Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM PENCEGAHAN

PENANGGULANGAN KEBAKARAN

FIRE HOSE

KELOMPOK :4
NAMA : Ratrihaning Dewi S.
NRP : 0516040097
KELAS : K3-4D

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2018
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era modern seperti sekarang ini terdapat industri-industri yang modern di setiap
tempat atau wilayah. Industri tersebut tentunya mempunyai bahan-bahan, produk, dan sisa
hasil produk yang mungkin dapat tebakar. Jika kebakaran terjadi, maka bahan – bahan
tersebut tentunya akan habis. Jika bahan – bahan habis, industry tersebut tidak dapat
melakukan produksi sehingga industry tersebut tidak dapat mencukupi kebutuhan pasar.
Hal ini menyebabkan industry mengalami kerugian. Jika industry rugi, maka akan terjadi
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang tentunya dapat merugikan para pekerja.
Oleh karena itu, setiap industri wajib membangun sistem hydrant di sekitar area
industrinya. Hal ini bertujuan untuk melindungi semua bangunan industri tersebut serta
mencegah terjadinya kebakaran yang lebih besar jika suatu saat terjadi kebakaran. Sistem
hydrant terdiri dari pipa tegak (hydrant), pipa penyalur air, pompa, resevoir (penyimpanan
air hydrant), nozzle, dan selang kebakaran.
Kebakaran dapat dikendalikan secara maksimal jika sistem hydrant tersebut
dirawat dengan baik. Layaknya selang kebakaran, selang kebakaran mempunyai terbagi
menjadi berbagai jenis berdasarkan tekanan dan fluida yang akan melewatinya. Ketahanan
dan kekuatan selang dapat terjaga jika selang tersebut digunakan dengan prosedur yang
benar. Prosedur penggunaan selang kebakaran yang salah dapat mengurangi umur dari
selang tersebur seperti saat kita menggelar atau menggulung selang kebakaran, selang
tersebut kita tarik hingga bergesekan dengan benda sekitar atau lantai serta penyimpanan
selang yang salah. Hal tersebut harus kita hindari karena dapat membahayakan pemadam
kebakaran saat bertugas di dalam ruangan yang terbakar.
Oleh karena itu, dalam praktikum ini kita akan berlatih menggulung selang kebaran
(fire hose) agar tidak mengalami kerusakan seperti selang sobek dan ketika akan
menggunakan selang kebakaran tidak tejadi masalah dengan selang kebakaran tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori perawatan peralatan pemadam kebakaran?
2. Bagaimana prosedur penggulungan selang pemadam kebakaran?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengaplikasikan teori perawatan peralatan pemadam kebakaran.
2. Dapat memahami tentang prosedur penggulungan selang pemadam kebakaran.
BAB 2
DASAR TEORI

2.1 Selang Kebakaran (Fire Hose)

Sebuah selang kebakaran atau dapat disebut fire hose adalah selang tekanan
tinggi yang membawa air atau tahan api lainnya (seperti busa ) ke api untuk
memadamkannya (wikipedia,2014). Selang kebakaran dapat dibedakan menjadi dua
berdasarkan tempat penggunaannya. Pada outdoor area, selang kebakaran menempel
baik pada mobil pemadam kebakaran. Sedangkan pada Indoors area, selang kebakaran
secara permanen dapat melampirkan ke pipa tegak atau pipa sistem bangunan. Tekanan
kerja firehose dapat bervariasi antara 8 dan 20 bar ( 800 dan 2.000 kPa, 116 dan 290 psi )
sementara tekanan meledak nya bisa sampai 83 bar ( 8.300 kPa, 1.204 psi).
Setelah digunakan untuk memadamkan kebakaran, selang kebakaran biasanya
digantung hingga kering karena genangan air yang tertinggal di selang untuk waktu yang
lama dapat memburuk materi dan membuat itu tidak dapat diandalkan atau tidak dapat
digunakan dengan baik. Oleh karena itu, stasiun pemadam kebakaran khas sering
memiliki struktur yang tinggi untuk mengakomodasi panjang selang untuk pemeliharaan
preventif pada selang kevakaran. Namun selang modern di Tokyo Fire Department
menggunakan berbagai bahan alami dan sintetis dan elastomer dalam konstruksi selang
kebakaran. Bahan-bahan ini memungkinkan selang untuk disimpan basah tanpa
membusuk dan untuk melawan efek merusak dari paparan sinar matahari dan bahan
kimia. Selang modern juga bobot yang lebih ringan dari desain yang lebih tua, dan ini
telah membantu mengurangi ketegangan fisik pada petugas pemadam kebakaran.

2.2 Perlengkapan Selang Kebakaran ( Fire Hose )

Perlengkapan selang kebakaran ( Fire Hose ) adalah sebagai berikut :

1. Penyambung selang ( coupling )


Merupakan kelengkapan dari setiap selang, strainer, nozzle, dan pipa outlet /
inlet kendaraan pemadam yang berfungsi untuk menghubungkan / menyambung :
Dari satu selang ke selang yang lain; Dari satu selang ke nozzle (alat pemancar); Dari
satu selang pengisap ke strainer ( saringan ); Dari satu selang ke discharge pipa
pengeluaran dari mesin pompa ( discharge outlet ); Dari satu selang ke hydrant
(sumber air bertekanan ). Bahan coupling adalah dari alluminium alloy dan atau
kuningan.
Gambar 2.1. Coupling

2. Saringan Selang Pengisap (Strainer)


Strainer adalah saringan yang dipasang pada selang pengisap ( suction hose )
dengan tujuan mencegah benda masuk seperti rumput, batu , dan sebagainya ke
pompa melalui selang pengisap yang mengakibatkan kerusakan pada pompa.

Gambar 2.2. Strainer

3. Nozzle (Pemancar)

Nozzle digunakan untuk memancarkan air atau bahan pemadam api kimia
lainnya. Noozle dibuat dengan bermacam- macam ukuran sesuai kebutuhan.

Gambar 2.3. Nozzle

4. Cabang ( Branch Coupling )

Cabang atau Branch Coupling adalah alat penghubung selang yang berbentuk
cabang.
Gambar 2.4. Branch Coupling

5. Kunci Coupling ( Spanner Coupling )

Kunci Coupling adalah suatu alat yang dibuat khusus untuk mengikat atau
mengencangkan dan melepaskan dua buah coupling. Jenis kunci coupling antara lain
universal spanner dan universal suction spanner.

6. Pelindung Selang
a. Suction Pad merupakan alat pelindung suction hose, digunakan untuk menjaga
agar permukaan suction hose yang menempel pada suatu tempat, tidak terjadi
goresan. Bahan yang digunakan : terpal, karung, keset atau bahan lunak.
b. Chafing Block merupakan alat pelindung delivery hose digunakan pada saat
gelaran delivery hose melalui permukaan yang kasar seperti jalan yang kasar /
bekas bangunan dan untuk menghindari kebocoran pada delivery hose.
c. Hose Bridge merupakan alat pelindung delivery hose, digunakan saat gelaran
delivery hose cross jalan raya.
d. Hose Jacket merupakan alat pelindung delivery hose, digunakan untuk
menutupi kebocoran pada delivery hose saat operasi pemancaran

2.3 Tipe Selang Kebakaran

Selang kebakaran dapat dibagi menjadi 5 tipe berdasarkan fungsi dan tekanan
kerjanya, yaitu :
a. Attack Hose Type
Attack Hose Type adalah kain yang tertutup dan bersifat fleksibel serta digunakan
untuk membawa air dari tempat penyimpanan air (resevoir) ke nozzle . Selang ini
memiliki nilai diameter dalam sekitar 1,5-3 inchi ( 38-76 mm ) dan dirancang untuk
beroperasi pada tekanan sampai sekitar 400 psi ( 2.760 kPa ) . Panjang standar Attack
Hose Type adalah 50 kaki ( 15,24 m ) .
b. Supply and Relay Hoses Type
Supply and Relay Hoses Type memiliki berdiameter yang besar, tertutup kain,
fleksibel yang digunakan untuk membawa air dari hidran yang jauh ke tempat
penyimpanan air (resevoir) atau untuk menyampaikan air dari resevoir lain melalui
jarak jauh. Selang ini memiliki nilai diameter dalam sekitar 3,5-5,0 inchi ( 89-127
mm). Supply and Relay Hoses dirancang untuk beroperasi pada tekanan sekitar 300
psi ( 2.070 kPa ) untuk diameter yang lebih kecil dan sampai 200 psi ( 1.380 kPa )
untuk diameter yang lebih besar . Panjang standar Supply and Relay Hoses adalah 100
ft ( 30,48 m ).
c. Forestry Hose Type
Forestry Hose Type adalah kain yang tertutup yang bersifat fleksibel dan digunakan
untuk melawan kebakaran di rumput, semak-semak, dan pohon-pohon di mana selang
ringan diperlukan untuk manuver di medan curam atau kasar. Forestry Hose Type
memiliki diameter sekitar 1,0-1,5 inchi ( 25 dan 38 mm ) dan dirancang untuk
beroperasi pada tekanan sampai sekitar 450 psi ( 3.100 kPa ) . Panjang standar adalah
100 ft ( 30,48 m ).
d. Booster Hose Type
Booster Hose Type adalah berbahan karet tertutup, berdinding tebal , dan bersifat
fleksibel yang dapat digunakan untuk memerangi kebakaran kecil . Ini
mempertahankan penampang bulat ketika tidak di bawah tekanan dan biasanya
dilakukan pada jalur di resevoir, bukannya disimpan datar. Booster hose memiliki
diameter sekitar 0,75 dan 1,0 inchi ( 19 dan 25 mm ) diameter nominal dalam dan
dirancang untuk beroperasi pada tekanan sampai 800 psi ( 5.520 kPa ) . Panjang
standar Booster hose adalah 100 ft ( 30,48 m ) .
e. Suction Hose Type
Suction Hose Type disebut selang hisap keras yang terbuat dari karet tertutup, selang
semi- kaku dengan logam internal yang bala bantuan. Hal ini digunakan untuk
menyedot air dari sumber-sumber tanpa tekanan seperti kolam atau sungai dengan cara
vakum. Selang hisap berkisar pada nominal diameter 2,5-6,0 inchi ( 64-152 mm ).
Panjang standar suction hose type adalah 10 kaki ( 3,05 m ).

2.4 Jenis-Jenis Fire Hose

Berdasarkan fungsinya selang pemadam dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Selang Isap (Suction Hose)


Selang isap yaitu selang yang digunakan mulai dari sumber air sampai bagian isapan
pompa, karena digunakan pad abagian isapan pompa maka diperlukan selang yang
mempunyai kosntruksi yang kokh, kuat, fleksibel namun ringan. Selang ini memiliki
panjang 6-15 ft dengan diameter 3”-6”
2. Selang Tekan (Discharge Hose)
Selang tekan yaitu selang yang digunakan mulai dari discharge pompa sampai ke ujung
penyemprot (nozzle). Dengan diameter ¾”-3” dengan panjang 50ft-100ft.
Jenis-jenis Discharge Hose:
1. Selang Karet (Rubber Hose)
2. Selang Rembes (Percolated Hose)
3. Selang Tak Rembes (Non Percolated Hose)

2.5 Perlengkapan Selang Kebakaran


1. Selang kebakaran
Selang tekanan tinggi yang membawa air atau tahan api lainnya (seperti busa ) ke api
untuk memadamkannya
2. Male Coupling
Kopling laki-laki atau male coupling adalah kopling yang digunakan untuk
mehubungkan selang kebakaran dengan nozzleagar tidak mudah terlepas ketika ada
aliran air yang mengalir.
3. Female Coupling
Kopling perempuan atau female coupling adalah kopling yang digunakan untuk
mehubungkan hidran tegak dengan selang kebakaran agar tidak mudah terlepas ketika
ada aliran air yang mengalir.

2.6 Peraturan tentang Fire Hose menurut NFPA Tahun 2013

Beradasarkan peraturan yang dikeluarkan NFPA, selang kebakaran (fire hose) dapat
dibedakan menjadi 7 tipe, yaitu :
a. Attack Hose
Selang ini didesain untuk digunakan oleh pelatih pemadam kebakaran dan anggota
pasukan pemadam kebakaran untuk memadamkan api yang berlebihan pada tahap
incipient.
b. Fire Hose
Selang ini merupakan selang yang memiliki sifat fleksibel yang digunakan untuk
menyalurkan air
c. Large-diameter Hose
Large-diameter hose adalah selang yang memiliki ukuran 3,5 inchi (90mm) atau
yang memiliki ukuran yang besar.
d. Occupant Use Hose
Selang ini didesain untuk digunakan di dalam gedung ketika akan memadamkan
kebakaran dan digunakan oleh oleh pelatih pemadam kebakaran dan anggota
pasukan pemadam kebakaran
e. Suction Hose
Selang ini didesain digunakan di bawah keruntuhan yang sedikit udara. Selang ini
juga dapat digunakan sebagai penyalur alir dari bawah pompa (danau,sungai,sumur,
dan lain sebagainya).

f. Supply Hose
Selang ini didesain dengan tujuan memindahkan air antara sumber air yang
bertekanan dan pompa yang menyuplai air tersebut.

2.7 Kerusakan Selang Kebakaran

Titik berat dari metode pembuatan selang adalah agar tanggung jawab kerusakan
selang dapat perhatian sepenuhnya. Hal ini penting bahwa semua fireman dapat
mengetahui cara memelihara selang dan bagaimana memenuhi panggilan bila terjadi
kebakaran. Kerusakan selang dapat dihindari dengan mempertegas intruksi dalam
pelatihan dan setiap kesempatan mengingatkan personil agar berhati-hati ketika
menggunakan selang. Kemampuan yang tinggi dan banyaknya pengalaman diperlukan
perusahaan untuk menguji dan memelihara selang. Hal ini dapat memicu sikat berhati-
hati dan menambah pengetahuan tentang selang. Beriku beberapa penyebab kerusakan
selang :
a. Abrasi (gesekan)
Orang harus mengingat cara meletakkan selang tanpa harus menyeretnya.
b. Mildew (lapuk), pelapukan pada selang dapat dikarenakan umur selang sudah melebihi
batas dan perlu adanya penggantian selang.
c. Shock (kejutan)
d. Asam, minyak pelumas, dan bahan bakar
2.8 Prinsip Menggelar Selang

Adapun beberapa prinsip menggelar selang antara lain :


1. Alarahkan lemparan dari sumber air kearah api
2. Gelaran selang tidak boleh terpuntir.
3. Selang tidak boleh ditarik/diseret sepanjang permukaan tanah.
Untuk selang gulungan :
1. Unruk selang gulungan, dengan dilemparkan mendatar kebawah.
2. Dengan dibawa berjalan (khusus kopling instantaneous)
3. Untuk lipatan, ujungnya langsung dibawah kearah api
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


1. Selang pemadam kebakaran
3.2 Diagram Alir

Mulai

Mempersiapkan alat dan bahan

Mengeluarkan selang dari tempatnya lalu uraikan sampai


tidak ada yang saling terikat satu sama lain.

Melakukan penggulungan selang dengan berbagai cara mulai


dari digulung tunggal sampai model angka 8 ( delapan).

Melakukan pengulangan untuk penggulungan dengan cara


lain

Melakukan analisa data apabila sudah melakukan semua cara


penggulungan.

Selesai
3.3 Rangkaian Praktek
1. The Roll (or Coil), Digulung Tunggal

Gambar 3.1 The Roll Technique

2. Dutch Roll (or Roll on the Bight, Digulung Ganda)

Gambar 3.2 Fire Hose

Gambar 3.3 Step of Dutch Roll Technique


Gambar 3.4 Compeleted Donut Roll

Gambar 3.5 Donut Roll Partly Compeleted

Gambar 3.6 Twin Donut Roll


Gambar 3.7 Self-Locking Twin Donut Roll

3. Flaking, dengan Cara Melipatnya

Gambar 3.8 Beginning The Single Length Fold

Gambar 3.9 Second Step in Forming a Single

Gambar 3.10 Completed Single Length Fold


4. Figure of Eight, Dilipat Membentuk Angka 8

Gambar 3.11 Figure of Eight


BAB 4

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1.1 Rangkaian Praktikum


Berikut merupakan rangkaian praktikum penggulungan Fire Hose dengan Model Dutch roll
or roll on the bright (digulung ganda)
1. Menggelar selang dengan rapi

Gambar 4.1 Fire Hose Digelar Membentang


2. Menumpuk male coupling diatas female coupling dengan jarak sekitar + 60 cm. Diberikan
jarak 60cm karena ketika dilakukan penggulungan male coupling akan bergerak menuju
female coupling.

Gambar 4.2 Male Coupling dan Female Coupling Ditumpuk


3. Menggulung ujung fire hose dengan rapi

Gambar 4.3 Praktikan Menggulung Fire Hose


4. Melakukan kegiatan nomor 3 hingga mencapai ujung (bertemu dengan male & female
coupling)

Gambar 4.4 Fire Hose Selesai Digulung

4.2 Penyesuaian Model Penggulungan dengan Kecocokan Peruntukannya


1. Single roll
Pada pengemasan selang dengan teknik ini hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
penggulungan selang dimulai dari bagian “male” yang berada di dalam selang
sedangkan bagian “female” berada di luar , maka penggulungan dimulai dengan
menggulung bagian “male” terlebih dahulu hingga bagian selang sampai ujung
sehingga bertemu dengan bagian “female”.
Hal ini dilakukan agar pemadam dapat lebih mudah untuk menggelar selang untuk
proses pemadaman api, serta agar selang lebih tertata dan tidak gampang rusak.
2. Dutch Roll or Roll on the Right (Digulung Ganda)
Menggelar selang di atas tanah dan meletakkan coupling perempuan diletakkan di
bagian dalam tekukan kurang lebih 60 cm. Kemudian menggulung bersama – sama,
sehingga pada akhir penggulungan coupling perempuan tetap berada di dalam. Cara
memasangnya adalah memasang coupling laki – laki pada hydrant dan melarikan
coupling perempuan ke arah sumber api. Cara ini hanya dipakai untuk instantaneous
coupling. Untuk coupling yang di Indonesia sebagian besar tidak menggunakan
coupling tersebut.
3. Twin Doughnut
Pengemasan selang yang dilakukan dengan cara membagi selang menjadi 2 jalur dan
pada sisi tengah (bagian tengah antara male dan female coupling dilakukan
penggulungan dengan membentuk segitiga pertama kali.
4. Self Locking,
Pengemasan selang yang dilakukan dengan ditumpuk. Seperti roll ganda. Namun
perbedaannya, pada bagian ujung lipatan selang dibentuk seperti popok bayi setelah
itu dilakukan penggulungan.
5. Figure of Eight (Model Angka Delapan)
Variasi dari bentuk lipatan ini dimaksudkan untuk menghindari bentuk pinggiran
yang tajam. Sesuai namanya, bentuknya seperti angka 8. Hal ini sangat
menguntungkan untuk menghindari lekukan pada lipatan sehingga selang dapat
bergerak leluasa.

4.3 Pembahasan

Dalam praktikum penggulungan selang, praktikan melakukan praktikum


dengan model Double. Model ini cukup mudah dilakukan karena hanya dengan
menumpuk ujung male couple dengan ujung female couple lalu menggulungnya.
Namun, penggulungan harus dilakukan dengan hati – hati agar gulungan selang tersebut
rapi.

Penggulungan selang harus dilakukan dengan hati – hati agar tidak terjadi kerusakan.
Kerusakan selang kebakaran dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti adanya
lipatan yang salah, ketika pengemasan melakukan gerakan menyeret selang, adanya
air di dalam selang. Kesalahan tersebut dapat dihindari jika kita sebelumnya
memeahami dan melakukan latihan dalam pengemasan selang kebakaran. Selang
kebakaran yang berlubang pada sisinya seharunya diganti karena selang tersebut tidak
dapat lagi digunakan dalam praktikum.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, terdapat 5 model penggulungan
selang yaitu digulung tunggal, digulung ganda, twin donut roll, self-locking
twin donut roll, dan angka 8.
2. Pemilihan metode pengemasan selang dilakukan menurut kebutuhan
dilapangan.
5.2 Saran
Dalam praktikum ini, ada beberapa hal yang perlu diperhatiakan dan
ditingkatkan seperti:
1. Hindari gerakan menyeret selang dan pastikan tidak ada air di dalam selang
untuk menambah umur selang.
2. Sebaiknya selang yang tidak memiliki coupling dan sisinya terdapat lubang
dilakukan penggantian dengan selang yang baru.
3. Sebaiknya memahami cara pengemasan selang sebelum melakukan praktikum
untuk menghindari gerakan atau lipatan yang salah.

Link video praktikan dapat dilihat di


https://drive.google.com/open?id=1Y_8w3bRYJuftMsy71AUbD9A_Vu0Pa21K
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, Lukman. 2014. Modul Praktikum Sistem Pencegahan dan Penanggulangan


Kebakaram. Surabaya : Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Luffy, Arvionita.2014. Laporan Praktikum SPPK. (https://www.academia.edu/ 9672775
/lapen_hydrant_I.pdf. (Diakses pada 26 Maret 2018 pukul 18.15 WIB)
NFPA.2013.Design Requirment of Fire Hose.America:National Fire Protection Association.
www.wikipedia.org/firehose (Diakses pada 26 Maret 2018 pukul 18.30 WIB)
www.wikipedia.org/nozzle (Diakses pada 26 Maret 2018 pukul 18.40 WIB )
TUGAS PENDAHULUAN

1. Sebutkan Jenis-jenis selang pemadam kebakaran


2. Apa yang dimaksud dengan hoserell ?
3. Sebutkan perlengkapan selang pemadam kebakaran dan jelaskan masing-masing !

JAWAB

1. Berikut jenis-jenis selang pemadam kebakaran :


a. Attack Hose Type
Attack Hose Type adalah kain yang tertutup dan bersifat fleksibel serta digunakan
untuk membawa air dari tempat penyimpanan air (resevoir) ke nozzle . Selang ini
memiliki nilai diameter dalam sekitar 1,5-3 inchi ( 38-76 mm ) dan dirancang
untuk beroperasi pada tekanan sampai sekitar 400 psi ( 2.760 kPa ) . Panjang
standar Attack Hose Type adalah 50 kaki ( 15,24 m ) .
b. Supply and Relay Hoses Type
Supply and Relay Hoses Type memiliki berdiameter yang besar, tertutup kain,
fleksibel yang digunakan untuk membawa air dari hidran yang jauh ke tempat
penyimpanan air (resevoir) atau untuk menyampaikan air dari resevoir lain melalui
jarak jauh. Selang ini memiliki nilai diameter dalam sekitar 3,5-5,0 inchi ( 89-127
mm ). Supply and Relay Hoses dirancang untuk beroperasi pada tekanan sekitar
300 psi ( 2.070 kPa ) untuk diameter yang lebih kecil dan sampai 200 psi ( 1.380
kPa ) untuk diameter yang lebih besar . Panjang standar Supply and Relay Hoses
adalah 100 ft ( 30,48 m ).
c. Forestry Hose Type
Forestry Hose Type adalah kain yang tertutup yang bersifat fleksibel dan
digunakan untuk melawan kebakaran di rumput, semak-semak, dan pohon-pohon
di mana selang ringan diperlukan untuk manuver di medan curam atau kasar.
Forestry Hose Type memiliki diameter sekitar 1,0-1,5 inchi ( 25 dan 38 mm ) dan
dirancang untuk beroperasi pada tekanan sampai sekitar 450 psi ( 3.100 kPa ) .
Panjang standar adalah 100 ft ( 30,48 m ).
d. Booster Hose Type
Booster Hose Type adalah berbahan karet tertutup, berdinding tebal , dan bersifat
fleksibel yang dapat digunakan untuk memerangi kebakaran kecil . Ini
mempertahankan penampang bulat ketika tidak di bawah tekanan dan biasanya
dilakukan pada jalur di resevoir, bukannya disimpan datar. Booster hose memiliki
diameter sekitar 0,75 dan 1,0 inchi ( 19 dan 25 mm ) diameter nominal dalam dan
dirancang untuk beroperasi pada tekanan sampai 800 psi ( 5.520 kPa ) . Panjang
standar Booster hose adalah 100 ft ( 30,48 m ) .
e. Suction Hose Type
Suction Hose Type disebut selang hisap keras yang terbuat dari karet tertutup,
selang semi- kaku dengan logam internal yang bala bantuan. Hal ini digunakan
untuk menyedot air dari sumber-sumber tanpa tekanan seperti kolam atau sungai
dengan cara vakum. Selang hisap berkisar pada nominal diameter 2,5-6,0 inchi (
64-152 mm ). Panjang standar suction hose type adalah 10 kaki ( 3,05 m ).

2. Hoserell adalah spindle silinder yang terbuat dari metal, fiberglass, atau plastik dan
digunakan untuk menyimpan selang. Penggunaannya dalam kebakaran, hoserell dapat
digunakan untuk menggulung selang kebakaran dengan mundanh dengan tuas
disamping hoserell tersebut.

3. Perlengkapan selang kebakaran


4. Selang kebakaran
Selang tekanan tinggi yang membawa air atau tahan api lainnya (seperti busa ) ke
api untuk memadamkannya.
5. Male Coupling
Kopling laki-laki atau male coupling adalah kopling yang digunakan untuk
mehubungkan selang kebakaran dengan nozzleagar tidak mudah terlepas ketika
ada aliran air yang mengalir.
6. Female Coupling
Kopling perempuan atau female coupling adalah kopling yang digunakan untuk
mehubungkan hidran tegak dengan selang kebakaran agar tidak mudah terlepas
ketika ada aliran air yang mengalir.

Anda mungkin juga menyukai