Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

ASFIKSIA

Disusun oleh :

1. Ririn Asmoro Putri (010118A119)


2. Siti Fatimah (010118A134)
3. Widi Hastuti (010118A148)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
UNGARAN
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan asfiksia?
2. Apa faktor penyebab dari asfiksia?
3. Bagaimana tanda dan gejala dari asfiksia ?
4. Apa saja jenis asfiksia?
5. Apa saja klasifikasi asfiksia?
6. Bagaimana patofisiologi asfiksia?

1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian asfiksia.
2. Untuk mengetahui penyebab asfiksia.
3. Untuk mengetahui tanda dan gelaja dari asfiksia.
4. Untuk mengetahui jenis asfiksia.
5. Untuk mengetahui klasifikasi asfiksia.
6. Untuk mengetahui patofisiologi asfiksia.

BAB II
ISI
2.1.Pengertian Asfiksia
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi yang baru dilahirkan tidak segera bernafas
secara spontan dan teratur setelah dilahirkan. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin
dalam rahim yang berhubungan dengan faktor–faktor yang timbul dalam kehamilan,
persalinan dan setelah kelahiran. Faktor-faktor yang menyebabkan asfiksia diantaranya
faktor ibu, faktor tali pusat dan faktor bayi. Adanya hipoksia dan iskemia jaringan
menyebabkan perubahan fungsional dan biokimia pada janin. Faktor ini yang berperan
pada kejadian asfiksia.

Asfikisia adalah keadaan bayi yang tidak dapat bernapas spontan dan
teratur segera setelah lahir, karena bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan
tidak dapat mengeluarkan karbondioksida dari tubuhnya dan menimbulkan akibat
buruk dalam kehidupan lebih lanjut yaitu meninggalnya bayi. Gangguan tersebut
dapat disebabkan karena adanya obstruksi pada saluran pernapasan dan gangguan
yang diakibatkan karena terhentinya sirkulasi pernapasan.
Asfiksia merupakan kelanjutan dari hipoksia ibu dan janin yang
disebabkan oleh berbagai faktor. Asfiksia dikarenakan masalah yang berkaitan
dengan keadaan ibu seperti partus lama, plasenta previa, solusio plasenta,
preeklamsia, eklamsia, ketuban pecah dini, kehamilan postterm, penyakit kronik
ibu, dan his yang terlampau kuat. His yang terlampau kuat dapat menyebabkan
gangguan sirkulasi uteroplasenter yang dapat mengganggu aliran darah yang
mengangkut oksigen dari ibu ke janin yang dapat mengakibatkan asfiksia. Pada
faktor janin yaitu bayi preterm, gawat janin, bayi kembar, dan kelainan tali pusat.
Pada faktor asfiksia yang berkaitan dengan persalinan sulit seperti letak sungsang,
bayi kembar, distosia bahu, dan kelainan kongenital. Perlunya mengetahui faktor-
faktor tersebut untuk mengetahui derajat asfiksia, mendiagnosis dan melakukan
penanganan serta pencegahan pada ibu yang memiliki faktor resiko bayi
menderita asfiksia (Pangemanan, Wantania et al. 2016).

Sebagian kasus asfiksia pada bayi baru lahir merupakan kelanjutan dari asfiksia
intrauterin, karena itu diagnosa dini pada penderita asfiksia mempunyai arti penting
dalam merencanakan resusitasi yang akan dilakukan. Setelah bayi lahir diagnosis asfiksia
dapat dilakukan dengan menetapkan nilai Apprearance, Pulse, Grimace, Activity,
Respiration, (APGAR) penilaian menggunakan skor Apgar karena dengan cara ini derajat
asfiksia dapat ditentukan sehingga penatalaksanaan pada bayi dapat disesuaikan dengan
keadaan bayi (Wuryanti 2010).

2.2.Faktor Penyebab Asfiksia


Terdapat tiga faktor penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir yaitu
faktor ibu, faktor lain pusat dan faktor bayi. Penyebab asfiksia berdasarkan faktoribu di
antaranya preeklamsia dan eklamsia, perdarahan abnormal (plasenta previa atau solusio
plasenta), partus lama atau partus macet, demam selama persalinan, infeksi berat
(malaria, sifilis, TBC, HIV), kehamilan lewat waktu (sesudah 42 minggu kehamilan),
penyakit ibu. Berdasarkan factor tali pusat yaitu lilitan tali pusat, talipusat pendek,
simpul tali pusat dan prolapsus tali pusat, sedangkan factor bayi adalah bayi prematur,
persalinan dengan tindakan, kelainan bawaan dan air ketuban bercampur mekonium
(Indah and Apriliana 2016).

2.3.Tanda dan Gejala Dari Asfiksia


Asfiksia pada kelahiran merupakan suatu kondisi janin dengan gagal napas pada
saat lahir. Menurut (Seller, 1993) gejala dan tanda asfiksia meliputi:
1. Tidak bernapas atau napas megap-megap atau pernapasan lambat (kurang dari
30 kali permenit)
2. Pernapasan tidak teratur
3. Tangisan lemah atau merintih
4. Warna kulit pucat atau biru
5. Tonus otot lemas atau ekstrimitas terkulai
6. Denyut jantung tidak ada atau terlambat ( kurang dari 100 kali permenit)
(Hidayah and Anasari 2012)

2.4.Jenis-jenis Asfiksia
a. Asfiksia berat
 Nilai apgar 0-3
 Frekuensi jantung kecil (< 40x/menit)
 Tidak ada usaha nafas
 Tonus otot lemah, bahkan hamper tidak ada
 Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan rangsangan
 Bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu
 Terjadi kekurangan O2 yang berlanjut sebelum atau sesudah persalinan
Penatalaksanaan : resusitasi aktif dan segera
b. Asfiksia sedang
 Nilai apgar 4-6
 Frekuensi jantung menurun (60-80x/menit)
 Usaha nafas lambat
 Tonus otot biasanya dalam keadaan baik
 Bayi masih bisa bereaksi terhadap rangsangan yang diberikan
 Bayi tampak sianosis
 Tidak terjadi kekurangan O2 yang bermakna selama proses persalinan
Penatalaksanaan : resusitasi
c. Asfiksia ringan
 Nilai apgar 7-10
 Takipnea dengan nafas >60x/menit
 Bayi tampak sianosis
 Adanya retraksi sela iga
 Bayi merintih (grunting)
 Adanya pernapasan cuping hidung
 Bayi kurang aktivitas
 Dari pemeriksaan auskultasi diperoleh wheezing positif
Penatalaksanaan : resusitasi (R, Maita et al. 2014)
DAFTAR PUSTAKA

Hidayah, W. and T. Anasari (2012). "HUBUNGAN KEPATUHAN IBU HAMIL


MENGKONSUMSI TABLET Fe DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI DESA PAGERAJI
KECAMATAN CILONGOK KABUPATEN BANYUMAS." Jurnal Publikasi 3.

Indah, S. N. and E. Apriliana (2016). "Hubungan antara Preeklamsia dalam Kehamilan


dengan Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir." Jurnal Medis 5.

Pangemanan, E. A., et al. (2016). "Karakteristik kehamilan dengan luaran asfiksia saat
lahir di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode Januari –Desember 2014." Jurnal e-
Clinic (eCl) 4.

R, O. D., et al. (2014). "Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi/Balita Dan Anak Prasekolah
Untuk Para Bidan." Buku.

Wuryanti, A. (2010). "HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DENGAN PERDARAHAN


POSTPARTUM KARENA ATONIA UTERI DI RSUD WONOGIRI." Karya Tulis Ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai