dapat diketahui konsentrasi limbah padat, sehingga analisis pada limbah padat
logam Co yang terkandung dalam limbah rumah RS B tidak dilakukan. Konsentrasi logam Cd paling
sakit baik limbah cair ataupun padat. Pada limbah rendah terdapat pada RS S sebesar 3,712 mg/Kg.
cair, konsentrasi logam Co paling rendah terdapat sedangkan untuk konsentrasi tertinggi pada RS M
pada RS B sebesar 0,022 mg/L, sedangkan untuk dengan konsentrasi sebesar 7,137 mg/Kg.
konsentrasi tertinggi pada RS J dengan konsentrasi Menurut Keputusan Gubernur Kepala
sebesar 0,039 mg/L. Konsentrasi logam Co pada Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 214/kpts/1991
limbah padat paling rendah terdapat pada RS M tentang baku mutu lingkungan daerah untuk
sebesar 8,423 mg/Kg, sedangkan untuk konsentrasi wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bagi
tertinggi pada RS S dengan konsentrasi sebesar baku mutu limbah cair konsentrasi maksimum
22,934 mg/Kg. logam Cd pada golongan I adalah 0,01 mg/L,
Menurut Keputusan Gubernur Kepala golongan II 0,05 mg/L, golongan III 0,1 mg/L,
Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 214/kpts/1991 golongan IV 0,5 mg/L. Dari data tersebut dapat
tentang baku mutu lingkungan daerah untuk diketahui bahwa limbah rumah sakit masuk dalam
wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bagi golongan I adalah limbah sesudah pengolahan RS P
baku mutu limbah cair konsentrasi maksimum dengan konsentrasi 0 mg/L. Limbah yang termasuk
logam Co pada golongan I adalah 0,2 mg/L, dalam golongan III adalah limbah sebelum
golongan II 0,4 mg/L, golongan III 0,1 mg/L, pengolahan RS M dan RS P yang besarnya kurang
golongan IV 0,5 mg/L. Dari data tersebut dapat dari 0,1 mg/L. Limbah rumah sakit yang lain
diketahui bahwa semua limbah rumah sakit masuk termasuk dalam golongan VI karena konsentrasinya
dalam golongan I dengan konsentrasi 0 kurang dari kurang dari 0,5 mg/L dan lebih besar dari 0,1 mg/L.
0,1 mg/L.
Akurasi dan Presisi
Logam Cadmium (Cd)
Tabel 4. Akurasi Logam Berat pada SRM 2704
Keracunan yang bersifat kronis yang
SRM 2704
disebabkan oleh daya racun yang dibawa oleh SRM
logam Cd terjadi dalam selang waktu yang lama. Cr Cd Co
Pada keracunan kronis yang disebabkan oleh Cd, Nilai Akurasi (%) 96,270 94,682 97,043
umumnya berupa kerusakan-kerusakan pada Nilai Presisi (%) 4,214 6,365 2,496
banyak sistem fisiologis tubuh. Sistem-sistem tubuh
yang dapat dirusak oleh keracunan kronis logam Cd Akurasi dan presisi dilakukan dengan
ini adalah pada sistem urinalia (ginjal), sistem menggunakan SRM (Standard Reference Material)
respirasi (pernafasan/pari-paru), sistem sirkulasi 2704 Buffalo River Sediment yang telah
(darah) dan jantung. Disamping semua disertifikasi oleh International Atomic Energy
itukeracunan kronis tersebut juga merusak kelenjar Agency untuk menguji akurasi hasil analisis dengan
reproduksi, sistem penciuman, dan bahkan dapat metode AAN. Hasil perhitungan akurasi dan presisi
mengakhibatkan kerapuhan pada tulang(3). Hasil logam Cd, Cr dan Co menggunakan persamaan (6)
analisis kuantitatif logam Cd pada sampel limbah dan (7) terdapat pada Tabel 4.
rumah sakit dapat dilihat pada Tabel 3. Dari tabel hasil penelitian tersebut dapat
diketahui bahwa nilai akurasi untuk semua logam
Tabel 3. Konsentrasi logam Cd sampel limbah
lebih dari 90%. Nilai terendah yaitu pada logam Cd
rumah sakit
sebesar 94,682 %. Untuk nilai akurasi tertinggi
Rumah Sakit Konsentrasilogam Cd pada logam Co yaitu sebesar 97,043 %. Syarat
Limbah cair Limbah padat suatu metode dikatakan baik yaitu nilai presisi
(mg/L) (mg/Kg) untuk semua logam kurang dari 10%. Nilai presisi
RS B 0,182 x pada logam Co menunjukan nilai terkecil yaitu
RS M 0,203 7,137 2,496%. Sedangkan untuk logam Cd menujukan
RS P 0 4,932 nilai presisi yang paling besar 6,365 %. Hasil
RS S 0,307 3,712 perhitungan akurasi dan presisi menujukan bahwa
RS J 0,188 4,373 metode analisis aktivasi neutron baik untuk
Keterangan : menganalisa logam berat Cr, Cd dan Co.
x = tidak terdapat pengolahan limbah padat
KESIMPULAN
Pada limbah cair, konsentrasi logam Cd
paling rendah terdapat pada RS P sebesar 0 mg/L, 1. Konsentrasi logam Cd, Co dan Cr dalam
sedangkan untuk konsentrasi tertinggi pada RS S sampel cair limbah rumah sakit di daerah
dengan konsentrasi sebesar 0,307 mg/L. Yogyakarta yaitu konsentrasi logam Cd paling
Kandungan logam Cd pada limbah padat RS B rendah terdapat pada RS P sebesar 0 mg/L,
tidak dapat diketahui karena tidak ada pengolahan sedangkan untuk konsentrasi tertinggi pada RS

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2012
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 4 Juli 2012
Sri Murniasih, dkk. ISSN 0216 - 3128 203

S dengan konsentrasi sebesar 0,307 mg/L. 5. SRI MURNIASIH, dkk, “Kandungan Logam
Konsentrasi logam Co paling rendah terdapat Berat Dalam Sampel Minyak Goreng, Kecap
pada RS B sebesar 0,022 mg/L, sedangkan dan Saus Tomat Dibandingkan Dengan Baku
untuk konsentrasi tertinggi pada RS J dengan Mutu BPOM dan ADI”, Prosiding Seminar
konsentrasi sebesar 0,039 mg/L. Konsentrasi Nasional AAN 2009, FAANI-BATAN ISSN
logam Cr paling rendah terdapat pada RS B 2085-2797, Yogyakarta 20 Oktober 2009,
sebesar 0,038 mg/L, sedangkan untuk halaman 175 s.d 182.
konsentrasi tertinggi pada RS J dengan 6. SUKIRNO, dkk, 2010, Validasi Metode AAN
konsentrasi sebesar 0,147 mg/L. untuk pengujian Uranium dan Torium dalam
2. Konsentrasi logam Cd, Co dan Cr dalam Pasir Zirkon, Prosiding Seminar AAN 2010
sampel padat limbah rumah sakit di daerah FAANI-BATAN ISSN 2085-2797, Serpong 4
Yogyakarta yaitu konsentrasi logam Cd paling November 2010
rendah terdapat pada RS S sebesar 3,712 7. ANONIM, Keputusan Gubernur Kepala
mg/Kg sedangkan untuk konsentrasi tertinggi Daerah Istimewa Yogyakarta nomor
pada RS M dengan konsentrasi sebesar 7,137 214/kpts/1991 tentang baku mutu lingkungan
mg/Kg. Konsentrasi logam Co paling rendah daerah untuk wilayah Propinsi Daerah
terdapat pada RS M sebesar 8,423 mg/Kg, Istimewa Yogyakarta
sedangkan untuk konsentrasi tertinggi pada RS 8. ANONIM, Keputusan Kepala Badan
S dengan konsentrasi sebesar 22,934 mg/Kg. Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor
Konsentrasi logam Cr paling rendah terdapat Kep-03/Bapedal/09/1995 tentang teknis
pada RS P sebesar 718,185 mg/Kg, sedangkan pengolahan limbah padat yang mengandung
untuk konsentrasi tertinggi pada RS J dengan B3
konsentrasi sebesar 2403,542 mg/Kg.
3. Hasil pengujian akurasi dan presisi untuk TANYAJAWAB
logam Cd, Co dan Cr dengan metode Analisis
Aktivasi Neutron dapat dikatakan baik dan
efektif dalam menganalisa secara kualitatif Sahat Simbolon
maupun kuantitatif. Nilai akurasi logam Cd, − Bagaimana anda melakukan sampling?
Co dan Cr adalah lebih dari 90 % dan nilai − Limbah cair diambil dari mana dan padat dari
presisi untuk logam Cd, Co dan Cr adalah mana, kertas tissue?
kurang dari 10 %. − Bagaimana dengan unsur-unsur lainnya? Misal
Ni, Cu, Mn dan Fe?
DAFTAR PUSTAKA
1. F.M.V. SILVA, e.l., 2009, Assessment of the Sri Murniasih
potential genotoxic risk of medicinal • Sampling untuk limbah cair diperoleh dari
Tamarindus indica fruit pulp extract using in tangki penampungan limbah cair yang ada di
vivo assays, Genet. Mol. Res. 8 (3): 1085-1092 rumah sakit tersebut (diambil dari tiga titik,
(2009) yaitu permukaan, tengah dan 5 cm dari
2. INDRI GARNASIH, The Preliminary Study dasar tangki, kemudian dijadikan satu untuk
Potential Toxicity And Genotoxicity Of dihomogenkan). Sedangkan limbah padat
Leachates From Municipal Solid Waste diperoleh dari sisa incinerator berupa
Sarimukti Bandung In Rats, tesis program abu.unsur-unsur lain yang terdeteksi adalah
Master Institut Teknologi Bandung, 2006. Cl, na, Br, dan La. Tetapi unsur-unsur
3. HERYANTO PALAR, 1994, Pencemaran dan tersebut tidak dilakukan analisis secara
Toksisitas Logam Berat, Jakarta Rineka Cipta kuantitatif karena bukan termasuk logam
4. SUSETYO, WISNU,, 1988, Spekttrometri berat dan intensitasnya sangat kecil. Untuk
Gamma dan Penerapannya dalam Analisis logam Ni, Cu, Mn dan Fe tidak terdeteksi
Pengaktifan Neutron, Gadjah Mada University dalam sampel.
Press, Yogyakarta

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah - Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir 2012
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 4 Juli 2012

Anda mungkin juga menyukai