Anda di halaman 1dari 7

Pengertian

Istilah Surveillance sebenarnya berasal dari bahasa perancis yang


berarti mengamati tentang sesuatu, Istilah ini awalnya dipakai dalam
bidang penyelidikan/intelligent untuk memata-matai orang yang
dicurugai, yang dapat membahayakan. Menurut The Centers for Disease
Control (CDC) Surveilans kesehatan masyarakat adalah “The on-going
systematic Collection, analysis and interpretation of Health data
essential to the planning, implementation, and evaluation of public
health practice, closely integrated with the timely dissemination of
these data to those who need to know. The final link of the surveillance
chain is the application of these data to prevention and control.

Surveilans merupakan salah satu kegiatan di bidang kesehatan yang


memberikan informasi awal mengenai kejadian suatu penyakit. Surveilan
bisa diibaratkan ujung tombak, mata-mata ataupun spion untuk
mengamati suatu fenomena. Dimana fenomena ini merupakan titian garis
merah yang akan membuka suatu misteri kejadian untuk menentukan
tindak lanjut yang akan diambil untuk memecahkan suatu
permasalahan. Berikut ini merupakan beberapa pengertian dari suveilans :

Menurut WHO dalam www.surveilan.org, surveilans adalah proses


pengumpulan, pengolahan, analisis, dan interpretasi data secara
sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada unit
yang membutuhkan untuk dapat mengambil tindakan. Oleh karena itu
perlu di kembangkan suatu definisi surveilans epidemiologi yang lebih
mengedepankan analisis atau kajian epidemiologi serta pemanfaatan
informasi epidemiologi, tanpa melupakan pentingnya kegiatan
pengumpulan dan pengolahan data.

Sedangkan menurut Last (2001), surveilan epemiologi adalah :


Pengumpulan, pengolahan, analisis data kesehatan secara sistematis dan
terus menerus, serta diseminasi informasi tepat waktu kepada pihak-
pihak yang perlu mengetahui sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.
Dalam sistem ini yang dimaksud dengan surveilans epidemiologi adalah
kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit
atau masalah-masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi
terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah-masalah
kesehatan tersebut, agar dapat melakukan tindakan penanggulangan
secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan
dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program
kesehatan. (www.surveilan.org)

Sistem surveilans epidemiologi merupakan tatanan prosedur


penyelenggaraan surveilans epidemiologi yang terintegrasi antara unit-
unit penyelenggara surveilans dengan laboratorium, sumber-sumber data,
pusat penelitian, pusat kajian dan penyelenggara program kesehatan,
meliputi tata hubungan surveilans epidemiologi antar wilayah
kabupaten/kota, Propinsi dan Pusat.

Masalah kesehatan dapat disebabkan oleh berbagai sebab, oleh karena


itu secara operasional masalah-masalah kesehatan tidak dapat
diselesaikan oleh sektor kesehatan sendiri, diperlukan tatalaksana
terintegrasi dan komprehensif dengan kerjasama yang harmonis antar
sektor dan antar program, sehingga perlu dikembangkan subsistem
surveilans epidemiologi kesehatan yang terdiri dari Surveilans
Epidemiologi Penyakit Menular, Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak
Menular, Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan, dan Surveilans
Epidemiologi Kesehatan Matra.

Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular.


Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit
menular dan faktor resiko untuk mendukung upaya pemberantasan
penyakit menular. Sesuai Keputusan Menteri
Kesehatan(Kepmenkes) No. 1479 Tahun 2003 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit
Tidak Menular Terpadu, Jenis penyakit yang termasuk didalam
Surveilans Terpadu Penyakit di Puskesmas meliputi kolera, diare, diare
berdarah, tifus perut klinis, TBC paru BTA (+), tersangka TBC paru,
kusta PB, kusta MB,campak, difteri, batuk rejan, tetanus,AFP, hepatitis
klinis, malaria klinis, malaria vivax, malaria falsifarum, malaria
mix, demam berdarah dengue, demam dengue, pneumonia, sifilis,
gonorrhoe, frambusia, filariasis, dan influenza.

Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.


Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit
tidak menular dan faktor resiko untuk mendukung upaya pemberantasan
penyakit tidak menular. Surveilans epidemiologi penyakit tidak menular
antara lain :
 Hipertensi, stroke dan penyakit jantung koroner
 Diabetes Melitus
 Neoplasma
 Penyakit paru obstruksi kronis
 Gangguan mental
 Masalah kesehatan akibat kecelakaan

Surveilans Epidemiologi Kesehatan Lingkungan dan Perilaku.


Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap penyakit dan
faktor resiko untuk mendukung program penyehatan lingkungan.
Surveilans epidemiologi kesehatan lingkungan dan perilaku, meliputi:
 Sarana air bersih
 Tempat-tempat umum (TTU)
 Pemukiman dan lingkungan perumahan
 Limbah industri, rumah sakit
 Vektor penyakit
 Kesehatan dan keselamatan kerja
 Rumah Sakit dan sarana pelayanan kesehatan lain, termasuk infeksi
nasokomial
 Perilaku merokok
 Pola makan diet
 Aktivitas fisik
Surveilans Epidemiologi Masalah Kesehatan.
Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah
kesehatan dan faktor resiko untuk mendukung program-program
kesehatan tertentu. Surveilan epidemiologi masalah kesehatan,
meliputi:
 SKPG (sistem kewaspadaan pangan dan gizi)
 Kekurangan Gizi mikro (kekurangan yodium, anemia gizi besi, kekurangan
vitamin A)
 Kekurangan Gizi makro (Gizi kurang, Gizi buruk)
 Gizi lebih
 Kesehatan ibu dan anak (termasuk kesehatan reproduksi)
 Usia lanjut
 Penyalahgunaan napza
 Penggunaan sediaan farmasi, obat, obat tradisional, bahan kosmetik dan
alat kesehatan
 Kualitas makanan dan bahan makanan tambahan

Surveilans Epidemiologi Kesehatan Matra.


Merupakan analisis terus menerus dan sistematis terhadap masalah
kesehatan dan faktor resiko untuk upaya mendukung program
kesehatan matra. Survelans epidemiologi masalah matra, meliputi:
 Kesehatan haji
 Kesehatan pelabuhan dan lintas batas perbatasan
 Bencanan dan masalah sosial
 Kesehatan matra laut dan udara
 KLB penyakit dan keracunan

Manfaat Surveilans Puskesmas


Adapun manfaat Surveilans Epidemiologi adalah:
 Deteksi Perubahan akut dari penyakit yang terjadi dan distribusinya
 Identifikasi dan perhitungan trend dan pola penyakit
 Identifikasi kelompok risiko tinggi menurut waktu, orang dan tempat
 Identifikasi factor risiko dan penyebab lainnya
 Deteksi perubahan pelayanan kesehatan yang terjadi
 Dapat memonitoring kecenderungan penyakit endemis
 Mempelajari riwayat alamiah penyakit dan epidemiologinya
 Memberikan informasi dan data dasar untuk proyeksi kebutuhan
pelayanan kesehatan dimasa datang
 Membantu menetapkan masalah kesehatan prioritas dan prioritas
sasaran program pada tahap perencanaan

Kegiatan Pokok Surveilans Puskesmas


 Pengumpulan data
 Tabulasi dan analisis data
 Penyebarluasan hasil dan informasi

Sumber data Surveilans Puskesmas


1. Laporan (catatan/registrasi)
o Kematian
o Kesakitan
o Laboratorium
o Kejadian Luar Biasa/Wabah
o Kasus individu
o Laporan penelitian (eksperimen atau observasi)
2. Survei khusus terhadap penyakit tertentu atau screening
3. Laporan vector binatang (reservoir)
4. Data lingkungan (sanitasi, geografi termasuk curah hujan, ketinggian,
dll)
5. Data penduduk (termasuk social budaya, komposisi umur, dll)
Peran dan Mekanisme Kerja Surveilans Terpadu Penyakit (STP) di
Puskesmas
 Pengumpulan dan Pengolahan Data. Unit surveilans Puskesmas
mengumpulkan dan mengolah data STP Puskesmas harian bersumber
dari register rawat jalan & register rawat inap di Puskesmas dan
Puskesmas Pembantu, tidak termasuk data dari unit pelayanan bukan
puskesmas dan kader kesehatan. Pengumpulan dan pengolahan data
tersebut dimanfaatkan untuk bahan analisis dan rekomendasi tindak
lanjut serta distribusi data.
 Analisis serta Rekomendasi Tindak Lanjut. Unit surveilans Puskesmas
melaksanakan analisis bulanan terhadap penyakit potensial KLB di
daerahnya dalam bentuk tabel menurut desa/kelurahan dan grafik
kecenderungan penyakit mingguan, kemudian menginformasikan hasilnya
kepada Kepala Puskesmas, sebagai pelaksanaan pemantauan wilayah
setempat (PWS) atau sistem kewaspadaan dini penyakit potensial KLB
di Puskesmas. Apabila ditemukan adanya kecenderungan peningkatan
jumlah penderita penyakit potensial KLB tertentu, maka Puskesmas
melakukan penyelidikan epidemiologi dan menginformasikan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Unit surveilans Puskesmas melaksanakan
analisis tahunan perkembangan penyakit dan menghubungkannya dengan
faktor risiko, perubahan lingkungan, serta perencanaan dan
keberhasilan program. Puskesmas memanfaatkan hasilnya sebagai bahan
profil tahunan, bahan perencanaan Puskesmas, informasi program dan
sektor terkait serta Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
 Umpan Balik. Unit surveilans Puskesmas mengirim umpan balik bulanan
absensi laporan dan permintaan perbaikan data ke Puskesmas Pembantu
di daerah kerjanya
 Laporan. Setiap minggu, Puskesmas mengirim data PWS penyakit
potensial KLB ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagaimana
formulir PWS KLB. Setiap bulan, Puskesmas mengirim data STP
Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan jenis penyakit
dan variabelnya sebagaimana formulir STP.PUS. Pada data PWS
penyakit potensial KLB dan data STP Puskesmas ini tidak termasuk data
unit pelayanan kesehatan bukan puskesmas dan data kader kesehatan.
Setiap minggu, Unit Pelayanan bukan Puskesmas mengirim data PWS
penyakit potensial KLB ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

Anda mungkin juga menyukai