Anda di halaman 1dari 8

SPESIFIKASI TEKNIS

PEMBANGUNAN TAMBATAN PERAHU DI DUSUN MAKET YANG


MENGHUBUNGKAN KE KAMPUNG LULES (DISTRIK TOWE)
SPESIFIKASI UMUM

PASAL 1
KETENTUAN UMUM

a. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pengadaan Tambat Perahu.


b. Pekerjaan harus dilaksanakan menurut peraturan dan Syarat-syarat serta
Gambar Rencana.
c. Segala perubahan hanya dianggap sah dan dibenarkan apabila mendapatkan
persetujuan Direksi Pekerjaan secara tertulis.
d. Segala perintah dan petunjuk dari Direksi Pekerjaan harus ditaati dan
dilaksanakan dengan baik demi sempurnanya pekerjaan.
e. Pada akhir pelaksanaan dan setelah berakhirnya masa pemeliharaan pekerjaan
harus diserahkan kepada Pemberi Tugas dalam keadaan baik dan memuaskan
yang disertai Berita Acara Penyerahan Pekerjaan.

PASAL 2
URAIAN UMUM

a. Pemberian Pekerjaan meliputi mendatangkan (levering), pengolahan semua


bahan, pengerahan tenaga kerja, mengadakan alat pembantu dan sebagainya
yang pada umumnya langsung atau tidak langsung termasuk didalam
usaha menyelesaikan dengan baik dan menyerahkan pekerjaan yang
sempurna dan lengkap. Juga disini dimaksudkan pekerjaan atau bagian
pekerjaan yang walaupun tidak jelas disebutkan didalam RKS dan gambar-
gambar tetapi masih berada didalam lingkup pembangunan yang dalam hal
ini dilaksanakan sesuai dengan petunjuk-petunjuk Pemberi Tugas dan
Direksi Pekerjaan.
b. Lapangan pekerjaan dalam keadaan pada waktu penawaran, termasuk segala
sesuatu yang berada disitu diserahkan tanggungjawabnya kepada Kontraktor.
c. Oleh Kontraktor pekerjaan haruslah diserahkan dengan sempurna dalam
keadaan selesai dimana termasuk pembersihan lapangan dan sebagainya.
d. Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan guna pelaksanaan pekerjaan
utama, Kontraktor berkewajiban antara lain :
1. Membersihkan halaman kerja dari hal-hal yang dapat mengganggu
jalannya pelaksanaan pekerjaan utama.
2. Mengadakan sumber-sumber air untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan.
Air kerja harus memenuhi syarat-syarat yang diperlukan masing-
masing pekerjaan yang bersangkutan.
3. Mengadakan penerangan listrik pada halaman kerja.
4. Mengadakan hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

e. Pekerjaan harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam


RKS, gambar- gambar yang ada maupun susulan yang terlampir dalam
Berita Acara Penjelasan, perintah-perintah Pemberi Tugas selama pekerjaan
berlangsung dan petunjuk-petunjuk Direksi Pekerjaan Lapangan.
PASAL 3
PERALATAN

a. Kontraktor harus menyediakan sendiri semua peralatan kerja dalam jumlah


yang cukup sesuai dengan jenis dan volume pekerjaan.
b. Di samping peralatan kerja utama, Kontraktor juga harus menyediakan
peralatan kerja Specifikasi Teknis Tambat Perahu.
c. bantu yang cocok dan lazim digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini,
serta jumlahnya cukup.

PASAL 4
FOTO DOKUMENTASI

a. Kontraktor harus membuat foto-foto dokumentasi dalam tahapan pekerjaan


sebagai berikut :
1. Sebelum pekerjaan dimulai ( 0% )
2. Pelaksanaan lapangan mencapai 50 %
3. Pekerjaan mencapai 100 %.

b. Tata cara pengambilan foto dokumentasi diambil dalam arah dan tempat
yang sama setiap tahapan sehingga dapat menggambarakan kemajuan secara
kronologis dan jelas, khususnya yang dianggap penting disusun dalam album
dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan sebanyak 3 (tiga) rangkap beserta
negatif filmnya dan selanjutnya menjadi dokumen proyek.

PASAL 5
GAMBAR DAN KETENTUAN UKURAN

c. Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa kecocokan ukuran dalam gambar


rencana dengan keadaan lapangan, maka Kontraktor harus segera
memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan. Direksi Pekerjaan akan
menentukan perubahan pada rencana pekerjaan yang tidak sesuai dengan
keadaan lapangan tersebut.

d. Gambar-gambar Rencana nantinya akan dilampirkan dalam Kontrak yang


juga dipergunakan sebagai gambar rencana untuk melaksanakan pekerjaan.

e. Ukuran-ukuran patok dapat dilihat pada gambar rencana, ukuran-ukuran


yang tidak tercantum dalam gambar atau kurang jelas dapat ditanyakan
kepada Direksi Pekerjaan.

f. Gambar-gambar detail yang belum ada dan dianggap perlu oleh Direksi
Teknik/Direksi Pekerjaan harus dibuat oleh Kontraktor berupa Gambar Kerja
(Shop Drawings) dan sebelum dilaksanakan harus diperiksa dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan, dan menjadi milik Pemberi Tugas.
g. Apabila selama pelaksanaan pekerjaan terdapat perubahan-perubahan,maka
Kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar revisi yang telah disetujui
Direksi Pekerjaan, dalam rangkap 3 (tiga) masing-masing :
1. 1 (satu) set untuk Kontraktor
2. 1 (satu) set untuk Direksi Pekerjaan.
3. 1 (satu) set untuk Pemberi Tugas.

PASAL 6
KESEHATAN KERJA

Kontraktor diwajibkan memberi jaminan kesehatan dan keamanan serta keselamatan


bagi para pekerja, antara lain menyediakan kotak P3K lengkap dengan obat-obatan
yang dibutuhkan sebagai alat penolong jika terjadi kecelakaan di lokasi pekerjaan.

PASAL 7
PROGRAM PELAKSANAAN

a. Kontraktor harus membuat Program Pelaksanaan dalam bentuk Bar-Chard,


dan jika dimungkinkan dalam bentuk Network Planning yang dapat
memperlihatkan alur kerja untuk setiap kegiatan hal-hal sebagai berikut :
1. Jenis kegiatan dan volume.
2. Waktu pelaksanaan.
3. Jumlah dan jenis tenaga kerja, perlatan dan material yang diperlukan.
b. Aktivitas yang diperlihatkan pada Program harus sudah termasuk
pelaksanaan pekerjaan mobilisasi, persiapan, dan lain-lain, serta kelonggaran
waktu dengan adanya libur umum.

PASAL 8
LAPORAN HASIL PEKERJAAN

a. Untuk kepentingan pengendalian pekerjaan dan pengawasan pekerjaan di


lapangan, Kontraktor wajib membuat laporan harian, laporan mingguan dan
laporan bulanan.
b. Semua laporan pelaksanaan yang dibuat oleh Kontraktor, harus diperiksa dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan, dibuat dalam rangkap 3 (tiga) rangkap
untuk diserahkan kepada Pemberi Tugas melalui Direksi Pekerjaan.
c. Laporan harian, harus berisi : Kuantitas dan macam bahan yang ada di
lapangan; penempatan tenaga untuk setiap macam tugas;p jumlah, jenis dan
kondisi peralatan; Kuantitas dan jenis pekerjaan yang dilaksanakan; dan
Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwea alam lainnya yang
berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan.
d. Laporan Mingguan, dibuat setiap minggu, yang terdiri dari rangkuman
laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu
minggu, serta hal-hal penting yang timbul atau berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan.
e. Laporan Bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman laporan
mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam satu bulan.
PASAL 9
PEKERJAAN PERSIAPAN

a. Pembersihan Lapangan Untuk mempersiapkan tempat kerja, penumpukan


bahan-bahan, penempatan gudang sementara, perbaikan Direksi Keet lama
dan lain-lain, Kontraktor juga harus terlebih dahulu membersihkan serta
membenahi lapangan.
b. Untuk menjamin keamanan dan mutu bahan (termasuk peralatan dll yang
diperlukan), Kontraktor harus menyediakan gudang penyimpanan yang
tertutup kuat dan aman dari resiko hilang/kerusakan. Kontraktor juga
diwajibkan untuk menyediakan barak kerja.
c. Kantor Direksi (Direksi Keet)
1. Kontraktor perlu menyediakan Kantor Direksi (Direksi Keet) atau
memperbaiki dan membersihkan Kantor Direksi (Direksi Keet) lama dan
menyediakan kembali kelengkapan Direksi Keet seperti meja kerja, white
board dan lain-lain yang dianggap perlu.
2. Kontraktor menyediakan sarana penerangan dan air bersih secukupnya,
yang diperlukan Kantor Direksi.
3. Kontraktor bertanggung-jawab atas perawatan Kantor Direksi Pekerjaan
dan kelengkapannya.

PASAL 10
DAERAH KERJA DAN JALAN MASUK

a. Kontraktor akan diberikan daerah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini.


b. Kontraktor harus membatasi operasinya di lapangan yang betul-betul
diperlukan untuk pekerjaan tersebut. Tata letak yang meliputi jalan masuk,
lokasi penyimpangan bahan bangunan dan jalur pengangkutan material
dibuat oleh Kontraktor dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

PASAL 11
MATERIAL

a. Bahan yang dipakai harus memenuhi persyaratan teknis yang ditentukan.


b. Jika Kontraktor mengajukan bahan lain yang digunakan, maka mutunya
minimal harus

sama dengan yang disyaratkan dalam dokumen tender. Untuk pemesanan bahan itu,
harus diberitahukan terlebih dahulu pada Direksi Pekerjaan yang meliputi jenis,
kuaslitas serta kuantitas dari bahan yang dipesan untuk mendapat persetujuan.

c. Semua bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus


memenuhi ketentuan-ketentuan umum yang berlaku di Indonesia, mengenai
bahan bangunan serta persyaratan – persyaratannya akan dicantumkan di
dalam pasal-pasal berikut.
d. Bilamana akibat satu dan lain hal, bahan yang disyaratkan tidak dapat
diperoleh. Kontraktor boleh mengajukan usul perubahan pada Direksi
Pekerjaan sepanjang mutunya paling tidak sama dan apa yang disyaratkan.
e. Direksi Pekerjaan akan menilai dan memberi persetujuan secara tertulis
sepanjang memenuhi persyaratan teknis dan Kontraktor diwajibkan untuk
sejauh mungkin mempergunakan bahan-bahan produksi dalam negeri.

PASAL
12 LALU – LINTAS

Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan-bahan untuk keperluan


pekerjaan, Kontraktor harus berhati-hati sedemikian sehingga tidak mengganggu
kelancaran lalu-lintas atau menimbulkan kerusakan terhadap bangunan yang telah
ada serta prasarana lainnya.Bila terjadi kerusakan, Kontraktor berkewajiban untuk
memperbaiki atau menggantinya. Kontraktor juga harus menyediakan rambu-
rambu/tanda-tanda peringatan di sekitar lapangan kerja atau jalan masuk ke lokasi
pekerjaan.

PASAL 13
CUACA

Pekerjaan harus dihentikan apabila cuaca tidak mengijinkan, yang dapat


mengakibatkan penurunan mutu pekerjaan.

PASAL 14
SARANA PEKERJAAN DAN AIR KERJA

Kontraktor harus menyediakan sarana atau prasarana penerangan dan air kerja,
yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

PASAL 15
PERALATAN SURVEI

Kontraktor harus menyediakan peralatan survey yang akan dipakai oleh Direksi
Pekerjaan, dan alat-alat tersebut harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Setelah
pekerjaan selesai seluruh peralatan tersebut akan dikembalikan kepada Kontraktor.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

PASAL 16 LINGKUP KEGIATAN PEKERJAAN

1. Lingkup Pekerjaan Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah:


Pengadaan Tambat Perahu
2. Situasi
a. Lokasi bangunan yang akan dilaksanakan terletak di, Distrik Towe
Kabupaten Keerom.
b. Lokasi pekerjaan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya
pada waktu rapat penjelasan, untuk itu calon pemborong wajib meneliti
situasi medan terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya serta
pekerjaan lainnya yang berpengaruh terhadap pembangunan tersebut.
c. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan
untuk mengajukan claim dikemudian hari.
d. Setelah rapat penjelasan akan diadakan peninjauan lokasi sebagai
patokan dasar untuk menghitung anggaran/penawaran yang diajukan.
PASAL 17
PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN

1. Bahan Bangunan. Yang disebut dengan bahan bangunan adalah semua


bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan sebagai tercantum di
dalam rencana kerja dan syarat-syarat serta gambar-gambarnya.
2. Semua bahan bangunan harus berkualitas baik, dan menda-patkan
persetujuan dari direksi/pengawas.
3. Dalam jangka waktu 2x24 jam semua bahan-bahan yang dinyatakan ditolak
oleh direksi supaya dikeluarkan dari lokasi proyek, dan apabila ternyata
bahan-bahan tersebut masih digunakan oleh pemborong, maka direksi berhak
memerintahkan pembongkaran kembali dan segala kerugian yang
diakibatkan menjadi tanggungan pemborong sepenuhnya.

Semua kayu yang dipergunakan harus kering benar, tidak mengandung cacat, dan
kualitet yang baik. Ditempat pekerjaan kayu-kayu harus disusun secara baik dan
tepat, menghindarkan terjadinya cacat-cacat kayu yang diakibatkan oleh kesalahan
penumpukan.
1. Cat
a. Cat yang sudah siap dan segera dipakai tidak diperbolehkan mengandung
endapan yang sudah membantu, dan sesudah diaduk-aduk dengan baik harus
menjadi homogen, serta dapat disapukan dengan mudah.
b. Warna dari cat adalah warna aslinya dari kaleng dan tidak boleh ada
campuran dari bermacam-macam warna dari dua atau lebih. Cat yang sudah
disetujui merk dan warnanya supaya diberitahukan kepada pemberi tugas
untuk memudahkan pemeliharaannya dikemudian hari.
c. Semua material cat yang digunakan harus mendapat persetujuan dari pihak
direksi.
2. Air kerja
a. Air kerja untuk keperluan adukan, pasangan beton, pekerjaan pasangan dan
beton harus bersih dan tidak mengandung zat kimia (garam-garam) yang
merusak.
b. Bila tidak mungkin dan tidak cukup air kerja didapat dari saluran air minum
setempat, pemborong harus mengusahakan dari sumber air lainnya, dan harus
memenuhi syarat.

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus menyiapkan hal-hal yang


diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan, yaitu :
1. Membersihkan lokasi dari material yang dapat menggangu pelaksanaan
pekerjaan.
2. Papan Nama proyek
3. Stelingan dan Perancah serta alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan setiap jenis pekerjaan
4. Membuat dokumentasi serta melakukan pencatatan sebagai kondisi dan
progress dari 0 % hingga 100%.
II. PEMBANGUNAN DERMAGA KAYU

1. Pekerjaan Tiang Pancang Kayu (Kayu Kelas I)


 Tiang Pancang disiapkan terlebih dahulu sebelum dipancang, dengan
membuat topi dari lapisan Baja agar bagian tiang pancang kayu yang
tertumbuk tidak pecah. Dan pada bagian ujung yang masuk ke dalam tanah
diruncingkan dengan jarak 30 cm dari ujung yang runcing ke pangkalnya.
 Sebelum pemancangan, kontraktor harus menyiapkan stelingan dengan
ketinggian di atas ketinggian tiang sebelum dipancang dan dapat diatur sesuai
dengan penurunan tiang.
 Pemancangan dilakukan dengan menggunakan alat pancang manual berupa
martil beton dengan berat 50 - 100 Kg, yang diberi tangkai pengungkit di 4
sisinya.
 Pemancangan harus senantiasa dalam posisi tegak lurus terhadap dasar
danau.
 Penurunan pemancangan harus dicatat agar sesuai dengan kedalaman
rencana.
 Pemancangan dapat dinyatakan cukup apabila telah mencapai kedalamn
rencana atau telah mencapai lapisan tanah keras atau apabila penurunan
setiap kali penumbukan kurang dari 1 cm.
 Bahan kayu tiang pancang menggunakan kayu kelas I ( Kayu Besi atau
sejenis) yang memiliki daya tahan terhadap air.
 ada setiap sambungan dengan balok melintang dibor dan di beri pen kayu dan
baut.

2. Pekerjaan Balok-Balok Pemikul Kayu Kls I (memanjang, melintang &


balok angin)

 Balok-balok melintang dan memanjang disiapkan terlebih dahulu sesuai


dengan dimensi dalam rencana, yaitu ukuran 10/ 15 cm dan panjang 400 cm.
 Untuk sambungan antara balok melintang dan tiang pancang kayu
menggunakan sambungan saling menimpa ( permukaan atas balok dan tiang
rata ) dan di perkuat dengan baut dan mur 12 mm pada empat titik untuk
setiap sambungan.
 Untuk balok angin pada bagian bawah dermaga, pemasangan saling silang
dengan 1 balok berada pada sisi luar tiang pancang dan balok lainnya berada
pada sisi dalam tiang pancang.
 Untuk Balok melintang dan memanjang menggunakan kayu dengan dimensi
10/15 cm dan panjang 400 cm. Sedangkan untuk balok jepit menggunakan
kayu kelas I dengan dimensi 5/7 cm.
 Bahan kayu balok-balok pemikul menggunakan kayu kelas I ( Kayu Besi
atau sejenis) yang memiliki daya tahan terhadap air.
3. Pekerjaan Lantai Dermaga (papan kayu kls II Uk. 3/20)
 Pekerjaan lantai dermaga dipasang secara melintang sejajar balok melintang.
 Pemasangan dilakukan menggunakan paku tahan karat dengan panjang min 2
kali tebal papan.
 Papan menggunakan papan kayu kelas I, yang memiliki daya tahan baik
terhadap air.

4. Pekerjaan Raling Dermaga Kayu Kls I


 Pekerjaan Raling menggunakan kayu kelas I yang memiliki daya tahan baik
terhadap air.
 Ukuran Tiang Raling dan Raling yaitu 10/15 cm.
 Pada seluruh bagian raling dipasang tiang skor yang berdiri secara diagonal
yang menahan ujung atas tiang raling dan bertumpu pada ujung balok
melintang.
5. Pekerjaan Pasang Baut
 Baut dan mur di pasang pada setiap sambungan antara tiang pancang dan
balok melintang.
 Ukuran baut 12 mm, 14 mm dan 16 mm.
6. Pekerjaan Politur Bidang Kayu
 Pekerjaan politur bidang kayu ini, dilaksanakan untuk seluruh bagian
permukaan kayu kecuali bagian yang diperkirakan terendam air.
 Sebelum dipolitur, bagian permukaan yang akan dipolitur harus dihaluskan
terlebih dahulu dengan ampelas.
 Pengecatan dengan politur dilakukan dengan 3 kali sapuan.

PASAL 25
PENUTUP

1. Ukuran duga (Feil) dan ukuran tinggi ditentukan dalam gambar. Pemborong
wajib memeriksa semua ukuran ini didalam pelaksanaan, sehingga betul-
betul sesuai dengan gambar dalam skala besar itulah yang betul. Dalam hal
seperti ini pemborong wajib menanyakan kepada pihak pengawas pekerjaan.
Bila terjadi ukuran keliru/menyimpang dari gambar tanpa pemberitahuan
atau melaporkan hal ini adalah kesalahan / tanggung jawab pemborong.
2. Penentuan semua ukuran tadi harus digunakan pesawat ukur "Theodolit".
Dan setelah ditentukan maka harus disyahkan/diketahui secara tertulis dibuku
Direksi oleh pengawas pekerjaan.
3. Pembersihan/penyelesaian.
a. Pembersihan diadakan disekitar lokasi bangunan.
b. Semua sisa bahan bangunan yang tidak digunakan segera disingkirkan
dari lokasi pekerjaan (sesuai dengan petunjuk Direksi). Meskipun dalam
RKS ini terdapat ukuran pekerjaan dan uraian bahan-bahan tidak
diuraikan yang harus dilaksanakan oleh pemborong tetapi disebutkan
dalam penjelasan pekerjaan maka pekerjaan tersebut dianggap terurai
dalam RKS.

Anda mungkin juga menyukai