Abstrak. Gangguan jiwa yaitu terjadi perubahan perilaku, perasaan dan pikiran yang luar biasa
dan tidak disadari dengan baik dan dapat menimbulkan ancaman bagi pasien tersebut maupun
orang lain. Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan: Penderita
gangguan jiwa yang mengancam keselamatan dirinya dan/ atau orang lain wajib mendapatkan
pengobatan dan perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Deteksi dini ganguan jiwa pada
tenaga medis dan perawat di fasilitas pelayanan primer sangat penting Masalah kegawat
daruratan psikiatri juga dapat disebabkan oleh akibat dari kondisi medik umumyang
menampilkan gejala-gejala psikiatri, atau sebagai akibat yang merugikan dari obat/ zat atau
intoksikasi maupun reaksi antar beberapa jenis obat. Antara lain: 1. Psikosomatik, 2. Gangguan
cemas, 3. Gangguan depresi, 4. Gangguan penyalahgunaan zat/ obat, 5. Gangguan demensia, 6.
Bunuh diri/ intoksikasi, 7. Gangguan psikotik, 8. Gangguan perkembangan anak-remaja, 9.
Gangguan perilaku anak-remaja. Pengobatan yang diperlukan antara lain: 1. Anti cemas, 2. Anti
depresi, 3. Anti psikotik. Bila memerlukan penanganan yang lebih spesifik perlunya merujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan selanjutnya
Pendahuluan. Gangguan jiwa yang membutuhkan intervensi/ terapi segera dan intensif agar
tidak mengancam keselamatan pasien, lingkungan/ membuat lebih parah penyakit yang
dideritanya. Peran serta tenaga medis dan perawat yang tinggi dalam berhubungan disertai
respon lingkungan yang positip akan meningkatkan rasa memiliki, kerja sama pada pelayanan
kesehatan primer akan mampu melakukan identifikasi masalah kesehatan jiwa.
Pengobatan
1. Anti cemas
Golongan Benzodiazepine ! mula kerjanya cepat dan masa kerjanya singkat
• Alprazolam: dosis: 0,5 – 4 mg, frekuensi: 3 kali/ hari
• Lorazepam: dosis: 1 – 10 mg, frekuensi: 3 kali/ hari
• Diazepam: dosis 2 -15 mg, frekuensi: 3 kali/ hari
• Lama pemberian: 2 - 4 minggu, karena berpotensi menimbulkan
ketergantungan
• Hati2: depresi pernafasan
2. Anti depresi
3. Anti psikotik
Kesalahan yang sering terjadi di fasilitas pelayanan primer: 1.Menggunakan
benzodiasepin sebagai obat tunggal, 2. Tidak memonitor pengobatan, efek samping dan ketaatan
berobat, 3. Dosis tidak cukup, 4. Terlalu cepat menghentikan, 5. Polifarnasi, 6. Tidak
mengedukasi pasien dan keluarga
Kapan Merujuk?
1. Ketika pasien menunjukkan ide/ tanda-tanda usaha bunuh diri atau risiko yang
membahayakan orang lain;
2. Jika pasien mengalami disabilitas berat hingga tidak dapat meninggalkan rumah, merawat
anak, atau melakukan aktivitas sehari-hari;
3. Ketika petugas fasilitas pelayanan primer membutuhkan keahlian spesialistik untuk
mengkonfirmasi diagnosis atau melakukan terapi spesialistik;
4. Ketika relasi dokter-pasien sudah tidak berefek terapeutik
5. Ketika upaya yang dilakukan tidak membawa hasil yang optimal;
6. Jika ada gangguan fisik yang berat dari pasien;
7. Ketika pasien membutuhkan obat spesifik yang tidak disediakan oleh fasilitas pelayanan
primer
8. Jika pasien meminta untuk dirujuk
Daftar Pustaka
Kementerian Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Jiwa. Pedoman
Pelayanan Kegawat Daruratan Psikiatri, 2011
Sadock BJ, Sadock VA. Comprehensive Textbook of Psyshiatry. 8th ed. Lippincott Williams &
Wilkins, 2005