Anda di halaman 1dari 3

WORKSHOP PEDOMAN DAN MANUAL PERENCANAAN TEKNIS PENGAMANAN PANTAI

Materi : Design sea dike and protection

Pembicara : Michel Tonnejick, Endro Sawarendo


Moderator : Surya Darma
Notulen : Yosef Hendrawan, ST., Ade Karma, S.Si.
Tanggal : 16 Juli 2009

NO PENANYA PERTANYAAN JAWABAN


1 1. Pada pelaksanaan konstruksi sebagus apapun 1. Supervisi memang diperlukan dalam
desain hasilnya tidak akan memuaskan apabila pelaksanaan konstruksi dan memang
dalam pelaksanaannya tidak ada diperlukan keberadaannya dalam manual
pengawasan/supervisi, apakah supervisi karenapada prakteknya banyak masalah
tersebut harus dimasukan ke dalam manual? sosial seperti pembebasan tanah, persetujuan
dari masyarakat sekitar, dan lain sebagainya.
2 Haryo, ITS 1. Mengenai Kontrol kualitas bahan/material, 1. Bisa gunakan apa saja yang tersedia yang
bagaimana caranya bila tidak ada material yang sesuai dengan referensi (bila dari manual lain
sesuai dengan yang ada dalam manual? ataupun dapat diambil dari buku). Hal
2. Jika tidak terdapat batu, bisakah digunakan tersebut juga dapat diberikan solusi dengan
geotube dengan ditambah armour ataupun perhitungan yang lain tetapi dapat diketahui
tidak? kualitasnya. Selain itu, bisa juga diatur dari
slope-nya (sudah ada di manual).
2. Bisa saja menggunakan lapisan pelindung,
diperlukan rekayasa yang bagus untuk
memperhitungkan kualitasnya.

Kesimpulan :
1. Selain clay dike dapat juga dibangun dike dengan komposisi bahan yang berbeda
2. Perhitungan slope mempengaruhi modifikasi dike yang diperlukan pada suatu tempat
WORKSHOP PEDOMAN DAN MANUAL PERENCANAAN TEKNIS PENGAMANAN PANTAI

Materi : Pengamanan dan Perlindungan Daerah Pantai-Pantai (Penanganan Lunak dan Penanganan Keras)

Pembicara : Nur Yuwono


Moderator : Dede Manarolhuda Sulaiman
Notulen : Yosef Hendrawan, ST., Ade Karma, S.Si.
Tanggal : 16 Juli 2009

NO PENANYA PERTANYAAN JAWABAN


1 Nizam 1. Bagaimana mencari penyebab kerusakan, dan 1. Tahap awal harus ditentukan apakah jenis
bagaimana cara memilih solusinya? kerusakan termasuk kerusakan temporer atau
permanen, dan hal tersebut diperoleh dari
hasil monitoring.
2 1. Kapan kita menggunakan model matematik dan 1. Secara umum tidak diperlukan model fisik,
model fisik? cukup dengan model matematik. Model fisik
digunakan apabila bangunan yang akan
dibuat diperlukan detail bangunan, misalnya
pada saat membuat bangunan baru maka
diperlukan model fisik karena jika
menggunakan model matematik tidak akan
terlihat detailnya.
3 Haryo, ITS 1. Apakah di Indonesia ada sistem pengelolaan 1. Sediment shared berbeda dengan DAS
pantai seperti DAS di wilayah sungai? (daerah Aliran sungai). Jika sediment shared
bisa berpindah-pindah karena terpengaruh
oleh arus, tetapi DAS merupakan daerah
tangkapan/cekungan yang menciptakan suatu
sistem tangkapan dan mengalir melalui sungai
utama.
4 Dede Manarolhuda S. 1. Jika pihak pribadi ada yang ingin melakukan 1. Seharusnya BWS mempunyai master plan
pengaman pantai, siapa yang bertanggungjawab termasuk wilayah pantainya. Cara
terhadap perijinannya? penyusunan prioritas tersebut sudah diikuti
oleh BWS dan BBWS.
5 Univ. Pattimura 1. Apakah pembobotan kerusakan termasuk 1. Modelling merupakan alat bantu, sementara
kriteria dalam manual? kerusakan dijadikan parameter dalam desain

Kesimpulan :
1. Bentuk perlindungan pantai yang paling utama adalah berupa perlindungan alami, bila tidak ada maka gunakan pelindungan buatan.

Anda mungkin juga menyukai