Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS PRAKTIKUM

1. Percobaan Modulasi dan Demodulasi PAM dengan Sinyal Sinusoidal


Pada percobaan ini, sinyal informasi yang digunakan pada percobaan ini adalah
sinyal sinusoidal sebesar 1 Khz sedangkan sinyal sampling yang digunakan sebesar 8 Khz.
Secara teori, sinyal sampling yang digunakan (8 Khz) telah memenuhi syarat dari Nyquist
yaitu frekuensi cuplik (sampling) minimal harus 2 (dua) kali lipat frekuensi maksimum
yang dikandung sinyal yang bersangkutan (frekuensi informasi) sehingga tidak terjadi
fenomena aliasing (sinyal yang saling tumpah tindih antara sinyal satu dengan sinyal yang
lain).
Pada PAM, amplitudo pulsa-pulsa pembawa dimodulasi oleh sinyal pemodulasi
Amplitudo pulsa-pulsa pembawa menjadi sebanding dengan amplitudo sinyal pemodulasi.
Semakin besar amplitudo sinyal pemodulasi maka semakin besar pula amplitudo pulsa
pembawa.
Pembentukan sinyal termodulasi PAM dapat dilakukan dengan melakukan
pencuplikan (sampling), yaitu mengalikan sinyal pencuplik dengan sinyal informasi.
Proses ini akan menghasilkan pulsa pada saat pencuplikan yang besarnya sesuai dengan
sinyal informasi (pemodulasi). Kemudian proses Demodulasi PAM dilakukan dengan
prinsip kebalikan dari proses Modulasi PAM.

2. Percobaan Modulasi dan Demodulasi PAM dengan Sinyal DC (Direct Current Signal)
Pada percobaan ini, sinyal DC berlaku sebagai sinyal informasi sehingga secara
teori, keluaran sinyal termodulasi PAM adalah sinyal sampling berbentuk pulsa-pulsa
dimana memiliki frekuensi sebesar 8 Khz.. Proses pembentukan sinyal termodulasi PAM
dari sinyal informasi DC terbentuk karena adanya proses sinkronisasi dari sinyal
sinkronisasi yang berguna sebagai penanda dalam proses modulasi sinyal. Kemudian
proses Demodulasi PAM dilakukan dengan prinsip kebalikan dari proses Modulasi PAM.
3. Percobaan PAM Multiplexing
Pada percobaan ini, ada 2 sinyal informasi yang digunakan dalam percobaan ini.
Masing-masing sebesar 500 Hz dan 1 Khz. Prinsip multiplexing yang digunakan oleh
modulator PAM dalam melakukan proses multiplexing sinyal informasi adalah prinsip dari
TDM atau Time-Divison Multiplexing dimana beberapa sinyal informasi ditransmisikan
melalui satu kanal transmisi dengan masing-masing sinyal di transmisikan pada periode
waktu tertentu. Sinyal-sinyal tersebut kemudian masuk ke proses Sample and Hold yang
berfungsi untuk menentukan timing pencuplikan (sampling) dari sinyal yang akan
dimodulasikan. Kemudian blok diagram PAM Demodulator, akan terdiri dari bagian yang
lebih sederahana karena hanya terdiri dari saklar komutator ( pemutar) dan bagian low pass
filter.Keluaran dari bagian Modulator PAM berupa sinyal PAM akan dipilih oleh saklar
komutator jikainput masukanya banyak. Hasil sinyal keluaran dari saklar komutator masih
sama dengan hasilModulator PAM. Sedangkan pada bagian output LPF, sinyal termodulasi
PAM akan difiltersehingga keluaranya akan sama dengan sinyal masukan dari AFG. Perlu
diketahui bahwa ntara bagian modulator PAM dengan bagian demodulator PAM haruslah
sinkron frekuensi clocknya satu sama lain
KESIMPULAN

1. Pada PAM, amplitudo pulsa-pulsa pembawa dimodulasi oleh sinyal pemodulasi Amplitudo
pulsa-pulsa pembawa menjadi sebanding dengan amplitudo sinyal pemodulasi. Semakin
besar amplitudo sinyal pemodulasi maka semakin besar pula amplitudo pulsa pembawa.

2. Proses pembentukan sinyal termodulasi PAM dari sinyal informasi DC terbentuk karena
adanya proses sinkronisasi dari sinyal sinkronisasi yang berguna sebagai penanda dalam
proses modulasi sinyal.

3. Prinsip multiplexing yang digunakan oleh modulator PAM dalam melakukan proses
multiplexing sinyal informasi adalah prinsip dari TDM atau Time-Divison Multiplexing
dimana beberapa sinyal informasi ditransmisikan melalui satu kanal transmisi dengan
masing-masing sinyal di transmisikan pada periode waktu tertentu. Sinyal-sinyal tersebut
kemudian masuk ke proses Sample and Hold yang berfungsi untuk menentukan timing
pencuplikan (sampling) dari sinyal yang akan dimodulasikan. Kemudian blok diagram
PAM Demodulator, akan terdiri dari bagian yang lebih sederahana karena hanya terdiri
dari saklar komutator (pemutar) dan bagian low pass filter. Keluaran dari bagian Modulator
PAM berupa sinyal PAM akan dipilih oleh saklar komutator jika input masukannya
banyak. Hasil sinyal keluaran dari saklar komutator masih sama dengan hasil Modulator
PAM. Sedangkan pada bagian output LPF, sinyal termodulasi PAM akan difilter sehingga
keluaranya akan sama dengan sinyal masukan dari AFG. Perlu diketahui bahwa ntara
bagian modulator PAM dengan bagian demodulator PAM haruslah sinkron frekuensi
clocknya satu sama lain

Anda mungkin juga menyukai