1. Mengapa menggunakan daun nanas sebagai bahan baku pembuatan nanoselulosa ?
Alasan mengapa kita menggunakan daun nanas yaitu :
Jawab : Budidaya nanas terjadi di seluruh wilayah Asia Tenggara. Filipina, Thailand, dan Indonesia adalah tiga produsen terbesar tanaman ini secara global. Pada 2014, di Indonesia saja, 1,8 juta ton buah dipanen. PLF memiliki kombinasi sifat unik yang menjadikannya sumber ideal untuk produksi nanofiber seperti memiliki kekuatan tinggi, kekakuan, dan kepadatan rendah. Kandungan selulosa lebih tinggi dibandingkan OPEFB (Oil Palm Empty Fruit Bunch), eceng gondok dan daun mengkuang (pinus sekrup). Cherian et al. melaporkan bahwa PLF (Pinepple Leaf Fibers) memiliki 81,27% selulosa, 12,31% hemiselulosa, 3,46% lignin dan 10,52% kadar air. 2. Penjelasan grafik TGA pada PPT pembuatan nanoselulosa ? Jawab :
Berdasarkan data TGA Dari 450-550ºC (wilayah 3) semua sampel diuraikan
sepenuhnya menjadi abu. Namun, serat mentah memiliki lebih banyak residu daripada serat yang diolah karena kandungan hemiselulosa masih tertinggal dalam serat. Hasil ini diharapkan karena tren serupa telah diamati dalam penelitian sebelumnya. Temuan paling signifikan dari TGA adalah bahwa semakin tinggi suhu degradasi serat di ultrasonikasi (320ºC) menunjukkan stabilitas termal yang unggul atas serat yang tidak melalui proses treatment (215ºC). 3. Apakah Enzim lignolitik dapat mendegradasi lignin dan hemiselulosa secara bersamaan ? Jawab : Enzim lignolitik dihasilkan dari jamur pelapuk putih. Peran utama enzim lignolitik pada proses pembuatan pulp yaitu sebagai enzim pendegradasi lignin pada pulp. Menurut Azhari, A, dkk (2014) enzim lignolitik hanya efektif sebagai pendegradasi lignin pada kayu dan tidak efektif sebagai pendegradasi hemiselulosa dan subtituen lainnya.
4. Pengertian dari α-Selulosa
Jawab: Selulosa α (Alpha Cellulose) adalah selulosa berantai panjang, tidak larut dalam larutan NaOH 17,5% atau larutan basa kuat dengan derajat polimerisasi 600 - 1500. Selulosa α dipakai sebagai penduga dan atau penentu tingkat kemurnian selulosa. Selulosa α merupakan kualitas selulosa yang paling tinggi (murni). Selulosa α > 92% memenuhi syarat untuk digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan propelan dan atau bahan peledak, sedangkan selulosa kualitas dibawahnya digunakan sebagai bahan baku pada industri kertas dan industri sandang/kain. Semakin tinggi kadar alfa selulosa, maka semakin baik mutu bahannya.