Nama: Tn. A Umur: thn Kamar:351-6 Dx: Efusi Pleura Dr: Rury
No Dx Implementasi Evaluasi
Tgl
1 Ketidakefektifan pola At 08.00 At 13.45
nafas b.d hiperventilasi 1. Mengukur ttv dan S: “Masih Sesak”
Ds : auskultasi
- Pasien mengatakan pernapasan pasien O:
sesak nafas. Sesak 2. Memposisikan Pasien tampak
dirasakan seperti pasien dengan posisi bernafas dengan
tertimpa beban berat. semi fowler teregah-engah.
Do : 3. Memonitor tetesan Terdengar suara ronchi
- Pasien tampak infus RR:21x/menit
bernafas dengan At 10.30 Terpasang O2 nasal
teregah-engah. 4. Berkolaborasi dalam canul 4 l/menit.
- Terdengar suara pemberian terapi A:Masalah Teratasi
ronchi Nebulizer Sebagian
- RR : 26x/menit P: Lanjutkan Intervensi
Terpasang O2 nasal
canul 4 l/menit.
2 Kelebihan voume cairan At 08.00 At 13.30
b.d gangguan 1. Mengukur TTV S: “didada terasa berat
mekanisme regulasi pasien seperti tertimpa beban
Ds : 2. Memonitor cairan berat”
- Pasien mengatakan infus
didada terasa berat 3. Memonitor Status O:
seperti tertimpa beban Hidrasi Pasien - Pasien terlihat lemas,
berat, dirasa semakin 4. Memposisikan - CRT <2 detik
memberat sejak pasien dengan posisi
seminggu SMRS semi fowler A: Masalah Teratasi
Do : Sebagian
-Pasien terlihat lemas
-CRT 2 detik. P: Lanjutkan Intervensi
- Klien tampak hanya
terbaring di tempat
tidur dan jarang
melakukan aktivitas
karena merasa sesak.
Input Cairan : Infus :
500cc/8jam
57
Lanjutan
No Dx Implementasi Evaluasi
Tgl
1 Ketidakefektifan pola At 08.00 At 13.45
nafas b.d hiperventilasi 1. Mengukur ttv dan S: “Masih Sesak”
Ds : auskultasi
- Pasien mengatakan pernapasan pasien O:
sesak nafas. Sesak 2. Memposisikan Pasien tampak
dirasakan seperti pasien dengan posisi bernafas tidak
tertimpa beban berat. semi fowler terengah engah
Do : 3. Memonitor tetesan RR:21x/menit
- Pasien tampak infus Terpasang O2 nasal
bernafas dengan At 10.30 canul 2 l/menit.
teregah-engah. 4. Berkolaborasi dalam A:Masalah Teratasi
- Terdengar suara pemberian terapi P: Hentikan Intervensi
ronchi Nebulizer
- RR : 26x/menit At 11.30
Terpasang O2 nasal 5. Berkolaborasi
canul 4 l/menit. dengan dokter untuk
tindakan Pungsi
Pleura
2 Kelebihan voume cairan At 08.00 At 13.30
b.d gangguan 1. Mengukur TTV S: “didada tidak terasa
mekanisme regulasi pasien berat lagi”
58
Ds : 2. Memonitor cairan
- Pasien mengatakan infus O:
didada terasa berat 3. Memonitor Status - Pasien sedikit lemas,
seperti tertimpa beban Hidrasi Pasien - CRT <2 detik
berat, dirasa semakin 4. Memposisikan
memberat sejak pasien dengan posisi A: Masalah Teratasi
seminggu SMRS semi fowler Sebagian
Do :
-Pasien terlihat lemas P: Hentikan Intervensi
-CRT 2 detik.
- Klien tampak hanya
terbaring di tempat
tidur dan jarang
melakukan aktivitas
karena merasa sesak.
Input Cairan : Infus :
500cc/8jam
3 Nyeri akut b.d At 08.00 At 13.30
terangsangnya saraf 1. Merapihkan tempat S: “Sudah tidak nyeri
intra thorax sekunder tidur dan lingkungan lagi mas”
pasien
terhadap iritasi pleura
2. Melakukan O:
Ds: klien mengatakan pengkajian nyeri - Skala nyeri 1 (0-10)
nyeri dada secara komprehensif - Pasien tidak meringis
Do: At 10.00
- Skala nyeri 4(0-10) 3. Mengajarkan teknik A: Masalah Teratasi
- klien tampak meringis relaksasi dengan
cara Tarik napas P: Hentikan intervensi
dalam
4. Mengajarkan Teknik
batuk efektif
5. Memberikan obat
analgetik
Paracetamol
59
3.6.1 Topik
Pada akhirnya proses penyuluhan pasien dan keluarga mampu memahami teknik batuk
3.6.4 Sasaran
3.6.5 Materi
Metode batuk dengan benar dimana energi dapat dihemat sehingga tidak mudah lelah
2) Pada tarikan nafas dalam yang terakhir, nafas ditahan selama 1-2 detik
3) Angkat bahu dan dada dilonggarkan serta batukkan dengan kuat dan spontan
5) atau “hhuf..huf..huf”
1) Tissue/sapu tangan
5. Etika Batuk
61
Langkah 1 Sedikit berpaling dari orang yang ada disekitar kita, tutup hidung dan mulut
dengan menggunakan tissue atau sapu tangan atau dengan lengan atas dalam baju anda
Langkah 3 Ambil kesempatan untuk mencuci tangan dikamar kecil terdekat atau
3.6.6 Metode
1) Ceramah
2) Tanya jawab
3.6.7 Media
Leaflet
3.6.8 Evaluasi