PEMBAHASAN
Pasien mengeluh sesak napas yang dirasakan namun tidak seberat sebelumnya.
Pasien mengaku tidur menggunakan 2 bantal, sulit tidur dan sering terbangun malam
hari karena merasa sesak napas dan berkeringat dingin banyak. Keluhan utama yang
dirasakan oleh pasien adalah sesak nafas. Sesak nafas secara umum dapat disebabkan
oleh jantung ataupun paru. Pada pasien gagal jantung, terdapat gejala tipikal dan
kurang tipikal serta tanda spesifik dan kurang spesifik yang dapat digunakan untuk
menentukan penyebab keluhan pasien.(Tabel 1).
Gejala Tanda
Tipikal Lebih Spesifik
- Sesak napas - Peningkatan tekanan vena jugular
- Ortopneu - Reflex hepatojugular
- Paroxysmal nocturnal - Bunyi jantung ketiga (gallop)
dyspnea(sesak malam hari) - Laterally displaced apical impulse
- Penurunan toleransi latihan
- Mudah lelah, capek,
meningkatnya waktu yang
dibutuhkan untuk pulih setelah
latihan
- Pembengkakan pergelangan kaki
Atipikal Kurang Spesifik
- Batuk malam hari - Peningkatan berat badan
- Wheezing (mengi) (>2kg/minggu)
- Perasaan kembung - Penurunan berat badan (pada
- Kehilangan nafsu makan gagal jantung parah)
- Kebingungan (pada pasien usia - Tissue wasting (Cachexia)
tua) - Murmur jantung
- Depresi - Edema perifer (pergelangan kaki,
- Palpitasi selangkangan, dan skrotum)
- Pusing - Krepitasi pulmoner
- Sinkop - Penurunan udara masuk dan
- Bendopnea (sesak napas saat perkusi redup pada basal paru
membungkuk) (efusi pleura)
- Takikardi
- Denyut irregular
- Takipnu
- Pernapasan Cheyne Stokes
- Hepatomegali
- Asites
- Akral dingin
- Oliguria
- Tekanan pulsasi sempit
Tabel 1. Gejala dan tanda gagal jantung1
Pada pasien ditemukan beberapa gejala spesifik seperti sesak napas, ortopnea,
sesak pada malam hari, sesak napas dirasakan saat beraktivitas dan berkurang saat
istirahat, serta keluhan bengkak pada ekstrimitas bawah.Pada pasien tersebut dapat
dicurigai keluhan yang timbul disebabkan oleh gagal jantung. Sesak nafas dapat
disebabkan oleh gangguan ventilasi, distribusi dan perfusi. Pada gagal jantung
kemungkinan terjadi gangguan distribusi oksigen yang menyebabkan oksigen tidak
bisa diterima oleh sel sehingga sel-sel tubuh kekurangan oksigen. Keadaan hipoksia
sel tubuh memberikan respon berupa hiperventilasi pada pasien sehingga tubuh akan
mempercepat nafas untuk meningkatkan ambilan oksigen diluar tubuh sebagai usaha
untuk mengkompensasi hipoksia sel-sel tubuh.1
Keluhan orthopneu atau sesak yang timbul saat berbaring disebabkan oleh
pengaruh gaya gravitasi sehingga terdapat peningkatan volume darah intrathorakal
yang akan meningkatkan tekanan vena dan kapiler pulmonalis sehingga volume
penutupan pulmonalis (pulmonary closing volume) akan meningkat dan hasilnya
menurunkan kapasitas vital paru. Faktor lain adalah elevasi diafragma yang membuat
end-expiratory lung volume menjadi lebih rendah. Kombinasi kedua faktor tersebut
menngakibatkan gangguan pada sistem ventilasi yaitu pertukaran gas oksigen dan
karbondioksida antara alveoli dan kapiler.2
Bengkak ekstremitas bawah pasien dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan
osmotik pembuluh darah, penurunan tekanan onkotik plasma dan membran dinding
pembuluh darah. Pada pasien dengan kedaan gagal jantung terdapat bendungan di
pembuluh darah akibat kegagalan jantung untuk mendristibusikan darah keseluruh
tubuh. Sehingga bendungan pada pembuluh darah tersebut akan meningkatkan tekanan
osmotik pembuluh darah sehingga carian akan mengalir dari daerah bertekanan tinggi
ke tekanan yang rendah. Sehingga terjadi ekstravasasi cairan dari intravena ke jaringan
interstisial sekitar. Ditambah dengan pengaruh gravitasi dimana sesuai prinsip cairan
yang akan mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah, sehingga cairan
akan menumpuk di daerah distal tubuh seperti kaki dan tangan.2
Pada setiap orang penyebab dari gagal jantung yang dideritanya dapat bervariasi.
Pada pasien tersebut penyebab dari gagal jantung yang dideritanya dapat disebabkan
oleh hipertensi dan diabetes mellitus. Hipertensi yang menahun dapat menyebabkan
kegagalan jantung. Hipertensi akan menyebabkan kerja jantung semakin berat untuk
memompa darah keseluruh tubuh. Hipertensi akan menyebabkan peningkatan
afterload dan akhirnya terjadi hipertrofi ventrikel kiri sebagai mekanisme kompensasi
agar mempertahankan cardiac output untuk menyalurkan darah keseluruh tubuh.
Lama kelamaan akan terjadi disfungsi sistolik ventrikel kiri sehingga mengaktivasi
sistem neurohormonal dan renin angiostensin yang akan memicu retensi garam dan air
serta meningkatkan vasokonstriksi perifer sehingga memperparah keadaan.2
Pada pemeriksaan fisik pasien tersebut didapatkan peningkatan JVP, rhonki pada
paru dan edema pada kedua ekstremitas bawah. Tanda spesifik gagal jantung yang
ditemukan berupa peningkatan JVP, sedangkan tanda non spesifik berupa edema
perifer (Tabel 1). Sehingga hasil pemeriksaan fisik mempertegas bahwa pasien ini
mengalami gagal jantung. Setelah diketahui bahwa pasien ini mengalami
gagal jantung, dapat diperiksa lagi untuk mencurigai telah terjadi gagal jantung
kongestif pada pasien tersebut.2,7
Kriteria Mayor
- Paroxysmal Nocturnal Dyspnea
- Distensi vena leher
- Ronkiparu
- Kardiomegali
- Edema paruakut
- Gallop S3
- Peninggian tekanan vena jugularis ≥ 8 cm
H2O
- Reflukshepatojuguler
- Edema pulmonal, kongestiviseral, atau
kardiomegali
Kriteria Minor
- Edema ekstremitas
- Batukmalamhari
- Dyspnea d’effort
- Hepatomegali
- Efusi pleura
- Penurunankapasitas vital 1/3 dari normal
- Takikardia (>120/ menit)
Pada pasien ini ditemukan Paroxsmal Nocturnal Dyspnea (PND), rhonki pada
paru, kardiomegali, dan peningkatan JVP. Keluhan dan temuan diatas masuk dalam
kriteria mayor Framingham. Sedangkan keluhan pasien berupa bengkak di ekstremitas,
batuk malam, dan dyspneu on effort masuk kedalam kriteria minor Framingham (Tabel
2). Seseorang dapat dikatakan gagal jantung kongestif apabila
memenuhi syarat 2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor ditambah 2 kriteria minor. Pada
pasien ini terdapat 4 kriteria mayor dan 3 kriteria minor. Sehingga mencukupi dalam
kriteria Framingham untuk disebut gagal jantung kongestif.1
1. Ponikowski P, Voors AA, Anker SD, Bueno H, Cleland JGF, Coats AJS, et al.
2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart
failure: The Task Force for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart
failure of the European Society of Cardiology (ESC) Developed with the special
contribution of the Heart Failure Association (HFA) of the ESC. Eur Heart J. 2016
Jul 14;37(27):2129–200.
2. Kemp CD, Conte JV. The pathophysiology of heart failure. Cardiovasc Pathol.
2013 Sep;21(5):365–71.
3. Stratton IM, Adler AI, Neil HA, et al. Association of glycaemia with
macrovascular and microvascular complications of type 2 diabetes (UKPDS
35): prospective observational study. BMJ 2000;321:405–12. DOI:
http://dx.doi.org/10.1136/ bmj.321.7258.405
4. Metra M, Zacà V, Parati G, et al. Cardiovascular and noncardiovascular
comorbidities in patients with chronic heart failure. J Cardiovasc Med
(Hagerstown) 2011;12:76–84. DOI:10.2459/JCM.0b013e32834058d1; PMID:
20962666
5. Nagoshi T, Yoshimura M, Rosano GM, et al. Optimization of cardiac
metabolism in heart failure. Curr Pharm Des 2011;17(35):3846–53. PMID:
21933140; PMCID:PMC3271354
6. Rosano GM, Fini M, Caminiti G, Barbaro G. Cardiac metabolism in myocardial
ischemia. Curr Pharm Des 2008;14:2551–62. PMID: 18991672
7. Kabo, Peter. Bagaimana Menggunakan Obat-Obat KardiovaskularSecara
Rasional. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2013.
8. Siswanto B, Hersunarti N, Erwinanto, Barack R, Pratikto R, Nauli S, et al.
Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. 1st ed. Jakarta: Perhimpunan Dokter
Spesialis Kardiovaskular Indonesia; 2015.
9. Haas SJ, Vos T, Gilbert RE, et al. Are beta-blockers as efficacious in patients
with diabetesmellitusasinpatientswithoutdiabetesmellituswhohavechronicheart
failure?Ameta-analysisof large-scaleclinicaltrials.AmHeartJ2003;146:848– 53.
10. Bell DS, Lukas MA, Holdbrook FK, et al. The effect of carvedilol on mortality
risk inheartfailurepatientswithdiabetes:Resultsof ameta- analysis.CurrMedRes
Opin 2006;22:287–96
11. Zinman B et al. Empagliflozon, Cardiovascular outcomes in type 2 diabetes.
NEJM 2015;373:2117-28 4.
12. Margulies KB et al. Effects of Liraglutide on Clinical Stability Among Patients
With Advanced Heart Failure and Reduced Ejection Fraction: A Randomized
Clinical Trial. JAMA, 2016 Aug 2; Vol. 316 (5), pp. 500-8 5.
13. Marso SP et al. Semaglutide and cardiovascular outcomes in patients with type
2 diabetes. NEJM 2016;375:1834-44