Anda di halaman 1dari 34

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mentimun (Cucumis sativus L.) termasuk dalam keluarga labu-labuan

(Cucurbitaceae). Mentimun merupakan tanaman semusim (annual) yang bersifat

menjalar atau memanjat dengan perantaraan pemegang yang berbentuk pilin (spiral).

Mentimun salah satu sayuran yang dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun

olahan, seperti lalapan, acar, asinan, dan salad. Selain sebagai sayuran, konsumsi

mentimun mempunyai berbagai manfaat lainnya. Seiring dengan berkembangnya

industri kosmetik, ilmu kesehatan dan makanan dengan berbahan buah mentimun

(Rukmana, 1994).

Mentimun memiliki kandungan gizi yang cukup baik, karena mentimun

merupakan sumber mineral dan vitamin. Kandungan nutrisi per 100 gram mentimun

terdiri dari 15 kalori, 0,8 g protein, 0,1 g pati, 3 g karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg

besi, 0,02 mg tiamin, 0,01 mg riboflavin, 14 mg asam, 0,45 mg vitamin A, 0,3 mg

vitamin B1, dan 0,2 mg vitamin B2 (Sumpena, 2005).

Di Indonesia mentimun sangat digemari oleh semua kalangan dan usia.

Seiring meningkatnya jumlah penduduk maka permintaan akan buah mentimun

semakin meningkat. Namun tidak diikuti dengan peningkatan jumlah produksi

mentimun.

Berdasarkan data produksi tanaman yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik

(2014) menunjukkan bahwa produksi mentimun setiap tahun (ton/tahun) di Indonesia

1
mengalami penurunan, sedangkan konsumsi setiap tahunnya (ton/tahun) mengalami

peningkatan. Berikut berturut turut data produksi mentimun (ton/tahun) dari tahun

2009 hingga 2012 adalah 583.139, 547.141, 521.535, dan 511. 525. Sedangkan

konsumsi mentimun berturut turut (ton/tahun) dari tahun 2009 hingga 2012 adalah

582, 548, 522, dan 512.

Untuk mengatasi meningkatnya permintaan mentimun maka perlu

dilakukannya usaha peningkatan produksi melalui intensifikasi. Intensifikasi dipilih

karena ketersediaan lahan untuk budidaya semakin terbatas. Salah satu usaha

intensifikasi tersebut ialah melakukan pemuliaan tanaman untuk menghasilkan benih

mentimun hibrida yang mempunyai karakter agronomi unggul. Umumnya

masyarakat Indonesia menyukai mentimun dengan rasa buah manis dan renyah.

Pemuliaan tanaman merupakan perpaduan seni dan ilmu pengetahuan yang

bertujuan untuk merakit jenis baru yang berdaya hasil tinggi, mengembangkan

varietas yang lebih baik, mengembangkan varietas yang tahan terhadap hama dan

penyakit, perbaikan karakter agronomi dan hortikultik tanaman, dan peningkatan

kualitas tanaman (Sudarka, 2009). Pemuliaan mentimun di Indonesia masih

menggunakan cara persilangan. Salah satu mentimun yang telah dirilis oleh Dirjen

Hortikultura Kementerian Pertanian yaitu mentimun Varietas Litsa Hijau yang

dikembangkan oleh Balitsa. Mentimun ini merupakan hasil persilangan dari

Indonesia (LV 2908) dengan Filipina (LV 2276). Mentimun ini memiliki keunggulan

berupa teksturnya renyah, tidak pahit dan memiliki produktivitas yang tinggi (Balitsa,

2013).

2
Penelitian ini melakukan persilangan secara resiprokal antara F1 Ethana yang

merupakan mentimun lokal tipe lalap dengan F1 Toska yaitu jenis mentimun Jepang.

Persilangan ini dilakukan untuk merakit varietas mentimun hibrida unggul dengan

ciri memiliki buah manis, buah renyah, dan memiliki hasil yang tinggi. F1 Ethana

memiliki ciri khusus warna buah hijau keputihan, buah manis dengan kadar brix yang

tinggi, jumlah buah per tanaman tinggi yaitu 11 buah, tetapi daging agak keras dan

ujung buah terkadang pahit. F1 Toska merupakan tetua dengan ciri khusus yaitu

warna buah hijau gelap dan agak mengkilap, buah yang manis dengan kadar brix

yang tinggi, daging buah tidak keras, dari segi ukuran jenis mentimun ini memiliki

diameter buah relatif kecil dan panjang, buah renyah, tetapi jumlah buah per tanaman

yang relatif rendah hanya 2 buah (Riadi, 2015).

Hibrida hasil persilangan dievaluasi untuk mengetahui apakah terdapat

keunggulan pada karakter kadar brix dan kerenyahan buah serta mengetahui

perbandingan daya hasil antar tanaman hasil persilangan terhadap kedua tetua dan

varietas pembanding. Penelitian ini menggunakan uji lanjut BNT untuk melihat

perbandingan antara zuriat dengan tetua dan varietas pembanding. Selanjutnya data

diuji LSI (Least Significant Increase) untuk melihat perbandingan zuriat dengan

tetuanya. Suatu galur dianggap lebih baik atau mempunyai hasil lebih tinggi dari

varietas pembanding jika selisih nilai pengamatan untuk galur tersebut dengan

varietas pembanding (terbaik) lebih besar dari nilai statistik LSI (Kuswanto dan

Waluyo, 2012).

3
Data selanjutnya diuji nilai heterosis untuk melihat keunggulan hibrida atau

hasil persilangan (F1) yang dihasilkan melebihi nilai kisaran kedua tetuanya (Syukur

dkk., 2015). Selanjutnya dilakukan uji Multivariate Analysis untuk melihat

hubungan kekerabatan antaar hibrida dengan tetuanya yang dianalisis dengan analisis

cluster yaitu analisis untuk mengelompokkan elemen yang mirip sebagai objek

penelitian untuk menjadi kelompok (cluster). Clustering dapat disajikan dalam

bentuk dendogram (Hidayatullah dan Denisha, 2016).

1.2 . Tujuan Pratikum

1. Sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai mata kuliah Genetika Tanaman.

2. Untuk mengetahui cara budidaya dan persilangan tanaman timun.

4
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Tanaman Timun

Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu jenis sayuran dari

famili cucurbitaceae yang sudah populer ditanam petani di Indonesia. Tanaman

mentimun berasal dari benua Asia, tepatnya Asia Utara, meski sebagian ahli menduga

berasal dari Asia Selatan. Para ahli tanaman memastikan daerah asal mentimun

adalah India, tepatnya di lereng gunung Himalaya. Pembudidayaan mentimun

meluas diseluruh dunia, baik daerah beriklim panas (tropis) maupun di daerah

beriklim sedang (sub tropis) (Rukmana, 1944).

Mentimun merupakan sayuran bah yang dikonsumsi dalam bentuk segar

ataupun sebagai produk olahan oleh masyarakat Indonesia. Ideotipe atau tipe ideal

mentimun yang digemari masyarakat Indonesia umumnya memiliki rasa manis,

renyah, dan cenderung memiliki warna kehijauan. Mentimun memiliki kandungan

gizi yang cukup baik, karena mentimun merupakan sumber mineral dan vitamin.

Kandungan nutrisi per 100 gram mentimun terdiri dari 15 kalori, 0,8 g protein, 0,1 g

pati, 3 g karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 mg tiamin, 0,01 mg riboflavin,

14 mg asam, 0,45 mg vitamin A, 0,3 mg vitamin B1, dan 0,2 mg vitamin B2

(Sumpena, 2005).

5
2.2 Klasifikasi Tanaman Timun

Klasifikasi tanaman mentimun (Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata

nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Cucurbitales

Famili : Cucurbitaceae

Genus : Cucumis

Spesies : Cucumis sativus L.

2.3 Morfologi Tanaman Timun

Tanaman mentimun berakar tunggang, akar tunggangnya akan tumbbuh lurus

kedalam tanah sampai kedalaman 20 cm. Perakaran tanaman mentimun dapat tumbuh

dan berkembang pada tanah yang berstruktur remah (Cahyono, 2003).

Mentimun merupakan tanaman semusim (annual) yang bersifat menjalar atau

memanjat dengan perantaraan pemegang yang berbentuk pilin spiral. Batangnya

basah serta berbuku-buku. Panjang atau tinggi tanaman dapat mencapai 50-250 cm,

bercabang dan bersulur yang tumbuh pada sisi tangkai daun (Rukmana, 1994).

6
Daun tanaman mentimun berbentuk bulat dengan ujung daun runcing

berganda dan bergerigi, berbulu sangat halus, memiliki tulang daun menyirip dan

bercabnng-cabang, kedudukan daun tegap. Mentimun berdaun tunggal, bentuk,

ukuran dan kedalaman lekuk daun mentimun sangat bervariasi (Cahyono, 2003).

Bunga mentimun merupakan bunga sempurna, berbentuk terompet dan

berukuran 2-3 cm, terdiri dari tangkai bunga dan benangsari. Kelopak bunga

berjumlah 5 buah, berwarna hijau dan berbentuk ramping terletak dibagian bawah

tangkai bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5-6 buah, berwarna kuning terang dan

berbentuk bulat (Cahyono, 2003).

Buah mentimun muda berwarna antara hijau, hijau gelap, hijau muda, dan

hijau keputihan sampai putih tergantung kultivar, sementara buah mentimun tua

berwarna coklat, coklat tua bersisik, kuning tua. Diameter buah mentimun antara 12-

25 cm (Sumpena 2001).

Biji timun berwarna putih, berbentuk bulat lonjong (oval) dan pipih. Biji

mentimun diselaputi oleh lendir dan saling melekat pada ruang-ruang tempat biji

tersusun dan jumlahnya sangat banyak. Biji-biji ini dapat digunakan untuk

perbanyakan dan pembiakan (Cahyono, 2003).

7
2.4 Syarat Tumbuh Tanaman Timun

1. Iklim

Tanaman mentimun mempunyai daya adaptasi cukup luas terhadap

lingkungan tumbuhnya. Di Indonesia mentimun dapat di tanam di dataran rendah dan

dataran tinggi yaitu sampai ketinggian ± 100 m di atas permukaan laut (Sumpena

2001).

Tanaman mentimun tumbuh dan berproduksi tinggi pada suhu udara berkisar

antara 20-320 C, dengan suhu optimal 270 C. Di daerah tropik seperti di Indinesia

keadaan suhu udara ditentukan oleh ketinggian suatu tempat dari permukaan laut.

Cahaya juga merupakan faktor penting dalam pertumbuhan tanaman mentimun,

karena penyerapan uunsur hara akan berlangsung optimal jika pencahayaan

berlangsung antara 8-12 jam/hari (Cahyono, 2003).

Kelembaban relatif udara (rh) yang dikehendaki oleh tanaman mentimun

untuk pertumbuhannya antara 50-85%, sedangkan curah hujan optimal yang

diinginkan 200-400 mm/bulan. Curah hujan yang terlalu tinggi tidak baik untuk

pertumbuhan tanaman mentimun, terlebih pada saat mulai berbunga karena curah

hujan yang tinggi akan banyak menggugurkan bunga (Sumpena 2001).

2. Tanah

Pada umumnya hamper semua jenis tanah yang digunakan untuk lahan

pertanian cocok untuk ditanami mentimun. Untuk mendapatkan produksi yang tinggi

8
dan kualitas yang baik, tanaman mentimun membutuhkan tanah yang subur dan

gembur, kaya akan bahan organik, tidak tegenang, pH-nya 5-6. Namun masih toleran

terhadap pH 5,5 batasan minimal dan pH 7,5 batasan maksimal. Pada pH tanah

kurang dari 5,5 akan terjadi gangguan penyerapan hara oleh akar tanaman sehingga

pertumbuhan tanaman terganggu, sedangkan pada tanah yang terlalu basa tanaman

akan terserang penyakit klorosis (Rukmana, 1994).

3. Pupuk Organik

Pupuk organik (pupuk kandang) merupakan pembenah tanah yang paling baik

dibandingkan pembenah tanah yang lainnya. Kandungan unsur hara yang dikandung

pupuk kandang umumya rendah dan sangat bervariasi, misalnya unsure N, P dan K

tetapi juga mengandung unsure esensial lainnya (Sutanto, 2002).

2.5 Teknik Budidaya Tanaman Timun

1. Persiapan Lahan dan Pengolahan Lahan

Tanah yang akan ditanami digemburkan dengan cara dicangkul sebaik-

baiknya. Tanah yang telah dicangkul akan menjadi remah sehingga aerasinya berjalan

baik dan zat-zat beracun pun akan hilang. Rumputrumputan (gulma) dihilangkan,

terutama akar alang-alang supaya akarakar tanaman sayur dapat tumbuh dengan

bebas tanpa persaingan dan perebutan unsur hara dengan gulma (Sunarjono, 2003).

Pembuatan bedeng dilakukan dengan cara pencangkulan akan mempengaruhi

sifat fisik tanah yang berfungsi memperbaiki ruang poripori tanah yang terbentuk

9
diantara partikel-partikel tanah (tekstur dan stuktur). Kerapatan dan rongga-rongga

akibat pencangkulan akan memudahkan air dan udara bersirkulasi di dalamnya

(drainase dan aerasi). Selain tempat untuk bersirkulasi, pori-pori tanah olahan akan

memudahkan pergerakan akar tanaman dalam penyerapan unsur hara lebih mudah

dan memungkinkan tanaman tumbuh subur (Hanafiah, 2005).

Mulsa adalah suatu bahan penutup tanah yang digunakan pada budidaya suatu

tanaman. Jenis mulsa yang sering digunakan petani yaitu jerami, serasa tumbuhan,

dan mulsa plastik hitam perak (MPHP). Penggunaan mulsa bertujuan untuk menekan

pertumbuhan gulma, mengurangi penguapan, mencegah erosi tanah, mempertahankan

struktur, suhu dan kelembaban tanah, menghemat tenaga kerja penyiangan,

merangsang pertumbuhan akar, dan mengurangi kerusakan akar akibat penyiangan

dengan kored (Sumpena, 2001).

Penggunaan mulsa pada tanaman mentimun menurut petani bisa

meningkatkan produktivitas serta efektif mengurangi pertumbuhan gulma karena

mulsa dapat menjaga tanah tetap gembur, suhu dan kelembaban tanah relatif stabil.

Selain itu dengan adanya mulsa pemberian pupuk, pengendalian gulma maupun hama

penyakit dapat berkurang baik dalam segi biaya dan waktu yang dibutuhkan

(Sumpena, 2001). Penggunaan mulsa plastik ini bertujuan untuk :

a) mengurangi evaporasi dan run off .

b) menjaga lengas tanah.

10
c) menekan perturnbuhan gulma.

d) menurunkan kehilangan unsur hara, karena adanya pelindihan.

e) memodifikasi suhu tanah yang dapat meoingkatkan pertumbuhan tanaman.

f) mengurangi serangan harna penyakit.

g) mencegah hasil tercampur dengan tanah, sehingga produknya bersih dan

dapat mengurangi tenaga kerja dalam pensortiran, pengepakan dan prosesing

(Sumiati, 1989).

Mentimun merupakan tanaman yang bersifat memanjat (Indeterminate),

sehingga dalam pertumbuhannya mentimun membutuhkan tiang penyangga atau ajir

sebagai tempat tegak dan pembentukan buah tanaman tidak terhalang atau terhambat.

Dengan kondisi pertumbuhan seperti ini maka persentase terbentuknya buah yang

normal (lurus) akan lebih banyak dibandingkan dengan buah-buah yang terbentuk

abnormal. Ajir berfungsi untuk

1) tempat tegak tanaman,

2) mengurangi pembentukan buah abnormal,

3) mengurangi terserang hama, dan

4) memudahkan cara pemanenan (Sumpena, 2001).

11
2. Penanaman

Penanaman benih dapat dilakukan jika benih telah memiliki daun 2-3 daun

utama dan benih mentimun yang sudah dikecambahkan ditanam langsung dilubang

tanam yang dibuat dengan cara penugalan sedalam 5 cm. Benih ditanam sebanyak 1

tanaman perlubang tugal dan selanjutnya lubang tanam ditutup tanah setinggi 1 cm

jarak lubang tanam 30 cm x 60 cm (Sumpena, 2002).

Penanaman mentimun untuk musim kemarau dilakukan sekitar bulan Maret

atau bulan Agustus. Pengolahan tanah dengan menggunakan cangkul dengan

membuat bedengan ukuran lebar 80 – 90 dan tinggi 30 cm. yang sekaligus membuat

saluarn lebar + 70 cm. Pupuk kandang (organik) yang sudah matang +200 gram

(8.000 kg/ha) disimpan pada lubang (cowakan) untuk tempat penanaman biji dengan

jarak 60 x 40 cm. Penanaman dilakukan dengan cara tugal dengan jumlah benih 2-3

biji per lubang (Lasantha, 2010).

3. Pemeliharaan

a. Penyiraman

Penyiraman adalah komponen terpenting untuk makhkluk hidup. Tanpa air,

semua makhluk hidup di bumi tidak akan bertahan hidup. Demikian pula untuk

tanaman. Air akan diserap bersama unsur pupuk, untuk keperluan hidupnya. Air juga

tidak boleh diberikan dalam jumlah berlebih. Karena air dalam jumlah banyak dan

terlalu lama berada di daerah perakaran akan menyebabkan akar tidak bisa bernafas,

12
sehingga akar akan mati. Air yang berlebihan juga akan menyebabkan kelembaban

tinggi, sehingga mempermudah tumbuhnya penyakit yang menyerang tanaman. Oleh

b. Penyulaman

Media tanam yang digunakan sama dengan media yang digunakan dalam

persemaian dilakukan penyiraman secara intensif pada pagi dan sore hari.

Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor berlubang halus agar tanaman

yang baru dipindahkan tidak rusak, penyulaman dilakukan jika ada tanaman yang

mati atau pertumbuhannya terganggu. Penyulaman dilakukan dengan segera minimal

seminggu setelah tanaman dipindahkan ke pot permanen agar diperoleh pertumbuhan

yang serempak (Suhendar, 2007).

c. Pemupukan

Pemupukan adalah salah satu pemeliharaan yang utama untuk mendapatkan

hasil yang optimal. Peranan suplai unsur hara untuk tanaman menunjukkan manfaat

yang besar dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi mentimun (Sumpena,

2001). Penambahan bahan organik seperti pupuk kandang ke dalam tanah merupakan

salah satu teknik budidaya yang lebih baik dari segi teknis, ekonomis, sosial maupun

dari lingkungan karena tidak menimbulkan pencemaran dan dapat memperbaiki sifat

fisik, kimia dan biologi tanah. Pupuk kandang mengandung unsur hara lengkap yang

dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Pupuk kandang mengandung unsur

makro seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K) kalsium (Ca), magnesium (Mg),

dan sulfur (S). Unsur fosfor dalam pupuk kandang sebagian besar berasal dari kotoran

13
padat (Koswara, 1992). Peranan suplai unsur hara untuk tanaman menunjukan

manfaat yang sangat besar dalam meningkatkan pertumbuhan, hasil, dan kualitas

mentimun. Jenis pupuk yang dapat digunakan pupuk organik berupa pupuk kandang

ayam 10 ton/ha, dan pupuk anorganik berupa Urea 225 kg/ha TSP 120 kg/ha, KCL

100 kg/ha dan curater. Pemupukan dilakukan 2 kali yakni pemberian awal dan

pemberian susulan. Pemberian pupuk susulan terhadap budidaya mentimun dengan

mulsa dilakukan setelah tanaman berumur 1 bulan dengan menggunakan pupuk NPK

yang dicairkan. Cara pemberiannya dengan penyiraman dengan dosis 50 g/10 liter air

lalu disiramkan disekitar tanaman. Larutan sebanyak itu digunakan untuk 50 tanaman

(Sumpena, 2001).

d. Penyiangan

Tempat hidup serangga selain tanaman yang dibudidayakan juga pada semak-

semak dan rerumputan lainnya. Membersihkan tanaman dari rumput dan tanaman liar

yang mungkin menjadi tempat hidup dan bertelur ataupun makanan serangga sangat

diperlukan, dalam usaha mengurangi populasi serangga. Memusnahkan sisa tanaman

yang berada di lahan pertanian juga termasuk dalam usaha sanitasi untuk

memberantas hama, karena sisa tanaman itu akan memungkinkan hama dapat

bertahan hidup sampai masa tanam berikutnya. Hal ini berlaku pada tanaman

semusim (Jumin, 2005).

14
e. Pemangkasan

Pemangkasan merupakan upaya menciptakan keadaan tanaman menjadi lebih

baik, sehingga sinar matahari dapat masuk keseluruh bagian tanaman meningkatnya

intersepsi cahaya yang masuk ke tajuk tanaman serta meningkatnya sirkulasi udara

dan ketersediaan CO2 dalam tajuk. Ketersediaan cahaya dan CO2 yang cukup serta

faktorfaktor lainnya yang mendukung akan meningkatkan laju fotosintesis yang pada

akhirnya meningkatkan ketersediaan fotosintat yang sangat dibutuhkan dalam

pertambahan panjang batang tanaman (Soeb, 2000). Pemangkasan merupakan

tindakan budidaya yang umum dilakukan untuk mengatasi adanya pertumbuhan

vegetatif yang berlebihan pada tanaman. Menurut Saptarini (1999) menyatakan

bahwa perlakuan pemangkasan pada tanaman mengakibatkan sinar matahari masuk

ke dalam seluruh bagian tanaman dan terjadi proses fotosintesis. Hasil fotosintesis

kemudian banyak digunakan untuk pertumbuhan batang tanaman.

f. Pengendalian

A. Hama

a. Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver). Kumbang daun

berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos.

 Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada

serangan berat, daun tinggal tulangnya.

 Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.

15
b. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon) Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman

terutama yang masih muda.

 Gejala: Batang tanaman dipotong disekitar leher akar.

c. Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.) Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat

menyerang mentimun muda untuk bertelur,

 Gejala: memakan daging buah sehingga buah abnormal dan membusuk.

 Pengendalian : Natural METILAT.

d. Kutu daun (Aphis gossypii Clover) Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau

kuning kemerahan atau hijau gelap sampai hitam.

 Gejala: menyerang pucuk tanaman sehingga daun keriput, kerititing dan

menggulung. Kutu ini juga penyebar virus.

 Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA

B. Penyakit

a. Busuk daun (Downy mildew)

 Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun

pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 - 22°C dan berembun atau

berkabut.

 Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi

coklat dan busuk.

16
 Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

b. Penyakit tepung (Powdery mildew )

 Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di musim

kemarau dengan kelemaban tinggi.

 Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian

berubah menjadi kuning dan mengering.

 Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

c. Antraknose

 Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass.

 Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau

bersudut-sudut dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat meluas ke

batang, tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk

massa spora berwarna merah jambu.

 Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

d. Bercak daun bersudut

 Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada saat musim

hujan.

 Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat

seluruh daun yang berbercak berubah menjadi coklat muda kelabu, mengering

dan berlubang.

17
 Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

e. Virus

 Penyebab : Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic, PVM;

Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus (TBSV); Serangga vektor

adalah kutu daun Myzus persicae Sulz dan Aphis gossypii Glov.

 Gejala : daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda, daun berkerut, tepi

daun menggulung, tanaman kerdil.

 Pengendalian: dengan mengendalikan serangga vektor dengan Natural BVR

atau PESTONA, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman sakit dan

rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae.

f. Kudis (Scab)

 Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth. Terjadi pada

buah mentimun muda.

 Gejala : ada bercak basah yang mengeluarkan cairam yang jika mengering

akan seperti karet; bila menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus.

 Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

g. Busuk buah

 Penyebab : cendawan (1) Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt.; (2)

Phytopthora sp., Fusarium sp.; (3) Rhizophus sp., (4) Erwinia carotovora pv.

Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat penyimpanan.

18
 Gejala : (1) Phytium aphinadermatum: buah busuk basah dan jika ditekan,

buah pecah; (2) Phytopthora: bercak agak basah yang akan menjadi lunak dan

berwarna coklat dan berkerut; (3) Rhizophus: bercak agak besah, kulit buah

lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah; (4) Erwinia carotovora: buah

membusuk, hancur dan berbau busuk.

 Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen

yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu antara 5 - 7

derajat C. Dan pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

4. Panen dan Pasca Panen

Buah mentimun dapat dipanen pada umur 30-50 hst, ciri-ciri buah yang dapat

dipanen, yaitu buah masih berduri, panjang buah antara 10-30 cm atau tergantung

jenis yang diusahakan jarak panen dilakukan antara 12 hari sekali. Panen dilakukan

dengan cara memotong tangkainya dengan pisau atau gunting. Tangkai buah yang

bekas dipotong sebaiknya dicelupkan kedalam larutan lilin untuk mempertahankan

laju penguapan dan kelayuan sehingga kesegaran buah mentimun dapat terjaga relatif

lama (Sumpena, 2001).

Buah dipanen pada pagi hari sebelum pukul 09.00 dengan cara memotong

tangkai buah dengan pisau tajam. Mentimun sayur dipanen 510 hari sekali tergantung

dari varietas dan ukuran/umur buah yang dikehendaki. Pemanenan harus

memperhatikan ukuran mentimun yang sesuai dengan permintaan pasar. Pasar

swalayan memerlukan mentimun sayur dengan dua kemasan yaitu (a) mentimum acar

19
yang panjang buahnya sekitar 10-15 cm, berbentuk lurus, kulit mulus dan segar. (b)

mentimum besar yang panjang buahnya 15-20 cm, berbentuk lurus, kulis mulus dan

segar. Perkembangan buah mentimum termasuk cepat. Pada umumnya, kegiatan

panen dilakukan setiap hari sampai akhir masa panen. Setiap pemanenan, kumpulkan

hasil panen di tempat teduh atau gudang berventilasi, sebaiknya ditampung dalam

keranjang plastik (Rukmana, 1994).

20
BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian

Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution No. 113, Km. 11 perhentian

marpoyan, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru. Praktikum ini dilaksanakan

selama 1 bulan dimulai dari bulan September 2018 sampai dengan bulan November

2018.

3.2 Alat Dan Bahan Praktikum

Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain : Cangkul, Garu, Meteran,

Gembor, Tali Raffia, Alat Tulis Lengkap, Kamera, Staples, Plastik.

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain : Pollybag, Benih Cabai,

Benih Timun, Pupuk NPK, Pupuk Urea, Pupuk Za, Pupuk Kandang, Serbuk Gergaji,

Pupuk Gandasil, Insektisida ALIKA.

3.3 Pelaksanaan Praktikum

1. Persiapan Lahan

Lahan tempat praktikum terlebih dahulu dibarsihkan dari tumbuhan

penggangu (gulma) dan sisa-sisa tanaman. Selanjutnya dilakukan pengolahan tanah

dengan membalikkan top soil tanah sedalam 25 cm untuk mendapatkan tanah yang

21
gembur. Selanjutnya dilakukan pemberian pupuk kandang untuk memperbaiki

struktur dan tekstur tanah serta mengaktifkan mikroorganisme tanah.

2. Persemaian

Sebelum benih ditanam sebaiknya dilakukan persemaian terlebih dahulu.

Media persemaian yang digunakan berupa campuran antara tanah dengan pupuk

kandang dan sebagai tempat media digunakan polybag kecil. Setelah tanaman

berumur 2 minggu siap untuk ditanam di lapangan.

3. Penanaman

Penanaman benih dapat dilakukan jika bibit telah berumur 10-14 hari atau

setelah bibit memiliki dua daun. Pada saat pemindahan bibit sebaiknya dilakukan

dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan pada bibit. Bibit ditanam pada lubang

tanam yang telah dipersiapkan terlebih dahulu dengan jarak tanam 30 x 60 cm.

4. Pemeliharaan Tanaman

a. Pemupukan

Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanam dengan menggunakan pupuk

NPK,KCL & ZA dengan dosis ± 5 gr masing – masing pupuk per tanaman.

b. Penyiraman

Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor. Penyiraman dilakukan

setiap hari disesuaikan dengan kondisi di lapangan.

22
c. Pemberian Lanjaran

Tanaman mentimun merupakan tanaman bersifat menjalar, maka untuk

membantu pertumbuhannya dapat diberikan lanjaran sepanjang 2 meter, fungsinya

untuk merambatkan tanaman sehingga mempermudah pemeliharaan dan juga sebagai

tempat penompang letak buah. Pemasangan lanjaran dilakukan pada saat tanaman

berumur 1 minggu setelah tanam.

d. Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan tujuan untuk mengatasi agar gulma yang

tumbuh tidak mengganggu pertumbuhan tanaman. Penyiangan dapat dilakukan secara

manual yaitu dengan mencabut gulma yang berada disekitar areal pertanaman dan

disesuaikan dengan kondisi lapangan.

5. Panen

Panen pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 25 hari setelah tanam.

Criteria buah yang dapat di panen adalah buah telah mencapai ukuran maksimal dan

masih terlihat duri-duri halus yang menempel pada buah. Panen buah mentimun

dilakukan dengan cara memotong tangkai buah menggunakan pisau agar tidak

merusak tanaman. Panen dapat diakukan sampai 3 kali dengan interval 3 hari sekali

23
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tinggi Tanaman

Tabel 4.1 Pengamatan Tinggi Tanaman Timun

TANAMAN TINGGI TANAMAN

MISANO WUKU

Sampel 1 82 cm 97,8 cm

Sampel 2 118 cm 102 cm

Sampel 3 103 cm 106 cm

Sampel 4 98 cm 113 cm

Rata – rata 100,25 cm 104,75 cm

Dari hasil pengamatan tinggi tanaman yang dilakukan selama 1 bulan setelah

tanam Didapat hasil yang paling tinggi dari tinggi tanaman adala 118 cm yaitu pada

tanaman timun jenis misano pada pohon ke 2. Sedangkat yang paling rendah dari

tinggi tanaman tersebut adalah 82 cm pada tanaman timun jenis misano pohon

pertama. Rata – rata ketinggian tanaman timun jenis misano adalah 100,25 cm. Pada

tanaman timun jenis wuku yang paling tinggi tanamannya adalah pada pohon ke 4,

sedangkan yang paling rendah adalah pohon ke 1. Rata – rata ketinggiantanaman

timun jenis wuku adalah 104,75. Pemupukan, sinar matahari yang cukup, serta

pengairan yang tepat akan menumbuhkan tanaman timun dengan baik. Tanamna akan

tumbuh normal (tidak kerdil).

24
4.2. Jumlah Buah Pertanaman

Table 4.2 Pengamatan Jumlah Buah Pertanaman

TANAMAN JUMLAH BUAH PERTANAMAN

MISANO WUKU

Sampel 1 11 12

Sampel 2 18 7

Sampel 3 14 8

Sampel 4 9 16

Rata – rata 13 10,75

Dari tabel diatas dapat di lihat bahwa rerata jumlah buah pertanaman mentimun

adalah 4,25.Perlakuan pemupukan dengan NPK sangat berpengaruh terhadap

pertumbuhan tanaman termasuk dalam menghasilkan cabang-cabang yang produktif

untuk menghasilkan buah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lingga dan Marsono

(2004) yang menyatakan bahwa peranan utama dari nitrogen adalah untuk

merangsang pertumbuhan Keberadaan unsur P sangat berpengaruh terhadap

pembentukan buah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Jumin (1986) yang menyatakan

bahwa unsur P dapat bermanfaat untuk pembentukan sel-sel baru, pembentukan

bunga dan buah, mengurangi kerontokan bunga dan buah dan meningkatkan

ketahanan terhadap penyakit.Rendahnya produksi dari tanaman mentimun

dikarenakan cahaya matahari yang tinggi sehingga bunga yang dihasilkan lebih

banyak bunga jantan dibanding bunga betina.

25
4.3. Berat Buah Persampel

Tabel 4.3 Pengamatan Buah Persampel

TANAMAN BERAT BUAH PERTANAMAN

MISANO WUKU

Sampel 1 422,9 g 139,6 g

349,8 g 230,2 g

- 148,8 g

Sampel 2 361,7 g 141,2 g

507,5 g 244,8 g

316,2 g -

452,0 g -

432,0 g -

343,4 g -

312,0 g -

225,6 g -

231,9 g -

Sampel 3 437,0 g 177,2 g

420,0 g 146,7 g

420,2 g 129,0 g

309,9 g -

26
300,2 g -

423,0 g -

Sampel 4 292,8 g 190,3 g

316,8 g 146,2 g

299,0 g 178,2 g

419,2 g 153,5 g

- 145,4 g

- 192,8 g

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa berat buah tanaman mentimun adalah

normal Dari tabel pengamatan tersebut yang memiliki bobot berat buah tetinggi

adalah misamo = 507,5 g yaitu pada sampel pohon no 2 dan wuku = 244,8 g yaitu

pada sampel pohon no 2. Berat buah tanaman mentimun sangat dipengaruhi oleh

ketersediaan hara tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rismunandar (1981)

mengatakan bahwa tanaman akan tumbuh baik dan menghasilkan produksi tinggi

apabila tersedia cukup makanan. Pemupukan merupakan salah satu cara untuk

memenuhi kebutuhan hara tanaman.

4.4. Berat Hasil Persilangan

Tabel 4.4 Pengamatan Berat hasil Persilangan

TANAMAN BERAT BUAH PERSILANGAN PERTANAMAN

MISANO WUKU

Sampel 1 - -

27
Sampel 2 296,8 g -

Sampel 3 198,3 g 148,9 g

Sampel 4 - 132,0 g

Rata – rata 234,5 g 140,4 g

Dari percobaan budidaya tanaman timun yang dilakukan, tanaman timun

dilakukan persilangan pada bunga betina dan bunga jantan. Setelah disilangkan bunga

ditutup menggunkan kertas padi selama 12. Persilangan ini dilakukan pada pagi hari

dan di buka penutupnya pada sore hari. . Dari tabel diatas terdapat 4 buah hasil

persilangan dari tanaman timun, dari setiap sampel buah timun yang paling berat

adalah pada tanaman timun jenis misano sampel 2 dengan berat buah 296,8 g dan

yang paling kecil pada sampel 4 jenis timun wuku dengan berat buah 132,0 g. rata –

rata berat hasil persilangan nya adalah 234,5g dan 140,4 g.

4.5. Panjang Buah Hasil Persilangan

TANAMAN PANJANG BUAH PERSILANGAN PERTANAMAN

MISANO WUKU

Sampel 1 - -

Sampel 2 21,2 cm -

Sampel 3 17,2 cm 10,4 cm

Sampel 4 - 8,7 cm

Rata – rata 19.2 cm 9.55 cm

28
Dari percobaan budidaya tanaman timun yang dilakukan, tanaman timun

dilakukan persilangan pada bunga betina dan bunga jantan. Setelah disilangkan bunga

ditutup menggunkan kertas padi selama 12. Persilangan ini dilakukan pada pagi hari

dan di buka penutupnya pada sore hari. . Dari tabel diatas terdapat 4 buah hasil

persilangan dari tanaman timun, dari setiap sampel buah timun yang paling panjang

adalah pada tanaman timun jenis misano sampel 2 dengan panjang buah 296,8 g dan

yang paling kecil pada sampel 4 jenis timun wuku dengan panjang buah 132,0 g.

Rata – rata panjang buah hasil persilangan adalah 19,2 cm dan 9,55 cm.

4.6. Lebar Daun Persampel

Tabel 4.6 Pengamatan Lebar Daun Persampel

TANAMAN LEBAR DAUN PERSAMPEL

MISANO WUKU

Sampel 1 11,0 cm 8,9 cm

Sampel 2 14,6 cm 11,8 cm

Sampel 3 12,2 cm 9,2 cm

Sampel 4 9,7 cm 13,3 cm

Rata – rata 11,5 cm 10,5 cm

Dari praktikum yang dilakukan pertumbuahna tanaman timun menghasilkan

banyak daun dan buah, dari data diatas dapat dilihat lebar daun dari setiap tanaman

timun berbeda-beda, daun yang memiliki lebar paling besar adalah pada sampel 2

jenis misano

29
4.7 Lebar Diameter Persampel

TANAMAN LEBAR DAUN PERSAMPEL

MISANO WUKU

Sampel 1 14,0 cm 14,3 cm

Sampel 2 22,3 cm 12,8 cm

Sampel 3 18,2 cm 12,4 cm

Sampel 4 17,5 cm 16,2 cm

Rata – rata 17,75 cm 13,5 cm

Hasil pengamatan diameter pertanaman dapat dilihat pada tabel 4.7.

pertumbuhan vegetative terbaik terdapat padah timun jenis misano pada sampel no 2

yaitu 22,3 cm. yang pertumbuhan vegetative yang krang baik adalah pada tanaman

timun wuku pada sampel no 3.

30
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1.Penggunaan pupuk kandang sangat penting dalam budidaya mentimun karena dapat

memperbaiki struktur dan tekstur tanah, aerase tanah, serta dapat meng-aktifkan

mikroorganisme tanah.

2.Penggunaan pupuk NPK juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman mentimun dimana unsur N akan membantu pertumbuhan vegetatif

tanaman sedangkan unsur P akan membantu dalam pembentukan bunga dan buah

(generatif) tanaman. Keseimbangan penggunaan pupuk juga sangat mempengaruhi

proses pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman mentimun.

3.Faktor lain yang tidak kalah penting dalam budidaya mentimun adalah

pemeliharaan seperti penyiraman, penyiangan, pemangkasan cabang-cabang yang

kurang produktif serta pengendalian hama dan penyakit secara terpadu.

4.2 Saran

Dari hasil praktikum ini disarankan penggunaan bahan organik seperti pupuk

kandang guna memperbaiki struktur dan tekstur tanah. Perlu dilakukan lagi

31
penelitian dengan waktu panen yang tepat untuk mentimun seusuai dengan deskripsi

dan permintaan pasar.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2014. Produksi Sayuran Di Indonesia Tahun 1997 – 2013.

Berita Resmi Statistik. http:// bps.go.id. Diaksess pada tanggal 1 November 2015

pukul 20.00 WIB.

Crowder. 1997. Genetika Tumbuhan. Edisi kelima. Universitas Gadjah Mada

Press. Yogyakarta.

Daryanto, A, Sujiprihati, S, dan Syukur, M. 2010. Studi heterosis dan daya gabung

karakter agronomi cabai ( Capsicum annuum L.) hasil persilangan half diallel. J.

Agro. Indonesia. 38 (2) : 113-213.

Dirjen Hortikultura. 2011. Pedoman Penyusunan Deskripsi Varietas. Kementrian

Pertanian.

http://abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/H3313024_bab2.pdf

http://budidayamentimun.blogspot.com/2012/06/laporan-praktikum-budidaya-

mentimun.html

32
LAMPIRAN

BIODATA DIRI

DASAR – DASAR AGRONOMI UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Nama : Asrima

Tempat/Tanggal Lahir : Indrapuri, 10 – 10 – 1999

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Indrapuri IV, Flamboyan Petapahan

RT/RW : 04

Kel/Desa : 03

Kecamatan : Tapung

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Status : Mahasiswa

Kewarganeegaraan : Indonesia

Asal Sekolah : SMK Pertanian Terpadu Prov. Riau

Hobi : Membaca, Main Game, Makan, Tidur, Buat Tugas

Alamat Sekarang : jln Air Dingin 3 no 11, Kost Mutiara

33
Fakultas : Pertanian

Program studi : Agroteknologi

Kelas/semester :A/3

34

Anda mungkin juga menyukai