Anda di halaman 1dari 4

Manajemen Kegawat Daruratan Psikiatri di Pelayanan Fasilitas Kesehatan Primer

Ida Aju Kusuma Wardani

Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Abstrak. Gangguan jiwa yaitu terjadi perubahan perilaku, perasaan dan pikiran yang luar biasa
dan tidak disadari dengan baik dan dapat menimbulkan ancaman bagi pasien tersebut maupun
orang lain. Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan: Penderita
gangguan jiwa yang mengancam keselamatan dirinya dan/ atau orang lain wajib mendapatkan
pengobatan dan perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Deteksi dini ganguan jiwa pada
tenaga medis dan perawat di fasilitas pelayanan primer sangat penting Masalah kegawat
daruratan psikiatri juga dapat disebabkan oleh akibat dari kondisi medik umumyang
menampilkan gejala-gejala psikiatri, atau sebagai akibat yang merugikan dari obat/ zat atau
intoksikasi maupun reaksi antar beberapa jenis obat. Antara lain: 1. Psikosomatik, 2. Gangguan
cemas, 3. Gangguan depresi, 4. Gangguan penyalahgunaan zat/ obat, 5. Gangguan demensia, 6.
Bunuh diri/ intoksikasi, 7. Gangguan psikotik, 8. Gangguan perkembangan anak-remaja, 9.
Gangguan perilaku anak-remaja. Pengobatan yang diperlukan antara lain: 1. Anti cemas, 2. Anti
depresi, 3. Anti psikotik. Bila memerlukan penanganan yang lebih spesifik perlunya merujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan selanjutnya

Kata kunci: kegawat daruratan psikiatri, deteksi dini

Pendahuluan. Gangguan jiwa yang membutuhkan intervensi/ terapi segera dan intensif agar
tidak mengancam keselamatan pasien, lingkungan/ membuat lebih parah penyakit yang
dideritanya. Peran serta tenaga medis dan perawat yang tinggi dalam berhubungan disertai
respon lingkungan yang positip akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama pada pelayanan
kesehatan primer akan mampu melakukan identifikasi masalah kesehatan jiwa.

Memerlukan perhatian untuk skrining di fasilitas kesehatan primer

1. Tidak diketemukan kelainan fisik


2. Pasien datang berulangkali
3. Pasien dengan keluhan berganti-ganti
4. Pasien dengan keluhan beraneka ragam
5. Pasien yang emosional
6. Pasien yang jelas menunjukkan gangguan jiwa atau perilaku

Penyakit yang sering dijumpai di fasilitas kesehatan primer


1. Psikosomatik: adanya faktor psikologik pada proses penyakitnya (faktor fisik), contoh;
hipertensi, rhematoid arthtritis, tirotoksikosis, ulkus peptikum, kolitis ulserativa, asma
bronkiale, neurodermatitis
2. Gangguan cemas: merasa kawatir atau takut berlebihan, merasa gelisah atau tidak dapat
duduk tenang, mudah berkeringat dingin, berdebar-debar, gemetar, sulit memulai tidur
3. Gangguan depresi: merasa murung, sedih, hilang minat, menurunnya ketertarikan
terhadap aktivitas yang biasanya menyenangkan, mudah lelah, adanya keluhan fisik yang
berkepanjangan, sering terbangun tengah malam dan tidak dapat tidur lagi. Depresi juga
dapat terjadi pada lansia yaitu dengan risiko terjadi penurunan fungsi fisik (=depresi
terselubung)
4. Gangguan Penyalahgunaan Zat: terjadi perubahan perilaku dan emosional karena
menggunakan alkohol/ zat lain (Penting ditanyakan: apakah pernah/ saat ini
menggunakan alkohol/ napza)
5. Gangguan Demensia: penyakit degeneratif progresif. Masalah memory (adanya
kepikunan yang berat), kehilangan kontrol emosional (mudah kecewa, mudah marah/
iritabel, mudah menangis
6. Bunuh diri/ menyakiti diri sendiri/ intoksikasi: adanya riwayat sebelumnya ide atau
rencana/ pikiran bunuh diri (hati2!)
7. Gangguan psikotik: ketakutan atau pikiran tidak masuk akal, melihat bayangan atau
mendengar suara-suara yang tidak jelas sumbernya, gejala manik (gembira abnormal),
sedih sepanjang hari, merasa tidak berguna
8. Gangguan perkembangan anak-remaja: dapat mempengaruhi emosional, perilaku terbatas
dan berulang, kesulitan berkomunikasi, keterlambatan tumbuh
9. Gangguan perilaku anak-remaja: kesulitan memusatkan perhatian, aktivitas berlebihan,
tidak dapat duduk tenang, impulsivitas, perilaku mengganggu yang berulang dan
berkelanjutan (temper tantrum)

Pengobatan
1. Anti cemas
Golongan Benzodiazepine ! mula kerjanya cepat dan masa kerjanya singkat
• Alprazolam: dosis: 0,5 – 4 mg, frekuensi: 3 kali/ hari
• Lorazepam: dosis: 1 – 10 mg, frekuensi: 3 kali/ hari
• Diazepam: dosis 2 -15 mg, frekuensi: 3 kali/ hari
• Lama pemberian: 2 - 4 minggu, karena berpotensi menimbulkan
ketergantungan
• Hati2: depresi pernafasan
2. Anti depresi

Nama Dosis Frekuensi


Amitriptilin 75-150 mg/ hari 2-3x
Maproptilin 75-150 mg/ hari 2-3x
Sertraline 50-200 mg/ hari 1x
Fluoxetine 20-6- mg/ hari 1x
Venlavaxine 75-375 mg/ hari 1x

3. Anti psikotik
Kesalahan yang sering terjadi di fasilitas pelayanan primer: 1.Menggunakan
benzodiasepin sebagai obat tunggal, 2. Tidak memonitor pengobatan, efek samping dan ketaatan
berobat, 3. Dosis tidak cukup, 4. Terlalu cepat menghentikan, 5. Polifarnasi, 6. Tidak
mengedukasi pasien dan keluarga
Kapan Merujuk?

1. Ketika pasien menunjukkan ide/ tanda-tanda usaha bunuh diri atau risiko yang
membahayakan orang lain;
2. Jika pasien mengalami disabilitas berat hingga tidak dapat meninggalkan rumah, merawat
anak, atau melakukan aktivitas sehari-hari;
3. Ketika petugas fasilitas pelayanan primer membutuhkan keahlian spesialistik untuk
mengkonfirmasi diagnosis atau melakukan terapi spesialistik;
4. Ketika relasi dokter-pasien sudah tidak berefek terapeutik
5. Ketika upaya yang dilakukan tidak membawa hasil yang optimal;
6. Jika ada gangguan fisik yang berat dari pasien;
7. Ketika pasien membutuhkan obat spesifik yang tidak disediakan oleh fasilitas pelayanan
primer
8. Jika pasien meminta untuk dirujuk
Daftar Pustaka

Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Jiwa. Pedoman
Pelayanan Kegawat Daruratan Psikiatri, 2011

Sadock BJ, Sadock VA. Comprehensive Textbook of Psyshiatry. 8th ed. Lippincott Williams &
Wilkins, 2005

Anda mungkin juga menyukai