Anda di halaman 1dari 14

Rafflesia arnoldii

BUNGA BANGKAI YANG LANGKA

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu


pada Mata Kuliah Biodiversitas Tumbuhan Semester Tiga
yang Diampu oleh Dr. Lilih Khotimperwati, S.Si, M.Si

Disusun Oleh :

Hanna Amanda Putri (24020118130063)

PROGRAM STUDI SARJANA 1


DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-Nya
maka penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Rafflesia R.Br
: Bunga Bangkai Yang Langka”.

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Biodiversitas Tumbuhan di Prodi S1 Biologi
Universitas Diponegoro Semarang.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tak terhingga kepada Ibu Dr. Lilih Khotimperwati, S.Si, M.Si selaku dosen pengampu
pada mata kuliah Biodiversitas Tumbuhan serta keluarga dan teman-teman

Dalam penyusunan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-


kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penyusun. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Semarang, 6 Oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 4


1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 5
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 5
1.4 Manfaat ...................................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
2.1 Klasifikasi .................................................................................................................. 6
2.2 Deskripsi .................................................................................................................... 7
2.3 Distribusi ................................................................................................................... 8
2.4 Potensi Pemanfaatan .................................................................................................. 9
2.5 Penelitian ................................................................................................................. 10
2.6 Status Konservasi .................................................................................................... 11
2.7 Gambar .................................................................................................................... 12
BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Biodiversitas Tumbuhan di Indonesia tidak diragukan lagi. Indonesia menempati
peringkat kedua dunia setelah Brasil dalam hal keanekaragaman hayati. Sebanyak
5.131.100 keanekaragaman hayati di dunia, 15,3% nya terdapat di Indonesia. Luar
biasanya, keanekaragaman hayati Indonesia banyak yang berpotensi untuk dijadikan
obat, dan potensi hayati yang luar biasa ini perlu dieksplorasi dan dimanfaatkan
untuk kesehatan dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Indonesia merupakan salah satu penyumbang biodiversitas tumbuhan dunia yang


sangat besar , belum lagi tumbuhan – tumbuhan langka yang hanya ditemukan di
beberapa tempat saja, salah satunya yang akan dibahas pada makalah ini adalah
tumbuhan bunga yang cukup menarik karena morfologi dan karakteristiknya yang
unik, yaitu bunga Rafflesia arnoldii.

Bunga ini termasuk kedalam bunga langka yang banyak dari spesiesnya
ditemukan di Indonesia dan Asia Tenggara. Bunganya tampak dan berbau
seperti daging yang membusuk, karena itulah ia disebut "bunga bangkai" atau "bunga
daging". Bau bunganya yang tidak enak menarik serangga seperti lalat dan kumbang
kotoran, yang membawa serbuk sari dari bunga jantan ke bunga betina. Sedikit yang
diketahui mengenai penyebaran bijinya. Namun, tupai dan mamalia hutan lainnya
ternyata memakan buahnya dan menyebarkan biji-bijinya. Rafflesia adalah bunga
resmi negara Indonesia, begitu pula provinsi Surat Thani, Thailand.

Nama "bunga bangkai" yang dipakai untuk Rafflesia membingungkan karena


nama umum ini juga digunakan untuk menyebut Amorphophallus titanum (suweg
raksasa/batang krebuit) dari famili Araceae. Terlebih lagi,
karena Amorphophallus mempunyai perbungaan tak bercabang terbesar di dunia, ia
kadang-kadang secara salah kaprah dianggap sebagai bunga terbesar di dunia.
Baik Rafflesia maupun Amorphophallus adalah tumbuhan bunga, tetapi hubungan
kekerabatan mereka jauh.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana klasifikasi, deskribsi dan distribusi dari tumbuhan langka Rafflesia ?

2. Apa saja potensi yang dapat dimanfaatkan dari tumbuhan bunga bangkai ini ?

3. Bagaimana penemuan / penelitian mengenai Rafflesia ini hingga sekarang ?

4. Bagaimana status konservasi yang resmi terhadap tumbuhan Rafflesia ?

5. Bagaimana bentuk dan perawakan yang dapat dilihat dari Rafflesia ?

1.3 Tujuan

1. Dapat memahami klasifikasi, deskripsi dan distribusi mengenai tumbuhan

Rafflesia.

2. Mengetahui potensi yang dapat diambil dengan bijak dari tumbuhan Rafflesia.

3. Dapat mengetahui perkembangan Rafflesia melalui penelitian yang sudah

dirangkum dalam makalah ini.

4. Memahami status konservasi yang diberikan pada bunga Rafflesia.

5. Dapat mengamati dan paham bagaimana bentuk dari bunga Rafflesia.

1.4 Manfaat

1. Menambah wawasan mengenai biodiversitas tumbuhan

2. Menambah pengetahuan mengenai bunga Rafflesia

3. Mengambil ide untuk perkembangan lebih lanjut tentang bunga Rafflesia


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi
Klasifikasi dari bunga Rafflesia arnoldii yang didapat dari plantamor yaitu :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Rafflesiales
Famili : Rafflesiaceae
Genus : Rafflesia
Spesies : Rafflesia arnoldii R. Br.

Rafflesia dikenal sebagai salah satu bunga indah yang pernah dikenal dalam dunia
botani. Spesies Rafflesia arnoldii R.Br ditemukan pertama kali oleh Joseph Arnoldpada
ekspedisi pengumpulan tumbuhan sumatera tahun 1818.Menurut Salleh (1991)
Pengenalan bunga ini pada tahun 1820 mengejutkan banyak ilmuan, bahkan beberapa
diantaranya menolak untuk mempercayai bahwa rafflesia adalah suatu tumbuhan.
Kemudian dibuatlah herbarium dan deskripsi mengenai rafflesiaoleh naturalis
kebangsaan Inggris, Joseph Arnold yang bergabung dalam perkumpulan botani yang
diketuai oleh Sir Thomas Rafless. Setelah itu, dikirimkan ke Sir Joseph Banks.
Herbarium ini kemudian disampaikan kepada seorang ahli botani ternama pada masa itu
yang bernama Robert Brown, dia membutuhkan waktu 18 bulan untuk memastikan
bahwa tumbuhan ini merupakan suatu hal yang baru dalam dunia botani dan belum
pernah dideskripsikan sebelumnya

Bunga Rafflesia merupakan salah satu tumbuhan dengan sifat unik dan sekaligus
menyimpan misteri bagi ilmu tumbuh-tumbuhan. Rafflesia sangat unik karena jenis ini
hanya berupa kuncup atau bunga mekar, tidak ada batang, daun, dan akar. Disamping
kuncup atau bunga, Rafflesia hanya dilengkapi haustorium, jaringan yang mempunyai
fungsi mirip akar yang mengisap sari makanan hasil fotosintesa dari tumbuhan inang.
Rafflesia dimasukkan dalam kelompok holoparasit, tumbuhan yang tidak bisa melakukan
proses fotosintesa sendiri, seperti layaknya tumbuhan berbunga lainnya, Seluruh spesies
rafflesia adalah tumbuhan dari sub-famili rafflesiaceae yang merupakan tumbuhan
holoparasit Meijer (1997). Hal ini diperkuat (Lambers et al, 1998) bahwa holoparasit
selalu merupakan parasit obligat yang pemenuhan kebutuhan hidupnya sepenuhnya
bergantung pada inangnya. dan sangat tergantung kepada inang. Tumbuhan inang
Rafflesia sangat spesifik yaitu pada marga Tetrastigma. Namun menurut Nais (2001)
tidak semua jenis tetrastigma adalah host plant rafflesia. Hanya 10 jenis yang tercatat
menjadi inang dari Rafflesia yaitu T. tuberculatum, T. curtisii, T. pedunculare, T.
Scortechinii, T. 2 diepenhorstii, T. papillosum, T. quadrangulum, T. glabratum, T.
harmandii , dan T. loheri (Wong, 2004; Susatya,2007).

2.2 Deskripsi
Rafflesia adalah bunga lima petek berbintik besar dengan diameter hingga 1 m
dan berat hingga 10 kg. Rafflesia arnoldii adalah tanaman langka, parasit, tak menentu
dan tak berdaun, dan dikenal sebagai bunga terbesar yang dikenal di dunia. Rafflesia
merupakan tumbuhan holoparasit seperti yang dijelaskan diatas, tumbuhan yang
bergantung pada tumbuhan lain. Kelompok tumbuhan ini tidak memiliki butir-butir
klorofil, tetapi mempunyai akar isap (haustorium) yang berfungsi sebagai penyerap
nutrisi yang dibutuhkannya.

Gambar 1. Skematik
morfologi Rafflesia
(©Susatya, 2011)

Bunga jenis ini berkelamin tunggal yaitu bunga jantan dan betina berada pada
individu yang berbeda, maka Rafflesia perlu diserbuki oleh rafflesia lain dengan
perantara hewan , serangga kecil , untuk menarik serangga-serangga tersebut , Rafflesia
mengeluarkan bau yang tidak sedap yang disebar oleh cairan hasil kelenjar di atas bakal
buah. Bagian-bagian bunga ini berbeda dengan bunga lainnya. Menurut Susatya (2007)
Bagian-bagian tubuh rafflesia terdiri dari haustorium, perigon, tabung perigon,
diaphragma, lubang diaphragma, braktea, kopula, cakram, jendela, prosesi, anulus dalam
dan luar dll.

Rafflesia arnoldii mempunyai kisaran diameter antara 70- 110 cm, bahkan hingga
1 m. Bunga ini mempunyai warna oranye sampai oranye tua pada perigon. Menurut
Susatya (2011) Bercak-bercak di atas permukaan perigon mempunyai dua ukuran, dan
berwarna lebih muda dari warna dasar perigon. B ercak yang kecil terdapat diantara
bercak yang besar.Bercak di diaphragma berwarna putih atau oranye muda yang
dikelilingi dengan lingkaran yang berwarna orange tua. Jumlah bercak besar sekitar 15
buah jika dihitung di bagian terpanjang dari perigon. Warna permukaan atas diaphragma
berwarna lebih muda atau sama dari warna helai perigon, dan ada cincin yang berwarna
oranye tua yang mengelilingi tepi lubang diaphragma.

2.3 Distribusi

Gambar 2. Peta distribusi Rafflesia (Susatya, 2011)

16 spesies Rafflesia yang dikenal dapat ditemukan di hutan-hutan Asia Tenggara.


Sir Raffles pertama kali menemukannya di Sumatra bersama temannya Dr. Joseph
Arnold, yang namanya adalah spesies terbesar, R. arnoldii. Sampai saat ini, bunga
Rafflesia hanya ditemukan di Indonesia - di pulau Sumatra dan Jawa - dan Malaysia,
khususnya di negara bagian Sabah dan Sarawak, Malaysia Timur (SZG, 2000). Rafflesia
dapat ditemukan di ketinggian antara 600 dan 800 meter (IUCN, 2019) di hutan
Kalimantan, Sumatra dan Jawa. Di hutan hujan tropis ini, iklimnya terus-menerus hangat
dan lembab, dengan kelembaban sering mencapai 100% di malam hari. (WWF, 2000)
Peta diatas menunjukan pesebaran dari Rafflesia pada pulau Sumatra, Rafflesia
arnoldii tumbuh di sebelah timur Danau Maninjau, Sumatra di Indonesia. Persebaran dan
habitat raflesia tersebar di hutan pegunungan bawah JawaBarat, hutan dataran rendah di
sepanjang pantai selatan Jawa Barat dan Jawa Tengah hutan dataran rendah Taman
Nasional Meru Betiri, serta hutan tropis di Pulau Sumatera. Beberapa lokasi yang sering
ditemui tumbuh bunga Rafflesia arnoldii antara lain di Taman Nasional Kerinci Seblat,
Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Pusat Pelatihan Gajah Seblat di kabupaten
Bengkulu Utara, danPadang Guci Kabupaten Kaur, Bengkulu. Taman Nasional Bukit
Barisan Selatansendiri telah ditetapkan sebagai pusat konservasi tumbuhan ini. Hingga
saat inibunga raflesia belum berhasil dikembangbiakkan di luar habitat aslinya.
Darisekitar 30-jenis raflesia di seluruh dunia

2.4 Potensi Pemanfaatan


Kuncup bunga Rafflesia arnoldii atau Corpse Lily diaplikasikan dalam
pengobatan tradisional untuk meningkatkan persalinan dan pemulihan selama dan
setelah melahirkan. Menurut John&Jacq (2018) Mereka juga digunakan sebagai
afrodisiak. Kemungkinan penggunaan ini terkait dengan bentuk, warna dan ukuran
kuncup, dan takhayul yang mengelilingi bunga daripada dikaitkan dengan sifat kimia
apa pun. Berisi ribuan biji. Burung dan tupai menikmati makan buah dan membantu
menyebarkan biji Rafflesia melalui eliminasi mereka.
Beberapa Rafia spp. digunakan secara ethnomedicine dan di sana tidak ada
obat yang terbukti (yaitu, dengan sains atau uji klinis) properti, hanya aktivitas
biologis yang terbatas. Meski begitu, di kasus terakhir, senyawa dan metabolit
sekunder bertanggung jawab atas aktivitas ini tetap tidak diketahui. R patma
digunakan untuk membersihkan rahim setelah melahirkan, berhenti perdarahan
berlebihan saat menstruasi, digunakan sebagai afrodisiak untuk wanita, dan, ketika
ditambahkan ke kayu manis dan pala, berhenti berdarah setelah melahirkan dan
menguatkan lemah organ; juga dijual sebagai obat herbal bertanda dagang‘‘ Padma
Sari ’di Jawa; sementara R. arnoldii digunakan terutama selama dan setelah
melahirkan, untuk mempromosikan pengiriman dan pemulihan, dan juga sebagai
afrodisiak (Burkill 1935; Heyne 1987; Rahayu 2003 dalam jurnal Wicaksono, et. al.,
2016).

2.5 Penelitian

Penelitian mengenai Rafflesia arnoldii diatas mengangkat tentang persebaran dan


konservasi , bunga Rafflesia belum dapat dibiakkan di luar habitatnya , sehingga
konservasi sangat diperlukan untuk tumbuhan ini. Belum banyak penelitian mengenai
manfaat bunga tersebut, namun upaya konservasi dan penyebarannya banyak dilakukan
oleh ilmuwan. Bunga Rafflesia sejauh ini yang hanya dapat tumbuh di luar habitatnya
hanya satu yaitu bunga Rafflesia patma di Kebun Raya Bogor. Pemanfaatan bunga
Rafflesia banyak digunakan oleh suku pedalaman untuk memudahkan dalam melahirkan ,
namun belum diketahui pasti apa kandungan yang menyebabkan hal tersebut. Dalam
penelitian ini dilakukan polinasi buatan sebagai metode eksperimen dalam
mengkonservasi bunga Rafflesia.

2.6 Status Konservasi

Menurut IUCN (2019) Rafflesia dikatakan Terancam Punah , hal ini disebabkan
bunga ini tidak memiliki klorofil dan karenanya tidak mampu melakukan fotosintesis.
Seperti jamur, individu tumbuh sebagai untaian jaringan seperti benang yang sepenuhnya
tertanam di dalam dan dalam kontak intim dengan sel inang sekitarnya dari mana nutrisi
dan air diperoleh. Rafflesia benar-benar bergantung pada anggur yang disebut stigma
Tetra, yang terkait dengan selentingan. Turis datang dari seluruh dunia untuk melihat
Rafflesia Arnoldii. Karena orang-orang tertarik pada tanaman ini, ini adalah sumber
pendapatan besar bagi mereka yang membantu melestarikan spesies ini. Bunga ini
menurun secara signifikan karena gangguan manusia akibat pembukaan hutan hujan.
2.7 Gambar

Gambar 3.

Gambar 4. Susatya, 2011


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Rafflesia merupakan bunga terbesar di dunia , merupakan bunga holoparasit


selalu merupakan parasit obligat yang pemenuhan kebutuhan hidupnya sepenuhnya
bergantung pada inangnya. dan sangat tergantung kepada inang. Persebarannya hanya
berada di Asia Tenggara terutama di Indonesia mulai dari jawa, Sumatra , kalimatan , lalu
Malaysia dan beberapa di Filipina. Dalam pemanfaatannya , bunga Rafflesia banyak
digunakan pada saat melahirkan untuk memperlancar dan menghentikan pendarahan pada
orang melahirkan dan menstruasi yang banyak mengeluarkan darah. Dalam penelitian
mengenai pemanfaatannya masih belum ditemukan mengapa ia bisa memperlancar
persalinan, masih perlu banyak dilakukan penelitian dan konservasi , karena bunga ini
masuk kedalam IUCN red list dengan status konservasi terancam punah akibat aktivitas
manusia , pembakaran hutan hujan yang menjadi habitatnya , sementara bunga ini belum
dapat dibiakkan diluar habitat aslinya kecuali spesies R. patma.
DAFTAR PUSTAKA

IUCN. 2019. The IUCN Red List of Threatened Species. Version 2019-2. https://www.iucnredlist.org
(diakses : 6 oktober 2019

John & Jacq, 2018. Plant database. https://www.jaycjayc.com/

Lambers, H.,Chapin III, F. S. san Thijs, L.1998. Plant Physiological Ecology4th Edition.Buku.
Springer‐Verlag. Berlin. 540 pp.

Meijer, W. 1997. Rafflesiaceae. Flora Malesiana. 1(13) :1 — 42

Nais, J. 2001. Rafflesia of the World. Buku. Sabah Parks. Kota Kinabalu. 243 pp.

Salleh, D. Purwanto and E. Syahputra. 1991. Alkaloid andphenolic compounds of Rafflesia


hasseltiiSurigar and its host Tetrastigma leucostaphyllum (Dennst) Alston ex mabb. in Bukit
Tiga Puluh National Park, Riau: a preliminarystudy.Biodiversitas.9 (1) :17—20.

Signgapore Zoological Gardens. 2000. Plants of the Rainforest: Rafflesia http://www.szgdocent.org/ff/f-


praff.htm (diakses : 6 oktober 2019)

Susatya, Agus, 2011. Rafflesia Pesona Bunga Terbesar Di Dunia. Cetakan 1. Bengkulu : Direktorat
Kawasan Konservasi dan Bina Hutan Lindung dengan pendanaan dari DIPA 029 TA 2011

Wong, S., H. Ruan dan Y. Han. 2010. Effect of micro climate, litter type, and mesh size on leaf litter
decomposition along an evolution gradient in the Wuyi montains, China. Ecological
Research. 25: 1113— 1120.

WWF Malaysia. 2000. Going Going Gone! http://www.wwfmalaysia.org/Features/spaces/


malaysianrainforest2.htm (diakses : 6 oktober 2019)

Anda mungkin juga menyukai