Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

GAGAL NAFAS AKUT

OLEH :

NOOR MAIDA

1814901210168

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KESEHATAN & ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS B
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
GAGAL NAPAS AKUT

DEFINISI : TANDA & GEJALA


Gagal napas akut adalah memburuknya proses 1. Tanda
pertukaran gas paru yang mendadak dan a. Gagal nafas total
mengancam jiwa, menyebabkan retensi b. Gagal nafas parsial
karbon dioksida dan oksigen yang tidak 2. Gejala klinis
adekuat (Morton, 2011). a. Hiperkapnia yaitu penurunan kesadaran (PCO2)
b. Hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat atau
ETIOLOGI sianosis (PO2 menurun)
1. Depresi sistem saraf pusat c. Batuk dan berdahak
2. Kelainan neurologis primer d. Kesadaran menurun, agitasi
3. Efusi pleura, hemotoraks dan pneumotoraks e. Peningkatan frekuensi napas, berupa: retraksi
4. Trauma suprasternal, interkostal, supraklavikulardan retraksi
5. Penyakit akut paru epigastrium, takipneu, pernapasan paradoks
6. Penyakit kardiovaskular f. Sianosis
7. Pasca bedah toraks (Davey, 2005). g. Takikardia
h. Bradipneu

PEMERIKSAAN PENUNJANG PENATALAKSANAAN


1. Pemeriksaan gas darah arteri 1. Atasi Hipoksemia(terapi oksigen)
Hipoksemia : 2. Atasi Hiperkapnea(jalan napas,ventilasi bantuan)
- Ringan : PaO2 < 80 mmHg 3. Terapi Suportif lainnya ( fisiotherapy
- Sedang : PaO2 <60 mmHg dada,bronkodilator,antikolinergik/parasimpatolitik,
- Berat : PaO2 < 40 mmHg penatalaksanaan kausatif/spesifik)
2. EKG, memperhatikan bukti- bukti regangan
jantung di sisi kanan distritmia
3. Angiografi Pengkajian
Pengkajian primer :
4. Radiografi
1. Airway :
5. CT Scan
6. Elektrolit serum - Peningkatan sekresi pernafasan
7. Pemindaian ventilasi perfusi - Bunyi nafas krekels, ronki dan mengi
8. Pemeriksaan sputum 2. Breathing :
9. Pemeriksaan fungsi paru. - Distress pernapasan :pernapasancupinghidung,
takipneu/bradipneu, retraksi
- Menggunakan otot sensori pernafasan
- Kesulitan bernafas : sianosis
3. Circulation :
- Penurunan curah jantung: gelisah, latergi, takikardia
- Sakit kepala
- Gangguan tingkat kesadaran: ansietas, gelisah, kacau
mental, mengantuk
- Papildema
- Penurunan haluaran urine
- Kapiler refil
- Sianosis
Pathway

Trauma kelainan neurologis

Gangguan sistim saraf pernafsan di otot pernafsan

Peningkatan permeabilitas membrane alveolar kapiler

Gangguan epithelium alveolar Gangguan endothellum kapiler

Penumpukan cairan alveoli Cairan masuk ke intertitial

Oedema pulmo Kehilangan tahanan jalan nafas

Penurunan comlain paru Kehilangan fungsi silia sel pernafsan

Cairan surfaktan menurun Bersihan jalan nafas tidak efektif

Gangguan pengembangan paru


Kolaps alveoli

Ventilasi dan perfusi tidak seimbang Gangguan pertukaran gas

Hipoksemia, hiperkapnea O2 CO2 (dyspneu, Cianosis)

Tindakan Primer (A,B,C,D dan E)

Ventilasi mekanik

Resiko Infeksi Resiko tinggi cidera

Sumber : Sjamsuhidayat & Jong, 2004


Diagnosa 1 : Gangguan pertukaran gas (NANDA,2012)
Tujuan dan kriteria hasil (outcomes criteria): Berdasarkan NOC
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama … x 24 jam diharapkan pasien tidak mengalami gangguan
pertukaran gas dengan kriteria hasil :
- Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
- Memelihara kebersihan paru dan bebas dari tanda-tanda distres pernafasan
- Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dypsneu (mampu
mengeuarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah)
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
Intervensi Keperawatan : Berdasarkan NIC
Airway Management
- Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Identifikasikan pasien perlunya alat jalan nafas buatan
- Pasang mayo bila perlu
- Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
- Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
- Monitor respirasi dan status O2
Respiratory Monitoring
- Monitor rata-rata dan kedalaman, irama dan usaha respirasi
- Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan
- Monitor suara nafas, seperti dengkur
- Monitor pola nafas
- Catat lokasi trakeamonitor kelelahan otot diafragma

Diagnosa 2 : Resiko infeksi (NANDA, 2012)


Tujuan dan kriteria hasil (outcomes criteria): Berdasarkan NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam maka infeksi dapat dicegah dengan kriteria hasil :
- Mencapai penyembuhan luka (craniotomi) tepat pada waktunya.
Intervensi Keperawatan : Berdasarkan NIC
- Berikan perawatan aseptik dan antiseptic
- Pertahankan teknik cuci tangan yang baik
- Catat karakteristik dari drainase dan adanya inflamasi
- Pantau suhu tubuh secara teratur. Catat adanya demam, menggigil dan perubahan fungsi mental (penurunan
kesadaran)
- Batasi pengunjung yang dapat menularkan infeksi atau cegah pengunjung yang mengalami infeksi saluran
nafas bagian atas
- Berikan antibiotik sesuai indikasi
- Ambil bahan pemeriksaan (spesimen) sesuai indikasi
Daftar Pustaka
Corwin, E.J (2001). Buku Saku Patofisiologi, Edisi bahasa Indonesia, EGC : Jakarta
Davey. (2005). AT a Glance Medicine. Jakarta : Erlangga
Morton, Patricia Gonce, 2011, Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Kep. Holistik, Ed.
8,EGC: Jakarta
Price, SA & Wilson, LM. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi
6. Vol 2. Jakarta: EGC
Sjamsuhidayat, R & Jong, WD. (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC
Wilkinson, JM & Nancy, RA. (2012). Buku Saku Diagnosa Keperawatan: Diagnosa
NANDA, Intrevensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC

Banjarmasin, 05 September 2019

Ners Muda,

( Noor Maida, S.Kep )

Preseptor Akademik

(Diah Retno W, Ns., M.Kep. )

Anda mungkin juga menyukai