Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Katarak merupakan salah satu penyakit yang menyerang mata yang merupakan
salah satu jenis penyakit mata tenang visus menurun perlahan. Katarak adalah
keadaan dimana terjadi kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa.
WHO memperkirakan terdapat 45 juta penderita kebutaan di dunia, dimana
sepertiganya berada di Asia Tenggara. Angka kebutaan di Indonesia tertinggi bila
dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara.
Katarak dapat menimbulkan gangguan penglihatan seperti penglihatan kabur,
penglihatan bagian sentral hilang sampai menjadi buta
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Katarak ?
2. Bagimana Etiologinya ?
3. Apa saja jenis-jenis katarak ?
4. Bagaimana Patofisiologinya ?
5. Bagaimana tanda dan gejalanya ?
6. Bagaimana penatalaksanaan medisnya ?
7. Apa saja komplikasi yang terjadi ?
8. Apa saja pemeriksaan penunjangnya ?
9. Bagaimana Asuhan keperawatannya ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa Definisi Katarak
2. Untuk mengetahui bagimana Etiologinya
3. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis katarak
4. Untuk mengetahui bagaimana Patofisiologinya
5. Untuk mengetahui bagaimana tanda dan gejalanya
6. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan medisnya
7. Untuk mengetahui apa saja komplikasi yang terjadi
8. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan penunjangnya
9. Untuk mengetahui bagaimana Asuhan keperawatannya

1
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Katarak merupakan salah satu penyakit yang menyerang mata yang
merupakan salah satu jenis penyakit mata tenang visus menurun perlahan.
Katarak adalah keadaan dimana terjadi kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat
keduanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif.
Kata katarak berasal dari bahasa Latin, cataracta, atau dalam bahasa
Yunani, kataraktes, yang berarti terjun seperti air. Istilah ini dipakai orang Arab
sebab orang-orang dengan kelainan ini mempunyai penglihatan yang seolah-olah
terhalang oleh air terjun (American Academy Ophtalmology, Lens and Cataract.
Basic and clinical Science Course, Section, 2006).
Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah
gambaran yang diproyeksikan pada retina . Katarak merupakan penyebab umum
kehilangan pandangan secara bertahap (Springhouse Co). Derajat disabilitas yang
ditimbulkan oleh katarak dipengaruhi oleh lokasi dan densitas keburaman .
Intervensi diindikasikan jika visus menurun sampai batas klien tidak dapat
menerima perubahan dan merugikan atau mempengaruhi gaya hidup klien (yaitu
visus 5/15). Katarak biasanya mempengaruhi kedua mata tetapi masing-masing
berkembang secara independen . perkecualian ,katarak traumatic bisanya
unilateral dan katarak congenital biasanya stasioner.
Tindakan operasi mengembalikan pandangan mata kurang lebih 95%
klien (Springhouse Co). Tanpa pembedahan , katarak yang terjadi dapat
menyebabkan kehilangan pandangan komplet.

B. Etiologi
Katarak bisa disebabkan karena kecelakaan atau trauma.Sebuah benda
asing yang merusak lensa mata bisa menyebabkan katarak.Namun, katarak paling
lazim mengenai orang-orang yang sudah berusia lanjut. Biasanya kedua mata
akan terkena dan sebelah mata lebih dulu terkena baru mata yang satunya lagi.
Katarak juga bisa terjadi pada bayi-bayi yang lahir prematur atau baru
mendapatkannya kemudian karena warisan dari orang tuanya.Namun kembali

2
lagi, katarak hanya lazim terjadi pada orang-orang yang berusia lanjut.Coba
perhatikan hewan yang berumur tua, terkadang bisa kita melihat pengaburan
lensa di matanya.Semua ini karena faktor degenerasi.
Berikut penyebab katarak yang lazim:
1. Trauma atau cedera pada mata (luka/terbentur)
2. Penyakit lain pada mata dan penyakit lainnya seperti diabetes dan hipertensi.
3. Mata sering terpapar cahaya langsung sinar matahari (ultraviolet).
4. Radiasi bahan kimia.
5. Faktor genetik.
6. Akibat mengonsumsi obat-obatan tertentu dalam waktu yang lama seperti
(kortikosteroid dan seroquel).

C. Jenis-Jenis Katarak
Katarak terbagi menjadi jenis menurut perkembangan (katarak congenital)
dan menurut proses degenerative ( katarak primer dan katarak komplikata).
1. Katarak Kongenital
Katarak congenital adalah kekeruhan pada lensa yang timbul pada saat
pembentukan lensa. Kekeruhan sudah terdapat pada waktu bayi lahir. Katarak
ini sering ditemukan pada bayi yang dilahirkanoleh ibu yang
menderitarubella,DM,toksoplasmosis, hipoparatiroidisme,galaktosemia.Ada
pula yang menyertai kelainan bawaan pada mata itu sendiri seperti
mikroftalmus, aniridia, koloboma,keratokonus, ektopia leentis,
megalokornea, hetekronia iris. Kekeruhan dapat dijumpai dalam bentuk arteri
hialoidea yang persisten, katarak Polaris anterior,posterior, katarak
aksialis,katarak zonularis,katarak stelata,katarak totalis dan katarak kongenita
membranasea.
2. Katarak Primer
Katarak primer, menurut umur ada tiga golongan yaitu atarak juvenilis
(umur <20 tahun), katarak senilis (umur >50 tahun ). Katarak primer dibagi
menjadi empat stadium :
a. Stadium Insipien
Jenis katarak ini adalah stadium paling dini . Visus belum terganggu ,
dengan koreksi masih bisa 5/5 -6/6. Kekeruha terutama terdapat pada
bagian perifer berupa bercak-bercak seperti jari-jari roda.

3
b. Stadium Imatur
Kekeruhan sebelum mengenai seluruh lapisan lensa , terutama
terdapat dibagian posterior dan bagian belakang nucleus lensa . Shadow
test posotif . Saat ini mungkin terjadi hidrasi korteks yang menyebabkan
lensa menjadi cembung sehingga indeks refraksi berubah dan mata
menjadi miopa. Keadaan ini disebut intumesensi. Cembungnya lensa
akan mendorong iris kedepan, menyebabkan sudut bilik mata depan
menjadi sempit dan menimbulkan komplikasi glaucoma.
c. Stadium Matur
Pada stadium ini terjadi pengeluaran air sehingga lensa akan
berukuran normal kembali. Saat ini lensa telah keruh seluruhnya
sehingga semua sinar yang masuk pipil dipantulkan kembali. Shadow tes
negative .Di pupil tampak lensa seperti mutiara.
d. Stadium Hipermatur (Katarak Morgagni)
Korteks lensa yang seperti bubur telah mencair sehingga nucleus
lensa turun karena daya beratnya. Melalui pupil, nucleus terbayang
sebagai setengah lingkaran dibgian bawah dengan warna berbeda dari
yang diatasnya yaitu kecoklatan .Saat ini juga terjadi kerusakan kapsul
lensa yang menjadi lebih permeable sehingga isi korteks dapat keluar
dan lensa menjadi kempis yang dibawahnya terdapat nucleus
lensa.Keadaan ini disebut katarak morgani.

D. Fatofisiologi
Lensa berisi 65% air, 35% protein dan mineral penting. Lensa yang
normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk seperti
kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung tiga
komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleus, di perifer ada korteks,
dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsula anterior dan posterior. Dengan
bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan warna menjadi coklat
kekuningan . Di sekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan
poterior nukleus. Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang
paling bermakna seperti kristal salju.
Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya
transparansi. Perubahan dalam serabut halus multipel (zonula) yang memanjang

4
dari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa. Perubahan kimia dalam protein
lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan
menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan
terputusnya protein lensa normal disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini
mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori
lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa
dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan
tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak.
Katarak bisa terjaadi bilateral, dapat disebabkan oleh kejadian trauma
atau sistemis (diabetes) tetapi paling sering karena adanya proses penuaan yang
normal. Faktor yang paling sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi
radiasi sinar UV, obat-obatan, alkohol, merokok, dan asupan vitamin antioksidan
yang kurang dalam jangka waktu yang lama.
Katarak merupakan kondisi penurunan ambilan oksigen,penurunan
air,peningkatan kandungan kalsium dan berubahnya protein yang dapat larut
menjadi tidak larut. Pada proses penuaan, lensa secara bertahap kehilangan air
dan mengalami peningkatan dalam ukuran dan densitasnya. Peningkatan densitas
diakibatkan oleh kompresi sentral serta lensa yang lebih tua. Saat serat lensa yang
baru diproduksi dikorteks,serat lensa ditekan menuju sentral. Serat-serat lensa
yang padat lama-lama menyebabkan hinlangnya transparansi lensa yang tidak
terasanyeri dan sering bilateral.
Selain itu berbagai penyebab katarak diatas menyebabkan gangguan
metabolism pada lensa mata. Gangguan metabolisme ini , menyebabkan
perubahan kandungan bahan-bahan yang ada didalam lensa yang pada akhirnya
menyebabkan kekeruhan lensa. Kekeruhan dapat berkembang diberbagai bagian
lensa atau kapsulnya. Pada gangguan ini sinar yang masuk memalui kornea yang
dihalangi oleh lensa yang keruh atau huram. Kondisi ini memburamkan bayangan
semu yang sampai pada retina.Akibat otak mengiterprestasikan sebagai bayangan
yang berkabut.

5
E. Pathway
F. lanjut dan
Usia Congenital atau Cedera mata Penyakit metabolik
proses
G. penuaan bisa diturunkan. (misalnya DM)

H. Nukleus mengalami perubahan warna


Kurang menjadi coklat kekuningan
I.
pengetahuan

Perubahan fisik (perubahan pd serabut halus multiple


(zunula) yg memanjang dari badan silier kesekitar
J.Tidak daerah lensa) Kurang terpapar
mengenal
K.
sumber terhadap
informasi Hilangnya
tranparansi lensa informasi
tentang
prosedur

Perubahan kimia dlm protein lensa tindakan


Resiko Cedera
L. pembedahan

koagulasi Ansietas
M.Gangguan
penerimaan mengabutkan
sensori/status pandangan
organ indera
prosedur
Terputusnya protein lensa invasive
disertai influks air kedalam lensa pengangkatan
Menurunnya
N. ketajaman katarak
penglihatan Usia meningkat

Resiko tinggi
terhadap
Defisit Gangguan Penurunan enzim menurun infeksi
O.
perawat persepsi
P.
an diri sensori-
perseptua
Degenerasi pd lensa
l
penglihat
an KATARAK

Post op Nyeri
6
G. Tanda dan Gejala
Katarak biasanya tumbuh secara perlahan dan tidak menyebabkan rasa sakit.
Pada tahap awal kondisi ini hanya akan mempengaruhi sebagian kecil bagian dari
lensa mata anda dan mungkin saja tidak akan mempengaruhi pandangan. Saat
katarak tumbuh lebih besar maka noda putih akan mulai menutupi lensa mata dan
mengganggu masuknya cahaya ke mata. Pada akhirnya pandangan mata akan
kabur dan mengalami distorsi. Berikut adalah tanda dan gejala yang terdapat pada
penyakit katarak:
1. Pandangan mata yang kabur, suram atau seperti ada bayangan awan atau
asap. Noda putih yang semakin berkembang akan mengalami pandangan
mata menjadi kabur, objek terhadap suatu benda menjadi sulit untuk dikenali
bahkan tak dapat membedakan warna cahaya.
2. Sulit melihat pada malam hari. Penderita penyakit mata apapun akan merasa
kesulitan ketika melihat suatu objek atau cahaya pada malam hari, hal ini
dikarenakan lensa mata akan membaca kefokusan objek yang diterima oleh
lensa mata.
3. Sensitif pada cahaya. Penderita mata katarak akan merasa sensitif pada
intensitas cahaya yang diterima oleh lensa mata, mata menjadi sensitif karena
ketidakmampuan retina menerima cahaya dan lensa mata tidak dapat
memfokuskan cahaya untuk dikirim ke retina.
4. Terdapat lingkaran cahaya saat memandang sinar. Pada saat lensa mata
memandang atau menangkap cahaya atau sinar, lensa mata hanya mampu
menangkap sinar seperti sebuah lingkaran.
5. Membutuhkan cahaya terang untuk membaca atau ketika beraktifitas
Penderita katarak sangat membutuhkan pencahayaan yang cukup terang
ketika melakukan berbagai aktivitas.
6. Sering mengganti kacamata atau lensa kontak karena ketidaknyamanan
tersebut. Penderita katarak yang menggunakan alat bantu untuk membaca dan
melihat, cenderung lebih sering mengganti kacamata atau kontak lensa karena
faktor ketidaknyamanan seperti ketika dirasa mata tidak lagi dapat melihat
atau menangkap suatu objek benda atau cahaya sekalipun, penderita katarak
mampu mengganti kacamata atau kontak lensa 2x dalam sebulan.
7. Warna memudar atau cenderung menguning saat melihat. Penderita katarak
hanya mampu melihat dan menangkap cahaya seperti sebuah lingkaran,

7
namun lama-kelamaan akan memudar karena urat syaraf retina akan
menguning jika melihat suatu objek benda terlalu lama.
8. Pandangan ganda jika melihat dengan satu mata. Penderita katarak tidak
membahayakan fisik jika diketahui sejak dini dan belum memasuki stadium
yang semakin parah. Jika dalam kondisi yang parah, penderita katarak akan
merasakan rasa nyeri di sekeliling mata, sering sakit kepala, kemudian terjadi
peradangan. Kemudian objek atau cahaya yang ditangkap seperti berbayang
jika katarak yang diderita hanya sebelah.
9. Penyebab katarak itu terjadi, yakni seiring bertambahnya usia tingkat
kesehatan suatu tubuh akan semakin menurun tak terkecuali mata, karena
mata merupakan organ terpenting dari segala organ tubuh yang bekerja
maksimal terkadang waktu istirahat yang dibutuhkan oleh mata berkurang,
sehingga ketebalan, kejernihan, tingkat kefokusan pun semakin menurun.
Lensa mata terdiri dari air dan serat protein. Tingkat usia juga mempengaruhi
kondisi mata seseorang, mulai dari perubahan warna pada lensa mata,
struktur mata, protein dan vitamin mata semakin berkurang dan menurun.
Beberapa serat protein akan menggumpal dan menyebabkan noda pada lensa
mata.

H. Penatalaksanaan Medis
1. Bedah Katarak Senil
Bedah katarak senil dibedakan dalam bentuk ekstraksi lensa intrakapsular dan
ekstraksi lensa ekstrakapsularadalahsebagaiberikut:
a. Ekstraksi lensa intrakapsular
Ekstraksi jenis ini merupakan tindakan bedah yang umum dilakukan
pada katarak senil. Lensa dikeluarkan berama-sama dengan kapsul
lensanya dengan memutus zonula Zinn yang telah pula mengalami
degenerasi.
Pada ekstraksi lensa intrakapsular dilakukan tindakan dengan urutan
berikut :
1) Dibuat flep konjungtiva dari jam 9.00 sampai 3.00 melalui jam 12.
2) Dilakukan fungsi bilik mata depan dengan pisau.
3) Luka kornea diperlebar seluas 1600

8
4) Dibuat iridektomi untuk mencegah glaucoma blokade pupil pasca
bedah.
5) Dibuat jahitan korneosklera.
6) Lensa dikeluarkan dengan krio.
7) Jahitan kornea dieratkan dan ditambah.
8) Flep konjungtifa dijahit.

Faktor yang mempersulit saat pembedahan yang dapat terjadi adalah


pecahnya kapsul lensa sehingga lensa tidak dapat dikeluarkan bersama-
sama kapsulnya. Pada keadaan ini terjadi ekstraksi lensa ekstrakapsular
tanpa rencana karena kapsul posterior akan tertinggal.Selainitu, prolaps
badan kaca pada saat lensa dikeluarkan juga dapat mempersulit
pembedahan.

Bedah ekstraksi lensa intrakapsular saat ini sudah jarang digunakan,


namunmasih dikenal pada negera dengan ekonomi rendah karena
dianggap merupakan teknik yang masih baik untuk mengeluarkan lensa
keruh yang mengganggupenglihatandengan ongkos rendah.Teknik ini
membutuhkan sayatan yang lebih besar lagi dibandingkan dengan
teknik ekstrakapsuler. Pada teknik ini, ahli bedah akan mengeluarkan
lensa mata beserta selubungnya. Berbeda dengan kedua teknik
sebelumnya, pemasangan lensa mata buatan pada teknik pembedahan
intrakapsuler bukan pada tempat lensa mata sebelumnya, tapi ditempat
lain yaitu di depan iris. Teknik ini sudah jarang digunakan. Walaupun
demikian, masih dilakukan pada kasus trauma mata yang berat

b. Ekstraksi Lensa Ekstrakapsular


Pada ekstraksi lensa kapsuler dilakukan tindakan sebagai berikut :
1) Flep konjungtiva antara dasar dengan fornik pada limbus dibuat dari
jam 10.00 – 14.00.
2) Dibuat pungsi bilik mata depan.
3) Melalui pungsi ini dimasukkan jarum untuk kapsulotomi anterior.
4) Dibuat luka dari jam 10 sampai jam 2.
5) Nucleus lensa dikeluarkan.

9
6) Sisa korteks lensa dilakukan irigasi sehingga tinggal kapsul
posterior saja.
7) Luka kornea dijahit.
8) Flep konjungtifa dijahit.

Penyulit yang dapat timbul adalah terdapat korteks lensa yang akan
membuat katarak sekunder. Cara ini umumnya dilakukan pada katarak
yang sudah parah, dimana lensa mata sangat keruh sehingga sulit
dihancurkan dengan teknik fakoemulsifikasi. Selain itu, juga dilakukan
pada tempat-tempat dimana teknologi fakoemulsifikasi tidak tersedia.
Teknik ini membutuhkan sayatan yang lebih lebar, karena lensa harus
dikeluarkan dalam keadaan utuh. Setelah lensa dikeluarkan, lensa
buatan dipasang untuk menggantikan lensa asli, tepat di posisi semula.
Teknik ini membutuhkan penjahitan untuk menutup luka. Selain itu
perlu penyuntikan obat pemati rasa di sekitar mata.

2. Fakoemulsifikasi
Ekstraksi lensa dengan fakoemulsifikasi, yaitu teknik operasi katarak modern
menggunakan gel, suara berfrekuensi tinggi, dengan sayatan 3 mm pada sisi
kornea. Fakoemulsifikasi adalah tehnik operasi katarak terkini. Pada teknik
ini diperlukan irisan yang sangat kecil (sekitar 2-3 mm) di kornea. Getaran
ultrasonik akan digunakan untuk menghancurkan katarak, selanjutnya mesin
phaco akan menyedot massa katarak yang telah hancur tersebut sampai
bersih. Sebuah lensa Intra Ocular (IOL) yang dapat dilipat dimasukkan
melalui irisan tersebut. Untuk lensa lipat (foldable lens) membutuhkan insisi
sekitar 2.8 mm, sedangkan untuk lensa tidak lipat insisi sekitar 6 mm. Karena
insisi yang kecil untuk foldable lens, maka tidak diperlukan jahitan, akan
pulih dengan sendirinya, yang memungkinkan dengan cepat kembali
melakukan aktifitas sehari-hari.
Indikasi teknik fakoemulsifikasi berupa calon terbaik pasien muda dibawah
40-50 tahun, tidak mempunyai penyakit endotel, bilik mata dalam, pupil
dapat dilebarkan hingga 7 mm. Kontraindikasinya berupa tidak terdapat hal –
hal salah satu diatas, luksasi atau subluksasi lensa.Prosedurnya dengan
getaran yang terkendali sehingga insiden prolaps menurun. Insisi yang
dilakukan kecil sehingga insiden terjadinya astigmat berkurang dan edema

10
dapat terlokalisasi, rehabilitasi pasca bedahnya cepat, waktu operasi yang
relatif labih cepat, mudah dilakukan pada katarak hipermatur. Tekanan
intraokuler yang terkontrol sehingga prolaps iris, perdarahan ekspulsif jarang.
Kerugiannya berupa dapat terjadinya katarak sekunder sama seperti pada
teknik EkstraKapsuler, sukar dipelajari oleh pemula, alat yang mahal, pupil
harus terus dipertahankan lebar, endotel ’loss’ yang besar. Penyulit berat saat
melatih keterampilan berupa trauma kornea, trauma iris, dislokasi lensa
kebelakang, prolaps badan kaca. Penyulit pasca bedah berupa edema kornea,
katarak sekunder, sinekia posterior, ablasio retina.
Operasi katarak sering dilakukan dan biasanya aman. Setelah pembedahan
jarang sekali terjadi infeksi atau perdarahan pada mata yang bisa
menyebabkan gangguan penglihatan yang serius. Untuk mencegah infeksi,
mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan, selama beberapa
minggu setelah pembedahan diberikan tetes mata atau salep. Untuk
melindungi mata dari cedera, penderita sebaiknya menggunakan pelindung
mata sampai luka pembedahan sembuh.Untuk mencegah astigmat pasa bedah
EkstraKapsuler, maka luka dapat diperkecil dengan tindakan bedah
fakoemulsifikasi. Pada tindakan fako ini lensa yang katarak di fragmentasi
dan diaspirasi.
3. SICS
Teknik operasi Small Incision Cataract Surgery (SICS) yang merupakan
teknik pembedahan kecil. Teknik ini dipandang lebih menguntungkan karena
lebih cepat sembuh dan murah. Adapun penatalaksanaan pada saat post
operasi antara lain :
a. Pembatasan aktivitas, pasien yang telah melaksanakan
pembedahandiperbolehkan:
1) Menonton televisi; membaca bila perlu, tapi jangan terlalu lama.
2) Mengerjakan aktivitas biasa tapi dikurangi
b. Tidak diperbolehkan membungkuk pada wastafel atau bak mandi;
condongkansedikit kepala kebelakang saat mencuci rambut.Hindari
memakai sabun mendekati mata
c. Tidur dengan perisai pelindung mata logam pada malam hari;
mengenakankacamata pada siang hari.

11
d. Ketika tidur, berbaring terlentang atau miring pada posisi mata yang
tidak dioperasi, dan tidak diperbolehkan telungkup.
e. Aktivitas dengan duduk.
f. Mengenakan kacamata hitam untuk kenyamanan.
g. Berlutut atau jongkok saat mengambil sesuatu dari lantai dihindari
(paling tidak selama 1 minggu). Dianjurkan untuk melipat lututdan
punggung tetap lurus untuk mengambil sesuatu dari lantai.
h. Hindari menggosok mata, menekan kelopak untuk menutup, mengejan
saat defekasi, batuk, bersin, dan muntah (American Academy
Ophtalmology, Lens and Cataract. Basic and clinical Science Course,
Section, 2006)

I. Komplikasi Klinis
1. Glaucoma
2. Uveitis
3. Kerusakan endotel kornea
4. Sumbatan pupil
5. Edema macula sistosoid
6. Endoftalmitis
7. Fistula luka operasi
8. Pelepasan koroid
9. Bleeding

J. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Diagnostik
a. Keratometri
b. Pemeriksaan lampu slit
c. Oftalmoskopi
d. Ct - scan ultrasauna (echografi)
e. Perhitungan sel endotel penting untuk falkoemulsifikasi dan implantasi
f. Olkamoskopi tidak langsung menunjukan area gelap di reflek merah
yang normalnya homogen.
g. Pemeriksaan slip lamp memastikan diagnosis kekeruhan lensa.

12
K. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas
1) Nama : Ny ”R”
2) Umur : 24 Tahun
3) Jenis Kelamin : Perempuan
4) Agama/Keyakinan : Islam
5) Status Pernikahan : Kawin
6) Pekerjaan : IRT
7) Suku/Bangsa : Bugis
b. Keluhan utama
Klien menyatakan nyeri pada mata sebelah kiri
c. Riwayat keluhan
Dialami sejak post op, nyeri yang dirasakan hilang timbul pada daerah
mata, klien mengatakan matanya merah dan penglihatannya kabur, hal
yang memperberatkan ketika mata klien tidak ditutup/ diperban.
d. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Klien sedang menderita penyakit katarak
2) Riwayat kesehatanmasa lalu
Klien menderita penyakit katarak selama 1 tahun yang lalu dan
klien tidak pernah berobat sebelumnya.
e. Pemeriksaan Fisik
1) TD : 160/90 mmHg
2) N : 76x/menit
3) S : 37,5oC
4) RR : 18X/menit
5) Pada inspeksi mata akan tampak pengembunan seperti mutiara
keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan
oftalmoskop. Katarak terlihat tampak hitam terhadap refleks fundus
ketika mata diperiksa dengan oftalmoskop direk. Pemeriksaan slit
lamp memungkinkan pemeriksaan katarak secara rinci dan
identifikasi lokasi opasitas dengan tepat. Katarak terkait usia
biasanya terletak didaerah nukleus, korteks, atau subkapsular.

13
Katarak terinduksi steroid umumnya terletak di subkapsular
posterior. Tampilan lain yang menandakan penyebab okular katarak
dapat ditemukan, antara lain deposisi pigmen pada lensa
menunjukkan inflamasi sebelumnya atau kerusakan iris
menandakan trauma mata sebelumnya.
f. Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS : Tindakan bedah Nyeri
1. Klien mengatakan atau
matanya sering sakit pengangkatan
2. klien mengatakan lensa
matanya sudah 
dioperasi. Tindakan invasif
3. klien mengatakan 
matanya merah Merangsang saraf
DO : sensoris
1. terpasang perban trigeminal
pada mata 
2. mata klien kelihatan Proses :
merah transduksi
transmisi,
modulan
dioperasi

Nyeri
2 DS : Tindakan Resiko Infeksi
1. klien mengatakan pembedahan atau
matanya merah pengangkatan
2. klien mangatakan lensa
matanya terdapat 
katarak Tindakan invasif
DO : 
1. terpasang perban Dapat

14
2. mata klien merah mempengaruhi
stuktur okuler
(tio,per
parasi luka op,
perdarahan)

Resiko infeksi
3 DS : Perubahan status Kurang
1. klien mangatakan kesehatan Pengetahuan
matanya kabur 
2. klien mengatakan Kurang informasi
matanya merah tentang
3. klien bertanya-tanya penyakitnya
tentang penyakitnya. 
DO : Stress meningkat
1. klien kelihatan 
cemas Mekanisme
2. klien tidak dapat koping tdk efektif
melihat dengan jelas 
3. mata klien kelihatan Kurang
merah pengetahuan

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri b/d tindakan pembedahan
b. Resiko infeksi b/d adanya luka operasi
c. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi
3. Intervensi Keperawatan
NO DX TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1. Nyeri b/d tindakan Nyeri 1. Kaji tingkat 1. Untuk
pembedahan berkurang nyeri mengetah

15
DS: ditandai 2. Ajarkan ui tingkat
1. klien dengan teknik nyeri
mengatakan 1. klien melaksanaka klien
matanya sering kelihatan n napas 2. Untuk
sakit baik dalam membuat
2. klien 2. ekpresi distraksi
mengatakan wajah ceria atau
matanya sudah relaksasi
dioperasi terhadap
DO: nyeri pada
1. terpasang perban pasiennya
pada mata
2. mata klien
merahekspresi
wajah meringis
2. Resiko infeksi b/d Infeksi tidak 1. Observasi 1. Untuk
adanya luka opperasi ada ditandai tanda terjadi mengetah
DS: dengan: infeksi uit tanda
1. klien 1. mata klien 2. Gunakan terjadinya
mengatakan tidak teknik yang infeksi
penglihatannya merah tepat untuk 2. Untuk
kabur membersihk menjaga
2. klien an mata dari kebersiha
mengatakan dalam & luar n mata
matanya terdapat dgn tissu klien agar
katarak basah tidak
DO: terjadinya
1. terpasang perban infeksi
2. mata klien merah
3. Kurang pengetahuan Klien 1. Berikan 1. Untuk
b.d kurang informasi mengetahui penilaian mengetah
DS: tentang tentang ui tingkat
1. klien penyakitnya tingkat pengetahu

16
mengatakan ditandai pengetahuan an klien
penglihatan nya dengan : klien tentang mengenai
kabur 1. klien tdk proses penyakit
2. klien bertanya- bertanya penyakit yang
tanya tentang tttg yang spesifik dideritany
penyakitnya penyakitny 2. Diskusikan a
3. klien a perubahan 2. Agar
mengatakan gaya hidup klien
matanya merah yang mengetah
DO: mungkin ui bahwa
1. Klien kelihatan diperlukan pola
tenang 3. Sediakan hidupnya
2. Klien tidak dapat informasi yang lalu
melihat dgn jelas pada klien merupaka
3. Mata klien tentang n pola
kelihatan merah kondisi, hidup
dengan cara kurang
yang tepat sehat
3. Untuk
memberik
an
pengetahu
an pada
pasien
mengenai
penyakitn
ya

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi
akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau
terjadi akibat kedua-duanya. Kekeruhan ini dapat mengganggu jalannya
cahaya yang melewati lensa sehingga pandangan dapat menjadi kabur hingga
hilang sama sekali. Penyebab utama katarak adalah usia, tetapi banyak hal
lain yang dapat terlibat seperti trauma, toksin, penyakit sistemik (seperti
diabetes), merokok dan herediter. Prevalensi katarak adalah padausia 65
tahun.adabanyakfaktor yang akan memperbesar resiko terjadinya katarak.
Faktor-faktor ini antara lain adalah paparan sinar ultraviolet yang berlebihan
terutama pada Negara tropis, paparan dengan radikal bebas, merokok,
defesiensi vitamin (A, C, E, niasin, tiamin, riboflavin, dan beta karoten),
dehidrasi, trauma, infeksi, penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang,
penyakit systemic seperti diabetes mellitus, genetic dan myopia.

B. Saran
Makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya.

18
DAFTAR PUSTAKA

American Academy Ophtalmology, Lens, and Cataract, Basis and Clinical Science
Course, Section 11. 2005-2006. Sanfransisco: p 21-32, 96-37, 153-154.

Carpenito, Lynda Juall. 2000.Diagnosa Keperawatan: Aplikasi Pada Praktek Klinik.


Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Departmen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Rencana Strategis Nasional


Penanggunalangan Gangguan Penglohatan dan Kebutaan (PGPK) untuk mencapai
Vision 2020.Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Khusus dan Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Gangguan Kesehatan Indera


Penglihatan dan Pendengaran. Analisis Data Morbiditas-Disabilitas, SKRT-
SURKRSNAS 2001. Sekretariat SURKESNAS: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Khusus dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Doenges, Marilynn. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan


dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: Penerbit Buku KedokteranEGC

Nurarif Huda Amin, Kusuma Hardhi. (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & Nanda NIC-NOC edisi revisi jilid 2, Jakarta : Mediaction Publishing

19

Anda mungkin juga menyukai