rumah, dirinya, dan keluarganya. Keluarganya tidak ada yang selamat dari musibah kebakaran
tersebut. Pasien ibu ini merasa tertekan atas musibah yang menimpanya. Kemudian ada perawat
yang sedang melakukan tindakan berempati kepada si pasien.
Perawat : Selamat siang ibu dian/putri dari tadi saya perhatikan ibu sedang merenung
sendirian. Bolehkah saya temani ibu ? siapa tahu saya bisa membantu
Pasien : Saya sedang berduka atas musibah yang telah menimpa saya dan keluarga. Akibat
dari kejadian itu, saya mengalami luka bakar dan keluarga saya meninggal semua.
Sekarang saya hanya sebatang kara
Perawat : Saya paham dengan kondisi ibu saat ini, saya pun turut merasakan. Saya pun
pernah mengalami hal yang sama seperti ibu. Dulu keluarga saya terkena gempa dan
rumah saya mengalami kehancuran parah. Ayah dan ibu saya terluka parah karena
tertimpa bangunan yang roboh. Pada saat itu saya panik sekali. Tetapi saya ingat
bahwa apa yang terjadi saat itu pasti ada hikmahnya. Dan saya menganggap
musibah tersebut adalah ujian dari Allah. Jadi, ibuk jangan berlarut-larut dalam
kesedihan ya mungkin ini memang sudah takdir dari Allah supaya ibu menjadi
manusia yang tegar dan kuat. Saya percaya itu.
Pasien : Iya mbak terima kasih sudah mendengarkan cerita saya dan memberikan saya
motivasi untuk melanjutkan kehidupan yang baru ini. Insya Allah saya ikhlas atas apa
yang telah menimpa saya.
Perawat : Alhamdulillah, semoga ibu selalu kuat dalam menghadapi cobaan hidup ini.
Perawat : Bagaimana perasaan ibu sekarang setelah mengungkapkan apa yang menimpa
pada diri ibuk ?
Perawat : syukurlah, kalau begitu saya permisi kembali ke ruang perawat ya bu. Apabila nanti
ibu perlu bantuan, ibu bisa memanggil saya di ruang perawat