190576-Bismillah Osce Dan Ujian SPV
190576-Bismillah Osce Dan Ujian SPV
1. NEFRO
CONTOH KASUS DIAGNOSIS TATALAKSANA
Relaps:
Kembali ke awal Prednison 2 mg/kgBB/hari ( 4 minggu
CD) 4 minggu AD 2 minggu tap off
NON FARMAKO
Overfill Makanan Biasa
-Energi (berdasarkan usia 7-9 tahun)
80 kkal/kgBB/hari x 23 kg = 1840 kkal/hari
-Protein 1-2 gr/kgBB/hari
2 gr/kgBB/hari x 23 kg = 46 gr/hari
-Diet rendah Na 1-2 gr/hari
4.Hiperlipidemia
Hipoalbuminemiaprotein (albumin) yang mengikat lemak
untuk transportasi berkurang sehingga menyebabkan:
1)kompensasi sintesis lemak meningkat (lipid dan
lipoprotein hati); 2)katabolisme lipid menurun
Hiperlipidemia
b.Epilepsy:
dilanjutkan OAE
Asam valproat 15-40 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis
3. KARDIO
CONTOH KASUS DIAGNOSIS TATALAKSANA
DSS
DHF+Tanda shock
Takikardi, ekstremitas dingin, CRT panjang, HR lemah,
letargi(↓perfusi otak)
Pulse pressure<20 mmHg
Hipotensi sistolik
TIFOID Anamnesis Non farmako:
Anak laki-laki 9 tahun 8 bulan masuk dengan keluhan Inkubasi 10-14 hari Tirah baring
demam yang dialami sejak 7 hari sebelum masuk RS. Minggu I Diet lunak, rendah selulosa
Demam bersifat naik turun, sering pada sore dan malam hari -Demam, sore malam tinggi (intermitten) Terapi simptomatik & suportif (cairan, antipiretik &
dan siang hari berkurang. Demam pernah menurun malam -Nyeri kepala antiemetic)
hari setelah minum paracetamol syrup 1 sdm. Ada batuk 3 -Pusing
hari setelah demam dan berlendir. Ada nyeri kepala, nafsu -Myalgia Farmako:
makan menurun setelah demam. Ada muntah isi makanan 2 -Ggn GIT (anoreksia, mual muntah, diare, konstipasi) Cephalosporin generasi 3
kali sehari setelah demam. Tidak ada riwayat keluar kota, Minggu II -Ceftriaxon 80 mg/kgBB/hari intravena atau intramuscular,
tidak ada keringat saat demam. Tidak kejang, tidak nyeri -Ggn kesadaran sekali sehari, 5 hari pemberian
menelan. Riwayat belum BAB 4 hari sebelum masuk RS. -Demam -Cefixime 10 mg/kgBB/hari, dibagi 2 dosis, selama 10 hari
BB 34 kg Pemfis
TB 136 cm -Foetor ex ore (bau mulut tidak sedap karena demam lama) *Chloramphenicol sudah jarang digunakan, menyebabkan
-Coated tongue (lidah kotor bagian tengah dan tepi supresi BM pada anak & baby grey syndrome pada ibu
ETIOLOGI hiperemis, dan tremor) hamil
S. Typhii -Bradikardi relative (peningkatan suhu tidak diiringi dengan
Antigen O: Polisakarida dinding sel peningkatan HR) Komplikasi:
Kolfagel H: Menyebabkan salmonella mobile,hambat -Meteorismus Intestinal:
fagositosis -Hepatosplenomegali Perforasi
Kapsul Vi: Menentukan virulensi S.Typhii, hambat aktivasi -Rose spot (bintik kemerahan pada region abdomen atas) Ekstra intestinal:
komplemen Pankreatitis tifosa
Penunjang Miokarditis
PATOGENESIS 1.Darah (leukopeni/N/leukositosis, Gangguan kesadaran
Transmisi feco-oral melewati pertahanan tubuh sal cerna Trombositopenia, anemia ringan; o/karena
(saliva, HCl) Ileum (melewati IgA mukosa usus)Plak endotoksin&mediator endogen mensupresi BM) Status tifosa:
peyeri atau folikel limfoid usus halus (focus infeksi, panggil 2.Widal Bibir kering
makrofag) Masuk ke sistem limfe mesenterial ke dalam Mulai minggu I Rambut kering
sirkulasi darah (Ductus toracicusgallbladder Puncak minggu 4 Kulit kering
BAKTEREMIA I ASIMPTOMATIKdorman di Bertahan 6-12 bulan Kesadaran menurun
gallbladder)sekresi empedu(bakteri keluarampula +O> 1/320
vaterkeluar di duodenum plak peyeri) Fokus infeksi +H> 1/640 *Pada pasien ini diberikan:
pecah mencapai jaringan RES (hepar, lien, sumsum tulang 3.Tubex IVFD Ringer Laktat 24 tpm
untuk bermultiplikasi)) BAKTEREMIA II atau Deteksi IgM antibody anti-S.Typhii Ceftriaxone 2 gr/24 jam/intravena dalam NaCl 0.9% 100 mL
sekunderKuman mencapai sirkulasi darah untuk <2 negatif habis dalam 30 menit
menyerang organ lain (intra dan ekstra intestinal) 3 borderline Paracetamol 350 mg/8 jam/intravena bila demam
4-5 infeksi tifoid aktif Domperidone 10 mg/8 jam/oral
6-10indikasi kuat tifoid aktif Ambroxol syrup 0.5 mg/kgBB/kali
4.Kultur darah/tinja (media SS agar) =15 mg/8 jam/oral
Minggu 1: kultur darah Makanan biasa
Minggu2-3:feses & urin -Energi = 80 kkal/kgBB/hari x 34 = 2700 kkal/hari
-Protein = 1-2 gr/kgBB/hari x 34 = 68 gr/hari
Resep:
R/Ringer laktat 500 ml kolf No I
S 24 gtt/menit/intravena
R/Ceftriaxone 1 gr inj No II
S 2 gr/24 jam/intravena
R/Paracetamol inj No III
S 350 mg/8 jam/intravena
R/Domperidone 10 mg tab No III
S 10 mg/8 jam/oral
R/Ambroxol 15 mg syr No I
S 3 dd I cth
VARICELLA ANAMNESIS FARMAKO
Anak perempuan 12 tahun datang dengan demam dirasakan -Keluhan utama (demam, vesikel, gatal) 1.IVFD Asering 30 tetes per menit
sejak 3 hari yang lalu. Demam dirasakan terus-menerus, -Demam sejak kapan? Hilang timbul atau terus-menerus? 2.Paracetamol 500 mg/8 jam/oral (bila demam)
tidak disertai menggigil. Pasien juga mengeluh ada Demam disertai menggigil atau tidak? 3.Acyclovir tube 5% oles pagi-sore
gelembung pada seluruh tubuh yang awalnya muncul pada -Gelembung muncul di mana? Awalnya muncul di mana 4.Tirah baring
bagian perut lalu menjalar ke seluruh tubuh. Gelembung kemudian menjalar kemana? Ada perubahan dari 5.Edukasi
tersebut dirasakan sangat gatal. Pasien juga mengeluh nyeri gelembung menjadi bentuk lain atau tidak? Ada gatal atau
kepala yang hilang timbul. Tidak kejang, tidak batuk, tidak tidak? Gatal memberat saat kapan? Resep:
sesak, tidak mual, tidak muntah. Anak mau makan dan -Nyeri kepala sejak kapan? Deskripsi nyeri? Lokasi nyeri? R/Asering 500 ml kolf No I
minum.BAB BAK normal. Skala NRS? Diperberat dengan apa? Membaik tidak dengan S 30 gtt/menit/intravena
istirahat? R/Paracetamol 500 mg No III
BB 53 kg S 3 dd I tab aggr.febr
TB 150 cm PEMFIS R/Acyclovir tube 5% No I
Status gizi obes Tanda vital (demam) S ue
Status dermatologi (Vesikel dan bulla dengan dasar eritema
disertai krusta, regio: generalisata)
5.GIZI
KASUS TATALAKSANA
Soal 1: Anak laki-laki usia 1 tahun 5 bulan, BB 6.5 kg, PB 75 cm. Datang dengan keluhan 1.Status gizi:
malas makan dan minum sejak bulan sebelum masuk RS. Anak tampak kurus. Tidak BB/TB = Terletak di bawah -3SD (gizi buruk)
demam, tidak kejang. Tidak batuk, tidak sesak. Tidak muntah. BAB dan BAK normal. TB/U = Terletak di antara -2SD dan -3SD atau
Dari pemeriksaan fisis ditemukan tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan 75/81 x 100% = 92.5% (mild stunting)
inspeksi dada, ada iga gambang, bunyi napas dan jantung dalam batas normal.Pada BB/U = Terletak di bawah -3SD (gizi buruk)
abdomen tidak ada distended abdomen, peristaltic kesan normal, hepar dan lien tidak
teraba. Pada ekstremitas didapatkan adanya wasting, baggy pants, tidak ada edema.
Pertanyaan: 2.Kebutuhan cairan pasien:
1.Tentukan status gizi pasien ini? Kebutuhan cairan maintenance
2.Berapa kebutuhan cairan pasien ini? IVFD KaEN 3B 100 ml/kgBB/hari x 6.5 kg
3.Berapa kebutuhan kalori pasien ini? 100𝑥 6.5𝑥20
= 9 𝑡𝑝𝑚 ~10 𝑡𝑝𝑚
4.Bagaimana cara pemberian nutrisi pasien ini? 24𝑥60
5.Tentukan jenis nutrisi pasien ini?
6.Bagaimana pemantauan dan evaluasi pasien ini? 3.Kebutuhan kalori pasien:
RDA Kebutuhan
1-3 100
4-6 90
7-9 80
10-12 70
14-16 60
16-18 50
9.STIMULASI 6.Evaluasi/monitoring:
10.TINDAK LANJUT Respon jangka pendek: Daya terima makanan; Toleransi sal cerna; Efek samping sal cerna
Respon jangka panjang: Menilai penyembuhan penyakit; Menilai tumbuh kembang
Soal 2: Anak laki-laki usia 10 tahun, BB 20 kg, TB 135 cm, LK 45 cm. Datang dengan keluhan 1.Status gizi
malas makan dan minum, BB sulit naik, tidak demam, tidak kejang, tidak batuk, tidak BB/TB = 20/28 x 100% = 71.4% (Gizi kurang)
sesak, tidak mual muntah. BAB BAK normal. TB/U = 135/139 x 100% = 97% (perawakan normal)
Dari pemeriksaan fisis ditemukan tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan BB/U =20/32 x 100% = 62.5% (BB sangat kurang)
inspeksi dada, ada iga gambang, bunyi napas dan jantung dalam batas normal.Pada Klinis: Gizi buruk
abdomen tidak ada distended abdomen, peristaltic kesan normal, hepar dan lien tidak
teraba. Pada ekstremitas didapatkan adanya wasting, baggy pants, tidak ada edema. 2.Kebutuhan cairan:
Maintenance: (10x100) + (10x50) / 72 = 20 tpm
Pertanyaan: KaEN 3B 20 tetes/menit/intravena
1.Tentukan status gizi pasien ini?
2.Berapa kebutuhan cairan pasien ini? 3.Kebutuhan kalori: >7 tahun, pakai PNC (*BBI berdasarkan TB)
3.Berapa kebutuhan kalori pasien ini? Fase stabilisasi = 50% x BBI x RDA = 50% x 28 x 70 = 980 kkal/hari8x pemberian
4.Bagaimana cara pemberian nutrisi pasien ini dan jenisnya? Fase transisi = 75% x BBI x RDA = 75% x 28 x 70 = 1470 kkal/hari 8x pemberian
5.Kebutuhan mikronutrien? Fase rehabilitasi = 100% x BBI x RDA = 100% x 28 x 70 = 1960 kkal/hari8x pemberian
5.Kebutuhan mikronutrien:
Vit A >1 tahun 200.000 IU
Vit B kompleks 1 tab/24 jam/oral
Vit C : BB >5 kg1 tab/12 jam/oral
Asam Folat 5 mg/24 jam/oral hari pertama, selanjutnya turun jadi 1 mg/24 jam/oral
Fe tunda sampai 1 minggu bebas diare
6.RESPI
3.TB Paru Tes tuberculin dilakukan berdasarkan adanya hipersensitivitas tubuh akibat adanya infeksi oleh M.Tuberkulosis sebelumnya. Hal
Anak perempuan 11 tahun datang dengan keluhan sesak. ini yang dimediasi oleh sel2 limfosit T (CMI) yang telah tersensitisasi akibat terinfekasi oleh M.Tuberkulosis secara alamiah.
Demam tidak ada, kejang tidak ada, mual muntah tidak ada.
A.PERSIAPAN PASIEN
Ada batuk berlendir, tidak disertai darah, sejak 1 bulan yang
lalu. Anak malas makan dan minum. BAB BAK normal. Riwayat 1.Perkenalkan diri
kontak dengan penderita TB dewasa disangkal, riwayat 2.Jelaskan indikasi
menjalani pengobatan TB pada Mei 2017 tetapi berhenti -Anak dengan gejala dan tanda sakit TB
setelah 4 bulan terapi. Riwayat dirawat di RS dengan keluhan -Kontak erat dengan penderita TB dewasa aktip (BTA +)
yang sama sebanyak 2 kali terakhir tanggal 04/02/2018 selama - Anak dengan faktor resiko tinggi terpapar TB (tuna wisma, alkoholik,pengguna Narkoba suntik).
10 hari. -Pasien imunokompromais (infeksi HIV, sindroma nefrotik, keganasan) dan pasien yang akan mendapat imunosupresan jangka
panjang.
BB 18 kg -Bayi yang akan mendapat BCG di atas usia 3 bulan.
TB 128 cm 3.Jelaskan prosedur:Tes ini dilakukan dengan menginjeksikan tuberculin tes dosis 0,1 cc, secara intrakutan di bagian volar lengan
BB/TB 52% (gizi buruk) bawah. Reaksi tuberculin mulai 5-6 jam setelah penyuntikan dan indurasi maksimal terjadi setelah 48 – 72 jam dan selanjutnya
TB/U 90% (mild stunting) berkurang selama beberapa hari. Pembacaan dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan. Pengukuran dilakukan terhadap indurasi
BB/U 48% (gizi buruk) yang timbul, bukan pada bagian yang hiperemis atau eritemanya. dilakukan pada ruangan dengan pencahayaan yang baik dan
lengan bawah sedikit dikolfeksikan pada siku. Hasil pembacaan diukur dan ditulis dalam ukuran millimeter.
Pemfis: 4.Inform consent
Tanda vital B.PROSEDUR TEST TUBERKULIN
BP 90/60 mmHg 1. Persiapkan alat dan bahan
HR 110 kali/menit • Sarung tangan steril
RR 40 kali/menit • Spoit 1 cc, dan 3 cc
T 36.5 derajat Celcius • PPD RT-23 2TU atau PPD S 5TU
Paru: Vocal fremitus meningkat pada kedua hemithorax, bunyi • Kapas Alkohol
napas bronchovesikuler, ronkhi bilateral di kedua lap paru • Adrenalin Ampul
• Penggaris/mistar
Foto thorax: TB milier 2. Pasien dibaringkan terlentang, posisikan lengan bawah kiri/kanan pasien dalam posisi volar.
Uji tuberculin: 10 mm 3. Lakukan cuci tangan rutin dan gunakan handscoen steril
4. Ambil 0,1 ml (5 Tuberculin Unit) antigen PPD dengan menggunakan spoit 1 cc.
5. Tentukan daerah injeksi, yaitu daerah yang bebas lesi dan jauh dari vena, kemudian disinfeksi dengan menggunakan kapas
alcohol. Jika lengan kiri tidak memenuhi syarat, dapat diganti dengan lengan kanan.
6. Injeksikan antigen PPD secara intrakutan, degan bevel menghadap ke atas, injeksikan hingga terbentuk gelembung.
Patogenesis 7. Cabut jarum perlahan, buang ke tempat sampah tajam.
M.Tb masuk melalui dropletInkubasi selama 2-12 minggu
C.INTERPRETASI(setelah 48-72 jam)
dilawan o/ IgA anak dan mekanisme imunitas seluler
Hasil interpretasi:
sebagian mati, sebagian menetap membentuk FOKUS PRIMER
0 – 4 mm : negatif (kalau negative palsu bisa disebabkan: penyuntikan subkutan, premature, dalam masa inkubasi)
menyebar secara limfogen (LIMFANGITIS) menuju ke
5 – 9 mm : ragu-ragu, tes ulang 2 minggu lagi tapi jika anak immunocompromized atau gizi buruk dianggap +
limfe regional (LIMFADENITIS) FOKUS PRIMER + LIMFANGITIS
≥ 10 mm : positif infeksi TB, post BCG, infeksi Mycobacterium atipik
+ LIMFADENITIS KOMPLEKS PRIMER Bersirkulasi dalam
tubuh mencari tempat yang banyak vaskuler kembali ke Sistem Skoring TB + >=6
paru TB post primer Parameter 0 1 2 3
Diagnosis Kontak TB Tidak jelas Tidak ada BTA – atau BTA + atau
1.Anamnesis kontak tidak jelas kontak jelas
Gejala umum TB anak tidak khas.
-BB turun tanpa sebab yang jelas atau tidak naik dengan Uji Tuberkulin - - - + >=10 mm atau
adekuat atau tidak naik dalam 1 bulan setelah diberikan upaya >= 5 mm
perbaikan gizi yang baik (Immunokompromised)
-Demam lama >=2 minggu atau berulang tanpa sebab yang
jelas, demam umumnya tidak tinggi Status Gizi - BB/TB < 90% BB/TB < 70% -
-Batuk lama >=3 minggu, bersifat non remitting (tidak pernah BB/U < 80% BB/U < 60%
reda atau intensitas makin lama makin parah)
-Anoreksia (nafsu makan menurun) disertai gagal tumbuh Demam >=2 minggu - >= 2 minggu - -
-Lesu, malaise, anak kurang aktif Batuk >=3minggu - >= 3 minggu - -
-Pembesaran kel limfe regional/superficial (tidak sakit) dan
biasanya multiple Limfadenopati - >= 1 cm, jumlah >1, - -
-Ada riwayat kontak tidak nyeri
Pembengkakan - Bengkak (+) - -
2.Pemeriksaan Fisik tulang/sendi
-Antropometri: Gizi kurang
-Suhu: Subfebris Foto thorax Normal Sugestif TB - -
-Paru: ronkhi kasar (di apex paru +++)
-Organ tertentu:
TB vertebra: gibbus, kifosis, paraparesis, paraplegia *Skor TB pada pasien ini = 7
TB koksae/genu: jln pincang, nyeri pangkal paha dan lutut Kontak TB = 0
Skrofuloderma: Ulkus kulit dengan skin bridge biasa terjadi di Uji tuberculin = 3
leher, axilla, inguinal Status gizi = 2
Meningitis TB: kaku kuduk dan tanda rangsang menings + Demam = 0
Konjungtivitis kolfiktenularis: Bintik putih di limbus kornea yang Batuk = 1
nyeri Limfadenopati = 0
Pembengkakan tulang/sendi = 0
3.Pemeriksaan Penunjang Foto thorax = 1
-Uji tuberculin
-Uji sputum BTA (bilas lambung): pasien dipuasakan 3 jam
sebelumnya, lalu ambil bilas lambung (SPS)
-Foto thorax AP dan lateral kanan:
Pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan atau tanpa
infiltrate
Atelektasis
Konsolidasi segmental atau lobar
Bercak milier
Kalsifikasi dengan infiltrate Penatalaksanaan
Tuberkuloma
Dosis OAT Anak
Jenis Obat Dosis harian Dosis max (mg/hari) Efek samping
(mg/kgBB/hari)
Isoniazid (H) (7-15) 10 300 Hepatotoksik, neuritis perifer
sediaan 100,300
Rifampicin (R) (10-20) 15 600 Gangguan GI, reaksi kulit,
sediaan 150,300,450 hepatotoksik, urin merah
Pirazinamide (Z) (30-40) 35 2000 Hepatotoksik, artralgia, gangguan GI
sediaan 500
Ethambutol (E) (15-25) 20 Irreversibel neuritis optic,
sediaan 500 hipersensitivitas, ggn GI
Streptomicin (S) 15-40 1000 Ototoksisitas, nefrotoksisitas
sediaan 1 gr
Pemfis
KU: Sakit berat
Paru: Wheezing +/+
Penunjang
Spirometri: Variabilitas, reversibilitas, ada penurunan FEV1 70%
AGD: PCO2 rendah (hipoksemia)
Lab: IgG, eosinofil
Penatalaksanaan
Oksigen 2L/menit: SpO2 92%
Nebulisasi salbutamol 2.5 ml + NaCl 2.5 ml dalam 15-20 menit,
dapat diulang 3 kali dalam 1 jam (tiap 20 menit sekali)
Jika membaik ganti salbutamol oral + kortikosteroid, tidak
membaik ganti combivent
Anak laki-laki 2 tahun 10 kg dibawa dengan keluhan pucat, Anamnesis Mengetahui faktor penyebab: riwayat nutrisi dan kelahiran,
diare, dan mimisan. Tanda-tanda vital dalam batas normal. adanya perdarahan yang abnormal, pasca pembedahan.
-Pucat sejak kapan? Ada pencetus atau perdarahan? (Pucat
Ikterus tidak ada.
yang berlangsung lama tanpa manifestasi perdarahan) Preparat besi
Hb 7 gr/dl
-Intake nya bagaimana? ASI sampai berapa bulan?
WBC 5800/ul Preparat yang tersedia ferous sulfat, ferous glukonat, ferous
-Sanitasi? (susp cacing tambang)
RBC 4.000.000/ul fumarat, dan ferous suksinat.
-Riwayat kehamilan? (dulu sering minum preparat Fe saat
Ferritin 10 ng/ml Dosis besi elemental 3-6 mg/kgBB/hari. Respons terapi dengan
hamil tidak?)
Ht 22% menilai kenaikan kadar Hb/Ht setelah satu bulan, yaitu
-Riwayat kelahiran?
PLT 245000/ul kenaikan kadar Hb sebesar 2 g/dL atau lebih.
-Disertai demam atau tidak?
-Gemar memakan makanan yang tidak biasa? ( - pica) Bila respons ditemukan, terapi dilanjutkan sampai 2-3 bulan.
Anamnesis, pemfis?
-Sering memakan bahan makanan yang kurang mengandung Komposisi besi elemental:
Hitung indeks eritrositnya!
zat besi atau bahan makanan yang menghambat penyerapan
Diagnosisnya? Ferous fumarat: 33% merupakan besi elemental
zat besi? seperti teh, telur, keju, susu? (kalsium dan fitat
Tatalaksana! Ferous glukonas: 11,6% merupakan besi elemental
(beras, gandum), serta konsumsi susu sebagai sumber energi
utama sejak bayi sampai usia 2 tahun (milkaholics)) Ferous sulfat: 20% merupakan besi elemental
Definisi
Anemia akibat ↓penyediaan Fe untuk eritropoeisis Pemeriksaan fisis
-Bila kadar Hb <5 g/dL ditemukan gejala iritabel dan anoreksia Transfusi darah
Metabolisme besi -Konjuntiva pucat ditemukan bila kadar Hb <7 g/dL
1. Fase luminal Jarang diperlukan, hanya diberi pada keadaan anemia yang
-Tanpa organomegali sangat berat dengan kadar Hb <4g/dL. Komponen darah yang
Di lambung: besi lepas dari ikatan o/karena HCL -Ada peteki atau sumber perdarahan lainnya?
2. Fase mucosal diberi PRC.
-Facies couley (pada Thalassemia)?
-Mukosa duodenum&jejunum proksimal: besi direduksi -Dapat ditemukan: koilonikia, glositis, stomatitis angularis,
Fe3+Fe2+ o/enzim feri reduktase atrofi papil lidah, takikardia, gagal jantung protein-losing Pencegahan
-Fe2+ masuk sitoplasma melalui DMT1(Divalent Metal enteropathy
Transporter) -Rentan terhadap infeksi -Mempertahankan ASI eksklusif hingga 6 bulan
-Sebagian (ferritin) disimpan di retikuloendothelilal -Gangguan pertumbuhan dan tanda gizi buruk -Menunda pemakaian susu sapi sampai usia 1 tahun
hepar&limpa -Menggunakan sereal/makanan tambahan yang difortifikasi
-Sebagian lolos ke kapiler usus Pemeriksaan penunjang tepat pada waktunya, yaitu sejak usia 6 bulan sampai 1 tahun
3. Fase korporeal -Darah lengkap yang terdiri dari: -Pemberian vitamin C seperti jeruk, apel pada waktu makan
Fe2+ diserap enterosit masuk ke kapiler usus diikat hemoglobin rendah; dan minum preparat besi untuk meningkatkan absorbsi besi,
o/apotransferin (1 transferin ikat 2 mol Fe2+) MCV, MCH, dan MCHC rendah. serta menghindari bahan yang menghambat absorbsi besi
*Red cell distribution width (RDW) yang lebar dan MCV yang seperti teh, fosfat, dan fitat pada makanan.
Klasifikasi derajat defisiensi Fe rendah merupakan salah satu skrining defisiensi besi. Nilai -Menghindari minum susu yang berlebihan dan meningkatkan
1. Deplesi besi (cadangan Fe↓) RDW tinggi >14.5% pada defisiensi besi, bila RDW normal makanan yang mengandung kadar besi yang berasal dari
2. Eritropoeisis def besi (<13%) pada talasemia trait. hewan
(cadangan Fe kosong, penyediaan u/ eritropoeisis ↓) -Apusan darah tepi: mikrositik, hipokromik, anisositosis, dan
3. Anemia def besi poikilositosis.
(cadangan Fekosong, penyediaan u/ eritropoeisis ↓, -Kadar besi serum yang rendah, TIBC, serum ferritin <12 ng/mL
anemia secara laboraatorik) dipertimbangkan sebagai diagnostik defisiensi besi
-Nilai retikulosit: normal atau menurun, menunjukkan produksi
sel darah merah yang tidak adekuat.
-Serum transferrin receptor - (STfR): sensitif untuk menentukan
Etiologi defisiensi besi, mempunyai nilai tinggi untuk membedakan *Pada pasien ini, tatalaksana:
Perdarahan anemia defisiensi besi dan anemia akibat penyakit kronik
Ferrous sulfat 3 mg/kgBB/hari = 30 mg/24 jam/oral selama 2-3
Nutrisi -Kadar zinc protoporphyrin (ZPP) akan meningkat
bulan
Kebutuhan ↑
-Terapi besi - (therapeutic trial): respons pemberian preparat
Ggn absorpsi Pantau dengan retikulosit (biasanya meningkat pada hari
besi dengan dosis 3 mg/ kgBB/hari, ditandai dengan kenaikan
keempat), dan Hb (meningkat setelah 1 minggu)
jumlah retikulosit antara 5–10 hari diikuti kenaikan kadar
Patofisiologi
hemoglobin 1 g/dL atau hematokrit 3% setelah 1 bulan
Etiologi (perdarahan/nutrisi/kebutuhan/absorpsi) Iron
menyokong diagnosis anemia defisiensi besi. Kira-kira 6 bulan R/Ferrous sulfat 30 mg No XC
depleted state(negative iron balance: ↓ferritin serum;
setelah terapi, hemoglobin dan hematokrit dinilai kembali
↑absorpsi dlm usus)Eritropoeisis def Fe (↑free S 1 dd 1 a.c
untuk menilai keberhasilan terapi.
protoporfirin; saturasi transferin/rasio Fe dan TIBC↓;
TIBC↑) Anemia mikrositik hipokrom Kriteria diagnosis ADB menurut WHO: R/Asam ascorbat 200 mg No XC
1.Kadar Hb kurang dari normal sesuai usia S 1 dd 1 a.c
*Hitung Indeks Eritrosit 2.Konsentrasi Hb eritrosit rata-rata 31% (N: 32-35%)
MCV = Ht/RBC (dalam juta) x 10 3.Kadar Fe serum <50 μg/dL (N: 80-180 μg/dL)
MCH = Hb/RBC (dalam juta) x 10 4.Saturasi transferin <15% (N: 20-50%)
MCHC= Hb/Ht x 100%
Kriteria ini harus dipenuhi, paling sedikit kriteria nomor 1, 3,
Jawab: dan 4. Tes yang paling efisien untuk mengukur cadangan besi
MCV = 22/4 x 10 = 55 kolf (N=80-100 kolf) tubuh yaitu ferritin serum. Bila sarana terbatas, diagnosis
MCH = 7/4 x 10 =17.5 pg (N=27-32 pg) dapat ditegakkan berdasarkan:
MCHC =7/22 x 100% =31% Anemia tanpa perdarahan
Tanpa organomegali
Diagnosis Gambaran darah tepi: mikrositik, hipokromik, anisositosis, sel
Anemia def Fe target
Respons terhadap pemberian terapi besi
9.ALERGI
Pertanyaan: 2015-16-34
-Berapa umur kronologis? 2014-08-17-
-Status gizi? 0001-08-17 (Usia kronologis 1 tahun 8 bulan 17 hari)
-Interpretasi pertumbuhan anak?
-Konseling yang anda berikan berdasarkan hasil assessment 2.Status gizi:
pertumbuhan! BB/TB = terletak di antara median dan +1SD (gizi baik)
BB/U = terletak di antara median dan -2SD (BB cukup)
Atau pake CDC:
TB/U = 75/83 x 100% = 90% (mild stunting)
LK = 40 cm (45 cm-51 cm)mikrocephal
4.Konseling:
Anjuran untuk pemeriksaan selanjutnya:
a)Periksa bone age
Usia <1 tahun : foto bone age epifisis femur
Usia >1 tahun : foto bone age manus sinistra
Atau
b)Analisa kromosomcuriga sindrom Turner (kehilangan kromosom X 23 yang berpasangan)
cirinya leher lebar, banyak tahi lalat, wajah dismorfik, metacarpal 1 pendek, atau jari dan kuku kecil
Atau
c)Periksa TSH dan FT4curiga hipotiroid jika TSH tinggi dan FT4 rendah, hipotiroid subklinis jika TSH tinggi, FT4 normal
TSH normal: 0.270-4.20 mikroIU/ml
FT4 0.93-1.7 ng/ml
R/Levothyroxine 1.6 mcg/kgBB/hari
sediaan 25 mcg, 50 mcg, 75 mcg
Golden period terapi hipotiroid 3 tahun pertama, jika tidak terapi bisa gagal tumbuh dan retardasi mental
d)Periksa Kalsium, fosfor dan alkaline curiga def vit D
e)Bone survey skeletal dysplasia
1.KPSP A. PERSIAPAN
Anak laki-laki dibawa ibunya ke poli tumbuh kembang pada Sapalah anak, ibu /keluarga dengan ramah dan perkenalkan diri
tanggal 12/04/2016. Lahir tanggal 01/08/2014. Lahir usia Jelaskan tujuan pemeriksaan anak pada ibu/keluarga
gestasi 32 minggu. Tanyakan tanggal lahir dan adakah keluhan ibu/keluarga tentang anaknya.
Jika anak belum mencapai usia skrining, minta ibu datang pada usia skrining terdekat.
Pertanyaan: Apabila ada keluhan masalah tumbuh kembang, sedang usia anak bukan usia skrining, pemeriksaan digunakan KPSP terdekat yang
a.Hitung usia kronologis lebih muda.
b.Hitung usia koreksi Periksa pasien dalam ruangan yang tenang dan perhatian anak tidak mudah teralihkan
c.KPSP seusai usianya!
B. PEMERIKSAAN
Menetukan formulir KPSP berdasarka tanggal lahir dan tanggal pemeriksaan ( bila usia >16 hari dibulatkan 1 bulan)
Jawab:
Memilih alat bantu pemeriksa yang sesuai
a.Usia kronologis:
Tanyakan secara berututan pertanyaan satu persatu. Setiap pertanyaan hanya ada satu jawaban, YA atau TIDAK; catat jawaban
2016-04-12bulan ditambah 12, tahun dikurang 1
tersebut pada formulir. Lakukan pertanyaan pada ibu atau perintah pada anak sampai 10 pertanyaan selesai.
2014-08-01-
C. KESIMPULAN
2015-16-12 Menghitung jumlah YA pada formulir KPSP
2014-08-01- Skor 9-10 : SESUAI
0001-08-11 (usia kronologis: 1 tahun 8 bulan 11 hari) Skor 7-8 : MERAGUKAN
SKOR <6 : PENYIMPANGAN
b.Usia koreksi:*kalau sudah 2 tahun ke atas, prematur
dianggap sama dengan bayi lainnya, jd kalau 2 tahun tdk perlu D.INTERVENSI
hitung usia koreksi SESUAI : Beri pujian ibu karena telah mengasuh anak dengan baik.Teruskan pola asuh sesuai dengan tahapan perkembangan. Beri
40 minggu-usia gestasi = 40-32=8 minggu (hitung mundur) stimulasi perkembangan anak setiap saat, sesering mungkin, sesuai usia dan kesiapan anak. Ingatkan untuk pemeriksaan KPSP
1 tahun 8 bulan 11 hari dikurangi 8 minggu (2 bulan) pada usia 3 bulan selanjutnya
1 tahun 6 bulan 11 hari
c.KPSP usia 18 bulan MERAGUKAN : Beri petunjuk pada ibu/keluarga agar melakukan stimulasi perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap saat
dan sesering mungkin. Ajari ibu untuk mengintervensi stimulasi perkembangan anak untuk mengejar ketinggalannya. Lakukan
pemeriksaan fisik lainnya untuk menunjang adanya penyakit yang menyebabkan keterlambatan perkembangan Evaluasi kembali
setelah 2 minggu jika tetap 7 atau 8 lakukan pemeriksaan lanjutan lainnya
PENYIMPANGAN : Lakukan pemeriksaan anak secara menyeluruh. Anamnesis, pemeriksaan fisis umum dan neuorologik dan
pemeriksaan penunjang bila ada indikasi. Anjurkan utk tetap stimulasi, lalu rujuk.
1.RESUSITASI INTRAVENA + INFUS BOLUS ABC, pasang infuse, bolus dextrose 10% 5 ml/kgBB (kalau neonatus 2 cc/kgBB) habis dalam 5 menit.
Bayi 4 bulan 6 kg, tidak sadar dari 2 jam yang lalu. Anak malas Evaluasi
menetek, kejang 5 menit. Tidak demam, tidak sesak. BAB BAK Tidak sesak tapi kesadaran menurun pasang oksigen
normal. Ubunt-ubun belum menutup, tidak menonjol. GDS 30.
Penanganan!
2.RESUSITASI ANAK 1.Tentukan tingkat kesadaran (AVPU: Alert, Verbal, Pain, Unresponsive). Bila ada tanda kegawatdaruratan (anak tidak berespon)
2.Shout for help
3.Jauhkan dari bahaya, posisikan pasien di tempat yang datar
4.Evaluasi ABC
Airway: ada obstruksi atau tidak
Breathing: bernapas/megap2/apneu
Circulation:nadi teraba/tidak, CRT<3 detik
5.Bila dari evaluasi didapatkan tanda kegawatdaruratan
AIRWAY
Buka jalan napas: Head tilt-chin lift
Lakukan look, listen, feel
BREATHING
Nilai frekuensi napas, FJ <100 kali/menit
Pasang sungkup, VTP 20 kali/menit (anak 1-8 tahun)
Nilai sirkulasi setelah 2-5 kali pemberian bantuan napas
CIRCULATION
Nilai frekuensi jantung (a.karotis pada anak, a.brachialis pada bayi, a.umbilicus pada neonatus)
Jika FJ < 60 kali/menit, kompresi dada dengan:
-1 pangkal telapak tangan (anak)
-2 atau 3 jari (bayi)
-2 ibu jari (neonatus)
Sebanyak:
Dua penolong 15:2
Satu penolong 30:2
Neonatus 3:1
Sebanyak 5 siklus, evaluasi tiap selesai 1 siklus
DRUGS
Jika tidak berhasil:
Pemberian epinefrin intravena, ambil dispo 10 cc = 1 cc epi + 9 cc NaCl
Hitung BB: 10 kg x 0.3 ml/kgBB suntikan pertama = 3 cc
13.NICU
1.MANAJEMEN LAKTASI
Sapalah ibu dan keluarganya dengan ramah, perkenalkan diri anda serta tanyakan keadaannya
Berikan konseling dan motivasi pada ibu tentang manfaat ASI (manfaat bagi bayi, ibu, keluarga, negara)
Meminta persetujuan ibu untuk diajarkan tentang teknik menyusui
Persiapan Ibu
Meminta ibu mencuci tangan dengan sabun dan air
Tempatkan ibu pada posisi yang nyaman
Minta ibu untuk mengeluarkan sedikit ASI dengan cara meletakkan ibu jari dan jari telunjuk sejajar di tepi areola, kemudian tekan ke arah dinding dada lalu dipencet sehingga ASI mengalir
keluar. Minta ibu untuk mengoleskan ASI tersebut pada puting susu dan areola sekitarnya. Menjelaskan ke ibu bahwa hal ini bermanfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban
puting susu.
Posisi Bayi
Minta ibu untuk menempatkan kepala bayi pada lengkung siku ibu, kepala bayi tidak boleh tertengadah, sokong badan bayi dengan lengan dan bokong bayi ditahan dengan telapak
tangan ibu. Minta ibu untuk memegang bayi dengan satu lengan saja.
Minta ibu untuk menempatkan satu lengan bayi di bawah ketiak ibu dan satu di depan
Minta ibu untuk meletakkan bayi menghadap perut/payudara ibu, perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara sehingga telinga dan lengan bayi berada pada satu
garis lurus.
Minta ibu untuk menatap bayinya dengan kasih saying
Perlekatan bayi
Minta ibu untuk memegang payudara dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah. Jangan menekan puting susu atau areolanya saja.
Minta ibu untuk memberi rangsangan kepada bayi agar membuka mulut (rooting reflex) dengan cara :
menyentuh pipi dengan puting susu, atau
menyentuh sisi mulut bayi
Setelah bayi membuka mulut, minta ibu untuk dengan cepat mendekatkan kepala bayi ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi:
- Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi
- Setelah bayi mulai mengisap, payudara tak perlu dipegang atau ditopang lagi
Perhatikan tanda-tanda perlekatan bayi yang baik:
- dagu bayi menempel di payudara (C = chin)
- sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi, terutama areola
bagian bawah (A= areola)
- bibir bayi terlipat keluar (bibir atas terlipat ke atas dan bibir bawah
terlipat ke bawah) sehingga tidak mencucu (L= lips)
- mulut terbuka lebar (M = Mouth)
Melepas isapan
Minta ibu untuk ganti menyusui pada payudara yang lain apabila pada satu payudara sudah terasa kosong. Minta ibu melepas isapan dengan cara:
- jari kelingking dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut,
atau
- dagu bayi ditekan ke bawah
Minta ibu agar menyusui berikutnya dimulai dari payudara yang belum terkosongkan (yang diisap terakhir)
Setelah selesai menyusui, minta ibu untuk mengeluarkan ASI sedikit kemudian oleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Biarkan kering dengan sendirinya.
Menyendawakan bayi
Minta ibu untuk menyendawakan bayi dengan cara:
- bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian
punggungnya ditepuk perlahan-lahan, atau
- Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan-lahan
2.RESUSITASI NEONATUS
Dipanggil utk menolong bayi, saat datang alat resusitasi tersedia.
Bayi cukup bulan, tonus otot lemah, tidak segera menangis.
Lakukan persiapan tempat dan alat
Lakukan resusitasi pada bayi, lakukan penilaian tiap melakukan tindakan
Tanyakan hasil penilaian pada penguji!
Catatan:
SpO2 target: 88-92%
1 menit pertama <90% tidak adekuat, curiga obstruksi
2 menit tidak ada pengembangan dada, lakukan intubasi
Saturasi 1 menit:
Pertama 60-70%
Kedua 65-85%
Ketiga 70-90%
Jika TIDAK:
Siapkan alat dan bahan
1.Suction, lampu (infant warmer), sungkup selang O2, stetoskop, laringoskop, selimut 3 lapis, pulse oxymetri, reservoir
2.Cuci tangan dan pakai handscoen
3.Nyalakan lampu, letakkan pengganjal kepala bayi, selimut dibentangkan
HPIKRAPO (30 detik)
Hangatkan (pakaikan selimut),
Posisikan (penolong dekat kepala bayi),
Isap lendir (mulut dulu baru hidung),
Keringkan (dengan handuk dari atas ke bawah dengan cepat, buang)
Rangsang taktil (tepuk2 kaki),
Posisikan kembali (perbaiki selimut, pakaikan topi)
Evaluasi
Napas megap2? (pengembangan dada)
Frekuensi Jantung? (dengar dengan stetoskop HR di dada kiri,liat jam, dalam 6 detik x 10)
Pasang saturasi di lengan kanan (kalau ada)
Jawab:
Apneu, HR < 100
↓
Sambungkan ke selang oksigen flow 9-10 liter/menit
Pasang sungkup sesuai, tangan bentuk huruf C atau E
Mata melihat ke jam lalu ke dada bayi
Ventilasi siap! (30 detik)
1,pas,pas.2,pas,pas…sampai 30 pas,pas. (VTP 30 kali dalam 30 detik)
Evaluasi
Dada masih tidak mengembang, FJ < 100
Lakukan: SR-IBTA
(dilakukan terpisah, SR dulu, lanjut VTP lagi baru IBTA)
Sungkup (perbaiki sungkup)
Reposisi
Isap lendir
Buka mulut
Tekanan dinaikkan
Alternatif (epinefrin dan intubasi)
Evaluasi
Napas megap2? (pengembangan dada)
Frekuensi Jantung? (dengar dengan stetoskop HR di dada kiri,liat jam, dalam 6 detik x 10)
Jawab:
HR < 60
↓
Telusuri arcus costae, 1 jari diatas processus xyphoideus
Posisi 2 ibu jari menungging, jari2 lainnya rapat di belakang
Kompresi dada siap! (60 detik)
1,2,3-1
1,2,3-2
1,2,3-3
Sampai 60 detik
Evaluasi
Napas megap2? (pengembangan dada)
Frekuensi Jantung? (dengar dengan stetoskop HR di dada kiri,liat jam, dalam 6 detik x 10)
Jawab:
HR > 100
↓
Perawatan pasca resusitasi: Pakaikan selimut,posisikan kembali