Anda di halaman 1dari 2

STUDI KASUS 10: DEMAM NIFAS

Arahan
Baca dan pahami secara baik kasus ini, kemudian jawab pertanyaan-pertanyaan di bawah
ini.

Studi kasus
Ibu S usia 25 tahun, bersalin 3 hari yang lalu di tolong dukun, anaknya meninggal segera
setelah lahir, plasenta lahir 20 menit setelah bayi lahir. Ia melahirkan selama 2 hari 1 malam
dimana sebelumnya mengalami ketuban pecah.Sejak 3 hari ini ia menderita panas dan
menggigil serta mengalami perdarahan per vaginam.Anda sebagai bidan/dokter Puskesmas,
memeriksa ibu S yang pucat dan suhu 39 ºC, nadi 120/menit, tekanan darah 120/70; uterus
setinggi pusat, agak nyeri pada perut bawah, lokia merah.

Penilaian
1. Apa diagnosis yang anda buat? Serta apa kemungkinan lainnya ?
 Gejala dan tanda klinis yang didapatkan pada ibu S, demam yang disertai dengan
panas dan menggigil, uterus setinggi pusat, agak nyeri perut bawah, pengeluaran
pervaginam merah sesuai diagnosis subinvolusi uterus dengan kecurigaan adanya
metritis.
 Penilaian cepat harus dilakukan untuk menentukan derajat kesakitan: Suhu, nadi,
tekanan darah ibu S harus diperiksa dan ibu S harus ditanya sejak kapan dia mulai
merasakan terjadinya kelemahan, malas serta apakah terdapat peningkatan
frekuensi buang air kecil, nyeri pada saat kencing, nyeri perut dan bau busuk pada
cairan yang keluar dari vagina. Tentukan apakah ibu S berasal atau pernah
tinggal di daearah endemis malaria.
 Diperlukan keterangan tentang perjalanan persalinan: kapan terjadi pecahnya
ketuban, apakah terdapat masalah pada saat melahirkan plasenta, apakah
plasenta lahir lengkap dan apakah terdapat perdarahan berlebihan pasca
persalinan.
 Bila terdapat kemungkinan penggunaan jamu yang dimasukan kedalam vagina,
tentukan apakah ibu mendapatkan imunisasi tetanus sebelum kehamilan.

Pengobatan
2. Apa 3 langkah pertama yang anda akan lakukan ? Sebutkan langkah lanjutan bila terapi
gagal.
 Pemeriksaan abdomen untuk menentukan adanya nyeri dan pemeriksaan adanya
pengeluaran pervaginam bersifat purulen (nyeri perut bawah, nyeri pada uterus,
lokhia purulenta dan berbau busuk adalah gejala dan tanda metritis).
 Pemeriksaan kaki untuk adanya nyeri otot yang mungkin mendukung
kemungkinan adanya deep vein thrombosis.
 Pemeriksaan adanya laserasi pada perineum, vagina dan serviks, terutama pada
kasus dengan partus lama atau penggunaan obat tradisional tertentu yang
dimasukan melalui vagina.

3. Bila terdapat gejala dan tanda adanya syok, bagaimana cara menatalaksana syok:
 Baringkan ibu pada posisi miring.
 Pastikan jalan nafas terbuka.
 Berikan Oksigen 6–8 L/menit dengan sungkup atau kanula.
 Pertahankan kehangatan tubuh (selimuti).
 Tinggikan kedua tungkai dan sedikit rendahkan kepala (posisi syok).
 Lakukan pemantauan nadi, tekanan darah, respirasi dan suhu.
 Pasang infus dengan menggunakan jarum besar agar dapat diberikan
pemberian cairan secara cepat (1 L NaCl 0.9% atau Ringer laktat dalam 15-30
menit).
 Lakukan pemantauan keseimbangan cairan (bila diperlukan dapat dipasang
kateter menetap).
 Bila terjadi sepsis maka berikan dopamine dengan dosis 5-15 mcg/kgBB/menit

4. Setelah perbaikan atau stabilisasi ibu S, asuhan atau prosedur lain yang diperlukan
untuk menangani kasus ini adalah:

 Lakukan pemeriksaan kadar hemoglobin dan cross-matching serta persiapkan


transfusi darah apabila sewaktu-waktu diperlukan.
 Berikan antibiotika kombinasi: ampicillin 2 g IV setiap 8 jam; gentamisin 1,5-
2,5 mg/kg BBper 12 jam; ditambah metronidazole 500 mg IV setiap 8 jam.
 Bila dicurigai adanya sisa plasenta, lakukan eksplorasi secara digital untuk
mengeluarkan bekuan darah dan jaringan tersisa dari dalam rongga uterus.
Gunakan forseps ovum atau kuret besar untuk tindakan ini.
 Pemantauan involusi uterus dan lokhia.
 Bila dicurigai persalinan yang tidak bersih dan aman dapat diberikan ATS dan
tetanus toxoid 0.5 mL IM (jangan digunakan pada tabung suntik atau tempat
penyuntikan yang sama).
 Langkah yang dilakukan untuk pengelolaan komplikasi harus dijelaskan pada
ibu C, pertanyaan dan kekhawatiran ibu C harus didengarkan dengan baik,
dukungan emosional dan jaminan pengobatan harus diberikan.

Anda mungkin juga menyukai