PENDAHULUAN
1.1 TUJUAN
Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan penetapan kadar sampel dengan KmnO4.
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑍𝑎𝑡
b. Menghitung normalitas = 𝐵𝐸 𝑥 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛
𝑁1+𝑁2+𝑁3
c. Menghitung normalitas rata-rata = 3
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚 𝑡𝑖𝑡𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝑁 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑘𝑢𝑎𝑛 𝑥 𝐵𝐸
d. Menghitung %kadar = 𝑥100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑧𝑎𝑡 𝑢𝑗𝑖
2.2 PERHITUNGAN
1) Normalitas Larutan
Mr C2H2O4 = ( 2 X 12) + ( 2 X 1) + ( 4 X 16)
= 24 + 2 + 64
= 106
BE C2H2O4 = ½ (90)
= 45
150
Normalitas 1 = = 1,11 𝑁
45 𝑥 3
150
Normalitas 2 = = 1,33 𝑁
45 𝑥 (2,5)
150
Normalitas 3 = 45 𝑥 4 = 0,83 𝑁
1,11+1,33+0,83 3,27
Normalitas rata-rata = = = 1,09 N
3 3
2) Penetapan Kadar
Ar Fe = 56
BE Fe = 56
150
Normalitas 1 = = 0,357 𝑁
56 𝑥 7,5
150
Normalitas 2 = = 1,785 𝑁
56 𝑥 1,5
150
Normalitas 3 = = 2,678 𝑁
56 𝑥 1
0,375+1,785+2,678 4,838
Normalitas rata-rata = = = 1,612 N
3 3
7,5 𝑚𝑙 𝑥 1,612 𝑥 56
% Kadar 1 = 𝑥100% = 4,5136 %
150
1,5 𝑚𝑙 𝑥 1,612 𝑥 56
% kadar 2 = 𝑥100% = 0,3894 %
150
1 𝑚𝑙 𝑥 1,612 𝑥 56
% kadar 3 = 𝑥100% = 0,6018 %
150
2.3 PEMBAHASAN
Pada percobaan ini, pembakuan larutan titran KMnO4 yang pertama kali dilakukan
dengan melarutkan 150 mg asam oksalat dengan 15 ml H2SO4 2N di dalam erlemenyer 100
ml. Lalu, dipanaskan pada suhu ± 70oC. Setelah itu, dititrasi dengan KMnO4 0,1 N dan
dilakukan pembakuan triplo (tiga kali).
Hasil yang didapat setelah dititrasi menggunakan KMnO4 0,1 N, sampel pertama
larutan berhasil berubah warna menjadi merah muda mantap dengan volume titran 3 ml.
Sampel kedua pun larutan berhasil berubah warna menjadi merah muda mantap dengan
volume titran 2,5 ml, begitu juga dengan sampel ketiga larutan berhasil berubah warna
menjadi merah muda mantap dengan volume titran 4 ml. Reaksi yang didapat dalam
pembakuan
Namun saat ketiga sampel tersebut sudah dititrasi dan didiamkan, larutan berubah
warna menjadi bening kembali. Hasil perhitungan normalitas pada sampel pertama adalah
1,11 N, pada sampel kedua adalah 1,33 N, dan pada sampel ketiga adalah 0,83 N. Normalitas
rata-rata 1,09 N.
Percobaan kedua yang dilakukan adalah penetapan kadar Fe dengan melarutkan 150
mg Fe dengan 15 ml dengan 15 ml H2SO4 2N di dalam erlemenyer 100 ml. Lalu, dipanaskan
pada suhu ± 70oC. Setelah itu, dititrasi dengan KmnO4 0,1 N dan dilakukan penetapan kadar
triplo (tiga kali).
Hasil yang didapat setelah dititrasi menggunakan KMnO4 0,1 N, sampel pertama
larutan berubah warna menjadi ungu dengan volume titran 7,5 ml. Sampel kedua larutan
berhasil berubah warna menjadi merah muda mantap dengan volume titran 1,5 ml, begitu
juga dengan sampel ketiga larutan berhasil berubah warna menjadi merah muda mantap
dengan volume titran 1 ml. Reaksi yang didapat dalam pembakuan
Pada sampel pertama larutan berubah menjadi warna ungu karena tetesan titran terlalu
banyak. Satu tetes 0.1N permanganate memberikan warna merah muda yang jelas pada
volume dari larutan yang biasa dipergunakan dalam sebuah titrasi. Warna ini dipergunakan
untuk mengidentifikasi kelebihan reagen tersebut. (Hamdani Syarif,2012)
Hasil perhitungan normalitas untuk penetapan kadar pada sampel pertama adalah
0,375 N, pada sampel kedua adalah 1,785 N, dan pada sampel ketiga adalah 2,678 N.
Normalitas rata-rata 1,612 N. Persen kadar pada sampel pertama adalah 4,5136%, pada
sampel kedua 0,3894%, dan pada sampel ketiga 0,6018%. Persen kadar rata-rata adalah
1,8354%.
KESIMPULAN
Jr., R.A. Day Dan Underwood,A.L.2002.Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.
Svehla, G.1985.Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian I Edisi ke Lima.
Jakarta: PT.Kalman Media Pusaka.