Buat Dikasi Ke Temen2
Buat Dikasi Ke Temen2
Prajuru LPD wajib menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Tahunan paling lambat 3 (tiga)
bulan setelah Tahun Buku LPD berakhir dalam Paruman Desa.
LPD wajib dilakukan audit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. Audit dilakukan
oleh :
a. Panureksa;
b. LPLPD; dan/atau
c. Lembaga Auditor yang ditunjuk.
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat membiayai pembinaan umum dan pengawasan
LPD melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
PEMBAGIAN KEUNTUNGAN
Pembagian keuntungan bersih LPD pada akhir tahun pembukuan ditetapkan
sebagai berikut :
a. Cadangan Modal 60 % (enam puluh persen);
b. Dana Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa 20% (dua puluh
persen);
c. Jasa Produksi 10% (sepuluh persen);
d. Dana Pemberdayaan 5% (lima persen) atau paling banyak Rp. 300.000.000
(tiga ratus juta rupiah); dan
e. Dana Sosial 5% (lima persen).
Prajuru LPD wajib menyetorkan Dana Pemberdayaan kepada LPLPD.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyetoran dan penggunaan Dana
Pemberdayaan diatur dalam Peraturan Gubernur.
PRODUK LPD
The products of lpds are savings deposit, term deposit and credit (loan) and
nowadays many lpd offers special saving products for certain activities or programs
for example, lpd pecatu: sibermas (simpanan berencana masyarakat) prepared for the
purposes of financing education (scholarships), old age savings or traditional and
religious ceremonies. so also with credits. some lpd offers various types of credits like
investment credits, consumpted loans, working capital credits, professional credits,
vehicle credits and so on. there are no other products as usually offered by commercial
banks.
basically the products offered by lpd in bali are the same, but maybe each lpd
has its own term for their products. for example: saving deposit in lpd pecatu is called
tabungan plus and in lpd kesiman is tabunga sukarela.’
Beberapa budaya Bali yang menunjang perkembangan LPD antara lain adalah nilai
kulawarga atau menyama-braya . Budaya menyama braya merupakan budaya diartikan sebagai suatu
ikatan persaudaraan yang menganggap orang lain itu adalah saudara , yang menyiratkan makna bahwa
dalam mengelola kekayaan diperlukan mentalitas dan perilaku masyarakat untuk
mengutamakan kepentingan umum. LPD di Bali masih sangat menjungjung tinggi budaya
menyama braya.
Budaya organisasi menyama braya memungkinkan menekan perlakuan negative
terhadap orang lain maka penyebab konflik dalam LPD dapat diminimalisir, sebab konsep
menyama braya berarti bahwa apabila kita menyakiti orang lain atau saudara kita sendiri sama
dengan menyakiti diri sendiri. kearifan lokal yang diterapkan di Lembaga Perkreditan Desa yaitu
kearifan lokal menyama braya ini dirasa tepat dalam hal menjaga hubungan antara sesama
karyawan LPD dan dengan masyarakat desa khususnya nasabah. Budaya menyama braya
dapat membantu badan pengawas dalam mencegah terjadinya kecurangan dalam
suatu organisasi dan dapat meningkatkan pengendalian internal organisasi karena
budaya menyama braya dapat menekan perlakuan pegawai melakukan kecurangan
didalam operasional LPD (Nova, 2015). Selain itu penyaluran kredit LPD kepada masyarakat
dilakukan dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan strategi manyama braya, yakni melayani
nasabah LPD atas dasar kebersamaan dan persaudaraan. Jika masyarakat desa atau nasabah yang
mengajukan kredit mengalami kredit macet, maka LPD akan berusaha mengatasi masalah ini
dengan mengedepankan konsep menyama braya Strategi menyama braya telah berhasil
membangun kepuasan dan loyalitas para nasabahnya.(Sadiartha, 2017).
Jika semua orang adalah saudara, maka terjalinnya hubungan sosial itu adalah sebagai
modal sosial (sosial invest), yang memungkinkan berkembangnya keselarasan hidup masyarakat
Bali. Menyama-braya, dengan demikian, merupakan bentuk toleransi dan solidaritas sosial yang
tersimpan dalam kearifan lokal.