2017
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2792
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Asuhan Keperawatan pada Ny.R dengan Prioritas
Masalah
Kebutuhan Dasar Oksigenasi:Bersihan Nafas Tidak
Efektif di RSUP . H Adam Malik Medan
Oleh
AMIN ALFATI SINAGA
142500073
Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa ,sang
pencipta alam semesta,manusia,dan kehidupan beserta segala isinya,atas berkat-
Nya saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan
Keperawatan dengan prioritas masalah Kebutuhan Dasar Oksigenasi: Bersihan
Jalan Nafas tidak Efektif RSUP H.Adam Malik Medan “ Karya Tulis Ilmiah ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan progran pendidikan Ahli
Madya Keperawatan di Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara Medan
Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan
,bimbingan,dan arahan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung
oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kssih kepada :
ii
Universitas Sumatera Utara
8. Sahabatku, dan teman teman satu bimbingan saya di program studi
Keperawatan stambuk 2014 yang telah memberi motivasi dan semangat
selama penyusunan karya Tulis Ilmiah ini.
9. Teman teman mahasiswa Fakultas Imu Keperawatan Universitas
Sumatera Utara medan di program studi DIII Keperawatan Stambuk
2014 yang telah berpartisipasi dan mendukung selama penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik maupun susunannya .maka dengan segala
kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan dari
semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengharapkan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca pada umumnya dan kiranya Tuhan Yang Maha Esa selalu
melimpahkan rahmat dan karunianya bagi kita semua.
Medan , Agustus
iii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
1.2 Tujuan.............................................................................................................. 3
1.3 Manfaat.......................................................................................................... 3
B. Fisiologi Oksigenasi............................................................................... 8
A. Pengkajian............................................................................................... 12
C. Rumusan Masalah.................................................................................... 14
B. Analisa Data............................................................................................ 26
D. Diagnosa Keperawatan............................................................................ 28
iv
Universitas Sumatera Utara
BAB III Kesimpulandan Saran
A. Kesimpulan ................................................................................................ 36
B. Saran ......................................................................................................... 36
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 38
v
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
1
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan penelitian dari WHO pada tahun 2010, menyatakan 13 juta
orang di dunia meninggal karena pneumonia. Pneumonia adalah salah satu
penyebab utamanya dengan membunuh sekitar 3 juta orang merupakan 30% dari
seluruh kematian yang ada (Asmadi, 2008). Di Indonesia pnemonia merupakan
kejadian tertinggi dimana angka 4 juta kasus per tahun, 600 ribu orang di rawat di
rumah sakit kerena menderita pneumonia. Diduga bahwa 60% dari kasus
pneumonia akan membutuhkan perawatan intensif (ICU) kematian akan terjadi
49% lainnya (Kozier dkk, 2010).
Menurut Joko 2008 dalam Tulus Aji 2008 pneumonia merpakan penyakit
gangguan pada sistem respirasi yang mengenai jaringan paru sehingga
membutuhkan oksigen. Pemenuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan
Fisiologis menurut Hierarki Maslow. Kebutuhan oksigen untuk proses kehidupan.
Oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen
dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh
berkurang maka akan terjadi kerusakan pada otak dan apabila hal tersebut
berlangsung lama akan terjadi kematian (Hidayat, 2007).
2
Universitas Sumatera Utara
1.2TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
2.Tujuan Khusus
1) Bagi penulis
Mendapat pengetahuandan pengalaman serta dapat menerapkan standart
asuhan keperawatan untuk perkembangan praktik keperawatan,dan dapat
mengaplikasikan ilmu yang yang didapatkan selama perkuliahan dalam
memberikan asuhan kepeawatan khususnya Peumonia pada usia lanjut.
3
Universitas Sumatera Utara
kepustakan dan perbandingan pada penanganan kasus pemenuhan bersihan
jalan nafas di lapangan dan dalam teori.
4
Universitas Sumatera Utara
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
2.1KONSEP DASAR
A. Defenisi Oksigenasi
Oksigen adalah gas untuk bertahan hidupyang diedarkan ke sel-sel dalam
tubuh memenuhi sistem pernapasan dan sistem kardiovaskular (peredaran
darah) dalam keadaan normal, proses oksigenasi terjadi tanpa disertai
pemikiran serius mengenai apa yang terjadi. Namun, ketika tubuh kekurangan
oksigen,seseorang dapat seseorang dapat merasakan efeknya dengan kata
lain, anda tidak membutuhkan oksigen sampai sumur anda mengering
(Mutaqqin,2010).
1. Sistem respirasi/pernafasan
Sistem pernafasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru- paru
dengan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atsa dinding dada, otot- otot
pernafasan, diafragma, isi abdomen, didnding abdomen, dinding abdomen,
dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernafasan
antara 12-15 kali per menit
Ada tiga langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru, dan
difusi.
a. Ventilasi
Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari paru – paru,
jumlahnya sekitar 500 ml. udarayang masuk keluar terjadi karena adanya
perbedaan tekanan antara intrapleura dengan tekanan atmosfer, dimana
pada saat inspirasi tekanan intrapleural lebih negatif (752 mmHg )
daripada tekanan atmosfer (760 mmHg) sehingga udara akan masuk ke
alveoli.
5
Universitas Sumatera Utara
Kepatenan ventilasi tergantung pada faktor:
Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan nafas
akan menghalangi masuk dan keluarnya udara dari dan paru – paru.
Adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan
Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru – paru.
Kemampuan otot – otot pernafasn seperti diafragma, eksternal
interkosta, inernal interkosta, otot abdominal.
b. Perfusi paru
Perfusi paru adalah gerakan darah yang melewati sirkulasi paru untuk
dioksigenasi, di mana pada sirkulasi paru adalah dara dioksigenasi yang
mengalir dalam arteri pilmonaris dari ventrikel ke jantung. Darah ini
memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaran
oksigen dan karbon dioksida di kapiler dab alveolus. Sirkulasi paru
merupakan 8-9% dari curah jantung.sirkulasi paru bersifat fleksibel dan
dapat mengakodasi variasi volume darah yang besar sehingga dapat
digunakan jika sewaktu waktu terjasi penurunan volume atau tekanan
darah iskemik.
Dengan demikian, adekuatnya pertukaran dalam paru dipengaruhi oleh
keadaan ventilasi dan perfusi. Padaorang dewasa pada saat istirahat
alveolar (volume tidal =V) sekitar 4,0 lt/menit, sehingga aliran darah
kapiler pulmonal (Q) sekitar 5,0 lt/menit.
c. Difusi
Oksigen terus menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke aliran darah
dan karbondioksida ( CO2) terus berdifusi dari dari ke dalam alveoli.
Difusi adalah pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke
area konsentrasi rendah. Difusi udara respirasi terjadi antara alveolus
dengan membran kapiler.perbedaan tekanan pada area membran respirasi
akan memengaruhi proses difusi. Misalnya pada tekanan parsial (P) O2 di
6
Universitas Sumatera Utara
alveoli sekitar 100 mmHg sehingga oksigen akan berdifusi masuk dalam
darah. Berbeda hanya dengan CO2 dengan PCO2 dalam kapiler 45 mmHg
sedangkan pada alveoli 40 mmHg maka CO2 akan berdifusi keluar alveoli.
2. Sistem kardiovaskuler
Kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat dipengaruhi oleh fungsi jantung
untuk memompa darah sebagai transport oksigen. Darah masuk ke atrium kiri
dan vena pulmonalis.Aliran darah keluar dari venntrikel kiri menuju aorta
melalui katup aorta.kemudian dari aorta darah disalurkan keseluruh sirkulasi
sistemik melalui arteri, arteriol, dan kapiler serta menyatu kembali
membentuk vena yang kemudian dialirkan ke jantung melalui atrium
kanan.Darah dari atrium kanan masuk dalam ventrikel kanan melalui katup
trikuspidalis kemudian keluar ke arteri pulmonaris melalui katup pulmanalis
untuk kemudian dialirkan ke paru – paru kanan dan kiri untuk berdifusi.darah
mengalir didalam vena pulmonalis kembali ke atrium kiri dan bersirkulasi
secara sistemik.sehingga adekuatnya sirkulasi sistemik berdampak pada
kemampuan transport gas oksigen dan karbon dioksida.
3. Hematologi
Oksigen membutuhkan transport dari paru – paru ke jaringan dan karbon
dioksida dari jaringan ke paru – paru. Sekitar 97% oksigen dalam darah di
bawa eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan 3% oksigen
larut dalam plasma.Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul dari
keempat molekul.Besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul
oksigen membentuk oksihemoglobin (Hbo). Reaksi pengikatan Hb dengan O
adalah Hb +O2 →HbO2 . afanitas atau ikatan Hb dengan O2dipengaruhi oleh
suhu, pH, konsentarsi 2,3 difosfogliserat dalam darah merah.
Dengan demikian, besarnya Hbdan jumlah eritrosi akan memengaruhi
transport gas
7
Universitas Sumatera Utara
B. Fisiologi Okigenasi
8
Universitas Sumatera Utara
juga beresiko mengalami gangguan oksigen karena kapasitas fungsional
paru – paru dn jantung berkurang seiring pertambahan usia seseorang.
C. Faktor Lingkungan
Beberapa variabel di lingkungan mempengaruhi kemampuan)
seseorang untuk memenuhi kebutuhan oksigennya.polutan dan alergen di
udara (misal serbuk sari, kabut asap, zat kimia beracun) juga asap rokok
sekunder dapat merusak jaringan paru – paru dan mengarah pada dampak
hangka panjang serti kanker paru – paru dan penyakit pulmonari (COLD ).
Dataran tinggi juga dapat menggangugu oksigenasi karena terjadi
penurunan jumlah oksigen di udara.
D. Makanan
Dampak makanan yang buruk didokumentasikan dengan baik.
Kandungn makanan dan juga jumlah makanan yang dicerna dapat
menyebabkan masalah yang secara langsung memenuhi oksigen.
E. Kandungan makanan
Makanan berlemak tinggi berkolesterol tinggi terkait dengan
munculnya plak yang tersusun di pembuluh darah, juga disebut
aterosklerosis. Pertambahan plak dapat terjadi di pembuluh darah apa saja.
Jika terjadi di arteri koroner jantung seseorang akan beresiko serangan
jantung. Jika arteri yang menuju ke otak terhambat, orang mungkin
mrnngalami stroke. Makanan berlemak tinggi, koresterol tinggi, dan tinggi
sodium juga mengakibatkan kecendrungan hipertensi. Mengkonsumsi
kafein dalam jumlah banyak dapat meningkatkan denyut jantung dan
tekanan darah.gizi buruk juga dapat meningkatkan resiko infeksi dan
menyebabkan anemia, yang keduanya dapat meningkat beban kerja
jantung.
F. Jumlah makanan
Obesitas meningkatkan beban kerja jantung, yang dapat
mengurangi aktivitas jantung untuk memompa dan pada akhirnya
mengakibatkan gagal jantung. Oa, Gaya hidup
9
Universitas Sumatera Utara
G. Gaya Hidup
1) Cemas,bingung, disorientasi
2) Perubahan tanda – tanda vital ( suhu,denyut nafas, tekanan darah)
3) Nafas pendek
4) Cyanosis ( tanda terlambat )
5) Retraksi dinding dada
10
Universitas Sumatera Utara
6) Suara nafas abnormal
7) Batuk
8) Cairan dalam paru – paru dan meningkatnya produksi sputum
9) Sakit dada (disebabkan pernafasan atau jantung )
10) Desir jantung abnormal
11) Jari – jari dan tumit kesemutan (dengan kekurangan oksigen kronis )
12) Isi ulang kapiler ( dengan kekurangan oksigen kronis )
13) Edema atau bengkak
14) Perubahan warna kulit gelap dan ulser ( kekurangan O2 pada jaringan
perinal )
15) Kram otot
1. Gangguan konduksi.
Gangguan konduksi seperti distritmia (takikardia/bradikardia0.
2. Perubuhan cardiac output.
Menurunnya cardiat output seperti pada pasien dekom menimbulkan
hipoksia jaringan.
3. Kerusakan fungsi katup seperti pada stenosis,obstruksi, regurgitasi
darah yang mengakibatkan vertikel bekerja lebih keras.
4. Myocardial iskemialinfark mengakibatkan kekurangan pasokan darah
darah dari arteri koroner ke miokardium.
11
Universitas Sumatera Utara
d. Ketidakseimbangan asam basa seperti pada asidosis metabolic.
Tanda tanda dan gejala hiverventilasi adalah takiradia, nafas
pendek, nyeri dada(chest pain ), menurunnya konsentrasi, disorientasi,
tinnitus.
2. Hipoventilasi
Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk
memengaruhi pengguaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan
cukup.Biasanya terjadi pada keaadaan atelektasis (kolaps paru).
Tanda – tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala,
penurunan kesadaran, disoreintasi, kardiakdisritmia, ketidakseimbangan
elektrolit, kejang, dan kardiak arrest.
3. Hipoksia
Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari devisiensi O2
yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler.
Hipoksia dapat disebabkan oleh :
a. Menurunya hemogblobin.
b. Berkurangnya konsentrasi O2 jika berada di puncak gunung
c. Ketidakmampuan jaringan mengikat O2 seperti pada keracunan
sianida
d. Menurunya difusi O2 dari alveoli ke dalam darah seperti pada
pneumonia.
e. Menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok.
f. Kerusakan/gangguan ventilasi
Tanda – tanda hipoksia antara lain: kelelahan, kecemasan, menurunya
kemampuan konsentrasi, nadi meningkat , pernafasan cepat dan dalam,
sianosis, sesak nafas, dan clubbing.
A. Pengkajian keperawatan
12
Universitas Sumatera Utara
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan oksigenasi
dapat meliputi pengkajian khusus masalah oksigenasi dan pengkajian fisik
secara umum yang berhubungan dengan kebutuhan oksigenasi.
1. Riwayat pengkajian
a. Pernah pernafasan yang pernah dialami
- Pernah mengalami perubahan pola pernafasan
- Pernah mengalami batuk dengan sputum
- Pernah mengalami nyeri dada
- Aktivitas apa saja yang menyebabkan terjadinya gejala – gejala
di atas
b. Riwayat penyakit pernafasan
- Apakah sering mengalami ISPA, alergi, batuk, asma, TBC, dan
lain lain?
- Bagaimana frekuensi setiap kejadian?
c. Riwayat kardiovaskuler
- Permah mengalami penyakit jantung atau peredaran darah.
d. Gaya hidup
- Merokok, keluarga perokok, lingkungan kerja dengan perokok.
2. Pemeriksaan fisik
a. Mata
- Konjungtiva pucat ( karena anemia )
- Konjungtivita sianodis ( karena hipoksia )
- Konjungtivita terdapat pethechia ( karena emboli lemak atau
endokarditis )
b. Kulit
- Sianosis perifer ( vasokontriksi dan menurunnya aliran darah
darah perifer)
- Sianosis secara umum ( hipoksia )
- Penurunan tungor ( dehidrasi )
- Edema
- Edema periorbital
c. Jari dan kuku
13
Universitas Sumatera Utara
- Sianosis
- Clubbing finger
d. Mulut dan bibir
- Membran mukosa sianosis
- Bernafas dengan mengerutkan mulut
e. Hidung
- Pernafasan dan cuping hidung
f. Vena leher
- Adanya distensi/bendungan
g. Dada
- Retraksi otot bantu pernafasan (karena peningkatan aktivitas
pernafasan, dispnea, ataun obstuksi jalan pernafasan)
- Pergerakan tidak simetris antara dada kiri dan dada kanan.
- Tactil fremitus, thrills (getaran pada dada karena udara/suara
melewati saluran rongga pernafasan)
- Suara nafas normal (vesikuler, bronchovesikuler, bronchial)
- Suara nafas tidak normal ( creckhle/rales,ronkhi,wheezing,
friction rub/pleural friction)
- Bunyi perkusi (resonan, hiperesonan,dullness0
h. Pola pernafasan
- Pernafasan normal (eupnea)
- Pernafasan cepat (takipnea)
- Pernafasan lambat (bradypnea)
-
2.1.1 Analisa Data
Data Subjektif
a. Perasaan lemah
b. Sesak nafas
c. Nyeri dada
d. Batuk tidak efektif
e. Demam
f. Riwayat merokok
14
Universitas Sumatera Utara
g. Ansietas
h. Berat badan menurun
Data Objektif
a. Gelisah
b. Trauma
c. Dispnea
d. Suara nafas tidak normal
e. Perubahan frekuensi dan kedalaman nafas
f. Infeksi paru
g. Edema
15
Universitas Sumatera Utara
PROGRAM DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.R
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 59 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : Tamat Akademik
Pekerjaan : Pengawai Negeri
Alamat : Binjai Serbangan Air Jurman
Tanggal Masuk RS :03-Mei-2017
No. Register : 06.67.99.08
Ruangan/kamar : HCU IGD
Golongan Darah :B
Tanggal Pengkajian : 9 Mei 2017
Tanggal Operasi :
Diagnosa Medis : Pneumonia
II. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan sesak saat nafas.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative / palliative
1. Apa penyebabnya
Tidak diketahui.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
16
Universitas Sumatera Utara
Klien mengatakan tidak ada yang dapat memperbaiki keadaan
karena klien juga sulit tidur.
B. Quantity / quality
1. Bagaimana dirasakan
Klien merasa sangat terganggu,pasien sesak,batuk dan dahak
yang sulit keluar.
2. Bagaimana dilihat
Klien tampak lemas, dan sesak didada dan juga batuk.
17
Universitas Sumatera Utara
Orang tua dari Tn.K meninggal karena faktor usia, bukan karena
penyakit apapun.
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
Ny.R mengatakan ingin cepat cepat sembuh dari penyakit yang di
alaminya.
B. Konsep Diri
- Gambaran diri
Klien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya.
- Ideal diri
Pasien memiliki semangat untuk sembuh dan kembali kerumah.
- Harga diri
Pasien merasa dirinya selama di RS mendapat banyak dukungan
dari keluarganya.
- Peran diri
Dalam keluarga pasien berperan sebagai orang tua dan istri.
C. Keadaan emosi
Keadaan emosi pasien saat dilakukan pengkajian dilihat terkontrol.
D. Hubungan sosial
- Orang yang berarti
Orang yang berarti bagi klien adalah suami, anak dan cucunya.
- Hubungan dengan keluarga
Hubungan klien dengan keluarga baik.
- Hubungan dengan orang lain
Hungan pasien dengan orang lain atau dillingkungan baik.
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Tidak ada hambatan dalam berhubungan dengan orang lain.
E. Spritual
- Nilai dan keyakinan
Pasien menganut agama kristen katolik, biasanya pasien
melakukan ibadahnya pada hari minggu,dan beribadah dirumah
pada pagi hari.
18
Universitas Sumatera Utara
- Kegiatan ibadah
Bernyanyi, membaca alkitab dan berdo’a.
VII. STATUS MENTAL
- Tingkat kesadaran
Composmentis.
- Penampilan
Kurang rapi
- Pembicaraan
Baik.
- Alam perasaan
Sedih.
- Afek
Datar.
- Interaksi selama wawancara
Kontak mata baik.
- Memori
Ingatan klien sudah terganggu mengingat usia pasien yang sudah
mulai menua.
19
Universitas Sumatera Utara
- TB
155 Cm.
- BB
50 Kg.
Rambut
Wajah
- Warna kulit
Kuning langsat.
- Struktur wajah
Bulat, simetris.
Mata
20
Universitas Sumatera Utara
Mata lengkap dan simetris.
- Palpebra
Tidak ada kelainan.
- Konjungtiva dan sklera
Konjungtiva merah muda dan sklera putih.
- Pupil
Isokor.
- Cornea dan iris
Tidak ada kelainan.
- Visus
Ketajaman penglihatan kurang baik.
- Tekanan bola mata
Baik.
Hidung
Telinga
- Bentuk Telinga
Daun telinga normal dan simetris.
- Ukuran telinga
Simetris kiri dan kanan.
- Lubang Telinga
Lubang telinga normal dan kurang bersih.
- Ketajaman pendengaran
Kurang baik.
21
Universitas Sumatera Utara
Mulut dan faring
- Keadaan bibir
Kering, simetris.
- Keadaan gusi dan gigi
Sebagian gigi pasien sudah tidak ada.
- Keadaan lidah
Lidah kurang bersih.
- Orofaring
Pita suara kurang baik.
Pemeriksaan integumen
- Kebersihan
Kulit tampak bersih.
- Kehangatan
Hangat.
- Warna
Warna kulit kuning langsat.
- Turgo
Turgo kulit tidak elastis, CRT > 2detik.
- Kelembaban
Kelembaban kulit kurang baik.
- Kelainan pada kulit
Ada kelainan pada kulit seperti bersisik.
22
Universitas Sumatera Utara
- RR 30X menit
Pemeriksaan paru
- Auskultasi :
Ronchi
Pemeriksaan jantung
Pemeriksaan abdomen
Fungsi motorik
Fungsi sensorik
23
Universitas Sumatera Utara
- Nafsu / selera makan
Pasien tidak selera makan.
- Nyeri ulu hati
Tidak ada nyeri ulu hati yang dirasakan pasien.
- Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi.
- Mual dan muntah
Pasien mengalami mual dan muntah.
- Waktu pemberiaan makan
Pagi pada jam 07.00 wib, siang pada jam 12.00 wib, dan malam
pada jam 18.00 wib.
- Jumlah dan jenis makanan
Satu mangkuk sonde.
- Waktu pemberian cairan/minuman
Pemberian cairan pada pasien diberikan sesering mungkin.
- Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah)
Pasien makan dan minum dibantu dengan menggunakan selang
NGT.
2. Perawatan diri / personal hygine
- Kebersihan tubuh
Tubuh pasien bersih.
- Kebersihan gigi dan mulut
Mulut dan gigi pasien kurang bersih.
- Kebersihan kuku kaki dan tangan
Kuku kaki dan tangan tampak kurang bersih.
3. Pola kegiatan / aktivitas
- Uraian aktivitas pasien untuk mandi makan, eliminasi, ganti
pakaian dilakukan secara mandiri, sebagian atau total
Secara umum aktivitas pasien dibantu oleh perawat dan suami
dan anak pasien.
- Uraian aktivitas pasien selama dirawat / sakit
24
Universitas Sumatera Utara
Selama pasien sakit, pasien tetap melakukan ibadah sesuai
keyakinannya yang dipimpin oleh suaminya.
4. Pola eliminasi
A. BAB
- Pola BAB
1 kali / hari.
- Karakter feses
Lunak, berwarna kecoklatan.
- Riwayat pendarahan
Tidak ada riwayat pendarahan.
- Diare
Tidak ada diare.
- Penggunan laksatif
Tidak ada penggunan laksatif.
B. BAK
- Pola BAK
Tidak menentu.
- Karakter urin
Kuning keruh.
- Nyeri / rasa terbakar / kesulitan BAK
Tidak ada kesulitan BAK.
- Riwayat penyakit ginjal / kandung kemih
Tidak ada riwayat penyakit.
- Penggunan diuretik
Tidak menggunakan diuretik.
5. Mekannisme koping
- Adaptif
Mampu menyelesaikan masalah.
- Maladaptif
A. Analisa data
25
Universitas Sumatera Utara
No Data Etiologi Masalah
keperawatan
1 DS : Pasien mengatakan Inflamasi Bersihan jalan
batuk denganm dahak yang trakeobronkial dan nafas
kental dan sulit untuk di parenkim paru,
keluarkan dan terasa lengket pembentukan edema,
di tengorokan , pasien peningkatan sputum
mengatakan sulit saat
bernafas
DO :
- pasien terlihat kesulitan
bernafas,
- takipnea (+)
- Disnea (+)
- kesulitan berbicara
- penurunan suara nafas
- TTV
TD:130/90 mmHg
N :90x/menit
RR :30x/menit
2
DS : pasien mengatakan Anokreksia, akibat Resiko Nutrisi
tidak selera makan karena toksin bakteri, baud an kurang dari
saat makan pasien merasa rasa sputum kebutuhan tubuh
mual dan ingin muntah,berat
badan turun 4 kg dari 60 kg
menjadi 56 kg,pasien
mengatakan lemah dank ram
abdomen, baruk berdahak
DO :- Pasien terlihat lemah
- Wajah pucat
- Tungor kulit buruk
26
Universitas Sumatera Utara
- Mata berkantung
- Lingkar mata hitam
- Bising usus hiperaktif
- Membran mukosa kering
- Rongga mulut terluka
- Takipnea
-Kelemahanotot yang
berfungsi untuk
mengunyah/menelan
- TTV
TD :130/90 mmHg
3 N :90x/menit
RR :30x/menit Akumulasi secret dilan
nafas menghalangi Intoleransi aktivitas
DS : pasien mengatakan proses difusi, oksigen
badan nya lemas sehingga kompensasi meningkat,
susah untuk beraktivitas gerakan prnafasan,
DO : sesak, pola nafas tidak
- klien tampak memanggil efektif, transportasi
keluarga dan perawat saat oksigen terganggu,
butuh sesuatu kelelahan fisik,aktivitas
- Klien tampak lemas kehidupan sehari – hari
terbaring di tempat tidur terganggu
27
Universitas Sumatera Utara
B. Masalah keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Resiko Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Intoleransi aktivitas
C. Diagnosa keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif yang berhubungan dengan
peningkatan produksi sputum ditandai dengan ada sputum
ditenggorokan klien, bunyi nafas ronkhi, sesak nafas, RR: 30x/menit,
N: 90x/menit
2. Resiko Nutrrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan
asupan nutrisi tidak adekuat ditandai dengan sulit menelan , tidak
selera makan, dan mual/muntah
3. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan keadaan umum yang
lemah ditandai dengan badan klien yang lemas sehingga susah
beraktivitas dan semua kebutuhan dibantu oleh keluarga dan perawat
28
Universitas Sumatera Utara
D. Perencanaan keperawatan dan rasional
29
Universitas Sumatera Utara
5. Berikan cairan yang paling
sedikit 2500ml/hari.(kecuali 5. Cairan (khusus yang hangat)
kontra indikasi). Tawarkan air memobilisasi dan mengeluarkan
hagat dari pada air dingin secret
6. Lakukan suction atas indikasi
6. Menstimulasi batuk atau
pembersihan saluran nafas pada
klien yang tidak melakukannya
dikarenakan ketidakefektifan
batuk dan penurunan kesadaran
30
Universitas Sumatera Utara
5. Hindari makanan yang banyak 6. Posisi semi fowler membantu
mengandung gas mengurangi risiko aspirasi
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi 2x24 jam aktivitas klien dapat terpenuhi
Kriteria hasil : Klien tidak kesulitan melakukan aktivitas dan dapat menggerakkan
tubuhnya.
Intervensi Rasional
1. Mengevaluasi respon terhadap 1. Memberikan kemampuan
aktivitas .mencacat dan /kebutuhan pasien dan
melaporkan adanya dispnea, memfasilitasi dalam pemilihan
peningkatan kelelahan serta intervensi
perubahan dalam tanda vital
selama setelah aktivitas
31
Universitas Sumatera Utara
pada posisi yang nyaman untuk
beristirahat dan tidur 3. Pasien mungin merasa nyaman
dengan kepala dalam keadaan
elevasi,tidur dikursi atau
istirahat pada meja dengan
bantuan bandal
32
Universitas Sumatera Utara
2 Nutrrisi 1. Mengkaji S : mengatakan tidak
kurang dari kemampuam menelan nafsu makan
kebutuhan klien O :keadaan umum
yang 2. Menjaga kebersihan pasien masih lemah
berhubungan mulut klien Tanda – tanda vital
dengan asupan 3. Menyaajikan TD :130/90 mmHg
nutrisi tidak makanan yang mudah HR : 90x/menit
adekuat dicerna dalam RR : 30x/menit
ditandai keadaan hangat, T : 36.8
dengan sulit tertutup dan berikan BB : 60 kg
menelan , tidak sedikit sedikit tapi TB :155cm
selera makan, sering A : masalah nutrisi
dan kurang dari kebutuhan
mual/muntah 4. Selingi makan dengan tubuh belum teratasi
minun P : intervensi
keperawatan
5. Hindari makanan dilanjutkan
yang banyak a. kaji status
mengandung gas nutrisi/intake
dan output
6. Memposisikan pasien b. pantau TTV
semi fowler saat c. anjurkankan
memberiakan diet. klien untuk
makan sedikit
tapi sering
3 Intoleransi 1. Mengevaluasi respon S :klien mengatakan
aktivitas yang terhadap aktivitas badannya lemas
berhubungan .mencacat dan sehingga sulit untuk
dengan melaporkan adanya beraktivitas dan sulit
keadaan umum dispnea, peningkatan jika melakukan
yang lemah kelelahan serta pergerakan pindah
33
Universitas Sumatera Utara
ditandai perubahan dalam posisi
dengan badan tanda vital selama O : klien masih tampak
klien yang setelah aktivitas lemah
lemas sehingga 2. Memberikan Tampak semua
susah lingkungan yang aktivitas pasien dibantu
beraktivitas nyaman dan oleh keluarga dan
dan semua membatasi perawat
kebutuhan pengunjung selama A : masalah intoleransi
dibantu oleh fase akut atas indikasi aktivitas belum teratasi
keluarga dan 3. Membantu pasien P : intervensi
perawat untuk berada pada keperawatan
posisi yang nyaman dilanjutkan
untuk beristirahat a. Dekatkan benda
dantidur – benda yang
dibutuhkan
klien
b. Bantu aktivitas
klien
c. Libatkan
keluarga dalam
proses
penyembuhan
d. Bantu pasien
mengubah
posisi miring
kiri miring
kanan minimal
setiap 2 jam
sekali
34
Universitas Sumatera Utara
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B .Saran
35
Universitas Sumatera Utara
b. Bagi praktek sebaiknya peran perawat lebih di optimalkan dalam
memberikan pelayanan terhadap kebutuhan dasar oksigenasi, sehingga
dapat mencegah masalah pernafasan/oksigenasi yang lebih buruk lagi
c. Bagi penulis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi baru bagi
penulis tentang kebutuhan dasar oksigenasi, sehingga penulis dapat
memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik lagi terhadap masalah
kebutuhan oksigenasi.
36
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. (2008). Konsep dan Aplikasi Kebutuhan dasar Klien. Jakarta : Salemba
Medika
37
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari Pertama
38
Universitas Sumatera Utara
2 keadaan hangat, tertutup kurang dari
16.00 dan berikan sedikit sedikit kebutuhan tubuh
WIB tapi sering belum teratasi
4. Selingi makan dengan P : intervensi
minun keperawatan
5. Hindari makanan yang dilanjutkan
banyak mengandung gas a. kaji status
6. Memposisikan pasien semi nutrisi/intake
fowler saat memberiakan dan output
diet b. pantau TTV
anjurkankan klien
untuk makan sedikit
tapi sering
S :klien mengatakan
badannya lemas
sehingga sulit untuk
beraktivitas dan sulit
jika melakukan
pergerakan pindah
posisi
O : klien masih
tampak lemah
Tampak semua
aktivitas pasien
1. Mengkaji kemampuam dibantu oleh
menelan klien keluarga dan
2. Menjaga kebersihan perawat
mulut klien A : masalah
3. Menyaajikan makanan intoleransi aktivitas
yang mudah dicerna belum teratasi
dalam keadaan hangat, P : intervensi
tertutup dan berikan keperawatan
sedikit sedikit tapi dilanjutkan
sering a. Dekatkan
4. Selingi makan dengan benda –
minum benda yang
5. Hindari makanan yang dibutuhkan
banyak mengandung klien
3 19.15 gas b. Bantu
WIB 6. Memposisikan pasien aktivitas
semi fowler saat klien
memberiakan diet. c. Libatkan
keluarga
dalam proses
penyembuha
n
39
Universitas Sumatera Utara
d. Bantu pasien
mengubah
posisi miring
kiri miring
kanan
minimal
setiap 2 jam
sekali
Hari Kedua
40
Universitas Sumatera Utara
pasien masih lemah
Tanda – tanda vital
7. Mengkaji kemampuam TD :130/90 mmHg
menelan HR : 90x/menit
klien RR : 30x/menit
8. Menjaga kebersihan mulut T : 36.8
klien BB : 60 kg
9. Menyaajikan makanan TB :155cm
yang mudah dicerna dalam A : masalah nutrisi
2 keadaan hangat, tertutup kurang dari
16.00 dan berikan sedikit sedikit kebutuhan tubuh
WIB tapi sering belum teratasi
10. Selingi makan dengan P : intervensi
minun keperawatan
11. Hindari makanan yang dilanjutkan
banyak mengandung gas c. kaji status
12. Memposisikan pasien semi nutrisi/intake
fowler saat memberiakan dan output
diet d. pantau TTV
anjurkankan klien
untuk makan sedikit
tapi sering
S :klien mengatakan
badannya lemas
sehingga sulit untuk
beraktivitas dan sulit
jika melakukan
pergerakan pindah
posisi
O : klien masih
tampak lemah
Tampak semua
aktivitas pasien
7. Mengkaji kemampuam dibantu oleh
menelan klien keluarga dan
8. Menjaga kebersihan perawat
mulut klien A : masalah
9. Menyaajikan makanan intoleransi aktivitas
yang mudah dicerna belum teratasi
dalam keadaan hangat, P : intervensi
tertutup dan berikan keperawatan
sedikit sedikit tapi dilanjutkan
sering e. Dekatkan
10. Selingi makan dengan benda –
minum benda yang
11. Hindari makanan yang dibutuhkan
41
Universitas Sumatera Utara
banyak mengandung klien
3 19.15 gas f. Bantu
WIB 12. Memposisikan pasien aktivitas
semi fowler saat klien
memberiakan diet. g. Libatkan
keluarga
dalam proses
penyembuha
n
h. Bantu pasien
mengubah
posisi miring
kiri miring
kanan
minimal
setiap 2 jam
sekali
42
Universitas Sumatera Utara