Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN
Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan penetapan kadar sampel dengan KmnO4.

1.2 PRINSIP REAKSI


Prinsip praktikum kali ini berdasarkan titrasi redoks (reduksi-oksidasi), yaitu titrasi
yang didasari oleh reaksi oksidasi dan reduksi. Oksidasi adalah pelepasan elektron oleh suatu
zat, sedangkan reduksi adalah pengambilan elektron oleh suatu zat. Reaksi oksidasi ditandai
dengan bertambahnya bilangan oksidasi sedangkan reduksi sebaliknya. (Anonim, 2009)
Reaksi oksidasi reduksi adalah reaksi yang melibatkan penangkapan dan pelepasan
elektron. Dalam setiap reaksi redoks, jumlah elektron yang dilepaskan oleh reduktor harus
sama dengan jumlah elektron yang ditangkap oleh oksidator. Ada dua cara untuk
menyetarakan persamaan reaksi redoks yaitu metode bilangan oksidasi dan metode setengah
reaksi. Reaksi redoks dapat digunakan dalam analisis volumetri bila memenuhi syarat. Titrasi
redoks adalah titrasi suatu larutan standar oksidator dengan suatu reduktor atau sebaliknya,
dasarnya adalah reaksi oksidasi-reduksi antara titer dantitran. Dikenal bermacam-macam
titrasi redoks yaitu salah satunya permanganometri (Gandjar, 2007).

1.3 DASAR TEORI


Permanganometri yaitu titrasi yang didasarkan pada reaksi redoks ini, ion MnO4-
bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4- akan berubah menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam.
Teknik titrasi ini biasa digunakan untuk menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu
sampel. Kalium permanganat adalah oksidator paling baik utnuk menentukan kadar besi yang
terdapat dalam sampel dalam suasana asam menggunakan asam sulfat (basset, 1994).
Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak agen pereduksi berdasarkan
pereaksi ini. Namun beberapa pereaksi membutuhkan pemanasan atau penggunaan sebuah
katalis untuk mempercepat reaksi. Kalau bukan karena fakta bahwa banyak reaksi
permanganat berjalan lambat, akan lebih banyak kesulitan lagi yang akan ditemukan dalam
penggunaan reagen ini sebagai contoh, permanganat adalah agen unsur pengoksida, yang
cukup kuat untuk mengoksida Mn (II) menjadi MnO2 sesuai dengan persamaan
3Mn2+ + 2MnO4- + 2H2O 5MnO2 + 4H+
Pada permanganometri, titran yang digunakan adalah kalium permanganat. Kalium
permanganat mudah diperoleh dan tidak memerlukan indikator kecuali digunakan larutan
yang sangat encer serta telah digunakan secara luas sebagai pereaksi oksidasi selama 100
tahun lebih (Day & Underwood, 1986)
Kalium permanganat telah banyak dipergunakan sebagai agen pengoksidasi selama
lebih dari 100 tahun. Reagen ini dapat diperoleh dengan mudah, tidak mahal, dan tidak
membutuhkan indikator terkecuali untuk larutan yang amat encer. Satu tetes 0,1 N
permanganate memberikan warna merah muda yang jelas pada volume dari larutan yang
biasa dipergunakan dalam sebuah titrasi. Warna ini dipergunakan untuk mengidentifikasi
kelebihan reagen tersebut. Permanganate menjalani beragam reaksi kimia, karena mangan
dapat hadir dalam kondisi kondisi oksidasi +2,+3,+4,+6 dan +7. Reaksi yang paling umum
ditemukan dalam laboratorium adalah reaksi yang terjadi dalam larutan larutan yang bersifat
amat asam 0,1 N atau lebih.
MnO4- + 8 H+ + 5 e- ⇌ Mn2+ + 4 H2O Eo = +1.51V
(Underwood. 2002)
Kelarutan : semua permanganat larut dalam air, membentuk larutan ungu
(lembayung-kemerahan). Reduksi permanganate dalam larutan asam, reduksi ini berlangsung
sampai ion permanganate (II) yang tak berwarna. Zat pereduksi yang boleh digunakan antara
lain asam oksalat, dengan adanya asam sulfat menghasilkan gas karbon dioksida. Reaksi ini
lambat pada suhu kamar tapi menjadi cepat pada suhu 60o C. Ion mangan (II) mengkatalis
reaksi ini. Jadi, reaksi ini adalah otokatalis sekali ion mangan (II) telah terbentuk reaksi
semakin menjadi cepat. Pada larutan basa permanganate kehilangan warnanya, tetapi mangan
dioksida mengendap dengan adanya larutan natrium hidroksida, kalium iodida berubah
menjadi kalium iodat dan natrium sulfit berubah menjadi natrium sulfat dengan mendidihkan.
(Svehla. 1985)
Rumus yang digunakan dalam titrasi permanganometri diantaranya :
a. Menghitung BE = ½ Mr

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑍𝑎𝑡
b. Menghitung normalitas = 𝐵𝐸 𝑥 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛

𝑁1+𝑁2+𝑁3
c. Menghitung normalitas rata-rata = 3
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑁 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 𝑥 𝐵𝐸
d. Menghitung %kadar = 𝑥100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑢𝑗𝑖

%𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 1+ %𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 2+ %𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 3


e. Menghitung %kadar rata-rata = 3

1.4 ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Timbangan
2. Buret
3. Erlemenyer
4. Gelas ukur
5. Beker glass
6. Kertas perkamen
7. Pipet tetes
8. Labu ukur
9. Hot plate
10. Statif + Klem
11. Corong
12. Hot plate
B. Bahan
1. Aquadest
2. KMnO4
3. H2SO4 2N
4. C2H2O4
5. Fe

1.5 CARA KERJA


A. Pembakuan larutan titran KmnO4
Timbang seksama 150 mg asam oksalat (C2H2O4).

Masukkan ke dalam erlemenyer 100 ml.

Tambahkan dengan 15 ml H2SO4 2N.


Panaskan pada suhu ± 70oC.

Titrasi dengan KmnO4 0,1 N hingga warna merah jambu mantap.

Lakukan pembakuan triplo (tiga kali).

Hitung normalitas pembakuan.


B. Penetapan kadar
Timbang seksama 150 mg Fe.

Masukkan ke dalam erlemenyer 100 ml.

Tambahkan dengan 15 ml H2SO4 2N.

Panaskan pada suhu ± 70oC.

Titrasi dengan KmnO4 0,1 N hingga warna merah jambu mantap.

Lakukan penetapan kadar triplo (tiga kali).

Hitung kadar larutan.


BAB II

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

2.1 HASIL PENGAMATAN


A. Data Pembakuan
Asam Oksalat (C2H2O4)
Volume
Zat + kertas perkamen Kertas perkamen + sisa zat Berat zat
titran
(mg) (mg) (mg)
KmnO4(ml)
A B (A-B)
150 mg 0 mg 150 mg 3 ml
150 mg 0 mg 150 mg 2,5 ml
150 mg 0 mg 150 mg 4 ml
Rata-rata 3,167 ml

B. Data Penetapan Kadar


Fe
Zat + kertas perkamen Kertas perkamen + sisa zat Berat zat Volume titran
(mg) (mg) (mg) KmnO4 (ml)
A B (A-B)
150 mg 0 mg 150 mg 7,5 ml
150 mg 0 mg 150 mg 1,5 ml
150 mg 0 mg 150 mg 1 ml
Rata-rata 3,33 ml

2.2 PERHITUNGAN

1) Normalitas Larutan
 Mr C2H2O4 = ( 2 X 12) + ( 2 X 1) + ( 4 X 16)

= 24 + 2 + 64

= 106

 BE C2H2O4 = ½ (90)
= 45
150
 Normalitas 1 = = 1,11 𝑁
45 𝑥 3

150
 Normalitas 2 = = 1,33 𝑁
45 𝑥 (2,5)
150
 Normalitas 3 = 45 𝑥 4 = 0,83 𝑁

1,11+1,33+0,83 3,27
 Normalitas rata-rata = = = 1,09 N
3 3

2) Penetapan Kadar
 Ar Fe = 56
 BE Fe = 56
150
 Normalitas 1 = = 0,357 𝑁
56 𝑥 7,5
150
 Normalitas 2 = = 1,785 𝑁
56 𝑥 1,5
150
 Normalitas 3 = = 2,678 𝑁
56 𝑥 1

0,375+1,785+2,678 4,838
 Normalitas rata-rata = = = 1,612 N
3 3
7,5 𝑚𝑙 𝑥 1,612 𝑥 56
 % Kadar 1 = 𝑥100% = 4,5136 %
150

1,5 𝑚𝑙 𝑥 1,612 𝑥 56
 % kadar 2 = 𝑥100% = 0,3894 %
150

1 𝑚𝑙 𝑥 1,612 𝑥 56
 % kadar 3 = 𝑥100% = 0,6018 %
150

4,5136 % + 0,3849 % + 0,6018 %


 % kadar rata rata = = 1,8354 %
3

2.3 PEMBAHASAN

Pada percobaan ini, pembakuan larutan titran KMnO4 yang pertama kali dilakukan
dengan melarutkan 150 mg asam oksalat dengan 15 ml H2SO4 2N di dalam erlemenyer 100
ml. Lalu, dipanaskan pada suhu ± 70oC. Setelah itu, dititrasi dengan KMnO4 0,1 N dan
dilakukan pembakuan triplo (tiga kali).

Hasil yang didapat setelah dititrasi menggunakan KMnO4 0,1 N, sampel pertama
larutan berhasil berubah warna menjadi merah muda mantap dengan volume titran 3 ml.
Sampel kedua pun larutan berhasil berubah warna menjadi merah muda mantap dengan
volume titran 2,5 ml, begitu juga dengan sampel ketiga larutan berhasil berubah warna
menjadi merah muda mantap dengan volume titran 4 ml. Reaksi yang didapat dalam
pembakuan

2MnO4- + 5(COO)22- + 16H+ → 10CO2(g) + 2Mn2+ + 8H2O

Namun saat ketiga sampel tersebut sudah dititrasi dan didiamkan, larutan berubah
warna menjadi bening kembali. Hasil perhitungan normalitas pada sampel pertama adalah
1,11 N, pada sampel kedua adalah 1,33 N, dan pada sampel ketiga adalah 0,83 N. Normalitas
rata-rata 1,09 N.

Percobaan kedua yang dilakukan adalah penetapan kadar Fe dengan melarutkan 150
mg Fe dengan 15 ml dengan 15 ml H2SO4 2N di dalam erlemenyer 100 ml. Lalu, dipanaskan
pada suhu ± 70oC. Setelah itu, dititrasi dengan KmnO4 0,1 N dan dilakukan penetapan kadar
triplo (tiga kali).

Hasil yang didapat setelah dititrasi menggunakan KMnO4 0,1 N, sampel pertama
larutan berubah warna menjadi ungu dengan volume titran 7,5 ml. Sampel kedua larutan
berhasil berubah warna menjadi merah muda mantap dengan volume titran 1,5 ml, begitu
juga dengan sampel ketiga larutan berhasil berubah warna menjadi merah muda mantap
dengan volume titran 1 ml. Reaksi yang didapat dalam pembakuan

5Fe2+ + MnO4- + 8H+ → Mn+ + 5Fe3+ + 4H2O

Pada sampel pertama larutan berubah menjadi warna ungu karena tetesan titran terlalu
banyak. Satu tetes 0.1N permanganate memberikan warna merah muda yang jelas pada
volume dari larutan yang biasa dipergunakan dalam sebuah titrasi. Warna ini dipergunakan
untuk mengidentifikasi kelebihan reagen tersebut. (Hamdani Syarif,2012)

Hasil perhitungan normalitas untuk penetapan kadar pada sampel pertama adalah
0,375 N, pada sampel kedua adalah 1,785 N, dan pada sampel ketiga adalah 2,678 N.
Normalitas rata-rata 1,612 N. Persen kadar pada sampel pertama adalah 4,5136%, pada
sampel kedua 0,3894%, dan pada sampel ketiga 0,6018%. Persen kadar rata-rata adalah
1,8354%.
KESIMPULAN

Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan :

1. Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium


permanganate (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang
terjadi antara KMnO4 dengan larutan baku tertentu.
2. Rata-rata normalitas larutan C2H2O4 adalah 1,09 N.
3. Rata-rata normalitas larutan Fe adalah 2,678 N.
4. %kadar rata-rata larutan Fe adalah 1,834%.
DAFTAR PUSTAKA

Kurniasih, Nia dan Siti Rahmah.2019.Penuntun Praktikum Kimia Dasar.Ciamis:STIKes


Muhammadiyah Ciamis.

Yasinta, Yasa Esa.2014.Jurnal Praktikum Kimia Analitik II Titrasi


Permanganometri.(Academia.edu) pada tanggal 25 November 2019.

Setiartini, Yeni.2014.Laporan Praktikum Kimia Analitik 2 Titrasi


Permanganometri.(Academia.edu) pada tanggal 25 November 2019.

Jr., R.A. Day Dan Underwood,A.L.2002.Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.

Svehla, G.1985.Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian I Edisi ke Lima.
Jakarta: PT.Kalman Media Pusaka.

Syarif Hamdani, dkk.2012.Panduan Praktikum Kimia Analisis.Diakses dari


(http://www.stfi.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/Diktat-Praktikum-Kimia-Analisis.pdf)
pada tanggal 4 Desember 2019.

Anonim.2009.Permanganonetri Praktikum.Diakses dari internet (http//-


www.rumahkimia.wordpress.com) pada tanggal 4 Desember 2019.

Day,R.A. dan A.L. Underwood.1986.Analisa Kimia Kuantitatif Edisi ke-3.Jakarta : Erlangga.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai